KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 751/MPP/Kep/11/2002 TENTANG KETENTUAN IMPOR BESI ATAU BAJA CANAI LANTAIAN

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 711/MPP/Kep/12/2003

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN RI NOMOR 417/MPP/Kep/6/2003 TANGGAL 17 JUNI 2003 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 418/MPP/Kep/6/2003 TENTANG KETENTUAN IMPOR NITRO CELLULOSE (NC)

Menteri Perindustrian Dan Perdagangan Republik Indonesia. KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR : 364/MPP/Kep/8/1999 TENTANG

DIREKTORAT JENDERA PERDAGANGAN LUAR NEGERI DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PENGAKUAN SEBAGAI IMPORTIR PRODUSEN CHLOROFLUROCARBON (IP-CFC)

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 9/MPP/Kep/1/2004 TENTANG KETENTUAN IMPOR BERAS

TATA NIAGA IMPOR GULA KASAR (RAW SUGAR) (Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN. NOMOR : 643/MPP/Kep/9/2002 TENTANG TATA NIAGA IMPOR GULA

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN R.I. NOMOR 662/MPP/Kep/10/2003, TANGGAL 23 OKTOBER 2003

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN. REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 141/MPP/Kep/3/2002 TENTANG NOMOR PENGENAL IMPORTIR KHUSUS (NPIK)

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 732/MPP/Kep/10/2002 TENTANG TATA NIAGA IMPOR TEKSTIL

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 360/MPP/Kep/5/2004 TENTANG KETENTUAN IMPOR GARAM

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/M-DAG/PER/9/2005 TENTANG KETENTUAN IMPOR GARAM MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 40/MPP/Kep/1/2003 TENTANG ANGKA PENGENAL IMPORTIR (API)

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1948 tentang Mencabut Peraturan Dewan Pertahanan Negara Nomor 14 dan Menetapkan Peraturan T

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR 35/M-DAG/PER/5/2012

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 550/MPP/Kep/10/1999 TENTANG ANGKA PENGENAL IMPORTIR (API)

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 527/MPP/Kep/9/2004 TENTANG KETENTUAN IMPOR GULA

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 06/M-DAG/PER/1/2007 TENTANG VERIFIKASI ATAU PENELUSURAN TEKNIS IMPOR KERAMIK

ALTERNATIF 2 PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 39/M-DAG/PER/10/2010 TENTANG KETENTUAN IMPOR BARANG JADI OLEH PRODUSEN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Impor Besi. Baja. Ketentuan Impor.

Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 15/M-DAG/PER/3/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : /11/M-DAG/PER/3/2010 TENTANG

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN R.I NOMOR : 15/M-DAG/PER/3/2007 TANGGAL : 30 Maret 2007 DAFTAR LAMPIRAN

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 458/MPP/Kep/7/2003 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI. b. bahwa untuk itu perlu dikeluarkan Keputusan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri.

Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 45/M-DAG/PER/9/2009 TENTANG ANGKA PENGENAL IMPORTIR (API)

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/M-DAG/PER/1/2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERDAGANGAN. Angka Pengenal Importir.

2017, No menetapkan Peraturan Menteri Perdagangan tentang Ketentuan Ekspor Sisa dan Skrap Logam; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 199

Keputusan Menteri Perindustrian Dan Perdagangan No. 231 Tahun 1997 Tentang : Prosedur Impor Limbah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA : 04/M-DAG/PER/1/2007 TENTANG KETENTUAN EKSPOR TIMAH BATANGAN

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 29/M-DAG/PER/6/2009??/M-DAG/PER/6/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 58/M-DAG/PER/12/2010 TENTANG KETENTUAN IMPOR BARANG MODAL BUKAN BARU

2017, No Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10

2016, No turunannya; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Me

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 40/M-DAG/PER/9/2009 TENTANG VERIFIKASI ATAU PENELUSURAN TEKNIS IMPOR KACA LEMBARAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2018, No Perdagangan Dunia) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Impor Barang Modal. Bukan Baru.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Impor Barang Modal. Bukan Baru.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2018, No Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tah

TENTANG KETENTUAN IMPOR DAN EKSPOR BERAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pe

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 61/MPP/Kep/2/2004 TENTANG PERDAGANGAN GULA ANTAR PULAU

2016, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Neg

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2/PMK.010/2018 TENTANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 54/M-DAG/PER/12/2010 TENTANG KETENTUAN IMPOR BESI ATAU BAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 06/M-IND/PER/2/2008

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perdagan

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 54/M-DAG/PER/10/2009 TENTANG KETENTUAN UMUM DI BIDANG IMPOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA 12/M-DAG/PER/6/2005 TENTANG KETENTUAN EKSPOR ROTAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

, No.1551 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perdag

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2018 TENTANG KETENTUAN IMPOR PELUMAS

2016, No dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 68/PMK.011/2013 dan berlaku sampai dengan tanggal 1 April 2016; c. bahwa berdasarkan ketentua

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2018 TENTANG KETENTUAN IMPOR JAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/PMK.010/2015 TENTANG

2017, No Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 T

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Keputusan Menteri Perindustrian Dan Perdagangan No.137/MPP/Kep/6/1996 Tentang : Prosedur Impor Limbah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf b, perlu mengatur kembali ketentuan impor tekstil dan produk tekst

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 07/M-IND/PER/2/2008

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

P E R A T U R A N MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 311/MPP/Kep/10/2001 TENTANG

Keputusan Menteri Perindustrian Dan Perdagangan No. 254 Tahun 2000 Tentang : Tata Niaga Impor Dan Peredaran Bahan Berbahaya Tertentu

2 Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lem

-2- Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Or

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 53/M-DAG/PER/12/2010??/M-DAG/PER/6/2009 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERUNDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN RI. NOMOR 546/MPP/Kep/7/2002 TANGGAL 24 JULI 2002 TENTANG PEMBENTUKAN TIM BEA MASUK ANTI DUMPING

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERDAGANGAN. Besi. Baja. Impor. Ketentuan. Perubahan. Pencabutan.

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/M-DAG/PER/6/2005 TANGGAL 30 JUNI 2005 TENTANG KETENTUAN EKSPOR ROTAN

CUPLIKAN KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 643/MPP/Kep/9/2002 TENTANG TATA NIAGA IMPOR GULA.

2017, No Penerbitan Perizinan di Bidang Perdagangan kepada Administrator Kawasan Ekonomi Khusus Palu; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Ta

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Peraturan Menteri Perdagangan tentang Ketentuan Ekspor Produk Pertambangan Hasil Pengolahan dan Pemurnian; Mengingat: 1. Undang-Undang

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 10/M-DAG/PER/6/2005 TANGGAL 10 JUNI 2005 TENTANG KETENTUAN EKSPOR DAN IMPOR INTAN KASAR

2016, No Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 54)

Transkripsi:

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 751/MPP/Kep/11/2002 TENTANG KETENTUAN IMPOR BESI ATAU BAJA CANAI LANTAIAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dalam rangka menghindari kerugian yang dialami industri dalam negeri akibat masuknya besi atau baja canai lantaian yang dewasa ini melimpah di pasaran internasional dan guna mempertahankan iklim usaha tetap kondusif, meningkatkan upaya perlindungan konsumen, menciptakan iklim persaingan usaha yang sehat serta untuk tertib administrasi di bidang impor, maka dipandang perlu menetapkan ketentuan impor besi atau baja canai lantaian; b. bahwa untuk itu perlu dikeluarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Mengingat : 1. Bedrijfreglementerings Ordonnantie 1934 (Staatsblad Tahun 1938 Nomor 86) sebagaimana telah diubah dan ditambah; 2. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3564); 3. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3612); 4. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3821); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4126); 6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/M Tahun 2001 tentang Pembentukan Kabinet Gotong Royong; 7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 102 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen; 8. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Departemen; 9. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 229/MPP/Kep/7/1997 tentang Ketentuan Umum di Bidang Impor; 10. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 230/MPP/Kep/7/1997 tentang Barang Yang Diatur Tata Niaga Impornya; 9. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 86/MPP/Kep/3/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Menetapkan : M E M U T U S K A N

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN IMPOR BESI ATAU BAJA CANAI LANTAIAN. Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Besi atau baja canai lantaian adalah besi atau baja lembarang yang dihasilkan dari proses canai panas atau canai dingin, yang termasuk dalam Pos Tarip/HS. 72.08, 72.08, 72.10, 72.11, 72.12, 72.19, 72.20, 72.25 dan 72.26. 2. IP-Besi-Baja adalah Importir Produsen Besi atau Baja canai lantaian yang diakui oleh Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri dan disetujui untuk mengimpor sendiri besi atau baja lantaian yang diperuntukkan semata-mata hanya untuk kebutuhan produksinya sendiri. 3. IT-Besi-Baja adalah Importir Terdaftar Besi atau Baja canai lantaian yang ditunjuk oleh Direktur Jenderaol Perdagangan Luar Negeri untuk mengimpor besi atau baja canai lantaian untuk disalurkan kepada konsumen. 4. Dirjen PLN adalah Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Departemen Perindustrian dan Perdagangan. 5. Dirjen ILMEA adalah Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Elektronika dan Aneka, Departemen Perindustrian dan Perdagangan. 6. Surveyor adalah PT Surveyor Indonesia dan PT Sucofindo. Pasal 2 (1) Besi atau baja canai lantaian yang diatur tata niaga impornya adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Keputusan ini. (2) Dikecualikan dari pengaturan tata niaga impor sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah besi atau baja canai lantaian sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Keputusan ini. Pasal 3 Besi atau baja canai lantaian sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (1) hanya dapat diimpor oleh IP-Besi- Baja dan IT-Besi-Baja. Pasal 4 (1) Untuk dapat diakui sebagai IP-Besi-Baja, perusahaan yang bersangkutan wajib mengajukan permohonan kepada Dirjen PLN, dengan melampirkan dokumen : a. Izin Usaha Industri/Tanda Daftar Industri atau yang setara dari Instansi Teknis yang membidangi usaha tersebut; b. Angka Pengenal Importir Produsen (API-P) atau Angka Pengenal Importir Terbatas (API-T); c. Tanda Daftar Perusahaan (TDP); d. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); e. Pertimbangan Teknis dari Dirjen ILMEA.

(2) Persetujuan atau penolakan atas permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diputuskan dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak permohonan diterima. Pasal 5 (1) Untuk dapat ditunjuk sebagai IT-Besi-Baja, perusahaan yang bersangkutan wajib mengajukan permohonan kepada Dirjen PLN, dengan melampirkan dokumen : a. Angka Pengenal Importir Umum (API-U); b. Tanda Daftar Perusahaan (TDP); c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); d. Pertimbangan Teknis dari Dirjen ILMEA. e. Realisasi impor setiap tahun selama 5 (lima) tahun terakhir. (2) Persetujuan atau penolakan atas permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diputuskan dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak permohonan diterima. Pasal 6 (1) Setiap kali importasi yang dilakukan oleh IT-Besi-Baja harus mendapat persetujuan impor yang memuat jumlah, jenis dan waktu pengimporan. (2) Persetujuan impor besi atau baja sebagaimana dimaksud ayat (1) dikeluarkan oleh Dirjen PLN berdasarkan pertimbangan teknis dari Dirjen ILMEA. Pasal 7 (1) Pengakuan sebagai IP-Besi-Baja dan penunjukan IT-Besi-Baja berlaku selama 1 (satu) tahun. (2) Bentuk pengakuan sebagai IP-Besi-Baja sebagaimana contoh dalam Lampiran III Keputusan ini. (2) Bentuk penunjukan sebagai IT-Besi-Baja sebagaimana contoh dalam Lampiran IV Keputusan ini. Pasal 8 (1) Setiap importasi produk besi atau baja canai lantaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) terlebih dahulu dilakukan verifikasi/penelusuran teknis di negara asal barang oleh surveyor atas biaya importir. (2) Verifikasi/penelusuran teknis oleh surveyor sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi Country of Origin, Mill Certificate, deskripsi barang, ukuran dan jumlah barang yang akan diimpor. Pasal 9 (1) Dilaksanakan atau tidak impor besi atau baja canai lantaian, perusahaan pemilik IP-Besi-Baja dan IT-Besi- Baja wajib menyampaikan laporan secara tertulis kepada Dirjen PLN dengan tembusan kepada Dirjen ILMEA setiap 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal diterbitkannya pengakuan sebagai IP-Besi-Baja atau penunjukan sebagai IT-Besi Baja. (2) Bentuk Laporan Realisasi Impor Produk Baja oleh IP-Besi-Baja dan IT-Besi-Baja adalah sebagaimana contoh dalam Lampiran V Keputusan ini. Pasal 10 (1) Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Keputusan ini, baik disengaja maupun karena kelalaiannya dapat dikenakan sanksi : a. pencabutan Pengakuan Sebagai IP-Besi-Baja, apabila 1) memperjualbelikan atau memindahtangankan barang sebagaimana yang tercantum dalam persetujuan impor;

2) mengimpor barang yang jenis dan atau jumlahnya tidak sesuai sebagaimana yang tercantum dalam pengakuan IP-Besi-Baja; 3) mengimpor barang yang tercantum dalam pengakuan IP-Besi-Baja yang masa berlakunya habis dan belum diperpanjang; 4) tidak melaporkan realisasi impornya 2 (dua) kali berturut-turut sebagaimana diatur dalam Pasal 9 ayat (1). b. pencabutan penunjukan sebagai IT-Besi-Baja, apabila : 1) mengimpor barang yang jenis dan atau jumlahnya tidak sesuai dengan yang tercantum dalam persetujuan impor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6; 2) mengimpor besi atau baja canai lanyaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) padahal masa berlaku penunjukan IT-Besi-Baja telah habis dan belum diperpanjang; 3) tidak melaporkan realisasi impornya 2 (dua) kali berturut-turut sebagaimana diatur dalam Pasal 9 ayat (1). (2) Dalam hal barang yang diimpor IP-Besi-Baja atau IT-Besi-Baja tidak sesuai dengan yang tercantum dalam surat pengakuan IP-Besi-Baja atau persetujuan impor kepada IT-Besi-Baja, maka IP-Besi-Baja atau IT- Besi-Baja yang bersangkutan harus mengekspor kembali barang yang diimpornya atas biaya yang bersangkutan atau dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan kepabeanan yang berlaku. Pasal 11 Bagi perusahaan pemegang API yang melaksanakan impor dan telah membuka L/C-nya atau melakukan pembayaran dengan cara-cara yang lazim dipergunakan dalam perdagangan internasional sebelum tanggal ditetapkannya Keputusan ini masuk dapat melaksanakan impor besi atau baja canai lantaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 tanpa tunduk pada ketentuan sebagaimana diatur dalam Keputusan ini dengan syarat barangnya sudah harus tiba di pelabuhan tujuan Indonesia selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari setelah ditetapkannya Keputusan ini. Pasal 12 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan berakhir pada tanggal 1 Januari 2004. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan ini dengan menempatkan dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 7 November 2002 MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN RI RINI M. SUMARNO SOEWANDI

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN RI TENTANG KETENTUAN IMPOR BESI BAJA CANAI LANTAIAN NOMOR : 751/MPP/Kep/11/2002 TANGGAL : 7 November 2002 --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- DAFTAR ISI : A. LAMPIRAN I : Daftar Besi Baja Canai Lantaian Yang Diatur Tata Niaga Impornya B. LAMPIRAN II : Daftar Besi Baja Canai Lantaian Yang Tidak Diatur Tata Niaga Impornya C. LAMPIRAN III : Bentuk Surat Pengakuan Sebagai Importir Produsen Besi atau Baja D. LAMPIRAN IV : Bentuk Surat Pengakuan Sebagai Importir Terdaftar Besi atau Baja E. LAMPIRAN V : Bentuk Laporan Realisasi Impor Produk Baja MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN RI RINI M. SUMARNO SOEWANDI

Lampiran I DAFTAR BARANG BESI ATAU BAJA CANAI LANTAIAN YANG DIATUR TATA NIAGA IMPORNYA NOMOR URAIAN BARANG NOMOR H.S TATA NIAGA IMPOR I. Produk canai lantaian dari besi atau baja bukan paduan, dengan lebar 600 mm atau lebih, dicanai panas, tidak dipalut, tidak disepuh atau tidak dilapisi 72.08 IT/IP II. III. IV. Produk canai lantaian dari besi atau baja bukan paduan, dengan lebar 600 mm atau lebih, dicanai secara dingin (cold reduced) tidak dipalut, tidak disepuh atau tidak dilapisi Produk canai lantaian dari besi atau baja bukan paduan, dengan lebar 600 mm atau lebih, dipalut, disepuh atau dilapisi Produk canai lantaian dari besi atau baja bukan paduan, dengan lebar kurang dari 600 mm, tidak dipalut, tidak disepuh atau tidak dilapisi 72.09 IT/IP 72.10 IT/IP 72.11 IT/IP V. Produk canai lantaian dari besi atau baja bukan paduan, yang lebarnya kurang dari 600 mm, dipalut, disepuh atau dilapisi 72.12 IT/IP

Lampiran II DAFTAR BARANG BESI ATAU BAJA CANAI LANTAIAN YANG DIKECUALIKAN TATA NIAGA IMPORNYA NO. URAIAN BARANG NOMOR H.S TATA NIAGA IMPOR I. Baja proses canai panas dalam bentuk gulungan dengan tebal diatas 2 mm, tegangan tarik (tensile strength) maksimum 550 Mpa, lebar s/d 1250 mm, untuk yang permukaannya berpola hiasan (checker) atau yang dibersihkan maupun tidak (pickled or not) 1. Ex.7208.10.000-2. Ex.7208.25.000-3. Ex.7208.26.000-4. Ex.7208.27.000-5. Ex.7208.36.000-6. Ex.7208.37.000-7. Ex.7208.38.000-8. Ex.7208.39.000-9. Ex.7208.90.000-10. Ex. 7211.13.100-11. Ex. 7211.13.911-12. Ex. 7211.13.919-13. Ex. 7211.13.990-14. Ex. 7211.14.100-15. Ex. 7211.14.911-16. Ex. 7211.14.919-17. Ex. 7211.14.990-18. Ex. 7211.19.100-19. Ex. 7211.19.911-20. Ex. 7211.19.919-21. Ex. 7211.19.990 - II. Baja proses canai panas dalam bentuk gulungan dengan tebal diatas 2 mm, dengan kandungan karbon kurang dari 0,6%, lebar s/d 3300 mm, dengan batasan ketegangan tarik maksimum 550 Mpa untuk yang permukaannya berpola hiasan (checker) atau yang dibersihkan maupun tidak (pickled or not) 1. Ex.7208.40.000-2. Ex.7208.51.910-3. Ex.7208.51.990-4. Ex.7208.52.000-5. Ex.7208.53.000-6. Ex.7208.54.000-7. Ex.7208.90.000 -

III. Baja proses canai dingin dalam bentuk gulungan dengan tebal 0,14 mm sampai dengan 3 mm, lebar sampai dengan 1.250 mm untuk yang perlukaannya diberishkan maupun tidak (pickled or not) 1. Ex.7209.16.900-2. Ex.7209.17.900-3. Ex.7209.18.990-4. Ex.7209.26.900-5. Ex.7209.27.900-6. Ex.7209.28.900-7. Ex.7211.23.911-8. Ex.7211.23.919-9. Ex.7211.23.990-10. Ex. 7211.29.911-11. Ex. 7211.29.919-12. Ex. 7211.29.990 - IV. Produk canai lantaian dari baja stainless dengan lebar 600 mm atau lebih 72.19 - V. Produk canai lantaian dari baja stainless dengan lebar kurang dari 600 mm 72.20 - VI. VII. Produk canai lantaian dari baja paduan lainnya dengan lebar 600 mm atau lebih Produk canai lantaian dari baja paduan lainnya dengan lebar kurang dari 600 mm 72.25-72.26 -

Lampiran III DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PENGAKUAN SEBAGAI IMPORTIR PRODUSEN BESI ATAU BAJA (IP - BESI - BAJA) NOMOR : Sehubungan dengan permohonan Saudara atas nama perusahaan., pada surat Nomor.. tanggal maka berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Tanggal., dengan ini diberikan : PENGAKUAN SEBAGAI IMPORTIR PRODUSEN BESI ATAU BAJA ( IP - BESI - BAJA ) Kepada : Nama/Bentuk Perusahaan : Alamat Perusahaan : Nomor Telepon/Fax : Nomor Izin Usaha Industri/Tanda Daftar Industri : Nomor API Produsen/Terbatas (API-P/API-T) : Nomor Tanda Daftar Perusahaan (TDP) : Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) : Pertimbangan Teknis DIRJEN ILMEA DEPPERINDAG : JUMLAH DAN JENIS BESI ATAU BAJA YANG DAPAT DIIMPOR ADALAH SEBAGAIMANA TERLAMPIR Dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Besi atau Baja sebagaimana terlampir hanya diperuntukan untuk kebutuhan produksinya sendiri dan dilarang untuk diperjual belikan maupun dipindahtangankan kepada siapa saja; 2. Prosedur impor barang tersebut harus dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 3. Dilaksanakan atau tidak dilaksanakan impor Besi atau Baja sebagaimana tercantum dalam Lampiran pengakuan ini, Saudara wajib menyampaikan laporan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Elektronika dan Aneka, setiap 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal pengakuan ini; 4. Dalam hal terjadi perluasan produksi yang memerlukan tambahan Bahan Baku yang telah ditetapkan, maka perusahaan Saudara dapat mengajukan permohonan tambahan kepada Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri dengan melampirkan bukti ijin perluasan dan pendapat teknis dari Direktur Jenderal DEPPERINDAG. 5. Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor :.. tanggal.., dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku;

6. Pengakuan sebagai IP-Besi-Baja ini berlaku sampai dengan tanggal.. Jakarta, DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI ( ) Tembusan : 1. Menteri Perindustrian dan Perdagangan; 2. Dirjen ILMEA, Depperindag; 3. Irjen, Depperindag; 4. Dirjen Bea dan Cukai, Depkeu; 5. Dirjen Pajak, Depkeu; 6. Bank Indonesia/ULN; 7. Direktur Impor, Depperindag; 8. Ka. Dinas Perindag setempat; 9. Ka. Kanwil Bea dan Cukai setempat.

Lampiran Surat Pengakuan Sebagai Importir Produsen Besi atau Baja No. Uraian Barang Jumlah Pos Tarip Jakarta, DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI ( )

Lampiran IV DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PENUNJUKAN SEBAGAI IMPORTIR TERDAFTAR BESI ATAU BAJA (IT - BESI - BAJA) NOMOR : Sehubungan dengan permohonan Saudara atas nama perusahaan., pada surat Nomor.. tanggal maka berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Tanggal., dengan ini diberikan : PENUNJUKAN SEBAGAI IMPORTIR TERDAFTAR BESI ATAU BAJA ( IT - BESI - BAJA ) Kepada : Nama/Bentuk Perusahaan : Alamat Perusahaan : Nomor Telepon/Fax : Nomor Izin Usaha Perdagangan (SIUP) : Nomor API Umum (API-U) : Nomor Tanda Daftar Perusahaan (TDP) : Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) : Pertimbangan Teknis DIRJEN ILMEA DEPPERINDAG : Jakarta, DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI ( ) Tembusan : 1. Menteri Perindustrian dan Perdagangan; 2. Dirjen ILMEA, Depperindag; 3. Irjen, Depperindag; 4. Dirjen Bea dan Cukai, Depkeu; 5. Dirjen Pajak, Depkeu; 6. Bank Indonesia/ULN; 7. Direktur Impor, Depperindag;

8. Ka. Dinas Perindag setempat; 9. Ka. Kanwil Bea dan Cukai setempat.

Lampiran Surat Penunjukan Sebagai Importir Terdaftar Produk Baja No. Uraian Barang Jumlah Pos Tarip Jakarta, DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI ( )

Lampiran V LAPORAN REALISASI IMPOR PRODUK BAJA Nomor IP-Besi-Baja / IT-Besi-Baja : Kepada Yth. : 1. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Depperindag. No. Jenis Produk Baja yang Diimpor Pos Tarip/ HS Jumlah Pelabuhan Muat Pelabuhan Tujuan Tanggal tiba Nomor PIB Keterangan ttd. Cap Perusahaan (Nama Direktur Perusahaan) Tembusan : 1. Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Elektronika dan Aneka, Depperindag.