Volume 5 No. 2 Juni 2017 ISSN: PENGARUH PEMANASAN SARI BUAH JERUK TERHADAP TINGKAT KEHILANGAN VITAMIN C

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai. bulan Maret 2012 di Laboratorium Pengolahan Pangan, Laboratorium Analisa

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Universitas

BAB III METODE PENELITIAN

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

Jurnal Dinamika, April 2011, Halaman 1-5 Vol. 02. No. 1 ANALISIS KADAR NITROGEN PADA GUANO YANG TERDAPAT DI GUA ANDULAN, KABUPATEN LUWU.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium kimia D-3 Analis Kesehatan Fakultas Ilmu

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN NILAI GUNA BUAH MANGROVE SONNERATIA CASEOLARIS

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor I adalah variasi konsentrasi kitosan yang terdiri dari 4 taraf meliputi:

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK PANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

Lampiran 1 Formulir organoleptik

Diblender Halus. Supernatan. Dikeringkan diatas penangas air. Ditambahkan sedikit H2S04 (P) Ditambahkan metanol Dibakar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KOMPOSISI KIMIA PADA PEMBUATAN MAKANAN TRADISIONAL EMPEK-EMPEK PALEMBANG BERBAHAN BAKU DAGING, KULIT DAN TULANG IKAN GABUS

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

LAMPIRAN 1 CARA KERJA PENGUJIAN FISIKOKIMIA

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

ANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

METODE. Materi. Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimen. Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Kimia Universitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

STUDI PEMBUATAN PAKAN IKAN DARI CAMPURAN AMPAS TAHU, AMPAS IKAN, DARAH SAPI POTONG, DAN DAUN KELADI YANG DISESUAIKAN DENGAN STANDAR MUTU PAKAN IKAN

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo yaitu SMPN 1 Gorontalo, SMPN 2 Gorontalo, SMPN 3 Gorontalo,

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

3.1. Tempat dan Waktu Bahan dan Aiat Metode Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

The JaMMiLT ISSN

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Pupuk Organik dari Limbah Cair Etanol BAB III METODOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yang didukung dengan studi pustaka.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ulangan. Faktor pertama adalah jenis pati bahan edible coating (P) yang

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

Nova Nurfauziawati Kelompok 11A V. HASIL PENGAMATAN. Bilangan Peroksida Tanpa. Perlakuan Waktu Warna Aroma Tekstur.

BAB III METODE I II III BKK1 U1 U2 U3 BKH2 U1 U2 U3 BKK3 U1 U2 U3 BKH4 U1 U2 U3 BKK5 U1 U2 U3 BKH6 U1 U2 U3 BKHKK7 U1 U2 U3 BKHKK8 U1 U2 U3

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A

C. Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan yield nata de cassava yang optimal.

BAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen di bidang teknologi pangan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

I. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)

METODOLOGI. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

BAHAN DAN METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah penelitian analitik. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analis Kesehatan

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PENGARUH PEMANASAN SARI BUAH JERUK TERHADAP TINGKAT KEHILANGAN VITAMIN C ERNI FIRDAMAYANTI Email : firdamayantierni@gmail.com Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanasan pada sari buah jeruk terhadap tingkat kehilangan vitamin C dan mengetahui efek dari beberapa perlakuan pemanasan. Metode yang dilakukan adalah pembuatan sari buah jeruk lalu dilakukan pemanasan menggunakan penangas dengan perlakuan suhu 5 menit, 10 menit, 15 menit dan 20 menit serta kontrol tanpa pemanasan yang selanjutnya akan dinalisa Total Vitamin C, Warna dan kondisi dari supernatan (jernih, keruh, sangat keruh, gelap), Jumlah (ml) dan sifat endapan (rapat atau seperti benang-benang halus, terpisah-pisah). Hasil dari penelitian tersebut yakni pengaruh pemanasan pada sari buah terhadap total vitamin C pada umumya meningkat, yaitu nilai tertinggi pada pemanasan selama 20 menit dan terendah pada perlakuan kontrol (tanpa pemanasan). Efek dari beberapa pemanasan yang dilakukaan, menimbulakan efek yang cukup baik pada pemanasan selama 5, 15, dan 20 menit, dan kondisi supernatant berubah dari jernih menjadi keruh. Kata Kunci: sari buah, vitamin c, jeruk. PENDAHULUAN Percobaan ilmiah membuktikan bahwa tubuh tidak berfungsi dengan baik tanpa kehadiran enzim. Ketika tidak diberi enzim dalam jumlah mencukupi, tubuh tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Para ahli gizi berpendapat, tanpa enzim, manusia akan cepat menjadi tua. Biasanya pada saat usia lanjut, tubuh manusia tidak dapat memproduksi enzim yang dibutuhkan dalam jumlah yang memadai. Berkurangnya persediaan enzim dalam tubuh dapat dikurangi dengan mengkomsumsi makanan alami, seperti jus buah atau sari buah.

Sari buah dapat dibuat dari apel, anggur, nenas, dan jeruk. Proses pembuatannya pun hampir sama dan dapat dilakukan dengan peralatan yang sederhana. Hampir semua orang tahu bagaimana membuat sari buah tersebut, tapi mereka belum mengetahui bagaimana cara mengelolahnya dengan baik agar kandungan gizi seperti vitamin tidak mengalami kerusakan sehingga masih bisa memenuhi gizi bagi orang yang mengkomsumsinya. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka penelitian pengaruh pemanasan sari buah jeruk terhadap tingkat kehilangan vitamin C ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan terhadap pengolahan dari sari buah. Sehingga kandungan nutrisi dari buah masih bisa kita dapatkan. Selain itu, dalam penelitian ini dapat mengetahui kandungan vitamin C yang ada dalam sari buah jeruk. METODE PENELITIAN Penelitian ini akan dilaksanakan selama ± 2 bulan yang berlangsung dari bulan januari maret 2017 bertempat Di Laboratorium Kimia Analisa dan Pengawasan Mutu Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar Jenis Data Data yang diperoleh dari proses pengambilan data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung (eksperimen). Sementara itu, data sekunder yang digunakan berasal dari berbagai sumber pustaka dan literatur yang dikeluarkan oleh lembaga lembaga yang terkait dengan penelitian ini. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah erlenmeyer, labu takar, pipet volume, pisau, alat penagas, gelas ukur, lumpang, biuret, saringan. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah: jeruk ½ kg, indikator pati, larutan iod 0,1 N, kertas lebel, tissue roll, aquades. Prosedur Kerja - Membuat Sari Buah 1. Jeruk dikupas dan diambil sarinya dengan cara menyaring ke dalam gelas kimia sebanyak 500 g. 2. Sari jeruk dipanaskan dengan menggunakan penagas selama: a. 5 menit b. 10 menit c. 15 menit d. 25 menit

3. Dianalisis vitamin C-nya mliodx 0,88xFP % VitC x100% - Titrasi vitamin C Beratbahanx 1000 1. Diambil sebanyak 50 ml, Keterangan : FP = 4; Berat kemudian diencerkan dalam labu takar hingga 100 ml lalu bahan = 5 gram Parameter Pengamatan dituang kedalam gelas ukur. - Total Vitamin C 2. Kemudian dipipet sebanyak 25 - Warna dan kondisi dari ml ke dalam erlenmeyer. supernatan (jernih, keruh, 3. Kemudian ditetesi dengan sangat keruh, gelap) indikator pati 3 tetes. 4. Dititrasi dengan iod 0,1 N hingga berubah menjadi warna biru. - Jumlah (ml) dan sifat endapan (rapat atau seperti benangbenang halus, terpisah-pisah. 5. Dihitung persentase total vitamin C dengan rumus: HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 01. Hasil Pengamatan Warna dan Kondisi Supernatant Sari Buah Jeruk pada Berbagai Perlakuan Pemanasan. LAMA PEMANASAN (MENIT) WARNA KONDISI SUPERNATANT ENDAPAN 0 Kuning Jernih Tidak ada 5 Kuning Keruh Ada 10 Kuning Jernih Tidak ada 15 Kuning Keruh Ada 20 Kuning Keruh Ada Sumber: Data primer setelah diolah (2017). Tabel 02. Hasil Perhitungan Total Vitamin C pada Buah Jeruk dengan Berbagai Perlakuan Pemanasan % Vit C = 1. Kontrol (Tanpa Pemanasan) 1,7 x0,88x4 = 0,12 % 2. Pemanasan 5 menit 3,2x0,88x4 = 0,23 %

TOTAL VITAMIN C (%) Volume 5 No. 2 Juni 2017 ISSN: 2302-6944 3. Pemanasan 10 menit = 0,15 % 3,4x0,88x4 5. Pemanasan 20 menit 3,7 x0,88x4 = 0,24 % 4. Pemanasan 15 menit = 0,26 % 2,2x0,88x4 Total Vitamin C Persentase total vitamin C pada sari buah jeruk dapat dilihat pada gambar berikut: 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 0,05 0 PEMANASAN SARI BUAH 0 5 10 15 20 LAMA PEMANASAN (MENIT) Gambar 1. Hasil Perhitungan Total Vitamin C pada Buah Jeruk dengan Perlakuan Pemanasan yang Berbeda. Data yang diperoleh pada pada umumnya ketika diberi penelitian teknik pembuatan sari buah perlakuan panas tidak mengalami jeruk menunjukkan bahwa persentase total vitamin C yang tertingi yaitu pada pemanasan selama 20 menit, sebesar 0,26 %. Sedangkan total vitamin C yang terendah dari data adalah pada saat sari buah tidak diberi perlakuan pemanasan yaitu sebesar penurunan, bahkan pada pemanasan selama 20 menit manghasilkan total vitamin C yang tertinggi. Hal ini membuktikan pada saat pengolahan vitamin C tersebut tidak menguap dan tidak mengalami oksidasi yang dapat menyebabkan penurunan total vitamin 0,12 %. C. Winarno (2004) berpendapat, Gambar 4 memnunjukkan bahwa pada umumnya sari buah yang bahwa total vitamin C sari buah jeruk dijual dipanaskan mengandung

vitamin C yang tinggi yang berasal dari ekstrak buah, namun adapula sari buah yang memilki kandungan vitamin C yang sedikit akibat oleh pengolahan. Pendapat tersebut menjelaskan bahwa vitamin C juga dapat diperoleh dari ekstarak buah yang walaupun dipanaskan kandungan vitamin C-nya tetap tinggi. Gambar 4 menunjukkan, total vtamin C yang mengalami pemanasan pada umumnya meningkat karena adanya kandungan vitamin C yang tinggi dari ekstarak buah jeruk. Warna dan Kondisi Supernatant Warna dan kondisi supernatant pada buah jeruk yang ditimbulkan oleh berbagai perlakuan pemanasan tidak jauh berbeda antara pemanasan kontrol (tanpa pemanasan) dengan pemanasan selama 5, 10, 15, dan 20 menit. Semua perlakuan menunjukkan warna yang sama yaitu kuning. Sedangkan kondisi supernatant pada perlakuan kontrol dan pemanasan selama 10 menit menujukkan kondisi yang jernih, sedangkan pemanasa selama 5, 15, dan 20 menit menunjukkan kondisi yang keruh. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa sari buah jeruk masih mempertahankan warnanya yang khas walaupun telah diberi perlakuan pemanasan. Hal ini sama halnya dengan pendapat Satuhu (2004) bahwa sari buah yang telah dipanaskan akan menghasilkan rasanya segar dan mempunyai aroma yang khas. Sifat Endapan Sifat endapan yang ditimbulakan, pada umumnya setelah perlakuan pemanasan setelah pemanasan terdapat endapan. Yaitu pada perlakuan kontrol dan pemanasan selama 10 menit tidak terdapat endapan, sedangkan pada pemanasan 5, 15, 20 menit terdapat endapan. Hal ini disebabkan karena adanya kandungan buah yang berbeda-beda yang digunakan pada saat praktikum. hal ini didukung oleh Pracaya (2004), bahwa Kandungan buah jeruk manis terdiri dari bermacam-macam (tergantung kualitas buah), gula, asam organik, asam amino, vitamin, zat warna, mineral dan lain-lain. Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh pemanasan pada sari buah terhadap total vitamin C pada umumya meningkat, yaitu nilai tertinggi pada pemanasan selama 20 menit dan terendah pada perlakuan kontrol (tanpa pemanasan).

2. Efek dari beberapa pemanasan yang dilakukaan, menimbulakan efek yang cukup baik pada pemanasan selama 5, 15, dan 20 menit, dan kondisi supernatant berubah dari jernih menjadi keruh. Saran Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu, sebaikanya penelitian selanjutnya menguji tingkat pemanasan buah jenis lain yang walaupun digunakan pemasan tinggi vitamin c nya tetap utuh. DAFTAR PUSTAKA Bangun. 2006. Menangkal Penyakit dengan Jus Buah dan Sayuran. Agro Media Pustaka. Jakarta. Satuhu, Suyanti. 2004. Penanganan dan Pengolahan Buah. Penebar Swadaya. Jakarta. Winarno, F. G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.