BAB VI PEMBAHASAN Pengaruh pemberian ekstrak etanol daun salam terhadap kadar GDS. absolut (DM tipe 1) atau secara relatif (DM tipe 2).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI PEMBAHASAN. salam dapat menurunkan ekspresi kolagen mesangial tikus Sprague dawley DM.

HASIL PENELITIAN Penentuan waktu hewan coba mencapai DM setelah induksi STZ. Kriteria hewan coba mencapai DM adalah apabila kadar GDS 200

BAB V HASIL PENELITIAN. Study preliminary dalam penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium

BAB V HASIL PENELITIAN. penelitian ini dilakukan studi preelimenery dengan mengunakan hewan coba yang

BAB V HASIL PENELITIAN. Study preliminary / uji pendahuluan dan proses penelitian ini telah

BAB VI PEMBAHASAN Pengaruh Ekstrak Daun Salam Terhadap Kadar Glukosa Darah

BAB I PENDAHULUAN. Badan Federasi Diabetes Internasional (IDF) memperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. dunia dengan prevalensi yang semakin meningkat. World health organisation

BAB I PENDAHULUAN. metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. 1,2 Hiperglikemia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jumlah penderita diabetes mellitus (DM) di Indonesia menurut World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi 300 juta. Jumlah tertinggi penderita diabetes mellitus terdapat

Pemberian Ekstrak Etanol Daun Salam Untuk Menurunkan Ekspresi Laminin Mesangial Tikus Sprague Dawley DM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

BAB V PEMBAHASAN. STZ merupakan bahan toksik yang dapat merusak sel ß pankreas secara langsung.

BAB I PENDAHULUAN. DM yaitu DM tipe-1 dan DM tipe-2. Diabetes tipe-1 terutama disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, termasuk di bidang kedokteran, salah satunya adalah ilmu Anti Aging

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association (ADA), diabetes melitus (DM)

BAB 1 PENDAHULUAN. kelainan pada sekresi insulin, kerja insulin atau bahkan keduanya. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2007 menjadi 2,1 pada tahun 2013 (Riskesdas, 2013). Hasil riset tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sel mesangial glomerulus bersama dengan matriks disekitarnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit degeneratif yang merupakan salah

I. PENDAHULUAN. cukup besar di Indonesia. Hal ini ditandai dengan bergesernya pola penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya (American Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan kadar glukosa dalam darah. Pengobatan diabetes melitus dapat

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2016 PENGARUH PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN SIMPUR

I. PENDAHULAN. memetabolisme dan mengekskresi zat kimia. Hati juga mendetoksifikasi zat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

setelah India, China, Amerika Serikat. Tercatat pada tahun 2000 jumlah penderita Diabetes Melitus di Indonesia mencapai 8,4 juta.

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara disebut juga dengan carsinoma mammae merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. Transplantasi ginjal merupakan pilihan pengobatan untuk pasien yang

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1) DM tipe I atau Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) Adanya kerusakan sel β pancreas akibat autoimun yang umumnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berbagai macam penyakit degeneratif semakin berkembang pesat dikalangan masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. intervensi), Kelompok II sebagai kontrol positif (diinduksi STZ+NA),

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pankreas tidak lagi memproduksi insulin atau ketika sel-sel tubuh resisten

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

BAB I PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG PENELITIAN. dengan defisiensi sekresi dan atau sekresi insulin (Nugroho, 2012). Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1,5 juta kasus kematian disebabkan langsung oleh diabetes pada tahun 2012.

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL DAN PEMBASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronis yang ditandai oleh

Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan. menggunakan pendekatan post test only control group design.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global

repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. Transisi epidemiologi yang terjadi di dunia saat ini telah mengakibatkan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. Kadar glukosa darah pada penelitian ini, terjadi peningkatan pada masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk persenyawaan dengan molekul lain seperti PbCl 4 dan PbBr 2.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembuluh darah (Ruan, et al., 2013). Hiperglikemia tidak hanya meningkatkan resiko

Mekanisme penyerapan Ca dari usus (Sumber: /16-calcium-physiology-flash-cards/)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia dengan

I. PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik karbohidrat, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang

BAB 6 PEMBAHASAN. darah, mereduksi kadar kolesterol, trigliserida, gula darah, menyeimbangkan

Pemberian Ekstrak Etanol Daun Salam Untuk Menurunkan Ekspresi Fibronektin Mesangial Tikus Sprague Dawley DM

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan kerja insulin dan/atau sekresi insulin (Forbes & Cooper, 2013).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak

Transkripsi:

53 BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Pengaruh pemberian ekstrak etanol daun salam terhadap kadar GDS Diabetes melitus (DM) merupakan gangguan metabolik kronik, progresif dengan hiperglikemia sebagai tanda utama karena kekurangan insulin secara absolut (DM tipe 1) atau secara relatif (DM tipe 2). 2 Insiden DM semakin meningkat di seluruh dunia yang akan menjadi penyebab morbiditas dan mortalitas pada masa akan datang. Radikal bebas terbentuk secara tidak proporsional pada DM yang disebabkan oleh oksidasi glukosa, glikasi non-enzimatik protein dan degradasi glikasi protein. Radikal bebas dan menurunnya stimulasi mekanisme pertahanan antioksidan dapat menyebabkan kerusakan organel sel, peningkatan peroksidasi lipid dan terjadinya resistensi insulin, hal ini meningkatkan terjadinya komplikasi DM. 51 Studi terbaru menunjukkan hiperglikemi menyebabkan glikasi antioksidan yang dapat merubah struktur dan fungsi antioksidan sehingga menyebabkan ketidakmampuan untuk melakukan detoksifikasi radikal bebas dalam tubuh yang menyebabkan terjadinya peningkatan stres oksidatif. Peningkatan stres oksidatif merupakan peran utama dalam perkembangan resistensi insulin, gangguan fungsi sel serta komplikasi lain dari DM. Hasil studi melaporkan terapi antioksidan dapat menurunkan stres oksidatif serta mampu meningkatkan kontrol glikemik pada pasien DM. 52

54 Ekstrak etanol daun salam memiliki properti antioksidan yang tinggi, hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa zat yang terkandung dalam daun salam berupa alkaloid, saponin, fenolik, triterpenoid, steroid dan flavonoid yang dapat dijadikan sebagai zat anti oksidatif, yang dapat berfungsi menurunkan gula darah. Hal ini sesuai dengan hasil studi lain yang melaporkan bahwa pemberian ekstrak daun salam pada penderita DM mampu menurunkan kadar gula darah serum secara signifikan sebesar 21-26%. 19 Hasil uji antioksidan dengan metode difenilpikril hidrasil ( DPPH ) pada ekstrak etanol daun salam yaitu IC 50 = 89.627, konsentrasi senyawa antioksidan yang terkandung dalam daun salam memyebabkan lebih dari 50% DPPH mengalami penurunan karakter radikal bebas lebih besar dari vitamin C yaitu IC 50 = 7.587. Flavonoid digambarkan sebagai properti yang paling berguna, dimana hampir semua kelompok flavonoid mempunyai kemampuan sebagai antioksidan. Flavonoid mempunyai efek yang paling kuat melindungi tubuh terhadap ROS serta mampu mencegah cedera akibat radikal bebas melalui berbagai cara salah satunya melalui cara langsung dengan scavening radikal bebas. Flavonoid mengoksidasi radikal bebas sehingga lebih stabil serta mengurangi reaktivasi radikal. Flavonoid menstabilkan ROS melalui reaktivitas ikatan radikal bebas, karena reaktivitas yang tinggi dari kelompok hydroxyl flavonoid membuat inactive radikal bebas. 14 Potensial aktivitas antioksidan flavonoid dilakukan dengan beberapa mekanisme yaitu pembilasan atau pendinginan radikal bebas,

55 chelating metal ion, mengahambat sistem enzim yang bertanggung jawab untuk generasi radikal bebas. 51 Hasil penelitian menunjukkan dosis Perlakuan 1 : EEDS 150 mg/ 200 grbb, perlakuan 2 : EEDS 300 mg/ 200 gr BB dan dosis perlakuan 3 : EEDS 450 mg/ 200 gr BB dapat menurun gula darah yang ditunjukkan adanya perbedaan rata-rata GDS Pre dengan Post EEDS, hal ini menunjukan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara GDS Pre EEDS dengan GDS Post EEDS (p value : 0,006). Hal ini menunjukkan bahwa EEDS pada dosis tersebut dapat meregulasi gula darah. Studi lain menyatakan ekstrak daun salam dengan dosis 100 mg/kg BB,200 mg/kg BB dan 300 mg/kg BB dalam 21 hari. Pada dosis 100 mg/kg BB dapat meregulasi gula darah 42 6.2. Pengaruh pemberian ekstrak etanol salam terhadap ekpresi laminin mesangial glomerulus ginjal Sel mesangial merupakan sel khusus yang dapat mensintesis dan mensekresikan berbagai faktor protein yang mengatur struktur dan fungsi glomerulus. Perubahan fungsi sel mesangial merupakan penyebab utama perkembangan penyakit ginjal glomerulus dan gagal ginjal kronis. Hasil penelitian menunjukkan glukosa tinggi merangsang ekspresi ROS, Ang II dan TGF-β1. Ang II secara langsung menyebabkan ketidakteraturan hemodinamik pada ginjal serta dapat menstimulasi ekspresi TGF-β1, ROS dan ECM, selain itu TGF-β1 juga dapat secara langsung menyebabkan akumulasi ECM dimediasi oleh sinyal seperti MAPK, Smads, PKC, PKA, Ca2 +, dan sebagainya.

56 Laminin adalah glikoprotein non-kolagen yang merupakan komponen utama mesangium dan GBM serta terdapat pada semua ECM. Laminin berperan pada perkembangan dan perbaikan mikrovaskular serta merupakan supramolekul perakit ECM. 25,26 Kelainan deposisi laminin terjadi pada berbagai penyakit termasuk pada DM dimana pada parenkim ginjal DM tipe I terjadi peningkatan laminin dalam mesangium ginjal diabetes. 9 Kadar glukosa dan glukosamin meningkatkan sintesis laminin sehingga terjadi perubahan karakteristik glomerulus ginjal diabetes salah satunya adalah ekspansi mesangial sebagai akibat peningkatan matriks mesangial dan ukuran sel mesangial sehingga menyebabkan berkurangnya permukaan filtrasi yang menyebabkan berkurangnya laju filtrasi glomerulus. Penelitian lain menjelaskan ekspresi laminin mesangial meningkat pada 48 jam pada sel mesangial yang terpapar glukosa tinggi. 7,8,27,28 Keseimbangan antara oksidan dan antioksidan (keseimbanga redoks) merupakan hal yang penting untuk mempertahankan sistem biologi yang sehat. Stres oksidatif meningkat pada DM karena peningkatan produksi ROS dan kekurangan pertahanan mekanisme antioksidan. Sumber produksi ROS pada DM berasal dari non-mitokondria dan mitokondria. ROS terbentuk secara tidak proporsional pada diabetes, terbentuk oleh glucose oxidation, non-enzymatic glycation of proteins, and the subsequent oxidative degradation of glycated. Tingginya ROS dan menurunnya mekanisme pertahanan antioksidan menyebabkan kerusakan organel sel dan enzim, peningkatan peroksida lipid dan berkembangnya resistensi insulin, selain itu ROS mempercepat empat mekanisme molekuler penting yang terlibat dalam kerusakan jaringan oksidatif yang

57 disebabkan oleh hiperglikemia. Keempat jalur tersebut adalah meningkatnya AGEs, meningkatkan jalur hexosamine, aktivasi protein kinase C dan peningkatan jalur poliol. 12 Selain itu glukosa yang tinggi pada DM serta faktor TGF-β1, Ang II dan ROS mengaktifkan berbagai jenis sinyal sel yang merupakan arrest cells pada fase G1 sehingga merangsang terjadinya hipertropi sel yang mengeluarkan ECM lebih banyak. Hasil penelitian menunjukkan glukosa tinggi merangsang ekspresi ROS, Ang II dan TGF-β1. Ang II secara langsung menyebabkan ketidakteraturan hemodinamik pada ginjal serta dapat menstimulasi ekspresi TGF-β1, ROS dan ECM, selain itu TGF-β1 juga dapat secara langsung menyebabkan akumulasi ECM dimediasi oleh sinyal seperti MAPK, Smads, PKC, PKA, Ca2 +, dan sebagainya. Penelitian oleh Fitriani D tentang pengaruh pemberian Morinda citrifolia L terhadap ekspresi laminin mesangial menunjukkan salah satu kandungan dalam Morinda citrifolia L adalah flavonoid, flavonid mempunyai kemampuan sebagai antioksidan. Hasil penelitian menunjukkan ekspresi laminin setelah pemberian Morinda citrifolia L menurun pada kelompok perlakuan. 20 Uji fitokimia ekstrak daun salam menunjukkan bahwa zat yang terkandung dalam daun salam berupa alkaloid, saponin, fenolik, triterpenoid, steroid dan flavonoid yang dapat dijadikan sebagai zat anti oksidatif yang berfungsi menurunkan gula darah. Flavonoid digambarkan sebagai properti yang paling berguna, dimana hampir semua kelompok flavonoid mempunyai kemampuan sebagai antioksidan. Flavonoid mempunyai efek yang paling kuat melindungi tubuh terhadap ROS serta mampu mencegah cedera akibat radikal bebas melalui

58 berbagai cara salah satunya melalui cara langsung dengan scavening radikal bebas. Flavonoid mengoksidasi radikal bebas sehingga lebih stabil serta mengurangi reaktivasi radikal. Flavonoid menstabilkan ROS melalui reaktivitas ikatan radikal bebas, karena reaktivitas yang tinggi dari kelompok hydroxyl flavonoid membuat inactive radikal bebas. 14 Penelitian ini menggunakan tiga dosis perlakuan, yaitu Perlakuan 1 : EEDS 150 mg/ 200 gr berat badan, perlakuan 2 : EEDS 300 mg/ 200 gr berat badan dan dosis perlakuan 3 : EEDS 450 mg/ 200 gr berat badan. Hasil penelitian Hasil rerata allred score ekspresi laminin mesangial glomerulus pada kelompok dosis 450 mg/200grbb lebih rendah dibandingkan kelompok perlakuan 150 mg/200grbb dan 300 mg/200grbb dengan nilai (3,5+0,5). Hasil analisa uji Krusskall-Wallis pada kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan terdapat perbedaan secara bermakna (p=0,02 ; p<0.05). Hal ini memungkinkan karena penelitian yang lain menyatakan flavonoid dapat berfungsi menurunkan hiperglikemi dan menurunkan non-enzymatic glycation of protein yang merupakan salah satu sumber utama stres oksidatif pada DM. Keseimbangan antara produksi oksidan dan antioksidan merupakan hal penting dalam menjaga kesehatan sistem biologi. Tindakan interaktif antioksidan endogen dan eksogen digunakan untuk memperkuat keseimbangan oksidan dan antioksidan.terapi antioksidan berperan penting dalam memperkuat sistem antioksidan dalam tubuh untuk menghilangkan kelebihan metabolisme oksigen.

59 6.3. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan pada penelitian ini adalah tidak adanya kelompok kontrol nondiabetes, lisisnya sampel darah karena waktu pengambilan sampel yang lama, pemeriksaan gula darah hanya dilakukan pada pemeriksaan gula darah sewaktu tidak dilakukan pemeriksaaan gula darah puasa, sampel yang mati saat perlakuan tidak dilakukan autopsi sehingga tidak diketahui penyebab kematian.