BAB I PENDAHULUAN. kesejateraan pemegang saham (Jensen, 2001). Sedangkan tujuan utama

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ditanamkan oleh investor dengan tujuan memperoleh keuntungan (return) di masa

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. . Kebijakan dividen menyangkut masalah pembagian laba yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. di saham memiliki tingkat pengembalian yang lebih tinggi dibanding deposito di

BAB I PENDAHULUAN. oleh manajer untuk menginformasikan prestasi prospek perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. cara meningkatkan nilai perusahaan. Harga pasar saham menunjukkan nilai perusahaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah menjalankan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. ketika berinvestasi, para investor akan melihat apakah perusahaan yang akan ia

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat pengaruh antara

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu alternatif sumber pendanaan perusahaan adalah melalui pasar

BAB I PENDAHULUAN. keputusan, yaitu keputusan pendanaan dan keputusan investasi. Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal sebagai prasana transaksi untuk memobilisasi dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (laba ditahan). Dividen yang dibayarkan kepada para. pemegang saham tergantung kepada kebijakan masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dividen merupakan bentuk pengembalian (return) diluar capital gain yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan sebuah keputusan investasi. Karena hal ini mempunyai dampak

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa capital gain ataupun dividend yield. Capital gain dapat diperoleh jika

TEORI DEVIDEN (DIVIDEND THEORY)

Kebijakan Dividen 1 BAB 11 KEBIJAKAN DIVIDEN

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan dan dipertimbangkan secara seksama.kebijakan dividen

PENGARUH PERUBAHAN LABA TERHADAP PERUBAHAN DIVIDEN PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal sebagai alternatif untuk menghimpun dana masyarakat merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. proporsi dana dan sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan

BAB I PENDAHULUAN. oleh masing-masing pemilik. Dividen merupakan sumber yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB I PENDAHULUAN. agar tercapainya tiga tujuan utama yaitu kesinambungan hidup (going concern),

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tiga tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan (going concern), laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan oleh peneliti ini merujuk penelitian-penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan perusahaan. Sebuah kebijakan dapat memiliki pengaruh yang. para investor yang dikarenakan adanya perbedaan sudut

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar

Dividen dan Pembelian Kembali Saham. Rita Tri Yusnita, SE., MM.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sedang tumbuh pasti akan meningkatkan investasi untuk masa mendatang yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tiga tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan (going concern),

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN HARGA SAHAM TERHADAP JUMLAH DIVIDEN TUNAI. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

BAB I PENDAHULUAN. sebagai dividen atau ditahan untuk direinvestasi dalam perusahaan (Sawir, 2004).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aliran kas bebas atau lebih sering dikenal dengan free cash flow dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ini, baik siap atau pun tidak, mau atau pun tidak mau. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham untuk memperoleh pendapatan (dividen atau capital gain) di masa

BAB I PENDAHULUAN. kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut harus ditahan dalam perusahaan (Riyanto, 2001:265). Kebijakan dividen

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal merupakan salah satu leading indicator dalam

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. (pemilik modal) dan agen (pihak yang mengelola perusahaan) dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. go public yang terdaftar di bursa efek setiap tahun berkewajiban untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bagi para investor untuk melakukan aktifitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Perusahaan sebagai entitas ekonomi lazimnya memiliki tujuan jangka

BAB I PENDAHULUAN. laba ditahan (Levy dan Sarnat, 1990). Kebijakan dividen pada perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal. sebagian besar didanai dengan internal equity maka akan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber dana ekstern pasar modal merupakan suatu pengertian

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perusahaan membutuhkan informasi mengenai laba untuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara dapat dilihat dan diukur melalui berbagai cara, salah satunya dengan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. umumnya didominasi oleh perusahaan keluarga. Faktanya kepemilikan

Pendahuluan. Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. modal, para investor saham mengharapkan return dalam bentuk dividen maupun

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebijakan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan investor perorangan maupun badan usaha menanamkan dana ke dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak

BAB I PENDAHULUAN UKDW. terhadap harga belinya (Handoko, 2002). Manajer sebagai agent pengelola. mengurangi unsur ketidakpastian dalam investasi.

BAB I PENDAHULUAN. selisih antara harga beli dan harga jual saham, sedangkan yield merupakan cash. biasanya dalam bentuk deviden (Jones, 2002:124).

BAB I PENDAHULUAN. investor. Di lain sisi, investor membutuhkan return berupa dividen dan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terdiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya dapat dilakukan pada sektor riil saja tapi bisa juga dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan didirikan tentunya mempunyai tujuan yang jelas.

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham untuk mengelola dan menjalankan perusahaan. Manajer. Gapenski, 1996 dalam Yeniatie dan Destriana, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal

BAB II TELAAH TEORETIS DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur modal merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang

KEBIJAKAN DIVIDEN (DIVIDEND POLICY)

KEBIJAKAN DIVIDEN (DIVIDEND POLICY)

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Investasi pasar saham memberikan earning yang lebih tinggi dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk investasi kembali (reinvestasi) pada aset yang. dalam bentuk dividen tunai maupun dividen saham.

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. Saham merupakan bukti kepemilikan sebagian perusahaan. Obligasi (bond)

BAB I PENDAHULUAN. saham, obligasi, warrant, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia di era globalisasi ini telah mengalami

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia saat ini berada dalam era pembangunan yang diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memperoleh modal. Bagi perusahaan go public, beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajer keuangan berkepentingan untuk setiap pengambilan keputusan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan pembangunan di Indonesia kian tahun semakin

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. sahamnya. Laporan keuangan tahunan merupakan sumber informasi internal

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasar teori keuangan, tujuan manajemen adalah menciptakan nilai bagi pemegang kepentingan, lebih spesifiknya, untuk memaksimalkan kesejateraan pemegang saham (Jensen, 2001). Sedangkan tujuan utama investor adalah memperoleh keuntungan (return) dalam bentuk dividen maupun capital gain. Dividen merupakan suatu bentuk pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan dari keuntungan yang diperoleh kepada para pemegang saham berdasar banyaknya jumlah saham yang dimiliki. Perusahaan dapat mendistribusikan dividen pada pemegang saham melalui bentuk kas atau saham. Sedangkan capital gain (loss) adalah selisih antara harga saham pembelian dengan penjualan. Investor pada dasarnya adalah seorang risk-averse, mereka cenderung menyukai return yang pasti dibanding tidak. Dalam mempertimbangkan dan menilai investasi, mereka membutuhkan informasi yang relevan mengenai perusahaan. Informasi yang relevan ini tercermin dalam kebijakan dividen. Kebijakan dividen merupakan keputusan perusahaan berkaitan dengan membayar laba sebagai dividen kepada para pemegang saham atau menahan laba tersebut guna kebutuhan reinvestasi dalam perusahaan. Pada masa awal keuangan perusahan, perbincangan mengenai kebijakan dividen hanya berkutat pada frekuensi pembayaran (apakah pembayaran dilakukan per tahun, setengah 1

tahun, atau lain sebagainya) dan berapa jumlah yang harus dibayar perusahaan. Namun, saat ini lingkup mengenai kebijakan dividen telah berkembang jauh lebih luas. Bagaimana pun, terdapat beberapa isu penting yang perlu diperhatikan terkait dengan pemutusan kebijakan dividen. Lintner (1956) mengidentifikasi beberapa pertanyaan yang perlu dibahas saat penetapan kebijakan dividen: Apakah pembayaran dividen harus dipertahankan pada tingkat ini atau diubah? Apakah investor akan cenderung memilih pembayaran dividen yang stabil atau yang berfluktuasi dengan pendapatan? Apakah kebijakan dividen harus mendukung investor yang lebih tua atau lebih muda? Terdapat beberapa alasan mengapa penentuan kebijakan dividen perusahaan penting bagi manajemen perusahaan. Kebijakan dividen dalam suatu perusahaaan merupakan hal yang kompleks karena melibatkan kepentingan banyak pihak yang terkait. Menurut Ioanas Corina (2009), penetapan kebijakan dividen merupakan hal penting karena beberapa alasan, seperti sikap investor, dampak pada program keuangan dan anggaran modal perusahaan, pengaruh pada arus kas perusahaan, dan ekuitas pemegang saham. Pengurangan pembayaran dividen akan menimbulkan pandangan terkait masalah keuangan pada perusahaan sehingga investor berpikir negatif akan hal tersebut. Kemudian, penentuan kebijakan dividen juga dapat berdampak pada program keuangan dan anggaran modal perusahaan. Pembayaran dividen yang 2

besar akan mengurangi pendanaan untuk investasi, begitu pula sebaliknya. Kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari investasi di masa yang akan datang pun berkurang seiring dengan meningkatnya pembayaran dividen. Selain itu, kebijakan dividen berpengaruh pada arus kas perusahaan. Pembatasan pembayaran dividen akan dilakukan oleh perusahaan dengan tingkat likuiditas rendah. Terakhir, perusahaan yang memilih keuntungan yang diperoleh digunakan untuk membayar dividen, dibanding investasi, akan berakibat pada meningkatnya rasio hutang sehingga menurunkan ekuitas pemegang saham. Pembayaran dividen mengandung informasi mengenai prospek perusahaan. Jika perusahaan membayar dividen maka diisyaratkan bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik. Namun, jika terdapat pengurangan pembayaran dividen maka mengakibatkan investor berpandangan negatif akan hal tersebut. Hal ini sesuai dengan teori signalling hypothesis yang menjelaskan bahwa manajer membayar dividen untuk menyampaikan informasi mengenai prospek perusahan sehingga asimetris informasi dapat terkurangi. Oleh sebab itu, investor yang pada dasarnya seorang risk-averse akan cenderung menginginkan pembayaran dividen yang relatif stabil. Pembayaran dividen yang stabil menunjukkan risiko yang rendah. Hal ini pun berdampak pada volatilitas investasi. Dengan investor yang pada hakikatnya merupakan seorang risk averse, volatilitas dari investasi penting bagi mereka karena hal tersebut mengukur level dari risiko yang diekspos dari investasi tersebut (Hussainey, 2011). 3

Volatilitas dari saham biasa merupakan tingkat perubahan harga sekuritas pada beberapa periode yang dapat digunakan sebagai ukuran untuk mendefinisikan risiko, semakin besar volatilitas maka semakin besar risiko memperoleh untung atau rugi. Jika suatu saham diberi label sebagai volatil maka harga saham tersebut bervariasi dari waktu ke waktu sehingga sulit untuk memprediksi harga saham masa depan perusahaan tersebut. Singkatnya, kebijakan dividen berpengaruh terhadap volatilitas harga saham. Hal ini tersirat dari investor sebagai seorang risk-averse cenderung menginginkan pembayaran dividen karena mendefinisikan risiko yang rendah. Risiko yang rendah mengarah pada volatilitas harga saham yang stabil atau tidak bervariasi karena volatilitas investasi mengukur risiko yang diekspos investasi tersebut. Isu mengenai kebijakan dividen memiliki pengaruh dengan volatilitas harga saham telah menjadi perdebatan bertahun-tahun di antara para akademisi. Berdasar penelitian-penelitian yang telah dilakukan, terdapat bukti yang mendukung dan juga menolak hubungan kebijakan dividen dengan volatilitas harga saham. Beberapa ahli berpendapat bahwa dividen merupakan sinyal bagi investor bahwa perusahaan beroperasi dengan efektif, sementara beberapa lainnya berpendapat saat semua variabel lainnya tetap, pembayaran dari dividen tidak secara efektif mengurangi volatilitas saham. Berdasarkan dampak dividen pada harga saham atau nilai perusahaan, terdapat dua kelompok opini, yakni kelompok yang percaya bahwa dividen tidak berdampak pada nilai perusahaan dan kelompok yang percaya bahwa 4

dividen meningkatkan nilai perusahaan. Pada kelompok pertama yang dipelopori dengan teori dividend irrelevance, Miller dan Modigliani (1961) menyatakan bahwa pada kondisi pasar yang sempurna, dividen tidak relevan dan tidak memiliki dampak pada nilai perusahaan. Mereka berpendapat bahwa dividen yang tinggi akan berdampak pada apresiasi nilai modal yang rendah. Sedangkan pada kelompok kedua, yang didukung oleh Gordon (1959), berasumsi bahwa investor pada dasarnya adalah risk-averse, mereka cenderung memilih return yang pasti dibanding yang tidak, oleh sebabnya mereka mengutamakan return yang pasti. Lebih lanjut, investor yang memiliki saham yang tidak terdapat pembayaran dividen akan menjual saham tersebut atau berhutang saat membutuhkan dana. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Baskin (1989), ditemukan bahwa dividend yield di antara faktor lain memiliki hubungan yang terdefinisi dengan volatilitas harga saham, tapi tidak dapat disimpulkan apakah dividend yield tersebut memiliki akibat dan efek langsung bagi volatilitas harga saham. Sementara itu, berdasar penelitian yang diakukan oleh Allen & Rachim (1996), dengan tujuan menemukan hubungan antara kebijakan dividen dengan volatilitas harga saham di pasar saham Australia, mengemukakan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara dividend payout ratio dan volatilitas harga. Dengan ditemukannya kolinearitas yang tinggi pada dividend yield dengan dividend payout ratio maka mereka memutuskan untuk mengeluarkannya dari variable dan lebih berfokus pada dividend payout ratio. 5

Lebih lanjut, Allen & Rachim menunjukkan bahwa penentu utama dari volatilitas harga adalah volatilitas pendapatan dan hutang. Penelitian lain telah dilakukan oleh Hussainey, Mgbame, & Chijoke- Mgbame (2011). Penelitian tersebut dicari hubungan yang sama dengan variabel yang digunakan Allen & Rachim namun di pasar saham UK. Pada penelitian tersebut, ditemukan bahwa dividend payout ratio dan dividend yield memiliki hubungan negatif pada volatilitas harga saham, namun hanya dividend payout ratio yang signifikan. Penemuan ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Allen & Rachim. Kemudian, studi yang dilakukan oleh Profilet & Bacon (2013) di pasar saham US menemukan bahwa dividend yield dan ukuran perusahaan berhubungan negatif dengan volatilitas harga saham. Temuan dividend yield ini sesuai dengan penemuan Signalling Hypothesis oleh Al-Malkawi mengenai semakin besar dividend yield perusahaan, semakin kecil volatilitas harga sahamnya. Sementara temuan ukuran sesuai dengan penemuan Hussainey et al. Lebih lanjut, Profilet & Bacon mengemukakan terdapat hubungan negatif antara hutang dan pertumbuhan perusahaan dengan volatilitas harga saham. Hubungan positif diobservasi antara dividend payout ratio dan volatilitas harga saham memberikan hasil yang menyimpang dari standar. 6

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, masalah yang diteliti dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah dividend yield berpengaruh negatif terhadap volatilitas harga saham? 2. Apakah dividend payout ratio berpengaruh negatif terhadap volatilitas harga saham? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini dibuat oleh penulis dengan tujuan: 1. Untuk menguji pengaruh dividend yield terhadap volatilitas harga saham. 2. Untuk menguji pengaruh dividend payout ratio terhadap volatilitas harga saham. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1. Bagi investor, informasi yang terdapat dalam penelitian ini dapat membantu dalam mengambil keputusan terkait pembelian saham. 2. Bagi perusahaan, informasi mengenai hasil penelitian dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan dividen yang optimal mengingat terdapat pengaruh pada harga saham. 7

3. Bagi akademisi, informasi yang terdapat dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan panduan dalam penelitian yang akan datang. 1.5 Sistematika Penelitian Penulisan dari penelitian ini terbagi dalam 5 bab dengan rincian sebagai berikut: BAB I: Pendahuluan Bab ini berfungsi sebagai pengantar penelitian yang membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan juga sistematika penelitian. BAB II: Tinjauan Pustaka Pada bab ini dibahas teori yang digunakan penulis dalam mendukung penelitian. Secara garis besar, konsep mengenai efficient market hypothesis, dividen, volatilitas harga saham, dan penelitian terdahulu dipaparkan pada subbab telaah pustaka. Lebih lanjut, kerangka pemikiran dan hipotesis juga menjadi sub-bab dari bab ini. BAB III: Metode Penelitian Bab ini membahas variabel dan definisi operasional, populasi dan sampel data yang digunakan dalam penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis data. 8

BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini membahas hasil penelitian. Deskripsi penelitian, pemilihan model penelitian, analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan pengujian hipotesis dijelaskan secara mendalam pada bab ini. BAB V: Penutup Pada bab ini dibahas mengenai kesimpulan yang diperoleh dari penelitian dan saran bagi penelitian selanjutnya. 9