BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang terjadi saat menstruasi. Dysmenorrhea disebabkan karena terjadi kontraksi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. meluas hingga ke pinggang, punggung bagian bawah dan paha (Badziad,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

BAB I PENDAHULUAN. yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa. remaja adalah anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA ( TAHUN ) TENTANG DYSMENORRHEA DI SMPN 29 KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. punggung bagian bawah dan paha (Badziad, 2003). Dismenorea merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. perubahan biologis dan psikologis yang pesat dari masa kanak-kanak ke masa

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan menstruasi menjadi masalah umum selama masa remaja, dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB 1 PENDAHULUAN. rawan terhadap stress (Isnaeni, 2010). World Health Organization (WHO) dan belum menikah (WHO dalam Isnaeni, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, menunjukkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun, dan

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI KEPERAWATAN SI DALAM MENGATASI DISMENORE

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

BAB I PENDAHULUAN. Masa pubertas merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi remaja.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

BAB I PENDAHULUAN. juga istilah adolesens (dalam Bahasa Inggris: adolescence). Para ahli. merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) menentukan usia remaja antara tahun.

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak. menuju masa dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi

I. PENDAHULUAN. Menstruasi merupakan perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Menstruasi merupakan kondisi fisiologis yang terjadi dan di alami

BAB I PENDAHULUAN. itu, orang menyebutnya juga sebagai masa yang paling rawan. Keindahan dan

PERBEDAAN KOMPRES HANGAT DENGAN TEKNIK EFFLEURAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMENORE PADA SISWI DI MTsN NGEMPLAK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dismenorheayaitu nyeri di perut bagian bawah ataupun di punggung bagian bawah

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. fisik terjadinya kematangan alat reproduksi, salah satunya adalah datangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelas IX. Hasil isian kuesioner yang dipakai pada pengolahan data

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu periode dalam siklus kehidupan. Pada masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa. tidak adanya pembuahan (Andriyani, 2013).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. semakin cepat usia menarche. Selain mempengaruhi usia menarche, status gizi

2015 PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SISWI KELAS I TENTANG DISMENOREA (Study kasus di SMP Negeri 2 dan MTs As-safi iyah Kayen) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dismenore adalah nyeri sewaktu haid. Dismenore atau nyeri haid biasanya

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa fase perkembangan dinamis dalam

BAB I PENDAHULUAN. fisik, terjadi perubahan karakteristik jenis kelamin sekunder menuju kematangan seksual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak. diperut bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya mengalami periode menstruasi atau haid. Menstruasi adalah

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM

BAB I PENDAHULUAN. paling sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi ke dokter untuk

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. menghilang pada saat menstruasi (Syiamti & Herdin, 2011). wanita meliputi kram atau nyeri perut (51%), nyeri sendi, otot atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA

EFEKTIVITAS PEMBERIAN GUIDED IMAGERY TERHADAP NYERI DISMINORE PADA REMAJA DI SMPN III COLOMADU KARANGANYAR

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat

PENGARUH DISMENORE TERHADAP AKTIVITAS PADA SISWI SMK BATIK 1 SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. lantaran tidak mampu menahan rasa nyeri bahkan ada yang sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO remaja adalah tahapan individu yang mengalami pubertas

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGETAHUAN TENTANG JAMU SEBAGAI PEREDA NYERI HAID PADA SISWI SMA N 1 JATINOM KLATEN. Indri Kusuma Dewi 1 ) Bambang Yunianto 2 ) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. vagina. Terjadi setiap bulan kecuali bila terjadi kehamilan. Siklus menstruasi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Nyeri haid (dysmenorrhea) merupakan nyeri perut hebat disertai kram yang terjadi saat menstruasi. Dysmenorrhea disebabkan karena terjadi kontraksi otot rahim berlebihan akibat produksi prostaglandin yang terlalu banyak(sari,w. et al., 2012). Dysmenorrhea merupakan satu dari gejala ginekologik yang sering muncul pada saat menstruasi(speroff, 2011). Angka kejadian dysmenorrhea di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% wanita di setiap negara mengalami nyeri haid. Angka kejadian di Amerika sebesar 60% dan di Swedia sebesar 72%. Begitu pula di Indonesia, angka kejadiannya diperkirakan 55% perempuan usia produktif mengalami nyeri saat menstruasi(proverawati, A. & Misaroh, 2009). Dysmenorrhea membawa pengaruh pada aktivitas seorang wanita. Ada kalanya dysmenorrhea yang dirasakan saat haid menyebabkan wanita merasa kesakitan tetapi ia masih dapat beraktivitas. Seringkali dysmenorrhea tersebut sangat hebat dan berakibat seorang wanita tidak dapat melakukan aktivitasnya. Kondisi yang mungkin juga terjadi adalah bisa jadi bulan lalu dysmenorrhea terasa sangat hebat tetapi pada bulan ini tidak begitu terasa sakitnya. Dengan demikian rasa sakit ini berbeda-beda pada setiap orang atau waktu, juga ambang 1

sakitnya(kasdu,d., 2008). Dysmenorrhea tidak membahayakan, akan tetapi dapat mengganggu dan mengurangi produktivitas seorang wanita dalam bekerja, sekolah atau olahraga. Rasa nyeri ini dirasakan bervariasi antara satu wanita dengan wanita lain(sari,w.et al., 2012). Selain menyebabkan gangguan aktivitas belajar, dysmenorrhea juga mengakibatkan konsentrasi turun sampai tidak bisa konsentrasi. Hal ini akan berdampak pada saat berlangsungnya pembelajaran, dimana materi yang diberikan tidak bisa diterima dengan baik oleh wanita yang sedang mengalami dysmenorrhea(dawood, 2006). Sebagai contoh akan terjadi penurunan konsentrasi dalam mengikuti perkuliahan, penurunan keaktifan, ketidakmampuan bertanya dan menjawab selama kegiatan perkuliahan atau pleno, dan akan berdampak lebih besar saat sedang ujian. Nyeri saat menstruasi dilaporkan sebagai keluhan ginekologis paling umum dan paling sering menyebabkan ketidakhadiran seorang remaja ataupun dewasa dari sekolah ataupun aktivitas lainnya(french, 2005). Prevalensi dysmenorrhea di Indonesia tahun 2008 sebesar 64,25%(Santoso, 2008). Prevalensi dysmenorrhea cukup tinggi di dunia, dimana diperkirakan 50% dari seluruh wanita di dunia menderita dysmenorrhea dalam sebuah siklus menstruasi. Ditinjau dari berat ringanya rasa nyeri, dysmenorrhea dibagi menjadi tiga kategori yaitu: dysmenorrhea ringan, dysmenorrhea sedang, dan dysmenorrhea berat(manuaba, 2001). Hasil laporan nyeri saat haid, sebanyak 12% nyeri haid dalam keadaan parah, 37% nyeri haid sedang, dan 49% nyeri haid masih ringan(calis, 2009). Sebesar 10-15% wanita di Amerika Serikat mengalami dysmenorrhea berat yang menyebabkan mereka tidak mampu 2

melakukan kegiatan apapun dan ini akan menurunkan kualitas hidup pada individu masing-masing. Dysmenorrhea menyebabkan 14% dari pasien remaja sering tidak hadir di sekolah dan tidak mampu menjalankan kegiatan sehari hari(calis, 2009). Berdasarkan hasil beberapa penelitian tersebut yang memperlihatkan angka kejadian dysmenorrhea cukup tinggi di Indonesia dan dysmenorrhea membawa dampak pada aktivitas sehari-hari, maka penulis ingin melakukan penelitian mengenai hubungan dysmenorrhea dengan aktivitas belajar mahasiswi Fakultas Kedokteran UKDW Yogyakarta. I.2. Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian diatas maka masalah penelitian dalam penelitian ini yaitu apakah terdapat hubungan antara dysmenorrhea dengan aktivitas belajar mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta? I.3. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui hubungan antara dysmenorrhea dengan aktivitas belajar mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta. I.4. Manfaat Penelitian I.4.1. Bagi Peneliti 3

1. Menambah wawasan peneliti mengenai hubungan dysmenorrhea dengan aktivitas belajar mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta. 2. Menjadi syarat memperoleh dan layak untuk menjadi sarjana kedokteran. 3. Memenuhi Tridharma profesi kedokteran, yaitu pelayanan, penelitian dan pengabdian terhadap sesama manusia. I.4.2. Bagi Institusi Pendidikan Dapat dijadikan sumber referensi dan dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dengan penelitian lain yang serupa. I.4.3. Bagi Kemajuan Ilmu Kedokteran Dapat memberikan kontribusi dalam ilmu kedokteran terkhusus tentang hubungan dysmenorrhea dengan aktivitas belajar mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta. I.5. Keaslian Penelitian Dibawah ini akan disajikan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, sebagai pembanding mengenai keaslian penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut : 4

Tabel 1. Keaslian Penelitian Nama Judul Desain Subyek Hasil Sianipar, O. et al., 2009 Unsal, A.et al., 2010 Yuliani, P. et al., 2010 Iswari, D. et al., 2014 Prevalensi Gangguan Menstruasi dan Faktor-faktor yang Berhubungan pada Siswi SMU di Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur Prevalensi Dysmenorrhea dan Pengaruhnya Terhadap Kualitas Hidup Mahasiswi Hubungan Antara Dysmenorrhea dengan Aktivitas Belajar Siswa SMP N 4 Boyolali Hubungan Dysmenorrhea dengan Aktivitas Belajar Mahasiswi PSIK FK UNUD Tahun 2014 Siswi sebuah SMU di Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur yang mengalami dysmenorrhea minimal selama 2 tahun sebanyak 57 orang. Mahasiswi Dumlupinar University Turkey sebanyak 623 yang mengalami dysmenorrhea. Remaja awal (usia 13-14 tahun) yang sering mengalami dysmenorrheadi SMPN 4 Boyolali,jumlah populasi 360 siswa. Mahasiswi aktif dalam kegiatan perkuliahan tahun ajaran 2014 PSIK FK UNUD dan yang mengalami dysmenorrhea. sebanyak 158 orang. Tidak terdapat hubungan antara usia kelas dan aktivitas fisik dengan gangguan menstruasi. Dysmenorrhea berpengaruh terhadap kualitas hidup mahasiswi Dumlupinar University Turkey. Terdapat hubungan antara dysmenorrhea dengan aktivitas belajar remaja putri kelas 1, 2 dan 3 SMP Negeri 4 Boyolali dengan p = 0,000 (p < 0,05). Terdapat hubungan antara dysmenorrhea dengan aktivitas belajar mahasiswi PSIK FK Unud tahun 2014 dengan p = 0.01 5