BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas di Bursa Efek Indonesia (BEI) kini berkembang dengan pesat. Salah satu faktor perkembangannya adalah tingginya permintaan audit terhadap laporan keuangan. Karena dengan adanya penyajian laporan keuangan yang telah diaudit tersebut dapat memberikan informasi secara efisien dan efektif kepada para pembuat keputusan bisnis. Menurut Sejati (2007) ketepatan waktu penyusunan atas pelaporan suatu laporan keuangan perusahaan bisa berpengaruh pada nilai laporan keuangan tersebut. Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal. Karena laporan keuangan auditan yang didalamnya memuat informasi laba yang dihasilkan oleh perusahaan bersangkutan dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan yang dimiliki oleh investor. Dalam penelitian Subekti dan Widiyanti (2004) menunjukkan bahwa keterlambatan pengumuman laba menyebabkan abnormal returns sedangkan pengumuman laba menyebabkan hal yang sebaliknya. Keterlambatan pelaporan, secara tidak langsung juga diartikan oleh investor sebagai sinyal yang buruk bagi perusahaan. Setiap perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) wajib menyampaikan laporan keuangan yang telah disusun oleh Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan secara berkala yaitu perusahaan go public wajib memberikan laporan keuangan setiap
tahun paling lambat 90 hari setelah tanggal berakhirnya laporan keuangan tahunan. Ketepatwaktuan perusahaan dalam mengumumkan laporan keuangan kepada Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan juga masyarakat umum tergantung dari ketepatwaktuan oleh auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya. jika terjadi penundaan baik sengaja atau tidak dalam pelaporan keuangannya, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatwaktuan (timeliness) dalam penyajian laporan keuangan kepada publik di Indonesia telah diatur dalam UU No.8/PM/1996 tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala. Ketepatwaktuan pelaporan atau penyusunan suatu laporan audit atas laporan keuangan perusahaan bisa mempengaruhi nilai laporan keuangan tersebut. Jika penyampaian informasi terlambat akan menimbulkan reaksi negatif dari perilaku pasar modal, karena didalam laporan keuangan auditan tersebut terdapat informasi penting, seperti laba yang dihasilkan oleh perusahaan dijadikan sebagai salah satu dasar untuk pengambilan keputusan pada saat menjual atau membeli proporsi saham yang dimiliki oleh investor, artinya informasi laba dari laporan keuangan yang dipublikasikan akan penurunan harga atau menyebabkan kenaikan saham. Standar audit, menurut Generally Accepted Auditing Standards (GAAS), khususnya standar umum ketiga menyatakan bahwa audit wajib dilakukan dengan penuh ketelitian dan kecermatan. Disamping itu, standar pekerjaan lapangan menyatakan bahwa audit harus dilakukan dengan cara pengumpulan alat bukti yang memadai serta perencanaan yang matang. Hal tersebut terkadang
menyebabkan lamanya suatu proses pengauditan dilakukan, sehingga akan terjadi keterlambatan pada saat laporan keuangan dipublikasikan. Perkembangan pasar modal di indonesia saat ini berdampak pada tingginya permintaan akan audit laporan keuangan. Perusahaan go public wajib menyampaikan laporan kuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan telah diaudit oleh Akuntan publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). Hasil dari audit atas perusahaan go public memiliki tanggung jawab serta konsekuensi yang besar. Tanggung jawab tersebut dapat memicu auditor untuk bekerja dengan hati-hati dan selalu bersikap profesional, salah satunya adalah ketepatan waktu penyampaian laporan auditnya. Penyajian laporan auditnya dapat digunakan bila disajikan dengan data yang akurat dan tepat waktu pada saat dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan. Tujuan dari penyajian laporan keuangan ini untuk menyediakan informasi tentang posisi keuangan perusahaan, arus kas perusahaan serta perubahan posisi keuangan yang sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan bisnis perusahaan serta berpengaruh terhadap perkembangan profesi akuntan publik di indonesia. Trianto (2006) menyatakan bahwa di dalam standar pekerjaan lapangan memuat pernyataan bahwa audit harus dilaksanakan dengan perencanaan yang matang serta pengumpulan alat-alat pembuktian yang cukup memadai. Hal tersebut terkadang menyebabkan lamanya proses pengauditan yang dilaksanakan, sehingga publikasi laporan keuangan yang diharapkan secepat mungkin menjadi terlambat. Perbedaan waktu antara tanggal opini audit dalam laporan keuangan dan tanggal laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu
penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor, kondisi seperti ini sering disebut sebagai Audit Delay. Menurut Imam Subekti dan Widiyanti (2004) menyatakan pada tahun 2001 rata-rata waktu tunggu pelaporan ke BAPEPAM dari waktu antara tanggal laporan sampai tanggal opini auditor membutuhkan waktu 98 hari. Jika hal ini dilihat dari batas waktu 90 hari yang ditetapkan BAPEPAM masih banyak perusahaan publik yang belum mampu mematuhi peraturan informasi di Indonesia. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi audit delay dan dalam penelitian ini hanya menganalisa 7 faktor yang menyebabkan semakin lamanya audit delay diantaranya ialah ukuran perusahaan, solvabilitas, profitabilitas, laba atau rugi operasi perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, reputasi auditor dan opini auditor. Menurut Boynton dan Kell (1996:152) menyatakan bahwa audit delay akan semakin lama jika ukuran perusahaan yang akan di audit semakin besar. Sehingga semakin besar perusahaan maka semakin banyak jumlah sampel (anak perusahaan) yang harus diambil maka akan semakin luas prosedur audit dilakukan. Namun, hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2008) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifkan terhadap audit delay yang berarti bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka semakin pendek audit delay dan sebaliknya semakin kecil ukuran perusahaan maka akan semakin panjang audit delay. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar biasanya memilki sistem pengendalian internal yang baik, sehingga dapat
mengurangi tingkat kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan dan memudahkan auditor dalam melakukan audit laporan keuangan. Pada penelitian Rachmawati (2008) perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2003-2005 menyatakan bahwa solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hal ini menunjukan perusahaan dengan utang yang besar ataupun perusahaan dengan utang kecil sama-sama tidak mempunyai pengaruh terhadap lamanya audit delay. Namun, menurut Carslaw dan Kaplan (1991) menyatakan bahwa solvabilitas yang diukur dengan Total Debt to Total Asset Ratio (TDTA) berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Proses pengauditan utang relatif membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan pengauditan ekuitas. Profitabilitas merupakan keberhasilan perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2010) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi selalu ingin mempubliskasikan sesegera mungkin laporan keuangannya, sebab hal itu merupakan good news yang akan mempertinggi nilai perusahaan di mata pihak-pihak yang berkepentingan. Sebaliknya jika tingkat profitabilitasnya rendah maka akan terjadi kemunduran dalam mempubliskasikan laporang keuangan. Menurut Carslaw dan Kaplan (1991) terdapat dua alasan apabila perusahaan mengalami kerugian maka akan lebih cenderung mengalami audit
delay lebih lama, yakni (1) pada saat perusahaan mengalami rugi maka perusahaan ingin menunda bad news sehingga perusahaan meminta auditor untuk menjadwal ulang penugasan audit; (2) auditor akan bertindak lebih hati-hati dalam proses audit jika percaya bahwa kerugian ini mungkin disebabkan oleh kegagalan keuangan perusahaan atau kecurangan manajemen. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Subagyo (2009) menyatakan laporan keuangan laba atau rugi peusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada kecenderungan bagi perusahaan yang mengalami laba dan juga perusahaan yang mengalami kerugian untuk menyampaikkan laporan keuangannya tepat waktu. Namun, bebeda dengan hasil penelitian kartika (2009) menyatakan laba atau rugi perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Hal ini sejalan dengan pendapat Carslaw dan Kaplan (1991)yang menyatakan bahwa semakin besar laba suatu perusahaan akan semakin pendek audit delaynya. Menurut Ashton et al. (1987:285) kompleksitas operasi perusahaan bepengaruh secara positif terhadap audit delay. Hal tersebut disebabkan karena auditor akan menghabiskan banyak waktu dalam menyelesaikan tugas audit pada perusahaan klien yang mengalami peningkatan kompleksitas operasi perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahardja (2012) menyatakan kompleksitas operasi perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hal ini disebabkan perusahaan telah mengantisipasinya dengan keberadaan sumberdaya yang lebih besar sehingga kompleksitas operasional tidak menjadi masalah dalam mengurangi waktu penyusunan laporan keuangan.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Subagyo (2009) menyatakan bahwa reputasi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar ukuran kantor akuntan publik tersebut, maka akan semakin panjang audit delaynya atau dengan kata lain perusahaan yang diaudit oleh akuntan publik The Big Four akan mempunyai audit delay yang lebih panjang daripada perusahaan yang diaudit oleh akutan publik Non The Big Four. Namun, hasil penelitian Hidayah (2014) menyatakan reputasi auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang di audit oleh kantor akuntan publik Non The Big Four mengalami audit delay yang lebih singkat daripada perusahaan yang di audit oleh kantor akuntan publik The Big Four. Menurut penelitian Trianto (2006) menyatakan bahwa perusahaan go public tahun 2004 menemukan adanya hubungan positif antara opini auditor dengan audit delay. Perusahaan yang menerima pendapat selain unqualified opinion menunjukkan audit delay lebih lama dibandingkan dengan perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang menerima pendapat selain unqualified opinion dianggap sebagai kabar buruk, sehingga penyampaian laporan keuangannya akan diperlambat. Beberapa penelitian tentang audit delay telah dilakukan dengan mengindentifikasi berbagai faktor-faktor penyebabnya serta hasil yang diperoleh dapat berbeda-beda, sehingga saya tertarik untuk melakukan penelitian ini kembali. Dengan demikian penelitian ini menguji "Analisis Faktor-Faktor yang
Berpengaruh Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2011-2014". 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, maka perumusan masalahan antara lain: 1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay? 2. Apakah solvabilitas berpengaruh terhadap audit delay? 3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay? 4. Apakah laba atau rugi operasi perusahaan berpengaruh terhadap audit delay? 5. Apakah kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh terhadap audit delay? 6. Apakah reputasi auditor berpengaruh terhadap audit delay? 7. Apakah opini auditor berpengaruh terhadap audit delay? 8. Apakah ukuran perusahaan, solvabilitas, profitabilitas, laba atau rugi operasi perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, reputasi auditor dan opini auditor secara serentak berpengaruh terhadap audit delay? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini ialah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dari faktor-faktor tersebut. Adapun tujuannya adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit delay. 2. Mengetahui pengaruh solvabilitas terhadap audit delay.
3. Mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap audit delay. 4. Mengetahui pengaruh laba atau rugi operasi perusahaan terhadap audit delay. 5. Mengetahui pengaruh kompleksitas operasi perusahaan terhadap audit delay. 6. Mengetahui pengaruh reputasi auditor terhadap audit delay. 7. Mengetahui pengaruh opini auditor terhadap audit delay. 8. Mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, solvabilitas, profitabilitas, laba atau rugi operasi perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, reputasi auditor dan opini auditor secara serentak terhadap audit delay. 1.4 Manfaat Penelitian Data dan informasi sebagai hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Kontribusi Praktisis Bagi perusahaan diharapkan hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tentang pentingnya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi audit delay kepada pihak manajemen agar perusahaan tersebut mampu menyajikan laporan keuangan perusahaan tepat waktu. Dan untuk para investor dapat digunakan untuk bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
2. Kontribusi Teoritis Bagi auditor dan akademisi hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan menjadi sumber informasi dan untuk pembanding bagi mereka yang ingin melakukan penelitian selanjutnya di bidang ini dan sebagai bahan referensi. 3. Kontribusi Kebijakan Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan pertimbangan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dalam mengatur kegiatan di pasar modal tentang ketepatan waktu saat penyampaian laporan keuangan dan sebagai pertimbangan para investor untuk menentukan kebijaksanaan penanaman modalnya apakah perusahaan tersebut mempunyai peluang yang cukup baik. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan latar belakang permasalahan yang sudah diungkapkan sebelumnya, maka peneliti perlu memberikan pembatasan terhadap ruang lingkup penelitian agar tujuan penelitian ini dapat lebih terarah. Beberapa batasan masalah adalah sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay. Faktor-faktor tersebut adalah ukuran perusahaan, solvabilitas, profitabilitas, laba atau rugi operasi peusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, reputasi auditor dan opini auditor pada Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2011-2014.
2. Data yang digunakan adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan dan laporan auditor tentang pemberian pendapat akuntan publik yang dipublikasikan pada tahun 2011-2014.