BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
KARYA ILMIAH E-COMMERCE PEDOMAN dalam E-COMMERCE

KARYA ILMIAH E-COMMERCE PANDUAN BAGI PARA PEMULA E-COMMERCE

PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha


BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era teknologi pada saat ini telah berkembang pesat. Hal ini dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI

MAKALAH E-COMMERCE DISUSUN : ADHITYA SEPTYAN PUTRANTO NIM : JURUSAN SISTEM INFORMASI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tetapi merambah pada interaksi yang lebih komplek. Internet membantu

E-Commerce. A. Pengertian Electronic Commerce

Pengantar Teknologi Informasi

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan banyak orang karena dengan internet kita bisa mengakses dan

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA DEFINISI E COMMERCE

BAB 2 LANDASAN TEORI

P nge g rt r ia i n E-Com o m m e m rc r e

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet

Kata Pengantar. Semoga makalah bisa berguna dan bermanfaatnya bagi para pembaca pada umumnya. Depok, 6 Oktober Penulis

Capaian Pembelajaran

1.4. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang dilakukan penelitian ini adalah Untuk membuat perancangan sistem

BAB I PENDAHULUAN. muka. Fenomena ini yang kemudian dapat dilihat dalam bisnis e-commerce yang

SILABUS. 1 PENGENALAN ELECTRONIC COMMERCE (E- COMMERCE) 2 MANFAAT, TANTANGAN E-COMMERCE & KLASIFIKASI MODEL BISNIS E COMMERCE

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat dibandingkan dengan waktu waktu sebelumnya, misalnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

PENGENALAN DAN KONSEP E-COMMERCE

Sub Pokok Bahasan. e - commerce vs e business. Konsep dan Definisi EC. Teknologi e-commerce 21/11/2015

Silabus. 1 Pengenalan Electronic Commerce (E-Commerce) 2 Manfaat, Tantangan E-Commerce & Klasifikasi Model Bisnis E Commerce

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dan berdampak terhadap perubahan dalam kinerja manusia. Salah

BAB Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Electronic Commerce (e-commerce) (McLeod & Schell, 2004). Menurut Indrajit

BAB I PENDAHULUAN. yang membayar harga barang yang dijual. Faktor offline store atau toko

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab dua ini akan dijelaskan beberapa teori tentang belanja online

BAB I PENDAHULUAN. keputusan yang tepat bagi para penggunanya. Akuntansi (SIA). SIA adalah sebuah sistem informasi yang menangani segala

KONSEP DAN FUNGSI BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Potensi internet sebagai media pemasaran dan perdagangan telah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dibenak setiap orang (M. Hanafi, 2006:1 ). Risiko mencakup

PEMANFAAT TIK DI SEKTOR BISNIS

About E-Commerce Pengertian E-Commerce

Mengenal E-Commerce. Pengertian E-Commerce

JURNAL 1 : POTENSI ADOPSI STRATEGI E-COMMERCE UNTUK DI LIBYA.

PENGARUH KARAKTERISTIK WEBSITE TERHADAP KEPUASAN DAN DAMPAKNYA PADA KEPERCAYAAN KONSUMEN. Jennifer Agustin D. Koeshartono

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi (TI) saat ini banyak memberikan

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sistem Informasi Manajemen

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis et al. (1989) menyebutkan bahwa TAM

BAB I PENDAHULUAN. internet sampai pada bulan Juni 2016 melebihi 3,68 miliar. Meskipun penetrasi

BAB II LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kepada individual, organisasi, dan negara, dalam bentuk produktivitas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. jurang kesenjangan digital (digital divide), yaitu keterisolasian dari perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seperti sistem perdagangan dan sistem pemasaran. Dahulu jika kita ingin

II. TINJAUAN PUSTAKA. keamanan hingga sampai pada sektor perbankan. Pada sektor perbankan, hasil dari

BAB I PENDAHULUAN. baik individu maupun organisasi (Hanson, 2000 :7 9). Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. melalui situs web yang dipromosikan oleh penjual. Kegiatan belanja online ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis online dan perkembangan dunia online memang sudah sangat pesat

KARYA ILMIAH E-COMMERCE MANFAAT DAN KELEMAHAN E-COMMERCE

TUGAS KARYA ILMIAH E-COMMERCE NAMA : FAJAR TRI ASMORO NIM : KELAS : S1-SI-05

BAB I PENDAHULUAN. jaringan komputer yang disebut internet. Internet dapat digunakan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini menjelaskan konsep e-crm, commitment, trust, perceived value,

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan berbelanja merupakan salah satu kegiatan aktivitas masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MEMPELAJARI SEJARAH E-COMMERCE

BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. (interconnection networking), yaitu suatu koneksi antar jaringan komputer.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengguna teknologi internet terus meningkat dari tahun ke tahun.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

daniel muhammad tiara

Muhammad Yusuf Teknik Informatika Universitas Trunojoyo

BAB II LANDASAN TEORI. yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya gaya hiudp masyarakat yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.

BAB II KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat khususnya di dunia maya (internet). Internet menghubungkan satu

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah adanya internet. Perkembangan teknologi memberikan juga

E-Marketing. dalam Strategi Pemasaran MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Persaingan semakin

Bab I PENDAHULUAN. salah satunya dengan melakukan belanja secara online. Belanja online atau e-

BAB 2 LANDASAN TEORI

TUGAS KARYA ILMIAH PEMANFAATAN TEKNOLOGI INTERNET DALAM BISNIS SUATU PERUSAHAAN E-COMMERCE NAMA : ADI KURNIAWAN NIM :

BAB I PENDAHULUAN. Melambatnya pertumbuhan ekonomi global sebagai dampak peningkatan harga

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perubahan gaya hidup sosial dalam berbagai aspek kehidupan (Al-

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. konsumen untuk bertransaksi secara online dan kemudian dievaluasi, serta apa

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali perkembangan pada dunia bisnis dan pemasaran. Dengan

E-COMMERCE. Karya Ilmiah

BAB 1 PENDAHULUAN. Automatic Teller Machine (ATM) dan electronic banking (e-banking)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini, penilitian yang menjadi acuan adalah hasil penelitian Chahal

E-Commerce. Ade Sarah H., M. Kom

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Pertemuan 9:Pemanfaatan Analitik pada Aktivitas Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pola kehidupan manusia dalam berkomunikasi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan merupakan hal yang wajar antar

BAB I PENDAHULUAN. manusia, termasuk inovasi dalam kegiatan jual beli barang dan jasa. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. semua kalangan masyarakat. Internat dapat menjadi sarana informasi,

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian E-commerce Electronic Commerce (Perniagaan Elektronik), sebagai bagian dari Electronic Business (bisnis yang dilakukan dengan menggunakan electronic transmission), oleh para ahli dan pelaku bisnis dicoba dirumuskan definisinya. Secara umum e-commerce dapat didefinisikan sebagai segala bentuk transaksi perdagangan/perniagaan barang atau jasa (trade of goods and service) dengan menggunakan media elektronik. Jelas, selain dari yang telah disebutkan di atas, bahwa kegiatan perniagaan tersebut merupakan bagian dari kegiatan bisnis. Kesimpulannya, "E-commerce is a part of E-business" (Muhammad 2002, dalam Triana, 2014). Media elektronik yang dibicarakan di dalam tulisan ini untuk sementara hanya difokuskan dalam hal penggunaan media internet. Pasalnya, penggunaan internetlah yang saat ini paling populer digunakan oleh banyak orang, selain merupakan hal yang bisa dikategorikan sebagai hal yang sedang booming. Di era teknologi pada saat ini telah banyak sekali merubah banyak aspek bisnis dan aktivitas pasar. Salah satunya dalam bisnis perdagangan 11

misalnya, kemajuan teknologi telah melahirkan metode transaksi yang dikenal dengan istilah e-commerce (electronic commerce). E-commerce merupakan transaksi jual beli produk, jasa dan informasi antar mitra bisnis melalui jaringan komputer yaitu internet. Internet merupakan a global network of computer network atau jaringan komputer yang sangat besar yang terbentuk dari jaringan-jaringan kecil yang ada di seluruh dunia yang saling berhubungan satu sama lain. Salah satu fungsi internet adalah sebagai infrastuktur utama e-commerce (Muhammad 2002, dalam Triana, 20014). Secara umum menurut Baum, (2000) yang dikutip oleh Purbo dan Wahyudi, E-commerceis a dynamic set of technologies, aplications, and business process that link enterprises, consumers, and communities trough electronic transactions and electronic exchange of goods, services, and information. E-commerce merupakan satu set dinamis teknologi aplikasi dan proses bisnis yangmenghubungkan perusahaan, konsumen dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, jasa dan informasi yang dilakukan secara elektronik. (Asnawi, 2004 dalam Triana 2014). Dari apa yang telah diuraikan di atas, dengan kata lain, di dalam e-commerce, para pihak yang melakukan kegiatan perdagangan / perniagaan hanya berhubungan melalui suatu jaringan publik (public network) yang dalam perkembangan terakhir menggunakan media internet. 12

Sedangkan Purbo dan Wahyudi yang mengutip pendapatnya Baum (2000) menyebutkan bahwa: E-commerce is a dynamic set of technologies, aplications, and business procces that link enterprises, consumers, and communities through electronic transaction and the electronic exchange of goods, services, and information. Bahwa e- commerce merupakan suatu set dinamis teknologi, aplikasi dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen dan komunitas melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan dan informasi yang dilakukan secara elektronik. E-commerce digunakan sebagai transaksi bisnis antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain, antara perusahaan dengan pelanggan (customer), atau antara perusahaan dengan institusi yang bergerak dalam pelayanan public. Menurut Nuryani dalam Triana (2001) Jika diklasifikasikan, sistem e- commerce ter bagi menjadi tiga tipe aplikasi, yaitu: a. Electronic Markets(EMs). EMs adalah sebuah sarana yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk melakukan / menyajikan penawaran dalam sebuah segmen pasar, sehingga pembeli dapat membandingkan berbagai macam harga yang ditawarkan. Dalam pengertian lain, EMs adalah sebuah sistem informasi antar organisasi yang menyediakan fasilitas-fasilitas bagi para penjual dan pembeli untuk bertukar informasi tentang harga dan produk yang ditawarkan. Keuntungan fasilitas EMs bagi pelanggan adalah terlihat lebih nyata 13

dan efisien dalam hal waktu. Sedangkan bagi penjual, ia dapat mendistribusikan informasi mengenai produk dan service yang ditawarkan dengan lebih cepat sehingga dapat menarik pelanggan lebih banyak. b. Electronic Data Interchange (EDI). EDI adalah sarana untuk mengefisienkan pertukaran data transaksi-transaksi reguler yang berulang dalam jumlah besar antara organisasi-organisasi komersial. Secara formal EDI didefinisikan oleh International Data Exchange Association (IDEA) sebagai transfer data terstruktur dengan format standard yang telah disetujui yang dilakukan dari satu sistem komputer ke sistem komputer yang lain dengan menggunakan media elektronik. EDI sangat luas penggunaannya, biasanya digunakan oleh kelompok retail yang besar ketika melakukan bisnis dagang dengan para supplier mereka. EDI memiliki standarisasi pengkodean transaksi perdagangan, sehingga organisasi komersial tersebut dapat berkomunikasi secara langsung dari satu sistem komputer yang satu ke sistem komputer yang lain tanpa memerlukan hardcopy, faktur, serta terhindar dari penundaan, kesalahan yang tidak disengaja dalam penanganan berkas dan intervensi dari manusia. Keuntungan dalam menggunakan EDI adalah waktu pemesanan yang singkat, mengurangi biaya, mengurangi kesalahan, memperoleh respon yang 14

cepat, pengiriman faktur yang cepat dan akurat serta pembayaran dapat dilakukan secara elektronik. c. Internet Commerce. Internet commerce adalah penggunaan internet yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi untuk perdagangan. Kegiatan komersial ini seperti iklan dalam penjualan produk dan jasa. Transaksi yang dapat dilakukan di internet antara lain pemesanan / pembelian barang dimana barang akan dikirim melalui pos atau sarana lain setelah uang ditransfer kerekening penjual. Penggunaan internet sebagai media pemasaran dan saluran penjualan terbukti mempunyai keuntungan antara lain untuk beberapa produk tertentu lebih sesuai ditawarkan melalui internet harga lebih murah mengingat membuat situs di internet lebih murah biayanya dibandingkan dengan membuka outlet retail di berbagai tempat. Internet merupakan media promosi perusahaan dan produk yang paling tepat dengan harga yang relatif lebih murah, serta pembelian melalui internet akan diikuti dengan layanan pengantaran barang sampai di tempat pemesan. Secara garis besar, e-commerce saat ini diterapkan untuk melaksanakan aktivitas ekonomi business-to-business, business-toconsumer dan consumer-to-consumer (Nuryani, dalam Triana, 2001). Berikut penjelasannya: a. Business-to-business 15

Merupakan sistem komunikasi bisnis online antar pelaku bisnis atau dengan kata lain transaksi secara elektronik antar perusahaan (dalam hal ini pelaku bisnis) dan dalam kapasitas atau volume produk yang besar. b. Business-to-consumer Bentuk bisnis yang menghubungkan perusahaan dengan para pelanggan lewat internet, menyediakan instrumen penjualan produkproduk atau jasa-jasa dan mengatur komunikasi dan hubungan dengan para pelanggan. c. Consumer-to-consumer Merupakan transaksi bisnis secara elektronik yang dilakukan antar konsumen untuk memenuhi suatu kebutuhan tertentu dan pada saat tertentu pula. Segmentasi consumer-to-consumer ini sifatnya lebih khusus karena transaksi dilakukan ke konsumen yang memerlukan transaksi. Menurut Muhammad dalam Triana (2002), dalam dunia e- commerce, terdapat beberapa model bisnis yang dapat dikategorikan menjadi sembilan model bisnis. Kesembilan model ini adalah: a. Virtual Storefront, yaitu menjual produk fisik atau jasa secara online, sedangkan pengirimannya menggunakan sarana-sarana tradisional. b. Marketplace Concentrator, yaitu memusatkan informasi mengenai produk dan jasa dari beberapa produsen pada satu titik sentral. 16

c. Information Broker, yaitu menyediakan informasi mengenai produk, harga dan ketersediaannya dan kadang menyediakan fasilitas transaksi. d. Transaction Broker, yaitu pembeli dapat mengamati berbagai tarif dan syarat pembelian, namun aktivitas bisnis utamanya adalah memfasilitasi transaksi. e. Electronict Clearinghouses, yaitu menyediakan suasana seperti tempat lelang produk, dimana harga dan ketersediaan selalu berubah tergantung pada reaksi konsumen. f. Reverse Auction, yaitu konsumen mengajukan tawaran kepada berbagai penjual untuk membeli barang atau jasa dengan harga yang dispesifikasi oleh pembeli. g. Digital Product Delivery, yaitu menjual dan mengirim perangkat lunak, multimedia dan produk digital lainnya lewat internet. h. Content Provider, yaitu menyediakan layanan dan dukungan bagi para pemakai perangkat lunak dan perangkat keras. i. Online Service Provider, yaitu menyediakan layanan dan dukungan bagi para pemakai perangkat lunak dan perangkat keras. Menurut Sakti, (2001), berbeda dengan transaksi perdagangan biasa, transaksi e-commerce memiliki beberapa karakteristik yang sangat khusus, yaitu: 17

a. Transaksi tanpa batas Sebelum era internet, batas-batas geografi menjadi penghalang suatu perusahaan atau individu yang ingin go-international. Sehingga, hanya perusahaan atau individu dengan modal besar yang dapat memasarkan produknya ke luar negeri. Dewasa ini dengan internet pengusaha kecil dan menengah dapat memasarkan produknya secara internasional cukup dengan membuat situs web atau dengan memasang iklan di situs-situs internet tanpa batas waktu (24 jam), dan tentu saja pelanggan dari seluruh dunia dapat mengakses situs tersebut dan melakukan transaksi secara on line. b. Transaksi anonim Para penjual dan pembeli dalam transaksi melalui internet tidak harus bertemu muka satu sama lainnya. Penjual tidak memerlukan nama dari pembeli sepanjang mengenai pembayarannya telah diotorisasi oleh penyedia sistem pembayaran yang ditentukan, yang biasanya dengan kartu kredit. c. Produk digital dan non digital Produk-produk digital seperti software komputer, musik dan produk lain yang bersifat digital dapat dipasarkan melalui internet dengan cara mendownload secara elektronik. Dalam perkembangannya obyek yang ditawarkan melalui internet juga meliputi barang-barang kebutuhan hidup lainnya. 18

d. Produk barang tak berwujud Banyak perusahaan yang bergerak di bidang e-commerce dengan menawarkan barang tak berwujud separti data, software dan ide-ide yang dijual melalui internet. Implementasi e-commerce pada dunia industri yang penerapannya semakin lama semakin luas tidak hanya mengubah suasana kompetisi menjadisemakin dinamis dan global, namun telah membentuk suatu masyarakat tersendiri yang dinamakan Komunitas Bisnis Elektronik (Electronic Business Community). Komunitas ini memanfaatkan cyberspace sebagai tempat bertemu, berkomunikasi, dan berkoordinasi ini secara intens memanfaatkan media dan infrastruktur telekomunikasi dan teknologi informasi dalam menjalankan kegiatannya sehari-hari. Seperti halnya pada masyarakat tradisional, pertemuan antara berbagai pihak dengan beragam kepentingan secara natural telah membentuk sebuah pasar tersendiri tempat bertemunya permintaan (demand) dan penawaran (supply). Transaksi yang terjadi antara demand dan supply dapat dengan mudah dilakukan walaupun yang bersangkutan berada dalam sisi geografis yang berbeda karena kemajuandan perkembangan teknologi informasi, yang dalam hal ini adalah teknologi e-commerce (Indrajit &Eko, 2001). Sebagaimana halnya dunia bisnis tradisional yang tidak lepas dari masalah-masalah, juga tidak ketinggalan dihadapkan dengan berbagai persoalan yang tidak begitu jauh bedanya tetapi letak masalahnya 19

berbeda dan bersifat lebih kompleks yaitu berupa ancaman penyalahgunaan dan kegagalan sistem yang terjadi. Hal ini meliputi: kehilangan segi finansial secara langsung karena kecurangan, pencurian informasi rahasia, penggunaan akses ke sumber pihak yang tidak berhak, kehilangan kepercayaan dari para konsumen dan kerugian-kerugian yang tidak terduga misalnya gangguan dari luar yang tidak terduga, ketidakjujuran, praktek bisnis yang tidak benar, kesalahan faktor manusia atau kesalahan sistem elektronik (Indrajit & Eko, 2001). 2. Kepercayaan Kepercayaan merupakan nilai yang paling dihargai dalam hubungan antar manusia. Kepercayaan adalah rasa percaya yang dimiliki orang terhadap orang lain, dimana kepercayaan ini didasarkan pada integritas, reliabilitas dan kredibilitas. Kepercayaan akan ada, apabila saling percaya dan itu terjadi jika saling terbuka, kompeten, adil, jujur, akuntabel dan penuh penghargaan. Dipandang sebagai orang yang dapat dipercaya, seseorang harus dilihat sebagai orang yang jujur, kompeten dan memiliki ketulusan pada orang lain (Wibowo, 2006). Kepercayaan merupakan kunci utama dalam segala bentuk bisnis baik dalam lingkungan online maupun offline. Di dunia offline kepercayaan dibangun dengan saling kenal mengenal secara baik, ada proses ijab-qabul, ada materai, ada perjanjian dan lain-lain. Para pelaku bisnis selain itu diproteksi pula secara horizontal oleh hukum-hukum 20

disamping proteksi secara vertikal seperti norma, nilai dan etika yang dianut oleh para pelaku bisnis. Dalam dunia online demikian pula, harmonisasi antara ketiga aspek di atas (value, law dan konsensus) dipadukan dengan mekanisme-mekanisme pembangun kepercayaan secara total dalam proses keseluruhan (Muhammad et al, dalam Triana, 2002). Menurut James (2003) beberapa elemen penting dari kepercayaan yaitu: a. Kepercayaan merupakan perkembangan dari pengalaman dan tindakan masa lalu. Hal ini ditandai dengan adanya pembelian ulang. b. Watak yang diharapkan dari partner, seperti dapat dipercaya dan dapat diandalkan. c. Kepercayaaan melibatkan kesediaan untuk menempatkan diri dalam resiko. d. Kepercayaan melibatkan perasaan aman dan yakin pada diri partner. Kepercayaan digambarkan sebagai suatu tindakan kognitif (misalnya, bentuk pendapat atau prediksi bahwa sesuatu akan terjadi atau orang akan berperilaku dalam cara tertentu), afektif (misalnya masalah perasaan), atau konatif (misalnya masalah pilihan atau keinginan) (Nazar & Syahran, dalam Shomad, 2008). Bebera pa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kepercayaan berpengaruh positif terhadap minat menggunakan e-commerce, di antaranya penelitian 21

yang dilakukan oleh Kim et al. (2007), Pavlou (2003), dan Suh dan Han (2003). Risiko dan kepercayaan memiliki hubungan erat karena kepercayaan akan sulit timbul apabila masih terdapat risiko yang terlalu besar (Artha, dalam Shomad 2011). Dalam penelitiannya yang dilakukan di Taiwan, Hung et al (2006) menyimpulkan bahwa kepercayaan berpengeruh positif terhadap sikap penggunaan layanan e-commerce. Penelitian yang dilakukan oleh Cho (2006) konsisten dengan hasil penelitian Hung et al (2006). Cho menyimpulkan bahwa kepercayaan pada jasa online mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap sikap penggunaan jasa online. 3. Resiko Risiko adalah suatu keadaan ketidakpastian yang dipertimbangkan seseorang untuk memutuskan iya atau tidak melakukan transaksi secara online (Cho, 2006 dalam Yutadi 2015). (Murphy & Enis, 1986 dalam Yutadi 2015) mendefinisikan persepsi risiko sebagai penaksiran pelanggan secara pribadi terhadap konsekuensi negatif ketika membuat suatu kesalahan dalam transaksi. Kim et al (2007) yang mendasar pada Jacoby dan Kaplan (1972), mengklasifikasi persepsi risiko konsumen ke dalam tujuh tipe yaitu, risiko finansial, performa, fisik, psikologi, sosial, waktu, dan risiko peluang. Menurut Nazar dan Syahran (2008), persepsi resiko adalah tingkat ketidakpastian yang harus 22

ditanggung oleh konsumen jika melakukan transaksi secara online. Persepsi resiko menunjuk pada rasa ketidakpastian yang dialami oleh konsumen saat memutuskan untuk melakukan pembelian melalui perusahaan online (Gurung, 2006 dalam Safina 2015). Pengertian lain mengenai persepsi resiko adalah persepsi atas ketidakpastian dan konsekuensi yang akan dihadapi setelah melakukan aktivitas tertentu (Hsu dan Chiu, 2004). Resiko persepsian merupakan suatu persepsi-persepsi tentang ketidakpastian dan konsekuensikonsekuensi tidak diinginkan dalam melakukan suatu kegiatan (Hsu dan Chiu 2004 dalam Saraswati 2013). Persepsi resiko digunakan sebagai suatu pengganti resiko karena sukar untuk menangkap resiko sebagai suatu sasaran yang pasti. Menurut (Sjöberg et al, 2004 dalam Saraswati 2013), persepsi resiko merupakan penaksiran subyektif mengenai probabilitas tipe yang menspesifikkan kecelakaan yang terjadi dan bagaimana kekuatiran akan konsekuensi yang ditimbulkan. 4. Persepsi Manfaat Persepsi manfaat adalah tingkat sejauh mana seseorang yakin bahwa dengan menggunakan sebuah teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaannya (Jiang et al, 2000; Malhotra & Galletta, 1999, dalam Saraswati 2013). 23

Individu yang merasa semakin mudah menggunakan internet, akan merasa semakin mudah mendapatkan manfaat dari teknologi tersebut. Margherio (1998) menyatakan bahwa konsumen internet melaporkan bahwa mereka melakukan pembelian di situs web karena adanya perceived benefit (misalnya, kenyamanan meningkat, penghematan biaya, penghematan waktu, peningkatan berbagai produk untuk memilih dari dibandingkan dengan belanja secara tradisional). Individu yang merasa semakin mudah dan memahami penggunaan internet, akan merasa semakin mudah mendapatkan manfaat dari teknologi tersebut. Persepsi manfaat (perceived usefulness) merupakan suatu ukuran dimana penggunaan suatu teknologi dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi orang yang menggunakannya (Wibowo,2008) yang juga mendasarkan pada (Davis, 1989 dalam Yolanda 2014). Davis et al (1989) dalam Yolanda (2014) mendefinisikan persepsi manfaat (Perceived Usefulness) sebagai the degree to which a person believes that using particular system would enhance his or her job performance (suatu tingkatan di mana seseorang percaya bahwa penggunaan suatu sistem tertentu akan dapat meningkatkan prestasi kerja orang tersebut). Berdasarkan definisi tersebut dapat diartikan bahwa manfaat dari penggunaan teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja dan prestasi kerja orang yang menggunakannya. Penerimaan teknologi oleh pengguna ditentukan oleh dua tipe motivasi, yaitu 24

motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik timbul karena adanya ekspektasi yang dirasakan oleh individu itu sendiri dari hasil berinteraksi dengan sebuah aplikasi sistem teknologi informasi. Sedangkan motivasi ekstrinsik muncul karena adanya ekspektasi atas penggunaan aplikasi sistem teknologi informasi tertentu yang diterima dari luar. 5. Privasi Privasi merupakan tingkatan interaksi atau keterbukaan yang dikehendaki seseorang pada suatu kondisi atau situasi tertentu. Tingkatan privasi yang diinginkan itu menyangkut keterbukaan atau ketertutupan, yaitu adanya keinginan untuk berinteraksi dengan orang lain, atau justru ingin menghindar atau berusaha supaya sukar dicapai oleh orang lain. Adapun definisi lain dari privasi yaitu sebagai suatu kemampuan untuk mengontrol interaksi, kemampuan untuk memperoleh pilihan pilihan atau kemampuan untuk mencapai interaksi seperti yang diinginkan. Privasi jangan dipandang hanya sebagai penarikan diri seseorang secara fisik terhadap pihak pihak lain dalam rangka menyepi saja (Prabowo 1998). Adapun faktor faktor privasi menurut (Prabowo1998) : a. Faktor personal Ada perbedaan jenis kelamin dalam privasi, dalam suatu penelitian pria lebih memilih ruangan yang terdapat tiga orang sedangkan wanita tidak mempermasalahkan isi dalam ruangan itu. 25

b. Faktor situasional Kepuasan akan kebutuhan privasi sangat berhubungan dengan seberapa besar lingkungan mengijinkan orang-orang di dalamnya untuk mandiri. c. Faktor budaya Pada penelitian tiap-tiap budaya tidak ditemukan perbedaan dalam banyaknya privasi yang diinginkan tetapi berbeda dalam cara bagaimana mereka mendapatkan privasi. Misalnya rumah orang jawa tidak terdapat pagar dan menghadap ke jalan, tinggal dirumah kecil dengan dinding dari bamboo terdiri dari keluarga tunggal anak ayah dan ibu. Adapun fungsi Privasi Menurut Altman dalam Prabowo, (1998) ada tiga fungsi dari privasi, yaitu: a. Pengatur dan pengontrol interaksi interpersonal yang berarti sejauh mana hubungan dengan oang lain diinginkan, kapan waktunya menyendiri dan kapan waktunya bersamasama dengan orang lain dikehendaki. b. Merencanakan dan membuat strategi untuk berhubungan dengan orang lain, yang meliputi keintiman atau jarak dalam berhubungan dengan orang lain. c. Memperjelas identitas diri 26

6. Kontrol Perilaku Kontrol perilaku persepsian direfleksikan oleh pengalaman masa lalu dan juga kepemilikan sumber-sumber daya (misalnya uang, keahlian, waktu, kerjasama dengan organisasi lainnya) dan kesempatankesempatan, (Ajzen, 1991 dalam Novitasari 2015). Sedangkan menurut Pavlou dan Fygenson (2006) persepsi kontrol perilaku adalah kemudahan atau kesulitan konsumen dalam mendapatkan informasi produk dan pembelian produk dari vendor web yang dirasakan oleh masing-masing individu. Nazar dan Syahran (2008) menyatakan bahwa kemudahan dalam penggunaan merupakan sejauh mana seorang individu berpikir untuk bagaimana menggunakan atau menemukan sesuatu hal dengan mudah dengan pemikirannya dia, dan itu merupakan faktor penting untuk mendapatkan sesuatu yang dia inginkan. 7. Konsep Niat Penggunaan Sistem E-commerce Niat yaitu suatu keinginan untuk melakukan perilaku, niat itu dapat berubah-ubah sesuai dengan berjalannya waktu, (Jogiyanto, 2007 dalam Novitasari 2015). Menurut Nazar dan Syahran. (2008), niat terdiri dari dua elemen yaitu niat terhadap perilaku dan kemungkinan akan melakukan perilaku. Niat terhadap perilaku menunjukkan seberapa jauh seseorang memiliki niat untuk melakukan perilaku di masa yang akan datang. Kemungkinan akan menentukan perilaku menunjukkan seberapa 27

jauh kemungkinan seseorang akan melakukan perilaku di masa yang akan datang tersebut. Dalam lingkup e-commerce, niat menunjuk pada kemauan seseorang untuk melakukan pembelian secara online. Sehingga, mengukur niat akan dapat memberikan indikasi terhadap perilaku konsumen untuk bertransaksi secara online (Gurung, 2006 dalam Novitasari 2015). Niat untuk melakukan pembelian atau transaksi dapat diklasifikasikan sebagai salah satu komponen perilaku kognitif konsumen tentang bagaimana seorang individu bermaksud untuk membeli merek tertentu, (Linget al. 2010). Niat pembelian secara online adalah situasi ketika seorang pelanggan bersedia dan berniat untuk terlibat dalam transaksi online. Transaksi online dapat dianggap sebagai kegiatan di mana proses pencarian informasi, transfer informasi, dan pembelian produk, (Pavlou, 2003 dalam Novitasari 2015). Dalam penelitian ini menggunakan variabel kontrol perilaku persepsian yang merupakan unsur dari Theory of Planned Behavior. Theory of Planned Behavior merupakan pengembangan lebih lanjut dari Theory of Reasoned Action. Teori ini mengasumsikan bahwa kontrol perilaku persepsian mempunyai implikasi motivasional terhadap niat, (Jogiyanto, 2007 dalam Novitasari 2015). Inti dari the theory planned 28

behavior, adalah niat seorang individu untuk melakukan suatu perilaku tertentu, (Jogiyanto, 2007 dalam Novitasari). Penelitian ini akan menggunakan lima variabel independen yaitu kepercayaan, persepsi resiko, persepsi manfaat, persepsi privasi dan persepsi kontrol perilaku. Penelitian ini digunakan untuk menguji apakah keempat variabel ini memiliki motivasi terhadap niat pengguanaan e- commerce. 8. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang telah mengkaji mengenai pengaruh kepercayaan, persepsi resiko, persepsi manfaat, persepsi privasi, dan persepsi kontrol perilaku terhadap niat penggunaan sistem e-commerce. Antara lain: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1. Novitasari, 2015 2. Yutadi, 2015 Variabel Independen : kepercayaan (X1), persepsi resiko (X2), persepsi manfaat (X3), dan persepsi kontrol perilaku (X5) Variabel Dependen : Niat penggunaan E-commerce Variabel Independen : Pengaruh Persepsi Privasi (X4), Persepsi Keamanan, PersepsiKepercayaan (X1), Persepsi Risiko (X2), Persepsi Kegunaan dan Persepsi Kemudahan Variabel Dependen : Variabel kepercayaan,komitmen, persepsi manfaat, dan persepsi kontrol perilaku terbukti berpengaruh terhadap loyalitas nasabah.sebaliknya, konstruk persepsi resiko tidak berpen garuh terhadap niat penggunaan sistem E-commerce. Hasil analisis untuk model ini menunjukkan bahwa minat penggunaan E-commerce dipengaruhi secara positif oleh konstruk persepsi privasi, konstruk persepsi kepercayaan, konstruk persepsirisiko, konstruk persepsi kegunaan, dan konstruk persepsi 29

3. Shomad, 2013 4. Saraswati, 2013 5. Yolanda, 2014 terhadap Minat Penggunaan E-commerce. Variabel Independen : Pengaruh Kepercayaan (X1), Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahan, dan Persepsi Risiko (X2). Variabel Dependen : Perilaku Penggunaan E-commerce Penerimaan sistem E- commerce : Pengaruh kepercayaan (X1), persepsi manfaat (X3) dan persepsi risiko (X2). Variabel Independen : Pengaruh Persepsi Manfaat (X3), Persepsi Kemudahaan, Persepsi Kenyamanan, Dan Norma Subjektif Variabel Dependen : Terhadap Minat Menggunakan Electronic Commerce (Ecommerce) kemudahan. Sedangkan konstruk persepsi keamanan tidak memberikan pengaruh positif terhadap minat penggunaan e-commerce. Hasil analisa adalah perilaku untuk menggunakane-commerce dipengaruhi oleh minat, serta konstruk minat dipengaruhi oleh persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, dan persepsi risiko. Hasil analisis untuk model ini menunjukkan bahwa konstruk minat berpengaruh terhadap perilaku untuk menggunakan layanan E-commerce, serta konstruk kepercayaan dan persepsi manfaat berpengaruh terhadap minat digunakannya layanan sistem E-commerce. Sedangkan konstruk persepsi risiko tidak berpengaruh terhadap minat digunakannya layanan E-commerce. Hasil analisis untuk model ini menunjukkan bahwa persepsi manfaat dan persepsi kenyamanan berpengaruh terhadap minat menggunakan E-commerce. Sebaliknya, persepsi kemudahaan dan norma subjektif tidak memiliki pengaruh terhadap minat menggunakan E-commerce. 9. Kerangka Pemikiran Teoritis Tidak semua orang akan melakukan penggunaan sistem e- commerce untuk melakukan transaksi jual beli. Dikarenakan banyak faktor yang harus dilihat untuk memilih sistem penggunaan e-commerce. Kepercayaan contohnya, seseorang tidak akan melakukan penggunaan e- commerce jikalau tidak mempercayainya. Pada penelitian ini, kepercayaan diasumsikan sebagai kepercayaan terhadap orang atau pihak 30

tertentu. Diungkapkan pula oleh Moorman (1992) dalam Setiwan, (2007), bahwa keterhubungan antara dua pihak yang melakukan pertukaran, dalam hal ini pengguna informasi penelitian dengan para peneliti, kualitas interaksi dengan peneliti, keterlibatan peneliti dalam proses penelitian, dan komitmen untuk melakukan keterhubungan. Artinya kepercayaan dan komitmen merupakan variable-variabel yang terkait erat dengan perilaku penggunaan informasi penelitian pasar. Berdasarkan penelitian Novitasari, (2015) dan Yutadi, (2015) bahwa kepercayaan berpengaruh positif terhadap niat penggunaan sistem e- commerce. Seiring maraknya kejahatan internet, seperti misalnya pembobolan kartukredit dan penipuan, faktor kepercayaan menjadi hal yang sangat penting dalam transaksi online shop. Konsep kepercayaan ini berarti bahwa pembeli percaya terhadap keandalan pihak penjual online yang dapat menjamin keamanan bertransaksi online. Keamanan berarti bahwa transaksi penjualan online dapat dipercaya. Hal ini disebabkan oleh faktor persepsi resiko yang mana penggunaan e-commerce memiliki banyak resiko salah satu contohnya adalah penipuan. Tetapi itu bisa diantisipasi dengan memilih e-commerce yang memiliki sistem proteksi yang baik. Hal ini akan membuat konsumen merasa tenang dan akan berdampak positif. Berdasarkan penelitian Novitasari, (2015) Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi resiko tidak berpengaruh terhadap niat penggunaan sistem e-commerce. Sedangkan menurut 31

Yutadi, (2015) menunjukkan bahwa persepsi risiko berpengaruh positif terhadap minat penggunaan e-commerce. Berbeda dengan hal itu, faktor persepsi manfaat pun bisa berpengaruh untuk melakukan penggunaan sistem e-commerce dikarenakan seseorang memahami sistem tersebut salah satu contohnya adalah manfaat kepraktisan. Kepraktisan ini menjadi nilai tambahan untuk sistem berbelanja online. Hasil penelitian Novitasari, (2015) dan Saraswati (2013) menunjukan bahwa persepsi manfaat berpengaruh positif terhadap niat penggunaan sistem e-commerce. Begitu juga dengan persepsi privasi, bagaimana suatu perusahaan e-commerce bisa menjaga kepercayaan konsumen dengan tidak menyalahgunakan data pribadi konsumen yang akan berbelanja di e- commerce. Hal ini menjadi hal yang penting, karena tidak semua orang ingin hak privasinya terganggu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yutadi, (2015), persepsi privasi memberikan pengaruh positif terhadap minat penggunaan e-commerce. Dan persepsi kontrol perilaku dimana konsumen memiliki waktu yang bebas dan tempat yang bebas untuk melakukan aktivitas berbelanja online. Hasil penelitian Novitasari, (2015) menunjukkan bahwa persepsi kontrol perilaku berpengaruh positif terhadap niat penggunaan sistem e- commerce. Dengan kata lain ada 5 (lima) variabel bebas penelitian yang dapat mempengaruhi niat penggunaan sistem e-commerce yang nantinya 32

akan dianalisis terhadap niat penggunaan e-commerce. Berdasarkan pemikiran tersebut, dapat diambil suatu kerangka yang diterjemahkan ke dalam suatu model pengukuaran niat penggunaan sistem e-commerce yang secara sederhana yang dapat dilihat pada Gambar 2.1. Kerangka pemikiran pada penelitian ini sebagaimana yang tampak pada gambar dibawah ini: Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kepercayaan Persepsi Resiko (X ) Persepsi Manfaat (X3) Persepsi Privasi (X4) Persepsi Kontrol perilaku (X5) H1 H2 H3 H4 H5 H6 Niat Penggunaan Sistem E-commerce (Y) 10. Hipotesis Menurut Sugiyono, (2013) Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah perlu penelitian yang telah dinyatakan dalam bentuk kalimat yang masih perlu dibuktikan benar atau tidak. Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah: 33

H1 = Kepercayaan secara parsial berpengaruh terhadap niat penggunaan sistem e-commerce. H2 = Persepsi resiko secara parsial berpengaruh terhadap niat penggunaan sistem e-commerce. H3 =Persepsi manfaat secara parsial berpengaruh terhadap niat penggunaan sistem e-commerce. H4 =Persepsi privasi secara parsial berpengaruh terhadap niat penggunaan sistem e-commerce. H5 = Persepsi privasi secara parsial berpengaruh terhadap niat penggunaan sistem e-commerce. H6 = Kepercayaan, persepsi resiko, persepsi manfaat, persepsi privasi dan persepsi kontrol perilaku secara simultan berpengaruh terhadap niat penggunaan sistem e-commerce 34