DAFTAR LSI HALAMAN JUDUL. HALAMAN PENCESAHAN KATA PENCANTAR DAFTARISI DAFTARGAMBAR DAFTARTABEL DAFTARNOTASI DAFTARLAMPIRAN ABSTRAKSI 1 n iii v x xii xiii xvii xviii BAB I PENDAHULUAN BAB II BAB III 1-1 Latar Belakang 1-2 Rumusan Masalah 1-3 Tujuan Penelitian 1.4 Manfaat Penelitian 1.5 Batasan Penelitian 1.6 Lokasi Penelitian TINJAUAN PUSTAKA LANDASAN TEORI 3.1 GelagarPelat... 3.2 StabiJitas pelat. 4 10
3.3 Tekuk pada Sayap Tekan,Q 3.4 Lentur Pada Bidang Badan 4 3.5 Tekuk Akibat Geser 18, 3.5.1 Tekuk Elastis Akibat Geser Mumi i8 3.5.2 Tekuk Inelasti Akibat Geser Munii 19 3.5.3 Kekuatan Geser Nominal Termasuk Aksi 20 Medan Tank 3-6 Hubungan Momen dengan Kelengkungan 21 3.7 Hubungan Beban dengan Lendutan 27 3.8 Daktalitas 28 3.9 Nilai Koefisien Kekakuan 3Q 3-10 Pengelompokan Baja Berdasarb.n Tegangan 30 Leleh BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Tinjauan uinum 4.2 Pcrsiapan Bahan dan Alat 31 4.2.1 Bahan 31 4.2.2 Alat yang Digunakan n ' Mesin Uji KuatTarik 32 2. Meteran 3. Loading i-vaine,, 4. Dukungan Sendi dan Rol 34 5. Dial Gang.. ^ e 34 VI
6. Dongkrak llidraulik 35 4.3 Pembuatan Benda Uji 35 4.4 Benda Uji 36 4.5 Jumlah Benda Uji.. ^ ' j/ 4.6 Pengujian Benda Uji 3? BAB V 4.6.1 Pengujian Kuat Tank Pelat 37 4.6.2 Pengujian Kuat Lemur 37 HASIL PENELITIAN DAN PEVIBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Pendahuluan 39 5.1.1 Hasil Uji Kuat Tank Pelat dan Profil Siku. 39 5.2 Hasil Pengujian Lemur Gclagar Pelat Penampang 40 Kotak 5.2.1 Hubungan Beban-Lendutan Lentur 40 5.2.2 Analisa Data Hubungan Beban-Lendutan 41 Lentur (vertikal) 5.2.3 Hubungan Nilai Koeiisien Kekakuan Pelat 42 dengan Rasio h tw 5.2.4 Analisa data Hubungan Nilai Koefisien Kekakuan Pelat dengan Rasio htw 44 5.2.5 Hubungan rasio Mn/My dengan htw 44 5.2.6 Analisa Data Hubungan rasio Mn/My dengan/? tw 45 5.2.7 Hubungan Momen Kelengkungan dan VII
Lentur (vertikal) 45 5.2.8 Analisa Data Hubungan Momen Kelengkungan Lentur (vertikal) 46 5.2.9 Perbandingan 1Iubungan Bcban Lendutan Secara Teoritis Hubungan Beban Lendutan. 46 5.2.10 Analisa Data Perbandingan Hubungan Beban Lendutan Secara Teoritis Hubungan 49 Beban Lendutan 5.3 Analisa Kerusakan Pada Benda Uji 49 5.4 Pembahasan 5.4.1 Kuat Tank Ba,a Be.dasarkan Hasil 49 Pengujian Kuat Tank Baja 49 5.4.2 Kuat Lentur Gelagar Pelat Penainpang Kotak Berdasarkan Hubungan Beban- Lendutan Lemur 5.4.3 Daktalitas Ditmjau dan Hubungan Beban- Lendutan Lentur 5.4.4 Kuat Lentur Gelagar Pelat Penampang 5Q 5Q Kotak Ditinjau dari Hubungan Nilai Koefisien Kekakuan Pelat dengan Rasio h/tw 5.4.5 Kuat Lentur Gelagar Pelat Penampang Kotak Ditinjau dari Hubungan MnMy Vlll
dengan Rasio// tw 5) 5.4.6 Kuat Lentur Gelagar Pelat Penampang Kotak Ditinjau dari Hubungan Momen- Kelengkungan 5? 5.4.7 Daktalitas Gelagar Pelat Penampang Kotak Ditinjau dari Hubungan Momen- Kelengkungan 52 5.4.8 Perbandingan Hubungan Beban Lendutan Teoritis Dengan Hubungan Beban BAB VI KESIMPULAN Lendutan Pengujian 53 6.1 Kesimpulan... 6.2 Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 54 55 56 i\
DA ITAR GAMBAR Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 3.5. Gambar 3.6 Gambar 3.7 Gambar3.8 Gambar 3.9 Elemen -elemen gelagar pelat bentuk kotak Distribusi tegangan pada pelbaga. tahap pembebanan Koefisien Tekuk Untuk IVIat Yang Ditekan Secara Merata - Tepi Longitudinal Tumpuan Sederhana Koens.en iekuk elashs n, k,ek a nada pela, seg, empa, datar Perbandingan an.ara tekuk pla, dengan,ekuk kolom Koefis.en,eknk loka! pad,, pe,, (ipis bamk penampmg ko ak Koefisien rekuk, k pi,,, yanp motgalamj en ; r mm]. Kekuaian ieniur geiagar vang d.pcngarub, olei, iegangan,e t r Dua kcadaan dari jarak pengaku anuua Gambar 3.10 Tegangan pada pelat badai, Ganrbar 3.11 Kapasuas geser yang,er,ed,a dengan n.emperhiiungkan kekuaian Gambar 3.12 Gambar 3.13 Gambar 3.14 pasca tekuk Aksi medan tank Deformasi segmen balok dalam lenturan Momen kelengkungan Gambar 3.15 Grafik momen kelengkungan Gambar 3.16 Hubungan beban dan lendutan pada balok Gambar 4.1 Gambar 4.2 Mesin Uji Kuat Tarik Bentuk Fisik Loading Frame
Gambar 4.3 Dukungan Sendi dan Rol Gambar 4.4 Dial Gauge Gambar 4.5 Dongkrak Hidrolik Gambar 4.6 Model Benda Uji Gambar 4.7 Gambar 5.1 Gambar 5.2 Gambar 5.3 Gambar 5.4 Gambar 5.5 Gambar Gambar Model Pembebanan Grafik luibungan Beban-Lendutan Lentur (vertikal) Ketiga Benda Uji Grafik Hubungan htw VS ksayap Grafik Hubungan /, tw VS kbadan Grafik Hubungan rasio Mn/.YIy dengan h/tw Grafik Hubungan Momen-Kelengkungan Lentur (vertikal) dari Ketiga Benda Uji 5.6 Grafik Perbandingan Hubungan Beban-Lendutan Teorisis dengan Hubungan Beban-Lendutan Pengujian Benda Uji I 5.7 Grafik Perbandingan Hubungan Beban-Lendutan Teorisis dengan Hubungan Beban-Lendutan Pengujian Benda Uji 2 Gambar 5.8 Grafik Perbandingan Hubungan Beban-Lendutan Teorisis dengan Hubungan Beban-Lendutan Pengujian Benda Uji 3 \i
DAFTAR TABEL Tabel 5.1 Hasil pengujian kuat tank baja 'label 5.2 Analisa kekakuan dan hubungan beban-lcndutan lentur (vertikal) Tabel 5.3 Analisa kekakuan dari hubungan beban-lcndutan lentur (vertikal) Tabel 5.4 Analisa hubungan nilai koefisien kekakuan pelat dengan rasio h/tw Tabel 5.5 Analisa rasio Mn/My dengan h/tvv Tabel 5.6 Analisa kekakuan dari hubungan momen-kelengkungan lentur (vertical) Tabel 5.7 Analisa Dakt.litasKelengkungan dan hubungan momen-kelengkungan lentur (vertical) Tabel 5.8 Analisa perbandingan beban-lendutan secara teoritis dengan bebanlendutan pengujian (P,con(ls =Ppcngui,anj XII
DA FTA R NOTASI a - Jarak antar penganku Ab = Abrut0 =Luas penampang Iintang bruto Ae = Luas efektif Af = Luas bruto sebuah flens Apb = Luas kontak pengaku Aw = Luasan badan b = Lebar flens be = Lebar efek dimana tegangan maksimum dapat dianggap sama rata yang dapat memberikan kapasitas tebal yang tepat. bf = Lebar flens Cb = Faktor untuk mrngliitung gradien momen kekuatan balok, nulainya 1,0-2,3 Cc = Rasio kerampingan KL/, yang me.msahkan antara kolom CV panjangdan pendek ASD ^ Rasi0 tc«a,1^n Peso" k"< is tcrhadap tegangan geser leleh Konstanta kelengkungan puntir Tinggi gelagar w = Kedalaman badan E = Nilai geser maksimum pada Eksentrisitas badan Modulus elastisitas Tegangan karena geser langsung Tegangan tarik aksial beban layanan xin
fb = Tegangan lentur dalam layanan fc = Tegangan merata beban layanan fv = Tegangan geser baban layanan 1-a = Tegangan aksial beban layanan yang disajikan dalam ASD Fb = Tegangan lentur yang diijinkan Fcr = Tegangan kritis Fs = Faktor keamanan Fu = Kekuatan tarik baja struktur Fv = Tegangan geser yang diijinkan Fy = Tegangan leleh Fyw G h = Tegangan leleh untuk badan = Modulus elastisitas geser = Kedalaman, tinggi pelat badan I = Momen inersia Ix = Momen inersia sumbu x ly k L Lb Mcr = Momen inersia sumbu y = Koefisien tekukan pelat = Panjang bentang = Panjang tanpa penopang lateral = Momen puntir beban layanan terd.str.busi merata = Kekuatan momen tekuk puntir lateral elastik Mp = Kekuatan momen elastis Mr Mu Mx My Mz p m Pn = Kekuatan momen bila serat terluar mencapai (Fy/Fr) = Momen beban layanan terfaktor = Momen menurut sumbu x = Momen menurut sumbu ybila lentur biaksial diperhitungkan Momen lentur/momen puntir pada arah zmenurut sumbu batang = Beban aksial layanan = Kekuatan nominal batang tekan yang dibebani secara XIV
aksial Pn = Beban akasial terfaktor Sx = Modulus penampang elastis t = Ketebalan tf = Tebal flens (sayap) ts = Tebal penyambung tw = Tebal badan V = Tegangan geser Vn = Kekuatan geser nominal Vu = Gaya geser terfaktor y = Deflcksi pada sumbu lokasi zsepanjang bentang z = Modulus elastik Zx = Modulus elastik sumbu x Y = Istilah umum untuk faktor kelcbihan beban e = Regangan = Regangan total = Regangan arah x = Regangan pada saat tegangan leleh A = Defleksi atau lendutan Ay = Lendutan pada saat beban maksimum Atotal = Lendutan total A. = Rasio kerampingan untuk pelat ^c ^P = Parameter kerampingan = Rasio kerampingan maksimum untuk elemen kompak u = Rasio poison <j> = Koefisin resistensi = 0,85 T Ex Ey xcr = Tegangan geser = Tegangan tekuk geser W = Tegangan leleh geser 9 = Sudut rotasi xv
p = Rasio luas penampang lintang badan Aw terhadap luas penampang Af salah satu liens a = Tegangan % = Konstanta = 3,15 \vi