71 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil penelitian pola peracikan resep khusus pediatri, struktur pelayanan dan proses peracikan obat di unit farmasi rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta peride Januari-Desember 2012 adalah sebagai berikut : 1. Gambaran pola peresepan obat racikan untuk pasien pediatri di unit farmasi rawat jalan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta periode Januari- Desember 2012 dengan 600 sampel lembar resep dengan tiap satu pasien memperoleh satu lembar resep adalah sebagai berikut : a. Jenis kelamin laki-laki memiliki persentase lebih besar yaitu sebesar 51% (306 lembar resep). b. Jumlah usia terbanyak pasien pediatri yaitu pada rentang 2 - < 4 tahun sebesar 26,33% (158 pasien). c. Jumlah sediaan terbanyak yang diterima oleh tiap pasien pediatri adalah dengan 3 sediaan sebanyak 183 resep (30,50%) dengan ratarata sediaan per lembar resep yaitu 2,45 sediaan. d. Jumlah resep pasien pediatri yang memperoleh sediaan racikan yaitu sebanyak 293 resep (48,83%) dan jumlah resep pasien pediatri yang tidak mengandung sediaan racikan sebanyak 307 resep (51,17%). 71
72 e. Jumlah sediaan racikan yang diterima oleh pasien pediatri yaitu sebanyak 310 sediaan (21,07%) dan sediaan non racikan sebanyak 1161 sediaan (78,93%). f. Jumlah zat aktif terbanyak dalam satu sediaan racikan adalah dengan 3 zat aktif sebanyak 101 sediaan (32,58%) dengan rata-rata zat aktif per sediaan obat yaitu 2,70 zat aktif. g. Jumlah usia terbanyak yang memperoleh resep obat racikan yaitu pada rentang 2 - < 4 tahun sejumlah 82 pasien (27,99%). h. Bentuk sediaan yang paling sering diracik adalah bentuk sediaan pulveres dengan jumlah 289 sediaan (93,53%). i. Obat dengan nama dagang lebih banyak diracik dibandingkan dengan obat dengan nama generik yaitu sejumlah 751 item (93,99%). j. Lima nama dagang yang paling sering diracik menjadi sediaan pulveres adalah Telfast, Kenacort, Trifed, Vestein dan Erysanbe. Lima nama dagang yang dicampur dalam sediaan sirup adalah Nilacelin, Trifed, Meptin, Donexan DX dan Imboost force. Lima nama dagang yang dicampur dalam sediaan semi padat adalah Termicil, Elox, Mofacort, Decubal dan Dactarin. Lima zat aktif yang paling sering diresepkan adalah teofilin, cefixime, dekasametason, phenytoin dan ondansetron. k. Berdasarkan MIMS Petunjuk Konsultasi 2011/2012, ISO Indonesia Volume 46 tahun 2011/2012 dan Formularium RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta edisi V tahun 2012 terdapat 24 nama
73 dagang yang sering diracik belum tersedia dalam formula khusus pediatri. 2. Gambaran struktur pelayanan praktek pelayanan obat di unit farmasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta adalah sebagai berikut : a. Personel pada unit farmasi rawat jalan RS PKU Muhammadiyah Yogyakata terdiri dari 7 apoteker, 15 asisten apoteker dan tenaga non medis yang dibagi dalam 3 shift. Proses peracikan obat dilakukan oleh asisten apoteker dibawah pengawasan apoteker. b. Unit farmasi rawat jalan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta memiliki meja khusus peracikan, tempat pencucian alat, alat pengatur suhu (AC), alat pengatur kelembaban udara, exhausted, dan pencahayaan yang terang untuk mendukung proses peracikan obat sehingga proses peracikan obat dapat berjalan dengan baik. c. Perlengkapan yang menunjang kebersihan dalam proses peracikan obat yaitu masker untuk tiap tenaga peracik, wastafel kran air dingin untuk mencuci tangan, lap, tissue dan drier listrik untuk pengering, tempat sampah, sabun dan antiseptik alkohol hand rub sebagai bahan pencuci serta terdapat petugas kebersihan khusus. d. Peralatan yang menunjang proses peracikan obat dalam keadaan baik dan jumlahnya sesuai dengan kebutuhan. e. Pengemasan obat hasil racikan dilakukan dengan tepat sesuai dengan jenis sediaan dan pemberian etiket sesuai dengan aturan pemakaian dari dokter.
74 f. Pencatatan dan dokumentasi seluruh penggunaan obat dan perlengkapan untuk proses peracikan obat dilakukan secara komputerisasi. g. Sumber informasi tentang peracikan diperoleh dari buku-buku yang tersedia dan dari internet. 3. Gambaran proses peracikan obat yang paling sering diresepkan di unit farmasi rawat jalan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta adalah sebagai berikut : a. Resep (R/) yang paling sering diresepkan terdiri dari Telfast, Kenacort dan Trifed. b. Proses peracikan obat dilakukan oleh asisten apoteker dengan bahan baku berasal dari tablet yang digerus dengan blender, dikemas dengan alat pembagi puyer lalu dimasukkan dalam kertas medicine, diberi etiket dan penyerahan obat kepada pasien disertai dengan konseling dari apoteker.
75 B. Saran 1. Perlu dilakukan penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang peracikan obat di unit farmasi rawat jalan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. 2. Perlu dilakukan evaluasi dalam penyusunan formularium rumah sakit agar rumah sakit menyediakan obat yang memiliki formula khusus pediatri sehingga tidak perlu lagi melakukan peracikan obat. 3. Perlu dilakukan penelitian tentang keamanan penggunaan blender untuk penggerusan obat.