BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002). Metode yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berbentuk Quasi experimental design dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini ditujukan pada pengembangan model pembelajaran kimia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan metode penelitian weak eksperimen dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre eksperiment dengan desain pretespostes

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh peningkatan penguasaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Weak experiment yang digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pseudoeksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah

BAB III METODE PENELITIAN. (quasi experiment) yang mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

BAB III METODE PENELITIAN. Terkait dengan keperluan penelitian yaitu untuk melihat peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain pretespostes

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengembangan pendidikan (Educational Research and Development) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui tujuan penelitian tercapai atau tidak, maka dipergunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pra-eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan menurut Arikunto (2002), yaitu Weak

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan suatu model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan penelitian pengembangan yang dikembangkan oleh Thiagarajan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas Pre-test Perlakuan Pos-test Eksperimen O X O Kontrol O Y O

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berbentuk eksperimen dengan hanya mengambil satu

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan

4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik Tes Kemampuan Koneksi Matematis Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Rubrik... 46

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental

Kelas Eksperimen : O X O

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang memberikan gambaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. Terdapat beberapa definisi operasional dalam Penelitian Tindakan Kelas. (PTK) ini. Berikut ini merupakan penjabarannya:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan penjelasan definisi operasional sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. DEFINISI OPERASIONAL Agar tidak adanya kesalahan dalam penafsiran dan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian, ada beberapa istilah yang akan dijelaskan berkenaan dengan penelitian tentang media animasi komputer pada pembelajaran sistem reproduksi manusia. Istilah-istilah yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Keterampilan berpikir kritis adalah keterampilan secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan (Ennis dalam Izhab, 2004:87). 2. Media pembelajaran adalah media yang penggunaannya diintegerasikan dengan tujuan atau isi pembelajaran yang biasanya sudah dituangkan dalam GBPP dan dimaksudkan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar (Hamidjojo dalam Rustaman dkk, 2003:135). 3. Media animasi komputer adalah salah satu bentuk multimedia yang digunakan dalam pembelajaran berupa gambar, suara, dan teks dengan menggunakan komputer (Syahrial, 2007). 4. Sistem reproduksi yang dimaksud adalah sistem reproduksi yang terdapat pada manusia. Dalam penelitian ini membahas mengenai struktur fungsi dan proses yang meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, 47

fertilisasi, dan pemberian air susu ibu serta kelainan/penyakit reproduksi manusia. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran menggunakan media animasi komputer terhadap keterampilan berpikir kritis siswa SMA pada pembelajaran sistem reproduksi manusia. Variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini adalah pembelajaran menggunakan media animasi komputer. Sedangkan variabel terikatnya berupa keterampilan berpikir kritis siswa, tidak ada kontrol di dalamnya. Metode penelitian yang digunakan adalah weak eksperimen (Arikunto, 2002:77). C. DESAIN PENELITIAN Dalam penelitian ini akan diungkap keterampilan berpikir kritis siswa SMA. Keterampilan berpikir kritis dalam penelitian ini diungkap melalui tes sebelum dan sesudah pembelajaran yang menggunakan media animasi komputer, menurut Sanjaya (2005:41) jenis rancangan penelitiannya adalah One Group Pre-Test Post-Test Design. Bentuk dari eksperimen ini dapat dilihat di bawah ini: Tabel 3.1 Desain Penelitian Pre-Test Perlakuan Post-Test T1 X T2 (Sanjaya, 2005:42) 48

Keterangan: T1 X T2 : Test awal : Pembelajaran menggunakan media animasi komputer pada pembelajaran sistem reproduksi manusia. : Test akhir D. POPULASI DAN SAMPEL Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Padalarang kelas XI IPA semester 2 tahun ajaran 2008-2009 yang terdiri dari 4 kelas. 2. Sampel Dari populasi yang berjumlah 4 kelas, sampel yang diambil adalah sebanyak 1 kelas, yaitu kelas XI IPA 1. Pemilihan sampel dilakukan secara purposive dengan tujuan bahwa siswa kelas tersebut sudah mengenal dan terbiasa menggunakan komputer. E. LOKASI PENELITIAN Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Padalarang selama berlangsungnya pembelajaran sistem reproduksi manusia semester genap di kelas XI IPA. 49

F. INSTRUMEN PENELITIAN Dalam penelitian ini digunakan beberapa instrumen, yaitu: 1. Tes Tertulis Berupa soal keterampilan berpikir kritis yang terdiri dari 7 soal yang memuat indikator keterampilan berpikir kritis yang telah melalui proses judgment oleh dosen ahli. Setelah melalui proses judgment dan revisi hasil judgment, soal tersebut kemudian diujicobakan. Hasil dari ujicoba tersebut lalu dianalisis mulai dari validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Setelah didapatkan hasil analisis butir soal uraian, kemudian dilakukan sejumlah perbaikan terhadap 7 soal uraian tersebut dan langsung diberikan kepada siswa subjek penelitian sebagai instrumen penelitian. Soal keterampilan berpikir kritis dapat dilihat pada lampiran B1. 2. Angket Pemberian angket dilakukan untuk memperoleh data tentang tanggapan siswa dan guru tentang penggunaan media animasi komputer pada sistem reproduksi manusia. Angket siswa terdiri dari 20 pertanyaan dan angket guru 17 pertanyaan. Masing-masing pertanyaan memiliki 4 pilihan jawaban, yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak setuju (STS). Untuk menghasilkan angket yang baik, maka terlebih dahulu dibuat kisi-kisi angket, kemudian dijabarkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang dapat dilihat selengkapnya pada lampiran B2. Validasi isi angket dan kejelasan bahasa yang digunakan 50

dalam pertanyaan angket dilakukan dengan cara meminta pertimbangan dosen pembimbing. Kisi-kisi yang digunakan dalam penyusunan angket adalah pandangan siswa terhadap pelajaran biologi, penerimaan terhadap media, pengalaman belajar menggunakan media animasi komputer, kejelasan dan kemudahan belajar dengan menggunakan media animasi komputer, petunjuk dan keterbacaan program, kemampuan siswa dalam berpikir, interaksi belajar, kemudahan mendapatkan media, relevansi dengan tujuan pembelajaran, serta pengaruhnya terhadap keterampilan berpikir kritis siswa. G. PROSEDUR PENELITIAN Tahapan penelitian menggunakan media animasi komputer terhadap keterampilan berpikir kritis siswa dimulai dengan studi pendahuluan yang meliputi analisis materi biologi SMA, metode dan pendekatan pembelajaran yang biasa digunakan, dan kesulitan-kesulitan siswa dalam mempelajari biologi, kemudian dilanjutkan dengan persiapan, pelaksanaan di lapangan, anlisis hasil dan penyusunan laporan. 1. Studi Pendahuluan Berdasarkan standar isi mata pelajaran biologi kelas XI IPA salah satu topik yang dipelajari adalah sistem reproduksi manusia. Topik ini meliputi aspek pada tingkat mikroskopik dan makroskopik yang tidak semuanya dapat dilihat langsung oleh mata. 51

2. Tahap Persiapan Pada tahap ini dirancang media animasi yang sesuai dengan isi materi sistem reproduksi manusia untuk mempresentasikan tingkat mikroskopik dan makroskopik. Rancangan media animasi didiskusikan bersama rekan, dosen pembimbing sebagai tenaga ahli pendidikan, dan selanjutnya dibuat oleh ahli animasi. Selain itu juga dilakukan studi kepustakaan tentang pendekatan keterampilan berpikir kritis dan menetapkan indicator keterampilan berpikir kritis yang kemungkinan dapat dikembangkan melalui penggunaan media animasi komputer. Selanjutnya menyusun instrumen untuk mengumpulkan data tentang pengaruh penggunaan media animasi komputer. Setelah pembuatan instrumen kemudian di judgement oleh dosen ahli, diujicobakan, revisi dan digunakan. 3. Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan ini, dilakukan penggunaan media animasi komputer pada pembelajaran sistem reproduksi manusia, dimana sebagai pelaksana adalah peneliti sendiri. Pembelajaran dilaksanakan dengan alokasi waktu 4 jam pembelajaran (4x45 menit) atau 2 kali pertemuan. 4. Tahap Analisis dan Penyusunan Laporan Pada tahap ini dilakukan analisis data yang ditemukan pada tahap pelaksanaan, dibahas, disimpulkan dan disusun laporannya. 52

H. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan melalui tes tertulis dan angket. Teknik pengumpulan data dapat dilihat di bawah ini. Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data No Sumber Data 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa dan Guru Jenis Data Keterampilan berpikir kritis awal siswa sebelum implementasi model pembelajaran menggunakan media animasi komputer. Keterampilan berpikir kritis siswa setelah implementasi model pembelajaran menggunakan media animasi komputer. Tanggapan siswa dan guru terhadap model pembelajaran yang diimplementasikan. Teknik Pengumpulan Data Pre-Test Post-Test Penyebaran Angket Instrumen Butir Soal Essay Butir Soal Essay Angket I. TEKNIK PENGOLAHAN DATA 1. Analisis Instrumen Teknik pengolahan data dapat diuraikan sebagai berikut : a. Pengaruh penggunaan media animasi komputer terhadap keterampilan berpikir kritis siswa dapat diketahui dengan penghitungan skor penguasaan keterampilan berpikir kritis setiap siswa sebelum dan sesudah implementasi model pembelajaran dan penentuan normalisasi gain. 53

Dengan kategori pencapaian sebagai berikut: Tabel 3.3 Presentase Skor Siswa 90% < A < 100% Sangat Baik 75% < B < 90% Baik 55% < C < 75% Cukup 40% < D < 55% Kurang 0% < E < 40% Jelek (Arikunto, 2002) Peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah implementasi dihitung gain dari setiap nilai. Gain yang diperoleh dinormalisasi oleh selisih antara skor maksimal dengan skor tes awal. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan dalam menginterpretasikan perolehan gain. Tingkat perolehan gain ternormalisasi dikategorikan sebagai berikut: Tabel 3.4 Kategori Gain Dinormalisasi NG > 0,70 Tinggi 0,30 < NG > 0,70 Sedang NG < 0,30 Rendah (Arikunto, 2002) b. Uji normalitas adalah uji untuk mengukur apakah data yang ada memiliki distribusi normal. Cara yang dipakai untuk menghitung masalah ini adalah Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution). 54

Data dikatakan normal apabila p > 0,05 atau ada yang menjadikan acuan signifikasi adalah Z dan biasanya ditulis Z > 0,05, dengan α = 0,05 (Elisa, 2009:2). Hasil uji normalitas menunjukkan data berdistribusi normal dengan Z = 0,904 (pre-test) dan Z = 0,772 (post-test). Selengkapnya hasil out put uji normalitas dapat dilihat pada lampiran D4. c. Uji daya serap didasarkan pada kriteria ketuntasan belajar mencapai 65% (Farida, 2009:24). Ketuntasan itu dihitung dengan menggunakan rumus: Keterangan: DS = Daya Serap Dengan kriteria sebagai berikut: Tabel 3.5 Persentase Daya Serap 0 % < DS < 65 % Siswa belum tuntas belajar 65 % < DS < 100 % Siswa telah tuntas belajar (Farida, 2009:24) Suatu kelas dikatakan telah tuntas belajar jika di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap < 65% (Farida, 2009:24). Ketuntasan tersebut dihitung dengan rumus : Keterangan : P = Persentase ketuntasan belajar siswa X = Jumlah siswa yang telah belajar tuntas N = jumlah siswa seluruhnya 55

No Tabel 3.6 Hasil Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Persentase Ketuntasan Tingkat Ketuntasan Banyak Siswa Persentase Jumlah Siswa 1 < 65 % Tidak Tuntas 15 orang 34 % 2 > 65 % Tuntas 29 orang 66 % Dari tabel di atas terlihat ketuntasan belajar siswa di kelas hanya mencapai 66%. d. Tanggapan siswa dan guru terhadap pembelajaran menggunakan media animasi komputer diperoleh dari pengisian angket. Angket tanggapan guru dan siswa dipresentasikan dengan menggunakan rumus: Presentase yang diperoleh kemudian ditafsirkan dalam bentuk kalimat seperti diuraikan oleh Koentjaraningrat. Tabel 3.7 Presentase Respon Angket 0% Tidak ada 1% - 25% Sebagian kecil 26% - 49% Hampir setengahnya 50% Setengahnya 51% - 75% Sebagian besar 76% - 99% Pada umumnya 100% Umumnya (Arikunto, 2002) 2. Analisis Butir Soal 56

Soal tes keterampilan berpikir kritis dianalisis validitas dan reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. a. Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkattingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. (Arikunto, 2002:144). Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi dengan program Anatest soal uraian. Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah: Tabel 3.8 Derajat Validitas Soal 0,00 0,200 Sangat rendah 0,200 0,400 Rendah 0,400 0,600 Cukup 0,600 0,800 Tinggi 0,800 1,00 Sangat Tinggi (Arikunto, 2009:75) Dari semua soal yang diujicobakan terdapat dua soal yang memiliki validitas yang rendah. Butir soal yang memiliki validitas rendah direvisi terlebih dahulu untuk kemudian digunakan dalam pengambilan data. Untuk melihat rekapitulasi analisis validitas butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut. Tabel 3.9 Rekapitulasi Validitas Tiap Butir Soal 57

No Soal Validitas Keterangan 1 0,50 Sedang 2 0,59 Tinggi 3 0,25 Rendah (Revisi) 4 0,39 Sedang 5 0,53 Sedang 6 0,52 Sedang 7 0,13 Rendah (Revisi) b. Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2002:154). Koefisien reliabilitas tes bentuk uraian dapat dihitung dengan menggunakan program Anatest soal uraian. Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi menurut Arikunto adalah sebagai berikut: Tabel 3.10 Derajat Reliabilitas Soal 0,00 0,200 Sangat rendah 0,200 0,400 Rendah 0,400 0,600 Cukup 0,600 0,800 Tinggi 0,800 1,00 Sangat Tinggi (Arikunto, 2009:75) Berdasarkan hasil analisis reliabilitas soal, diketahui bahwa soal memiliki reliabilitas yang sedang dengan r11 = 0,44. Oleh karena reliabilitas termasuk dalam kategori sedang, maka soal yang diujicobakan digunakan sebagai instrumen dalam pengambilan data. 58

c. Tingkat Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya, sebaliknya soal yang terlalu sukar akan membuat siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya. Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan program Anatest soal uraian, diperoleh hasil tingkat kesukaran sebagai berikut: Tabel 3.11 Hasil Tingkat Kesulitan No Soal Tingkat Kesukaran Keterangan 1 0,63 Sedang 2 0,68 Sedang 3 0,59 Sedang 4 0,71 Mudah (revisi) 5 0,59 Sedang 6 0,56 Sedang 7 0,59 Sedang d. Daya Pembeda Daya pembeda bertujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergotong mampu (tinggi prestasinya), dengan siswa yang tergolong rendah prestasinya dengan cara mengkaji butir-butir soal. Artinya bila soal tersebut diberikan kepada anak yang mampu, hasilnya menunjukkan prestasi yang tinggi, dan bila diberikan kepada anak yang lemah, maka hasilnya rendah. Semakin tinggi daya beda soal maka semakin kuat soal itu membedakan kelompok tinggi 59

dan rendah, dengan demikian soal tersebut semakin baik mutunya (Budiarti, 2009:3). Arikunto mengklasifikasikan daya pembeda sebagai berikut: Tabel 3.12 Klasifikasi Daya Pembeda 0,00 0,200 Jelek 0,200 0,400 Cukup 0,400 0,700 Baik 0,700 1,00 Baik Sekali < 0,00 Tidak baik, dibuang (Arikunto, 2009:218) Berdasarkan hasil pengolahan uji daya pembeda dengan menggunakan program Anatest soal uraian, diperoleh sebagai berikut: Tabel 3.13 Hasil Daya Pembeda No Soal Daya Pembeda Keterangan 1 0,24 Cukup 2 0,45 Baik 3 0,9 Baik Sekali 4 0,27 Cukup 5 0,39 Cukup 6 0,41 Baik 7 0,9 Baik Sekali 60

J. BAGAN ALUR PENELITIAN Alur penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini. Kajian Teoritis Standar Isi, Buku Teks Biologi, Model Pembelajaran Studi Bahan Kajian Sistem Reproduksi Manusia Studi Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Studi Animasi Komputer Analisis Konsep Sistem Reproduksi Manusia Analisis Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Pembuatan Skenario Pembelajaran Instrumen: Soal Keterampilan Kritis dan Angket Perumusan model Pembelajaran Pembuatan Media Animasi Komputer Judgement Judgement Uji Coba Revisi Pra-Test Implementasi Pembelajaran Angket Guru Pasca-Test Angket Siswa Analisis Data Temuan Kesimpulan Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian 61