BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti saat ini persaingan usaha mengalami perkembangan yang sangat pesat, tidak terkecuali oleh setiap perusahaan baik bersekala kecil, menengah, maupun besar. Persaingan usaha yang semakin ketat di pasar global menuntut perusahaan-perusahaan melakukan berbagai cara dan strategi untuk memenangkan persaingan. Cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah mengubah proses bisnis yang sebelumnya didasarkan pada tenaga kerja (labor based business) menuju bisnis berdasarkan pengetahuan (knowledge based business), sehingga karakteristik utama perusahaan adalah berdasarkan ilmu pengetahuan (Sawarjuwono dan Kadir, 2003). Perusahaan global dituntut memiliki ilmu pengetahuan tentang kinerja yang baik di setiap lini organisasinya agar memiliki nilai yang baik. Sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan telah menciptakan nilai tambah dan keunggulan bersaing pada perusahaan modern ( Chen et al. 2005 ). Nilai tambah dan keunggulan bersaing dalam hal ini salah satunya adalah untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik dengan cara meningkatkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayarkan oleh calon pembeli apabila perusahaan itu dijual, semakin tinggi nilai suatu perusahaan, semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemegang saham (Husnan dan Pudjiastuti, 2006). Memaksimalkan harga saham menjadi tujuan yang paling penting untuk kebanyakan perusahaan (Brigham dan Houston, 2006). 1
2 Nilai perusahaan menjadi salah satu orientasi perusahaan selain maksimalisasi keuntungan. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya bahwa kinerja dan prospek perusahaan di masa depan sangat baik. Memaksimalkan nilai suatu perusahaan menjadi sangat penting bagi perusahaan, karena dapat memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang tercermin dari harga saham perusahaan. Ada beberapa cara untuk meningkatkan nilai perusahaan antara lain dengan Intellectual Capital dan kebijakan dividen. Menurut Bontis et al. (2000), secara umum para peneliti membagi modal intelektual ke dalam tiga unsur utama yaitu human capital, structural capital, dan relation capital/customer capital. Ketiga unsur tersebut dipercaya dapat membangun modal intelektual yang mampu meningkatkan nilai perusahaan apabila dikelola secara optimal. Jika nilai perusahaan tinggi, investor akan memberi nilai lebih pada perusahaan dengan melakukan investasi. Menurut Ulum (2009), fenomena modal intelektual telah berkembang di Indonesia setelah muncul PSAK No.19 (revisi 2000) tentang aktiva tak berwujud. Dalam PSAK No. 19 (revisi 2000) aktiva tak berwujud tidak dinyatakan secara eksplisit sebagai modal intelektual, tetapi kurang lebih hal ini telah mendapat perhatian. Paragraf 09 dalam PSAK No.19 (revisi 2000) menyebutkan beberapa contoh aktiva tak berwujud antara lain ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar, dan merk dagang. Contoh-contoh tersebut secara tidak langsung telah mencerminkan modal intelektual.
3 Beberapa peneliti telah mengembangkan metode pengukuran modal intelektual. (Pulic 1998) memperkenalkan metode pengukuran modal intelektual secara tidak langsung dengan menggunakan Value Added Intellectual Coefficient (VAIC). VAIC menggabungkan tiga komponen sumber daya perusahaan, yaitu capital employed/physical capital (VACA), human capital (VAHU), dan structural capital (STVA). Metode ini digunakan sebagai ukuran untuk menilai efisiensi penggunaan modal intelektual dalam menciptakan nilai tambah. Investor akan memberikan nilai lebih tinggi pada perusahaan yang memiliki efisiensi modal intelektual yang tinggi (Chen et al., 2005). Hal ini berarti, secara tidak langsung modal intelektual telah menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi pasar terhadap nilai perusahaan. Semakin tinggi modal intelektual di dalam suatu perusahaan, menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki keunggulan bersaing dan nilai tambah dibandingkan perusahaan yang memiliki modal intelektual yang rendah sehingga para investor lebih tertarik untuk menanamkan modalnya. Dividen merupakan alasan bagi investor dalam menanamkan investasinya, dimana dividen merupakan pengembalian yang akan diterimanya atas investasinya dalam perusahaan. Para investor memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraannya dengan mengharapkan pengembalian dalam bentuk dividen, sedangkan perusahaan mengharapkan pertumbuhan secara terus menerus untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus memberikan kesejahteraan kepada para pemegang sahamnya. Kebijakan dividen penting untuk memenuhi
4 harapan pemegang saham terhadap dividen dengan tidak menghambat pertumbuhan perusahaan disisi yang lainnya. Dividen merupakan bentuk return atas investasi saham yang diterima oleh investor (Sjahrial, 2007). Kebijakan dividen berhubungan dengan masalah penggunaan laba perusahaan yang menjadi hak para pemegang saham, namun pembagian dividen hanya dimungkinkan apabila laba yang diperoleh perusahaan juga meningkat. Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2006) terdapat beberapa pendapat mengenai kebijakan dividen dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: argumen yang menginginkan dividen dibagikan sebesar-besarnya, kebijakan dividen tidak relevan, dan pembagian dividen yang sekecil mungkin. Pada dasarnya pembayaran dividen kepada investor merupakan tindakan manajerial untuk memakmurkan kekayaan para pemegang saham dan meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan tidak membagikan dividen namun disimpan dalam akun laba ditahan karena laba digunakan sebagai cadangan perusahaan. Dengan alasan bahwa dimasa yang akan datang perusahaan memerlukan dana yang besar untuk pengembangan bisnis atau untuk operasi perusahaan. Sehingga perusahaan tidak membagikan labanya dalam bentuk dividen. Namun bila tidak ada pengembangan yang membutuhkan dana yang besar maka ada alasan untuk perusahaan membagi dividen. Adanya laba perusahaan yang besar memungkinkan pemegang saham memperoleh dividen yang besar bila dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki laba yang kecil.
5 Besarnya dividen ini dapat mempengaruhi harga saham. Apabila dividen yang dibayar tinggi, maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi. Ketika profit perusahaan menurun maka pembagian dividen kepada para pemegang saham juga semakin kecil. Dividen merupakan salah satu indikator investor dalam menentukan portofolio investasi. Dividen yang rendah dapat mengakibatkan investasi di suatu perusahaan menurun, karena investor beranggapan bahwa prospek perusahaan di masa depan kurang bagus sehingga berdampak pula terhadap nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan, tingkat kemakmuran yang akan diterima oleh pemegang saham semakin besar. Return yang diterima oleh investor juga akan semakin besar. Besarnya pengembalian atas investasi tersebut dapat memicu tingkat investasi di suatu perusahaan, karena investor lebih menyukai perusahaan yang memiliki nilai perusahaan yang tinggi (Husnan dan Pudjiastuti, 2006). Penelitian yang dilakukan Afifah (2014) melakukan penelitian dengan judul analisis pengaruh Intellectual Capital terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di Jii periode 2010-2013. Hasilnya bahwa komponen pembentuk Intellectual Capital secara parsial, komponen Intellectual Capital yaitu Value Added Human Capital (VAHU) dan Structural Capital Value Added (STVA) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Indrajaya (2015) melakukan penelitian dengan judul pengaruh intellectual capital terhadap nilai perusahaan studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2013 menyatakan modal intelektual berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan price to book value (PBV). Fauzia (2016) meneliti pengaruh intellectual capital,
6 karakteristik perusahaan dan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan. Beliau menyatakan intellectual capital berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Septya (2015) meneliti tentang pengaruh profitabilitas, keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan manufaktur yang terdaftaf di Bursa Efek Indonesia. Menyatakan Kebijakan dividen yang diproksikan dengan DPR (Dividend Payout Ratio) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Irvaniyawati (2014) meneliti tentang analisis pengaruh kebijakan hutang, kebijakan investasi, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan hasilnya bahwa kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hidayah (2015) meneliti tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan. Dengan menggunakan kebijkan investasi, kebijkan hutang dan kebijakan dividen sebagai faktornya. Hasilnya kebijkan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitian ini, objek yang digunakan adalah perusahaan property, real estate dan building construction yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perkembangan industri property, real estate dan building construction begitu pesat saat ini dan semakin besar di masa yang akan datang. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya jumlah penduduk sedangkan supply tanah bersifat tetap. Selain itu Indonesia yang merupakan negara berkembang akan terus meningkatkan pembangunan-pembangunan infrastrukturnya agar suatu saat nanti menjadi negara maju, dalam hal ini perusahaan property, real estate dan building construction
7 mempunyai pengaruh yang sangat besar sehingga akan menarik para investor untuk menanamkan modal dalam sektor ini. Dalam hal ini sampel yang digunakan diharapkan mampu menghasilkan tingkat generalisasi yang lebih baik dibandinglkan dengan penelitian sebelumnya. Dalam penelitian ini terdapat perbedaan dari penelitian sebelumnya, yaitu: menggabungkan variabel yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan yaitu modal intelektual (Intellectual capital) dan kebijkan dividen. Berdasarkan berbagai hal yang telah diuraikan maka peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian mengenai Pengaruh Modal Intelektual Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka penelitian ini dilakukan untuk membuktikan secara terperinci masalah pokok dalam penelitian yaitu : 1. Apakah modal intelektual berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan property, real estate dan building construction? 2. Apakah kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan property, real estate dan building construction? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Untuk menguji pengaruh modal intelektual perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan property, real estate dan building construction.
8 2. Untuk menguji pengaruh kebijakan dividen perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan property, real estate dan building construction. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memeberi kontribusi kepada pihakpihak yang berkepentingan seperti : 1. Kontribusi praktis Kontribusi praktis merupakan kontribusi hasil penelitian bagi perusahaan atau praktik pada umumnya, terutama berkaitan dengan alternatif pemecahan masalah yang mungkin dapat diambil pihak-pihak berikut : a. Bagi perusahaan Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi khususnya manajemen perusahaan dalam mengelola perusahaan secara lebih efektif sehingga bisa meningkatkan nilai perusahaan dan sebagai acuan dalam menetapkan strategi perusahaan dimasa yang akan datang. b. Bagi investor Penelitian ini bisa menjadi referensi untuk menilai kinerja perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif dibanding perusahaan yang lain terkait informasi intellectual capital, dan dividen yang mempengaruhi nilai perusahaan dan menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi. 2. Kontribusi teoritis Diharap hasil penelitian ini dapat memperkaya konsep dan teori yang mendorong perkembangan ilmu pengetahuan tentang pentingnya peran modal inteletual dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan.
9 Selain itu diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi bagi kesempurnaan skripsi peneliti yang lain yang akan melakukan penelitian dengan materi serupa dimasa yang akan datang. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka peneliti perlu pembatasan dalam penelitian ini, sehingga masalah-masalah dalam penelitian ini dapat dengan mudah dimengerti sehingga tidak terjadi kesalah fahaman hasil penelitian. Dengan ruang lingkup sebagai berikut : 1. Peneliti membahas tentang pengaruh modal intelektual yang diukur dengan VAIC (value added intellectual coefficient) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan property, real estate dan building construction yang terdaftar di bursa efek Indonesia. 2. Peneliti membahas tentang pengaruh kebijakan dividen yang diukur dengan DPR (dividend payout ratio) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan property, real estate dan building construction yang terdaftar di bursa efek Indonesia. 3. Perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan property, real estate dan building construction yang terdaftar di bursa efek Indonesia selama periode 2011-2015 yang menerbitkan laporan tahunan yang dapat di akses melalui website bursa efek Indonesia.