BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Hasil penelitian pola peracikan resep khusus pediatri, struktur pelayanan

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI PENGESAHAN SKRIPSI iii PERNYATAAN...v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii INTISARI...

EVALUASI STRUKTUR PELAYANAN PRAKTEK PERACIKAN OBAT DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN BADUNG, BALI

Lampiran 1 Hasil lembar ceklist Puskesmas Helvetia, Medan-Deli dan Belawan Bagian II Nama puskesmas Kegiatan

STUDI KESERAGAMAN BOBOT SEDIAAN PULVERES YANG DIBUAT APOTEK DI KOTA JAMBI ABSTRAK

mengajukan permintaan obat, pembukuan obat, distribusi obat, meracik obat, penyuluhan cara memakan obat,membuat laporan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2012 di Apotek RSUD Toto

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Semua usaha yang dilakukan dalam upaya kesehatan tentunya akan

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit

TINJAUAN ASPEK ADMINISTRASI PADA RESEP DI TIGA APOTEK DI KABUPATEN PEMALANG PERIODE JANUARI - JUNI 2008 SKRIPSI

BAB VI HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam hal ini memerlukan suatu variabel yang dapat digunakan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek

TAHUN UPT PUSKESMAS PABUARAN Jl P.SUTAJAYA NO 129 LAPORAN TAHUNAN PENGELOLAAN OBAT

PUSKESMAS KECAMATAN KEBON JERUK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANAN APOTEKER DI RUMAH SAKIT

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah kesehatan di Indonesia sebagai salah satu negara berkembang

PENGELOLAAN OBAT DAN ADMINISTRASI APOTEK. Heru Sasongko, S.Farm.,Apt.

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serta memiliki satu Instalasi gudang farmasi kota (Dinkes Kota Solok, 2014).

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK

PENERIMAAN RESEP PASIEN RAWAT INAP No. Dokumen No. Revisi. Tanggal Terbit 1 September 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelayanan kesehatan terutama untuk pasien pediatri. Di Indonesia bentuk racikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi kedokteran. Apapun teknologi kedokterannya

KERANGKA ACUAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS CILEDUG

BAB 11: PERBEKALAN FARMASI

LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Permohonan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah

PEDOMAN PELAYANAN TENTANG PENYIAPAN DAN PENYALURAN OBAT DAN PRODUK STERIL DI RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA

Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p : Vol 6(2) : (Agustus 2017) ISSN-e :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas menurut Permenkes No. 75 tahun 2014 adalah fasilitas

SURVEI KESALAHAN DALAM PENULISAN RESEP DAN ALUR PELAYANANNYA DI APOTEK KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI

MEHTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHAT AN REPUBLIK INDONESIA. Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 TENTANG

Bab 11 Bagaimana menjelaskan kepada dokter saat berobat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia sebagai apoteker (Presiden, RI., 2009).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hidup layak, baik dalam kesehatan pribadi maupun keluarganya termasuk di

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan teknologi informasi pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. efisiensi biaya obat pasien JKN rawat jalan RS Swasta

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN PERSEPSI APOTEKER TERHADAP KONSELING PASIEN DAN PELAKSANAANNYA DI APOTEK KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejalan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh rumah sakit adalah kepuasan pelanggan agar dapat bertahan, bersaing,

Pipintri Margiluruswati*, L.I.Irmawati*

EVALUASI WAKTU LAYANAN RESEP DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN UDARA dr. S. HARDJOLUKITO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mewujudkan suatu negara yang lebih baik dengan generasi yang baik adalah tujuan dibangunnya suatu negara dimana

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DI POLI ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. DORIS SYLVANUS PALANGKARAYA, KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan dan pengobatan penyakit (Depkes RI, 2009). yang tidak rasional bisa disebabkan beberapa kriteria sebagai berikut :

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat dapat tercapai. Dalam meningkatkan kualitas

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur,

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kesehatan yang memadai di kalangan masyarakat. Kesehatan harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pelaksanaan Farmasi Klinik di Rumah Sakit. Penelitian ini dilakukan di beberapa rumah sakit

PRODUKSI FARMASI di RUMAH SAKIT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. instrumen dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas.

Produksi Sediaan Farmasi di Rumah Sakit

Volume VII Nomor 1, Februari 2017 ISSN: Latar Belakang

GAMBARAN PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KECAMATAN LAWEYAN KOTA SOLO TAHUN 2007 SKRIPSI

TINJAUAN ASPEK FARMASETIK PADA RESEP RACIKAN DI TIGA APOTEK KOTA SURAKARTA PERIODE JANUARI-JUNI 2008 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. bidang jasa kesehatan dimana Rumah Sakit selalu dituntut untuk memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. desain cross-sectional deskriptif. Pengumpulan data resep obat off-label

PENGALAMAN DAN TANTANGAN MANAJEMEN OBAT DAN VAKSIN DI RSUD DR ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI DALAM ERA JKN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, dengan tujuan untuk mewujudkan

BAB VI PENUTUP. korelasi sebesar 72,2%, variabel Pelayanan informasi obat yang. mendapat skor bobot korelasi sebesar 74,1%.

BAB I PENDAHULUAN. Pemberian pulveres kepada pasien ini dilakukan dengan cara

TINJAUAN ASPEK FARMASETIK PADA RESEP RACIKAN DI TIGA APOTEK DI KABUPATEN PEMALANG PERIODE JANUARI-JUNI 2008 SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong masyarakat untuk semakin memperhatikan derajat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden yang digunakan untuk uji validitas sebanyak 30 tenaga

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. 4.1 Alur Resep Pulang Farmasi rawat Inap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kamus Indikator Pelayanan Medis RSIA NUN Surabaya Pelaksanaan Rapat Dokter Umum / Dokter Gigi Setiap Bulan

PENERAPAN PELAYANAN FARMASI SATU PINTU DI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SURVEI KESALAHAN DALAM PENULISAN RESEP DAN ALUR PELAYANANNYA DI 4 APOTEK KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

PROPOSAL STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN APOTEK PROPOSAL STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN APOTEK.. JL...

Apoteker berperan dalam mengelola sarana dan prasarana di apotek. Selain itu, seorang apoteker juga harus menjamin bahwa:

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. paripurna. Keseluruhan persyaratan tersebut harus direncanakan sesuai

Laboratorium 7 orang petugas, dan Instalasi Gizi 11 orang petugas. Setiap

KUESIONER PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN OBAT TERHADAP PERILAKU PERAWAT DALAM PENERAPAN PRINSIP SEPULUH BENAR PEMBERIAN OBAT DI RSI IBNU SINA PADANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2012 di Apotek RSU

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan

KIE di Rumah Riset Jamu. Dikompilasi dari materi Pelatihan Apoteker Saintifkasi Jamu di B2P2TOOT

Salinan Resep (2/3/2014)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1980 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 26 TAHUN 1965 TENTANG APOTIK

Transkripsi:

71 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil penelitian pola peracikan resep khusus pediatri, struktur pelayanan dan proses peracikan obat di unit farmasi rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta peride Januari-Desember 2012 adalah sebagai berikut : 1. Gambaran pola peresepan obat racikan untuk pasien pediatri di unit farmasi rawat jalan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta periode Januari- Desember 2012 dengan 600 sampel lembar resep dengan tiap satu pasien memperoleh satu lembar resep adalah sebagai berikut : a. Jenis kelamin laki-laki memiliki persentase lebih besar yaitu sebesar 51% (306 lembar resep). b. Jumlah usia terbanyak pasien pediatri yaitu pada rentang 2 - < 4 tahun sebesar 26,33% (158 pasien). c. Jumlah sediaan terbanyak yang diterima oleh tiap pasien pediatri adalah dengan 3 sediaan sebanyak 183 resep (30,50%) dengan ratarata sediaan per lembar resep yaitu 2,45 sediaan. d. Jumlah resep pasien pediatri yang memperoleh sediaan racikan yaitu sebanyak 293 resep (48,83%) dan jumlah resep pasien pediatri yang tidak mengandung sediaan racikan sebanyak 307 resep (51,17%). 71

72 e. Jumlah sediaan racikan yang diterima oleh pasien pediatri yaitu sebanyak 310 sediaan (21,07%) dan sediaan non racikan sebanyak 1161 sediaan (78,93%). f. Jumlah zat aktif terbanyak dalam satu sediaan racikan adalah dengan 3 zat aktif sebanyak 101 sediaan (32,58%) dengan rata-rata zat aktif per sediaan obat yaitu 2,70 zat aktif. g. Jumlah usia terbanyak yang memperoleh resep obat racikan yaitu pada rentang 2 - < 4 tahun sejumlah 82 pasien (27,99%). h. Bentuk sediaan yang paling sering diracik adalah bentuk sediaan pulveres dengan jumlah 289 sediaan (93,53%). i. Obat dengan nama dagang lebih banyak diracik dibandingkan dengan obat dengan nama generik yaitu sejumlah 751 item (93,99%). j. Lima nama dagang yang paling sering diracik menjadi sediaan pulveres adalah Telfast, Kenacort, Trifed, Vestein dan Erysanbe. Lima nama dagang yang dicampur dalam sediaan sirup adalah Nilacelin, Trifed, Meptin, Donexan DX dan Imboost force. Lima nama dagang yang dicampur dalam sediaan semi padat adalah Termicil, Elox, Mofacort, Decubal dan Dactarin. Lima zat aktif yang paling sering diresepkan adalah teofilin, cefixime, dekasametason, phenytoin dan ondansetron. k. Berdasarkan MIMS Petunjuk Konsultasi 2011/2012, ISO Indonesia Volume 46 tahun 2011/2012 dan Formularium RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta edisi V tahun 2012 terdapat 24 nama

73 dagang yang sering diracik belum tersedia dalam formula khusus pediatri. 2. Gambaran struktur pelayanan praktek pelayanan obat di unit farmasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta adalah sebagai berikut : a. Personel pada unit farmasi rawat jalan RS PKU Muhammadiyah Yogyakata terdiri dari 7 apoteker, 15 asisten apoteker dan tenaga non medis yang dibagi dalam 3 shift. Proses peracikan obat dilakukan oleh asisten apoteker dibawah pengawasan apoteker. b. Unit farmasi rawat jalan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta memiliki meja khusus peracikan, tempat pencucian alat, alat pengatur suhu (AC), alat pengatur kelembaban udara, exhausted, dan pencahayaan yang terang untuk mendukung proses peracikan obat sehingga proses peracikan obat dapat berjalan dengan baik. c. Perlengkapan yang menunjang kebersihan dalam proses peracikan obat yaitu masker untuk tiap tenaga peracik, wastafel kran air dingin untuk mencuci tangan, lap, tissue dan drier listrik untuk pengering, tempat sampah, sabun dan antiseptik alkohol hand rub sebagai bahan pencuci serta terdapat petugas kebersihan khusus. d. Peralatan yang menunjang proses peracikan obat dalam keadaan baik dan jumlahnya sesuai dengan kebutuhan. e. Pengemasan obat hasil racikan dilakukan dengan tepat sesuai dengan jenis sediaan dan pemberian etiket sesuai dengan aturan pemakaian dari dokter.

74 f. Pencatatan dan dokumentasi seluruh penggunaan obat dan perlengkapan untuk proses peracikan obat dilakukan secara komputerisasi. g. Sumber informasi tentang peracikan diperoleh dari buku-buku yang tersedia dan dari internet. 3. Gambaran proses peracikan obat yang paling sering diresepkan di unit farmasi rawat jalan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta adalah sebagai berikut : a. Resep (R/) yang paling sering diresepkan terdiri dari Telfast, Kenacort dan Trifed. b. Proses peracikan obat dilakukan oleh asisten apoteker dengan bahan baku berasal dari tablet yang digerus dengan blender, dikemas dengan alat pembagi puyer lalu dimasukkan dalam kertas medicine, diberi etiket dan penyerahan obat kepada pasien disertai dengan konseling dari apoteker.

75 B. Saran 1. Perlu dilakukan penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang peracikan obat di unit farmasi rawat jalan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. 2. Perlu dilakukan evaluasi dalam penyusunan formularium rumah sakit agar rumah sakit menyediakan obat yang memiliki formula khusus pediatri sehingga tidak perlu lagi melakukan peracikan obat. 3. Perlu dilakukan penelitian tentang keamanan penggunaan blender untuk penggerusan obat.