BAB I PENDAHULUAN. kreatif, mandiri dan profesional pada bidangnya masing-masing. 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kreatif, mandiri dan profesional pada bidangnya masing-masing. 1

BAB I PENDAHULUAN. persoalan pelik, namun semuanya merasakan bahwa pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. penting dan dominan menetukan maju mundurnya suatu bangsa, serta. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

DAFTAR RUJUKAN. Arifin Zainal, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offiset

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tersebut kita mampu berkomunikasi dengan orang-orang Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia, terutama dalam proses pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. menamabah jumlah alokasi dana untuk pendidikan, jumlah jam pelajaran, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. penigkatan kualitas sumber daya manusia. Sebab tanpa pendidikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PENDAHULUAN. mendidik murid-muridnya. Dengan kasih sayang pula ulama dan pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bernilai universal, artinya meliputi seluruh dimensi ruang dan

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dalam dirinya. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat dan martabatnya. Seiring dengan perputaran waktu. normatif yang lebih baik dan mampu menjawab tantangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia agar dapat mengembangkan pekerti

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Pendidikan mempengaruhi secara penuh

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. nomor 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih dianggap strategis dalam membina tunas-tunas bangsa

BAB I PENDAHULUAN. mulai beranjak pada kondisi yang lebih modern. Perubahan dan. pembangunan bangsa dan negara adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. maupun kelompok untuk mencapai tujuan kearah yang lebih maju. 3 Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi disegala bidang kehidupan masyarakat saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini dipaparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan

BAB I PENDAHULUAN. dan melaksanakan pendidikan. Anak-anak menerima pendidikan dari

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pendidikan masing-masing individu pembentuk bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. luas, pendidikan diartikan sebagai tindakan atau pengalaman yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban terhadap perbuatan yang dilakukan, yaitu mendidik dan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zuhairi, dkk, Metodologi Pendidikan Agama (solo: Ramadhani, 1993), hal. 9.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. inovatif. Mampu beradaptasi dengan perubahan kehidupan yang sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. 2 Lebih jauh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terkait dengan pendidikan. Pendidikan merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik yang akan mendatang. 1

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan. atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. rohaninya untuk mencapai tingkat dewasa. 2 Dengan demikian, pendidikan. berlangsung di sekolah dan di luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara, maka hampir seluruh negara di dunia ini menangani secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat merubah pola pikir yang akan berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak aspek yang harus diperbaiki secara terus-menerus. Diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan memiliki keterampilan. Dewasa ini bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan. Kemungkinan guru dalam menyampaikan materi saat proses

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 2 Keberhasilan. kualitas sumber daya manusia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. menuntut kita untuk mengimbangi dengan ilmu pengetahuan yang modern. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. contoh kekayaan budaya tersebut adalah banyaknya bahasa daerah yang tersebar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan unsur penting dalam usaha mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. tetap relevan dengan perkembangan teknologi informasi dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

BAB I PENDAHULUAN. cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan. Pendidikan bertanggungjawab atas terciptanya generasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan yaitu Hablumminalloh (berhubungan baik dengan Alloh)

BAB 1 PENDAHULUAN. secara tidak langsung suatu bangsa dituntut untuk mempunyai sumber

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Keberhasilan proses

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia baik itu pendidikan formal maupun non formal. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemajuan, pendidikan di madrasah-madrasah juga telah

BAB I PENDAHULUAN. agama, sehingga hasilnya banyak orang yang mengetahui nilai-nilai ajaran

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Tanpa adanya pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh guru untuk mentransfer pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan siswa agar dapat memainkan

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan masa depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. ini sesuai pendapat Didi Supriadie yang menyatakan bahwa pendidikan. dapat menjalankan hidup dan kehidupannya sesuai dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan berguna bagi diri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini ditandai dengan ilmu teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. professional dalam meningkatkan mutu kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi kemanusiaanya. Potensi kemanusiaan. merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia yang baik dari

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan suatu bangsa. Pendidikan itu sendiri adalah usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman selalu memunculkan tantangan-tantangan baru,

BAB I PENDAHULUAN. hasil interaknsinya terhadap lingkungan belajar. Hasil belajar yang optimal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan dapat menentukan tingkat kemajuan suatu negara. Terlebih

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti lain pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi. memungkinkan dapat bermanfaat dalam kehidupan.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perwujudan masyarakat berkualitas menjadi tanggung jawab pendidikan, terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subjek yang semakin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri dan profesional pada bidangnya masing-masing. 1 Pendidikan adalah segala kegiatan pembelajaran yang berlangsung sepanjang zaman dalam segala situasi kegiatan kehidupan. Pendidikan berlangsung di segala jenis, bentuk, dan tingkat lingkungan hidup, yang kemudian mendorong pertumbuhan segala potensi yang ada di dalam diri individu. Dengan kegiatan pembelajaran seperti itu, individu mampu mengubah dan mengembangkan diri menjadi semakin dewasa, cerdas, dan matang. 2 Mudjia Raharjo dalam Binti Maunah menyebutkan bahwa pendidikan sebagai segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas soal mereka. 3 Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di sekolah dan diluar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta 1 Mulyasa,KBK Konsep,Karakteristik, dan Implementasi (Bandung:Remaja Rosdakarya,2005), hal.3 2 Suparlan Suhartono, Filsafat Pendidikan,(Jogjakarta: AR-RUZZ Media, 2009), hal. 79-80 3 Binti Maunah, Landasan Pendidikan,(Yogyakarta: Teras,2009), Hal.3 1

2 didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan datang. 4 Sebagai lembaga formal, sekolah adalah tempat penyelenggaraan pendidikan yang sudah berdiri dan dipercaya untuk membangun bangsa melalui pembelajaran dikelas maupun diluar kelas. Isi pendidikan tersebut secara terpogram dalam bentuk kurikulum. Kegiatan kurikulum lebih berorientasi pada kegiatan guru sehingga mempunyai peranan yang sentral dalam pendidikan, kegiatan pendidikan terjadwal, tertentu waktu dan lokasi dalam bentuk kegiatan pembelajaran agar dapat membelajarkan peserta didik. Belajar adalah usaha untuk mengubah Tingkah Laku dalam rangka pemuasan kebutuhan berdasarkan pemikiran, pengalaman dan latihan. Lebih lanjut definisi tersebut memuat dua unsur penting dalam belajar yaitu, pertama adalah perubahan tingkah laku dan kedua perubahan yang terjadi karena latihan, pengalaman dan proses berfikir. Dalam konteks sekolah seorang anak dikatakan telah belajar manakala perubahan-perubahan yang terjadi pada anak sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sekolah dan masyarakat. Sedangkan hal yang bersifal negatif dan tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah dan masyarakat tidak dapat dikatakan belajar walaupun diperoleh melalui pengalaman atau latihan. 5 Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah usaha mempengaruhi emosi, intelektual dan spiritual seorang agar mau belajar dengan kehendaknya sendiri. Melalui pembelajaran akan terjadi proses 4 Ibid, Hal.7 5 Annisatul Mufarokah, Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta:Teras,2009), Hal. 13-14

3 pengembangan moral keagamaan, aktifitas dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah satu tugas utama guru dimana pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang diatunjukkan untuk membelajarkan peserta didik. Dalam suatu kegiatan pembelajaran terdapat dua aspek penting yaitu Hasil belajar dan proses hasil belajar dimana hasil belajar merupakan perubahan perilaku pada diri peserta didik sedangkan proses hasil belajar merupakan sejumlah pengalaman intelektual, emosional dan fisik pada diri peserta didik. 6 Dari keterangan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran dimaksudkan untuk mengembangkan pengalaman belajar pada peserta didik agar terjadi perubahan perilaku pada diri mereka dan menghasilkan pengalaman kognitif bagi mereka melalui latihan-latihan. Latihan dan pengalaman yang dilakukan anak melalui proses komunikasi, baik dalam bentuk komunikasi lisan maupun non lisan. Secara sederhana. Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan antar sesama manusia, melalui pertukaran informasi untuk menguatkan sikap tingkah laku orang lain serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku. 7 6 Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini, Belajar & Pembelajaran, (Yogyakarta:Teras,2012), Hal.7 7 Muh.Nurul Huda dan Agus Purwowidodo, Komunikasi Pendidikan, (Surabaya:Pustaka Intermedia, 2013), Hal.5

4 Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi antara guru dan siswa merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar. Interaksi dalam peristiwa belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antara guru dengan peserta didik, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajaran secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran. Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai peserta didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh setiap guru. Kesulitan itu dikarenakan peserta didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Paling sedikit ada tiga aspek yang membedakan anak didik yang satu dengan yang lainnya yaitu aspek intelektual, psikologis, dan biologis 8 Guru adalah orang dewasa yang menjadi tenaga kependidikan untuk membimbing dan mendidik peserta didik menuju kedewasaan, agar memiliki kemandirian dan kemampuan dalam menghadapi kehidupan dunia dan 8 Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar,(jakarta:Rineka Cipta,2010), hal.1

5 akhirat. Seorang guru haruslah bukan hanya sekedar tenaga pengajar tetapi sekaligus adalah pendidik. 9 Sebagai pengajar atau pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia yang berhasil dari upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor guru. Hal ini menunjukan bahwa betapa eksisnya peran guru dalam dunia pendidikan. Demikian pula dalam upaya membelajarkan siswa guru dituntut memiliki multi peran sehingga mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif. Untuk dapat mengajar dengan efektif, guru harus meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa baik kualitas maupun kuantitas. Semakin banyak siswa yang terlibat aktif dalam belajar, semakin tinggi kemungkinan prestasi belajar yang dicapainya. Sedangkan dalam meningkatkan kualitas dalam mengajar hendaknya guru mampu merencanakan program pengajaran dan sekaligus mampu pula melakukan dalam bentuk interaksi belajar mengajar. Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka pendidik perlu mengetahui dan mempelajari beberapa metode dan media mengajar, kemudian mempraktikkan pada saat mengajar. 10 Bahasa Inggris adalah Bahasa Internasional yang hampir digunakan di sepertiga Negara di dunia. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya masyarakat yang gemar belajar. Proses belajar yang 9 Ibid, hal 3 10 Jamal Ma mur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovativ, hal.139

6 efektif antara lain dilakukan melalui membaca. Masyarakat yang gemar membaca akan memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang akan semakin meningkatkan kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu menjawab tantangan hidup pada masa mendatang. 11 Masalah yang muncul adalah belum optimalnya proses pembelajaran Bahasa Inggris yang akan menjadikan siswa bisa membaca ataupun menulis. Sebab menulis bahasa Inggris tidak sesuai dengan apa yang diucapkan sedangkan bahasa Inggris tidak bisa ditulis seperti Bahasa Indonesia sesuai pelafalannya. Pembelajaran Bahasa khususnya Bahasa Inggris di MI Plus Walisongo Trenggalek sudah menggunakan metode-metode yang dapat memancing kreatifitas peserata didik untuk semakin semangat belajar disaat ustadzah menjelaskan materi yang berkaitan dengan mata pelajaran Bahasa Inggris. Peserta didik Juga akan semangat mengerjakan tugas yang diberikan ustadzah, Baik saat pembelajaran Bahasa Inggris itu berlangsung maupun saat ada tugas yang dikerjakan dirumah. Apalagi sekarang kamus bahasa inggris tidak monoton, terjemahan dari bahasa inggris ke indonesia sudah banyak yang disertai dengan gambar, jadi peserta didik akan lebih semangat untuk mencari terjemahanya, kamus yang disertai dengan gambar itu juga sangat membantu peserta didik lebih mudah mengingat dan menghafal arti dari setiap kosakata. Dan didalam melihat kinerja atau usaha-usaha yang dilakukan oleh guru Bahasa Inggris dalam meningkatkan kemampuan menghafal kosakata Hal.1 11 Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar,(Jakarta: Bui Aksara,2009),

7 peserta didik. Peneliti memilih MI Plus Walisongo Trenggalek, karena berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan disaat adik dapat tugas dari ustadzah Bahasa Inggris untuk menghafalkan kosakata, dan dia sangat bersemangat menghafalkanya, akhirnya peneliti tertarik untuk meneliti di MI Plus Walisongo Trenggalek, peneliti juga mengetahui bahwa madrasah tersebut merupakan madrasah unggulan dan mempunyai banyak peserta didik. Berangkat dari berbagai permasalahan diataslah penulis ingin meneliti dan mendiskripsikan sebuah penerapan metode Snowbal Throwing dengan media visual yang diberikan ustadzah untuk peserta didiknya, khususnya pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Yaitu kaitanya dengan penerapan metode Snowbal Throwing dengan media visual untuk meningkatkan prestasi belajar Bahasa Inggris peserta didik kelas I MI Plus Walisongo Trenggalek. Apabila kita lihat uraian diatas, penerapan yang dilakukan guru Bahasa Inggris sangatlah diharapkan guna menambah pemahaman kosakata Bahasa Inggris, sehingga peserta didik dapat dengan mudah berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Inggris serta meningkatkan hasil belajar peserta didik. B. Fokus Penelitian Dari latar belakang diatas, yang menjadi fokus permasalahan adalah: 1. Bagaimana perencanaan dalam penerapan metode Snowball Trhowing dengan Media Visual pada mata pelajaran Bahasa Inggris materi food and

8 drink peserta didik kelas I MI Plus Walisongo Trenggalek tahun ajaran 2016/2017? 2. Bagaimana proses penerapan metode Snowball Trhowing dengan Media Visual pada mata pelajaran Bahasa Inggris materi food and drink peserta didik kelas I MI Plus Walisongo Trenggalek tahun ajaran 2016/2017? 3. Bagaimana peningkatan prestasi belajar menggunakan metode Snowball Trhowing dengan Media Visual pada mata pelajaran Bahasa Inggris materi food and drink peserta didik kelas I MI Plus Walisongo Trenggalek tahun ajaran 2016/2017? C. Tujuan Penelitian Tujuan merupakan standar akhir yang ingin dicapai dalam suatu penelitian dan merupakan titik tolak yang sangat menentukan dalam memberikan suatu arah bagi suatu penelitian. Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mendeskripsikan perencanaan penerapan metode Snowball Trhowing dengan Media Visual pada mata pelajaran Bahasa Inggris materi food and drink peserta didik kelas I MI Plus Walisongo Trenggalek tahun ajaran 2016/2017. 2. Untuk mendeskripsikan proses penerapan metode Snowball Trhowing dengan Media Visual pada mata pelajaran Bahasa Inggris materi food and drink peserta didik kelas I MI Plus Walisongo Trenggalek Tahun Ajaran 2016/2017.

9 3. Untuk mendeskripsikan peningkatan prestasi belajar menggunakan penerapan metode Snowball Trhowing dengan Media Visual pada mata pelajaran Bahasa Inggris materi food and drink peserta didik kelas I MI Plus Walisongo Trenggalek Tahun Ajaran 2016/2017. D. Kegunaan Hasil Penelitian 1. Secara teoritis Secara teoritis, penelitian ini sebagai sumbangan dalam bentuk dokumen pustaka untuk menambah referensi dan wawasan tentang pembelajaran Bahasa Inggris. 2. Secara praktis a. Bagi kepala sekolah MI Plus Walisongo Trenggalek 1) Penerapan metode Snowball Trhowing dan Media Visual ini dapat dijadikan bahasa pertimbangan bagi lembaga sekaligus sebagai acuan dalam pengembangan hal-hal yang perlu dikembangkan yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar khususnya mata pelajaran Bahasa Inggris. 2) Sebagai motivasi untuk menyediakan sarana dan prasarana sekolah untuk terciptanya pembelajaran yang optimal. b. Bagi Guru MI Plus Walisongo Trenggalek 1) Sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan program kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.

10 2) Sebagai pedoman penggunaan metode dan media yang sesuai dalam proses pembelajaran. 3) Untuk mempermudah guru dalam menyampaikan bahan ajar di dalam kelas. 4) Meningkatkan pemahaman materi pelajaran bagi peserta didik. c. Bagi pelajar MI Plus Walisongo Trenggalek 1) Memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk meingkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran Bahasa Inggris. 2) Memberikan motivasi dalam pembelajaran di dalam maupun diluar kelas. 3) Sebagai sarana transformasi ilmu paling efektif dalam pembelajaran. d. Bagi peneliti lain atau peneliti selanjutnya 1) Bagi peneliti selanjutnya yang mengadakan penelitian sejenis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk menambah wawasan tentang cara meningkatkan prestasi belajar Bahasa Inggris baik dalam segi menulis, membaca maupun menghafal siswa kelas 1 MI Plus Walisongo Trenggalek dalam pembelajaran disekolah. 2) Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau kajian untuk meningkatkan keberhasilan dalam proses pendidikan utamanya di sekolah MI Plus Walisongo Trenggalek e. Bagi Perpustakaan IAIN Tulungagung

11 1) Sebagai bahasan koreksi dan referensi supaya dapat digunakan sebagai sumber belajar atau bacaan bagi Mahasiswa lainnya. E. Penegasan Istilah Agar mudah difahami dan tidak menimbulkan kesalahan dalam penafsiran atau menimbulkan penafsiran ganda dalam mengartikan istilah yang ada dalam judul skripsi Penerapan Metode Snowball Trhowing dan Media Visual untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Inggris Peserta didik kelas 1 MI Plus Walisongo Trenggalek. Maka penulis perlu menjelaskan istilah yang ada dalam judul skripsi tersebut, diantaranya: 1. Metode Snowball Trhowing Metode merupakan cara yang digunakan oleh guru dalam mengelola pembelajaran di dalam kelas. Sedangkan Snowball Trhowing secara etimologi adalah bola salju, sedangkan trhowing adalah melempar. Snowball Trhowing secara keseluruhan diartikan melempar bola salju. Dalam pembelajaran Snowball Trhowing, bola salju merupakan kertas yang digunakan sebagai media untuk menjawab pertanyaan. Metode pembelajaran ini melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari siswa satu ke siswa yang lainnya dalam bentuk permainan melempar bola salju yang terbuat dari kertas. 2. Media Visual

12 Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Jadi dapat dipahami bahwa media adalah perantara atau pengantar dari pengirim ke penerima pesan. 12 Media visual adalah suatu media yang menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indra penglihatan. Pesan yang disampaikan dituangkan ke dalan simbolsimbol komunikasi visual. Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampain pesan dapat berhasil dan efisien. 13 Media visual berfungsi menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan (receiver), dimana pesan dituangkan melalui lambang atau simbol komunikasi visual. 14 F. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika yang dimaksud adalah keseluruhan isi dari pembahasan ini secara singkat, yang terdiri dari lima bab. Dari bab-bab tersebut terdapat sub sub yang merupakan rangkaian dari urutan pembahasan dalam penulisan skripsi ini. Adapun sistematika pembahasan dalam kajian ini adalah sebagai berikut: 12 Arif S.Sadirman dkk,media Pendidikan: Pengertian,Pengembangan dan Pemanfaatannya,(Jakarta:PT.Raja Grafindo,2007),hal.6 13 Ibid, hal.28 14 Ahmad Rohani, Media Instruksional..., hal.23

13 1. Bagian awal terdiri dari: halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan moto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, transliterasi dan abstrak. 2. Bagian Inti terdiri dari: a. Bab I: Pendahuluan, ini merupakan langkah awal untuk mengetahui gambaran secara umum dari keseluruhan isi skripsi ini yang akan dibahas dan merupakan dasar, serta merupakan titik sentral untuk pembahasan pada bab selanjutnya, bab pertama meliputi latar belakang masalah, focus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan skripsi. b. Bab II: Pada bab ini merupakan kajian pustaka mengenai pengertian belajar dan pembelajaran, pengertian metode pembelajaran, pengertian media pembelajaran, pengertian media visual, kajian tentang metode snowball throwing dan media visual, kajian tentang prestasi belajar, kajian bahasa Inggris, penelitian terdahulu, hipotesis tindakan, dan kajian konseptual peneliti. c. Bab III: Pada bab ini menjelaskan metode penelitian yang meliputi; jenis penelitian, Lokasi penelitian, kehadiran peneliti, sumber data, prosedur pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan keabsahan data dan temuan, tahap-tahap penelitian.

14 d. Bab IV: Pada bab ini menjelaskan tentang paparan hasil penelitian yang akan diambil realita-realita objek berdasarkan penelitian yang dilakukan. Bab ini terdiri dari : temuan penelitian e. Bab V: Pada bab ini menjelaskan tentang pembahasan dari hasil penelitian yang dilakukan. Bab ini terdiri dari :pembahasan hasil penelitian. f. Bab VI: pada bab ini merupakan penutup dari penulisan skripsi atau hasil akhir terdiri dari: kesimpulan dan rekomendasi/saran. 3. Bagian akhir, terdiri dari: daftar rujukan, lampiran-lampiran, surat pernyataan keaslian tulisan, dan daftar riwayat hidup.