BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BIAYA PRODUKSI IKAN PATIN (Pangasius pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. bisnis ikan air tawar di dunia (Kordi, 2010). Ikan nila memiliki keunggulan yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA PRODUKSI AGROINDUSTRI TAHU DI DESA PANDANSARI KECAMATAN AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT menciptakan alam semesta dengan sebaik-baik ciptaan. Langit

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

ANALISIS PERBEDAAN BIAYA, PENDAPATAN DAN RENTABILITAS PADA AGROINDUSTRI TEMPE ANTARA PENGGUNAAN MODAL SENDIRI DENGAN MODAL PINJAMAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Skema kerja penyusunan formulasi pakan A. Pakan A (Protein 35% Energi 3,5 kkal/g)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. digemari masyarakat Indonesia dan luar negeri. Rasa daging yang enak dan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai bobot badan antara 1,5-2.8 kg/ekor dan bisa segera

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan dalam kegiatan budidaya ikan. Kebutuhan pakan ikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan lain yang bersifat komplementer. Salah satu kegiatan itu adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang benar tentang konsep agribisnis itu sendiri. Sering ditemukan bahwa

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat terkenal dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena memiliki

BAB III METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

1. PENDAHULUAN. perbaikan kualitas sumberdaya manusia. Untuk mendukung pengadaan ikan

Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Asam Sianida (HCN) Kulit Ubi Kayu Sebagai Pakan Alternatif. Oleh : Sri Purwanti *)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau pemasaran hasil pertanian. Padahal pengertian agribisnis tersebut masih jauh dari

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

LAPORAN PENGANTAR ILMU EKONOMI PEMANFAATAN BUDIDAYA KEONG SAWAH SEBAGAI PAKAN IKAN. Disusun Oleh : 1. Abdul Kholid ( )

TINJAUAN PUSTAKA. Sektor peternakan adalah sektor yang memberikan kontribusi tinggi dalam

I. PENDAHULUAN. permintaan atas penyedia makanan siap saji meningkat, disamping itu faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN SIFAT SENSORIK KUE BOLU KUKUS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan

Oleh : Iif Latifah 1, Yus Rusman 2, Tito Hardiyanto 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

TINJAUAN PUSTAKA. dengan kondisi agroekosistem suatu tempat. Di lingkungan-lingkungan yang paling

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian rakyat Indonesia, namun dilain pihak dampak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

IV. METODE PENELITIAN

KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

IV. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. ini akan dinilai apakah pantas atau layak dilaksanakan didasarkan kepada

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur an surat Al-Mu minun ayat 21 yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

I. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA DALAM PEMBUATAN MIE BASAH TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN DAYA TERIMA SKRIPSI

PENDAHULUAN. akan protein hewani berangsur-angsur dapat ditanggulangi. Beberapa sumber

"PRO-FISHTA" UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS BUDIDAYA LELE DESA SETONO KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI

I. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. bertujuan untuk pemenuhan ketersediaan ikan melalui proses budidaya. Selain itu,

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

EFISIENSI USAHA PEMBIBITAN ITIK MODERN DAN TRADISIONAL PADA SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN LEBONG

STUDI TEKNOLOGI PAKAN PADA USAHA TERNAK PUYUH PETELUR

ANALISIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PADI

BAB I PENDAHULUAN. peternakan ayam petelur dipengaruhi oleh faktor bibit dan pakan. Pakan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Total jumlah itik yang dipelihara secara minim air sebanyak 48 ekor

III. KERANGKA PEMIKIRAN

KEBUTUHAN NUTRISI ITI PEDAGING : SUPRIANTO NIM : I

Alumni Prodi.Pend.Biologi FKIP Unigal, 2) Dosen Prodi.Pend.Biologi FKIP Unigal,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PEMBUATAN ABON MANDAI SEBAGAI ALTERNATIF TAMBAHAN PENDAPATAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. masih bertumpu pada beras. Meskipun di beberapa daerah sebagian kecil penduduk

BAB I PENDAHULUAN. yang rentan mengalami masalah gizi yaitu kekurangan protein dan energi.

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40

LAMPIRAN Lampiran 1. Tabel formulasi pakan ikan gurami

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. commit to user

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sangat berperan penting sebagai sumber asupan gizi yang dibutuhkan

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Di pasar internasional, harga ikan patin segar per kilogram adalah USD 1. Sementara itu, harga fillet ikan patin per kilogram mencapai USD 3.4. Kekurangan ikan patin Indonesia lainnya, apabila dibandingkan dengan ikan patin Vietnam, adalah ukurannya yang Indonesia rata-rata 500-600 gram, sedangkan pasar Eropa menginginkan ikan patin dengan ukuran 800 gram hingga satu kilogram. Idealnya, ikan patin yang bagus adalah yang berukuran satu kilogram hingga 1,2 kilogram agar mudah diolah dalam bentuk fillet. Ukuran ikan patin ini semakin menjadi hambatan karena para peternak ikan patin Indonesia, yang umumnya kalangan rumah tangga, cenderung tidak sabar menunggu hingga ikan patin mereka mencapai berat dan ukuran ideal. Ketika datang permintaan ikan patin berukuran 500 gram, para peternak ikan patin langsung menjualnya (Roestifitawati, 2013). Pelet merupakan salah satu jenis pakan ikan. Setiap ikan membutuhkan nilai gizi berbeda, kebutuhan protein, lemak dan serat. Makanan yang memiliki keseimbangan protein, lemak dan serat untuk kebutuhan ikan tertentu akan membuat ikan cepat besar, tetapi apabila nutrisi kurang, pertumbuhan ikan akan sangat lambat sehingga berakibat biaya dan waktu panen yang cukup lama. Kandungan kimia pelet Ikan patin merupakan salah satu jenis ikan air awar yang cukup dikenal di Indonesia, serta memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Ikan patin banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan pempek, nugget, dan 5

6 produk olahan perikanan lainnya. Daging ikan patin memiliki kandungan kalori dan protein yang cukup tinggi seperti tertera pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Komposisi kimia ikan patin per 100 gr daging ikan patin Komposisi Kimia Persentase (%) Air 82,22 Protein 14,3 Lemak 1,09 Abu 0,74 Sumber : (Subagja, 2009) Komposisi kimia tubuh ikan dipengaruhi oleh pakan dan lingkungan. Komposisi kimia tubuh organisme akuatik berhubungan erat dengan kualitas daging komoditi tersebut. Untuk meningkatkan kualitas daging, salah satu cara yang dilakukan adalah aplikasi pakan dengan nutrisi seimbang. Protein merupakan salah satu zat makanan yang dibutuhkan ikan dan perlu dipenuhi untuk mencapai pertumbuhan yang optimal. Kebutuhan energi ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain spesies ikan, umur atau ukuran ikan, aktivitas ikan, suhu dan jenis pakan. Jenis pakan yang dapat diberikan pada ikan yaitu 100 % pelet dan pelet yang diberi suplemen probiotik serta paku air atau Azolla pinnata (Sukmawati, 2006). Pelet merupakan salah satu jenis pakan ikan. Setiap ikan membutuhkan nilai gizi berbeda, kebutuhan protein, lemak dan serat. Makanan yang memiliki keseimbangan protein, lemak dan serat untuk kebutuhan ikan tertentu akan membuat ikan cepat besar, tetapi apabila nutrisi kurang, pertumbuhan ikan akan sangat lambat sehingga berakibat biaya dan waktu panen yang cukup lama. Kandungan kimia pelet 7 ikan tergantung dari bahan dasar pembuatan pelet (Sriharti, 1992). Dalam penyusunan ramuan pakan ikan perlu diperhatikan pula kualitas dan keanekaragaman bahan baku. Komposisi dengan bahan baku yang

7 beranekaragam lebih baik daripada komposisi yang sedikit ragam bahan baku. Contoh kandungan gizi bahan pembuat makanan ikan dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Hasil analisa kimia bahan baku pakan ikan No. Bahan Baku Kandungan gizi ( %) Protein Lemak Karbohidrat Serat Abu Air 1 Tepung Ikan 62,67 4,19 5,71 0,11 17,55 9,77 2 Tepung 61,56 27,3 - - 2,34 8,8 Daging ayam 3 Bungkil 47,9 10,9 25 3,6 4,8 7,8 kacang tanah 4 Dedak 11,99 1,48 64,75 3,79 0,64 17,35 gandum 5 Tepung kedelai 39,6 14,3 29,5 2,8 5,4 8,4 Sumber : (Sriharti, 1992) 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Usahatani Menurut Vink (1984), ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari normanorma yang digunakan untuk mengatur usahatani agar memperoleh pendapatan yang setinggi-tingginya. Ilmu usahatani biasa diartikan sebaagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani dapat mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki dengan sebaikbaiknya dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumber daya tersebut menghasilkan pengeluaran yang melebihi masukan (Soekartawi, 1995). Ilmu Usahatani merupakan ilmu terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana membuat atau menggunakan sumberdaya secara efisien pada suatu

8 usaha pertanian, peternakan, atau perikanan. Selain itu juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana membuat dan melaksanakan keputusan pada usaha pertanian, peternakan, atau perikanan untuk mencapai tujuan yang telah disepakati oleh petani/peternak tersebut (Prawirokusumo, 1990). Karena setiap perusahaan bertujuan untuk mencari laba, maka efisiensi merupakan suatu hal yang penting yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan. Laba yang maksimal dapat diperoleh atau dicapai melalui penggunaan sumber daya yang efisien. Terdapat beberapa pengertian efisiensi, diantaranya adalah sebagai berikut: Menurut Kamus Besar Indonesia (2001:284), pengertian efisiensi adalah ketepatan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuaatu (dengaan tidak membuang waktu, tenaga, biaya). Menurut John dan Orazem (1992), efisiensi merupakan suatu cara yang digunakan dalam proses produksi dengan menghasilkan output yang optimal dengan meminimalisir biaya produksi terutama bahan baku atau dapat menghasilkan output produksi yang maksimal dengan sumberdaya terbatas. Menurut Joel G. Siegel dan Jaae K. Shim (1999), mendefenisikan efisiensi merupakan biaya input (masukan) untuk tiap unit output (keluaran) yang diproduksi. Efisiensi perusahaan adalah mengukur besarnya nilai produksi yang dapat dicapai atas nilai faktor produksi tertentu.

9 Efisiensi = TTTTTT : TTTTTT TTTTTT TTTTTT Keterangan : TRa =Total Revenue A TCa= Total Cost A TRb =Total Revenue B TCb= Total Cost B ( Suratiyah, 2011). 2.2.2 Biaya Biaya usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost) (Soekartawi, 1999). Biaya tetap (FC) adalah biaya yang relatif jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Biaya variabel (VC) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, contohnya biaya tenaga kerja. 2.2.3 Harga Harga pasar suatu komoditi dana jumlah yang diperjualbelikan ditentukan oleh permintaan dan penawaran dari komoditi tersebut. Dengan harga pasar dimaksudkan harga yang disepakati oleh penjual dan pembeli (Sugiarto, 2000). 2.2.4 Pendapatan Pendapatan (Pd) adalah selisih antara penerimaan (TR) dan semua biaya (TC). Jadi, Pd = TR - TC. Penerimaan usahatani (TR) adalah perkalian antara produksi yang diperoleh (Y) dengan harga jual (Py) (Soekartawi, 1999). 2.3 Penelitian Terdahulu Hasil penelitian Anita (2010) di dalam judul Analisis Komparasi Harga dan Rantai Pemasaran Sembako di Pasar Tradisional dan Pasar Modern menunjukkan bahwa ada perbedaan saluran pemasaran sembilan bahan pokok (sembako) di

10 pasar tradisional dan pasar modern, yaitu saluran pemasaran sembako di pasar tradisional lebih panjang sehingga lebih banyak melibatkan lembaga-lembaga pemasaran dibandingkan saluran pemasaran sembako di pasar modern. Dan ada perbedaan nyata harga sembako di pasar tradisional dan pasar modern yaitu harga sembako di pasar tradisional lebih murah dibandingkan di pasar modern kecuali jenis sembako susu bendera dan minyak goreng(bimoli). Hasil penelitian Dumasari (2014) di dalam jurnal Teknologi Subtitusi Bahan Dalam Pengembangan Usaha Mikro Pakan Organik Berprotein. Pengembangan usaha mikro pakan organik berprotein bagi ikan air tawar dengan pemanfaatan teknologi subtitusi bahan memiliki kontribusi berarti bagi upaya pemberdayaan masyarakat petani petambak di pedesaan. Jenis usaha mikro ini berbasis sumberdaya lokal dan ramah lingkungan. Produk pakan organik berprotein yang dihasilkan dari pengembangan usaha mikro potensial mengurangi ketergantungan para petani petambak pada pakan pellet buatan pabrik yang berbiaya tinggi. Bahan baku pakan organik berprotein bersumber dari berbagai jenis limbah hasil pertanian sebagai potensi sumberdaya alam lokal. Berdasarkan hasil penelitian Edison, dkk (2013) pada jurnal yang berjudul Pertumbuhan dan Efisiensi Pemanfaatan Pakan Pada Ikan Nila, Oreochromis Niloticus Yang Mengkonsumsi Pellet Produk Industri Pakan Ikan Skala Rumah Tangga Di Sulawesi Selatan disimpulkan bahwa pakan produk industri skala rumah tangga asal Kabupaten Sidrap memiliki pertumbuhan dan efisiensi pakan tertinggi dibanding dengan pakan lainnya.pakan uji yang digunakan adalah pellet produk industri pakan skala rumah tangga di Sulawesi Selatan dengan lokasi Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) sebagai perlakuan B, Kabupaten Pinrang

11 perlakuan C, dan Kota Makassar sebagai perlakuan D, serta pakan komersial sebagai pakan kontrol (perlakuan A). Ikan uji diberi pakan tiga kali sehari selama 30 hari secara satiasi. Parameter yang diukur adalah pertumbuhan mutlak, komsumsi pakan harian, dan efisiensi pakan. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa pakan produk industri skala rumah tangga asal Kabupaten Sidrap memiliki pertumbuhan dan efisiensi pakan tertinggi dibanding dengan pakan lainnya. Proses produksi membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang cukup banyak. Proses produksi dilakukan dengan memperhatikan kesesuaian tiap input produksi untuk menghasilkan produksi optimal. Sehingga sangat perlu memperhatikan bagaimana caranya untuk mengalokasikan input seefisien mungkin. Pengefisienan pakan yang digunakan adalah salah satu usaha yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan produksi baik dalam rangka mengurangi biaya produksi maupun meningkatkan produktivitas, terutama untuk petani ikan skala kecil sehingga dapat memberikan benefit yang lebih besar untuk dapat memperluas ataupun memperbesar skala usahanya. 2.4 Kerangka Pemikiran Pengujian akan dilakukan untuk mengukur efisiensi perusahaan pada penggunaan pakan pabrik dan pakan buatan. Pertama dengan mengetahui jumlah input produksi dan harga pakan pabrik per kg dan pakan buatan per kg, lalu mengetahui produksi ikan patin masing-masing petani yang menggunakan pakan pabrik dan pakan buatan dan harga jual patinnya. Kemudian menghitung penerimaan petani, setelah itu menghitung biaya total yang digunakan oleh petani yaitu biaya bibit,

12 biaaya pakan, obat-obatan, tenaga kerja, dan penyusutan peralatan. Setelah mengetahui biaya total, maka pendapatan kemudian dapat dihitung dengan mengurangi penerimaan dengan biaya total. Setelah itu untuk menghitung efisiensi perusahaan dilakukan dengan membandingkan penerimaan dengan total biaya masing-masing usahatani ikan patin yang menggunakan pakan pabrik dan pakan butan untuk mengetahui penggunaan input yang lebih efisien. Secara singkat, proses tersebut dapat dilihat dari skema kerangka pemikiran.

13 Usahatani Ikan Patin Jumlah Input Pakan Buatan x Harga pakan Input Pakan Pabrik x Harga pakan Produksi x Harga Produksi x Harga Penerimaan Penerimaan Total Biaya ( Bibit, pakan, obat-obatan,tk, Peralatan) Total Biaya (Bibit, pakan, obat-obatan, TK, Peralatan) Pendapatan Pendapatan Efisiensi Perusahaan Efisien Tidak Efisien Keterangan: :Menyatakan Pengaruh Gambar 1. Kerangka Pemikiran

14 2.5 Hipotesis Penelitian 1. Biaya produksi penggunaan pakan pabrik lebih tinggi daripada biaya produksi penggunaan pakan buatan 2. Pendapatan petani yang menggunakan pakan pabrik lebih rendah daripada pendapatan petani yang menggunakan pakan buatan. 3. Dari segi efisiensi, usahatani ikan patin dengan penggunaan pakan buatan lebih efisien.