BAB I PENDAHULUAN. terhadap tubuh karena akan mengalami proses detoksifikasi di dalam organ tubuh.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. milyaran sel-sel neuron yang berorganisasi dengan berbagai macam jaringan. proses proliferasi pada sel saraf otak (Sloane, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. memicu timbulnya penyakit degeneratif termasuk kanker. Kandungan terbesar dalam

BAB I PENDAHULUAN. tahapan dalam siklus sel. Sebagaimana Allah Swt berfirman dalam surat an Nuh :

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan integritas membran sel, sehingga kondisi sel tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Kultur jaringan hewan merupakan metode untuk memelihara sel hidup

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Vitamin E (α-tocoferol) terhadap Kerusakan Kultur Primer Sel Paru-Paru Fetus Hamster yang Dipapar Etanol

BAB I PENDAHULUAN. Tuak merupakan hasil sadapan yang diambil dari mayang enau atau aren

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Paru-paru merupakan organ yang dibungkus oleh jaringan ikat dan sel-sel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Pengaruh Vitamin E (α-tocoferol) Terhadap Kerusakan,

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan oksidatif dan injuri otot (Evans, 2000).

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara konsumen rokok terbesar di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari semua kelompok usia dan ras. Jong (2005) berpendapat bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. primer sel otak fetus hamster ini merupakan penelitian eksperimental yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

infeksi parasit, serta paparan karsinogen (Endrini dkk, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Makanan penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan zat psikotropika dengan penggunaan yang paling luas.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap proliferasi sel ginjal fetus hamster yang dikultur primer merupakan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Senyawa 2-Methoxyethanol (2-ME) tergolong senyawa ptalate ester (ester

BAB I PENDAHULUAN. Tujuh sumber utama pencemaran udara yaitu: partikel debu/partikulat

BAB 1 PENDAHULUAN. 10 juta jiwa, dan 70% berasal dari negara berkembang, salah satunya Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh Vitamin E (α-tokoferol) terhadap persentase

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan suatu masalah kesehatan pada masyarakat dan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Aktifitas fisik merupakan kegiatan hidup yang dikembangkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh mereka untuk berbagai keperluan, antara lain sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non

BAB 1 PENDAHULUAN. Plumbum (Pb) merupakan salah satu jenis logam berat. Logam berat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bersifat lemak, yaitu : 4 tocopherol dan 4- tocotrienol. Diantara delapan macam

BAB I PENDAHULUAN. yang baik pun meningkat. Salah satu sumber gizi yang paling penting adalah protein

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa mencit yang terpapar 2-ME

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, dunia kedokteran dan kesehatan banyak membahas tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari lemak tumbuhan maupun dari lemak hewan. Minyak goreng tersusun

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang diakibatkan oleh radikal bebas. Namun tanpa disadari radikal

PEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini telah banyak diungkapkan bahaya lingkungan yang tidak sehat

BAB 1 PENDAHULUAN. jalan beragam. Contoh yang paling sering ditemui adalah pecel lele dan gorengan.

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan di hati dan ginjal, sedangkan di otak aktivitasnya rendah. 2 Enzim

Aktifitas Anti Oksidan Ekstrak Metanol 70% Daun Krokot (Portulaca oleracea L.)

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat akan pemenuhan gizi pada masa kini. semakin tinggi seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran

I. PENDAHULUAN. Penggunaan rokok sebagai konsumsi sehari-hari kian meningkat. Jumlah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian tentang pengaruh pemberian tomat (Solanum

I. PENDAHULUAN. Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULAN. memetabolisme dan mengekskresi zat kimia. Hati juga mendetoksifikasi zat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Vitamin E merupakan vitamin yang mempunyai 2 macam struktur yang

I. PENDAHULUAN. Roundup adalah herbisida yang menggunakan bahan aktif glifosat yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. pada lingkungan hidup masyarakat terutama perubahan suhu, udara, sinar UV,

BAB I PENDAHULUAN. tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, terutama usia dewasa. Insidensi dan prevalensinya meningkat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tinjauan Umum Tentang Kultur Sel Primer Ginjal Hamster

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).

Fetus Hamster. Ginjal Fetus Hamster FBS

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya stres oksidatif pada tikus (Senturk et al., 2001) dan manusia

1. PENDAHULUAN. penambah rasa makanan dengan L-Glutamic Acid sebagai komponen asam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nurfahmia Azizah, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktivitas fisik merupakan setiap pergerakan tubuh akibat kontraksi otot

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri keberadaannya. Dewasa ini, banyak penyebab penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai tanaman obat. Masyarakat

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Gorengan adalah produk makanan yang diolah dengan cara menggoreng

BAB I PENDAHULUAN. secara alamiah. Proses tua disebut sebagai siklus hidup yang normal bila

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara disebut juga dengan carsinoma mammae merupakan

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran kortikosteroid mulai dikenal sekitar tahun 1950, dan preparat

BAB 1 PENDAHULUAN. mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Variasi produk dan harga rokok di Indonesia telah menyebabkan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok merupakan masalah penting sekarang ini. Rokok bagi

LATAR BELAKANG. Radikal bebas adalah atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

I. PENDAHULUAN. Infertilitas adalah ketidak mampuan untuk hamil setelah sekurang-kurangnya

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman dalam Al-qur an yang berbunyi:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alkohol merupakan zat kimia yang dapat menimbulkan berbagai dampak terhadap tubuh karena akan mengalami proses detoksifikasi di dalam organ tubuh. Penggunaan alkohol sebagai minuman saat ini sangat meningkat di masyarakat dan sampai saat ini sudah beraneka macam minuman beralkohol yang dikonsumsi manusia. Masing-masing negara memiliki kebiasaan yang berbeda dalam mengkonsumsi minuman beralkohol, baik itu jumlah keseluruhan alkohol yang dikonsumsi maupun jenis-jenis minuman keras (Chairman et al., 1991). Alkohol yang terkandung dalam minuman keras adalah etanol (CH 3 CH 2 -OH) (Adiwisastra, 1987 dan Joewana, 1989). Etanol merupakan zat kimia yang dapat menimbulkan kerusakan melalui mekanisme radikal bebas (Masters, 2002). Etanol apabila masuk ke dalam tubuh dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan timbulnya metabolit sekunder yang dapat bertindak sebagai radikal bebas dan menyebabkan kerusakan pada paru-paru dengan menyerang lemak tak jenuh ganda dalam membran sel dan akibat yang ditimbulkan bersifat irreversible. Gambaran dari kerusakan paru-paru diantaranya yaitu adanya proliferasi sel-sel alveolus, perluasan proliferasi alveolus, bahkan benjolan berbentuk bulat yang menandakan terjadinya keganasan sel kanker (Mun im, 2006). 1

2 Radikal bebas merupakan suatu senyawa atau molekul yang mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital luarnya, sehingga senyawa tersebut sangat reaktif mencari pasangannya (Winarsi, 2007). Kelebihan radikal bebas di dalam tubuh manusia merupakan salah satu tanda ketidakseimbangan. Hal tersebut akan mengganggu proses metabolisme sel di dalam tubuh. Pada dasarnya makhluk hidup beserta sel yang menyusunnya dan proses metabolisme yang terjadi di dalamnya telah diciptakan Allah dalam kondisi seimbang, sebagaimana firman Allah Swt. dalam Alqur an surat al-infithar : 7, yaitu : Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan susunan tubuhmu seimbang (Qs. al-infithar : 7). Berdasarkan ayat tersebut dapat diketahui bahwa Allah menciptakan susunan tubuh manusia dalam keadaan seimbang, termasuk keseimbangan dalam hal metabolisme sel paru-paru. Pada metabolisme yang normal, sel paru-paru menghasilkan partikel berenergi tinggi dalam jumlah kecil yang dikenal sebagai radikal bebas. Radikal bebas dan sejenisnya diproduksi dalam sistem biologis pada pertahanan anti mikroba. Radikal bebas di dalam sel jumlahnya seimbang, tetapi jumlah radikal bebas dapat meningkat beberapa kali lipat dari keadaan normal apabila sel terpapar bahan toksik. Kelebihan radikal bebas di dalam sel sangat berbahaya karena dapat mengganggu metabolisme normal di dalam sel dan dapat mengganggu integritas sel. Suhartono et al. (2007) menyatakan bahwa terbentuknya radikal bebas yang berlebihan di dalam tubuh dapat mengganggu integritas sel dan dapat

3 bereaksi dengan komponen-komponen sel baik komponen struktur (molekulmolekul penyusun membran) maupun komponen fungsional (protein, enzim, DNA) dengan merusak sel pada komponen protein DNA dan membran sel, sehingga membran sel rusak dan menyebabkan gangguan pada integritas sel. Winarsi (2007) menjelaskan bahwa sel memiliki sistem antioksidan untuk menangkal reaktifitas radikal bebas, tetapi apabila jumlah senyawa oksigen reaktif melebihi jumlah antioksidan dalam sel maka mengakibatkan stress oksidatif pada sel tersebut. Hasil penelitian Hamada (2002) menunjukkan bahwa stress oksidatif yang disebabkan etanol dapat menghambat ion Na +, K +, dan ATPase sehingga berpengaruh terhadap proliferasi sel yang dikultur, menurunkan jumlah sel yang hidup dan meningkatkan kematian sel. Langkah yang tepat untuk mengurangi efek radikal bebas adalah penggunaan antioksidan. Salah satu antioksidan eksogen yang mampu melindungi sel dari stress oksidatif adalah vitamin E (α-tocoferol). Hariyatmi (2004) menjelaskan bahwa vitamin E merupakan antioksidan yang melindungi Poly Unsaturated Faty Acids (PUFA) dan komponen membran sel lain dari oksidasi radikal bebas dengan memutuskan rantai peroksida lipid dan menyumbangkan satu atom hidrogen dari gugus OH pada cincinnya ke radikal bebas. Hasil penelitian tentang peran vitamin E diantaranya dapat meningkatkan proses penempelan eksplan mencit in vitro (Steele, 1990), meningkatkan proliferasi sel dentate gyrus pada tikus dewasa (Cuppini, 2001) dan meningkatkan viabilitas embrio mencit yang dipapar panas (Arechiga, 1994). Hasil penelitian lainnya yaitu vitamin E memberi pengaruh positif terhadap perkembangan

4 proliferasi sel embrio sapi (Seidel, 2000) dan dapat mempercepat viabilitas sel baby hamster kidney (BHK) (Sekaran, 2010). Penelitian tentang peran vitamin E (α-tocoferol) terhadap toksisitas bahan kimia sudah banyak dilakukan, diantaranya penelitian Sugiyama (1989) menunjukkan bahwa vitamin E konsentrasi 25 µm mampu mempertahankan viabilitas sel V-79 hamster cina yang dipapar 15 µm sodium kromat selama kultur. Penelitian Singha (2008), terbukti bahwa vitamin E konsentrasi 100 mg/kg mampu mengurangi efek genotoxicity atrazin 300 mg/kg yang diinduksi pada tikus dan dapat melindungi sel paru-paru dari stress oksidatif, sedangkan hasil penelitian Bolt (2001) diketahui bahwa vitamin E konsentrasi 300 µm mampu melindungi kultur sel makrofag alveolar paru-paru hamster dari toksisitas 100 µm amiodarone dan 50 µm N-desethylamiodarone. Kelemahan dari penelitian sebelumnya adalah vitamin E konsentrasi 300 µm belum mampu meningkatkan viabilitas sel digest, sel clara dan sel alveolar tipe II paru-paru dari toksisitas 100 µm amiodarone dan 50 µm N- desethylamiodarone, walaupun dapat melindungi kultur sel makrofag paru-paru. Viabilitas sel paru-paru hamster mengalami penurunan saat dipapar 500 µm CCl 4, ini membuktikan bahwa konsentrasi vitamin E yang digunakan untuk mencegah terjadinya penurunan viabilitas sel paru-paru akibat paparan CCl 4 belum maksimal. Berdasarkan data-data tersebut, peran vitamin E (α-tocoferol) dalam mengurangi kerusakan sel akibat paparan etanol belum dilakukan, sehingga penelitian ini perlu dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh vitamin

5 E (α-tocoferol) terhadap kerusakan, viabilitas, dan abnormalitas kultur primer sel paru-paru fetus hamster yang dipapar etanol. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ada pengaruh vitamin E (α-tocoferol) terhadap kerusakan, viabilitas, dan abnormalitas kultur primer sel paru-paru fetus hamster yang dipapar etanol? 1.3 Tujuan Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh vitamin E (α-tocoferol) terhadap kerusakan, viabilitas, dan abnormalitas kultur primer sel paru-paru fetus hamster yang dipapar etanol. 1.4 Hipotesis Ada pengaruh vitamin E (α-tocoferol) terhadap kerusakan, viabilitas, dan abnormalitas kultur primer sel paru-paru fetus hamster yang dipapar etanol. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : 1. Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan informasi ilmiah mengenai pengaruh vitamin E (α-tocoferol) terhadap kerusakan, viabilitas, dan abnormalitas kultur primer sel paru-paru fetus hamster yang dipapar etanol.

6 2. Secara aplikasi penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang kegunaan vitamin E (α-tocoferol) sebagai antioksidan dan pencegah kerusakan sel akibat etanol. 3. Penyediaan kultur primer sel paru-paru dalam jumlah besar dapat digunakan untuk stem cell, transplantasi organ, pembuatan vaksin dan uji toksisitas bahan kimia. 1.6 Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Sampel yang digunakan adalah sel paru-paru fetus hamster yang berumur 2 hari. 2. Media kultur yang digunakan adalah media DMEM (Dullbecco s Modified Eagle Medium) (Gibco, Burlington, ON 12800-017) dengan suplementasi 20% serum FBS (Fetal Bovine Serum) (Sigma 12003c). 3. Vitamin E yang digunakan adalah Vitamin E (α-tocoferol) Nacalai (150233) dan dilarutkan dengan DMSO 0,2%. 4. Konsentrasi vitamin E (α-tocoferol) yang digunakan adalah (25, 50, 75, 100, dan 125) µm. 5. Etanol yang digunakan adalah etanol absolut dengan konsentrasi 10 mm dan dipapar selama 24 jam. 6. Penelitian hanya dibatasi pada pengamatan kerusakan, viabilitas, dan abnormalitas sel.

7 7. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Kultur Jaringan Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.