THE POWER OF MUSCULAR LIMBS WITH A T IN THE MASTER, THE SON OF PERGURUAN SATRIA MUDA INDONESIA UNIT RUMBAI

dokumen-dokumen yang mirip
EFFECT OF WRIST COORDINATION AND MUSCLE POWER ARM BELOW SHOULDER OF THE PASSING ABILITY MEN S VOLLEYBALL TEAM SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU

OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN TENDANGAN SABIT PADA ATLET PENCAK SILAT UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai dengan Akurasi Smash Bola Voli Pada Tim Voli Putra SMK Negeri 5 Pekanbaru Tahun 2013

THE CORRELATION EXPLOSIVE POWERLEG MUSCLES WITH SPEED OF T KICK 0N COLLEGE STUDENTS SILAT WALET PUTI PEKANBARU

MHD. ARIF

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT TINGGI SISWA PUTRA KELAS V SDN 018 TELUK KENIDAI KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR JURNAL

RELATIONSHIP OF LEG MUSCLE POWER AND WRIST COORDINATION WITH THE ACCURACY OF SMASH VOLLEYBALL CLUB MEN S SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU

THE CORRELATION BETWEEM THE POWER OF THE LEG MUSCLE AND 100-METER SPRINT FOR THE TENTH GRADE STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL 9 PEKANBARU

JURNAL HUBUNGAN OTOT TUNGKAI, POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN T DALAM PENCAK SILAT TERHADAP SISWA KELAS VIII SMPN 7 KEDIRI

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP N 8 BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN 001 AIRTIRIS KECAMATAN KAMPAR JURNAL

HUBUNGAN DAYA LEDAK TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN JARAK JAUH. Jurnal. Oleh YOGA HARLIS SIDIAWAN

MARPION SAPUTRA NIM

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN BAHU TERHADAP HASIL TOLAK PELURU GAYA ORTHODOX SISWA PUTRA KELAS XI ILMU ILMU SOSIAL 5 SMA N 2 TUALANG

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP KCEPATAN TENDANGAN PENALTI JURNAL. Oleh SINGGIH PRADITO

KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DENGAN KEMAMPUAN LAY-UP SHOOT. Jurnal. Oleh ANIS SUCIATY RAMIO

HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN KEMAMPUAN SEPAK SILA PADA ATLET PERSATUAN SEPAKTAKRAW SELURUH INDONESIA (PSTI) KABUPATEN KAMPAR

JURNAL. Oleh ABDUL RASYID

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SAMPING (CECHUITUI) PADA ATLET WUSHU KATEGORI SANSHOU FIK UNP

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

THE CONTRIBUTION OF WRIST AND SERVICE ACCURACY COORDINATION IN VOLLEY BALL FOR FEMALE TEAM OF ANJUNGAN JUNIOR PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. gerakan badan. Jadi, olahraga berarti gerak badan atau aktivitas jasmani. Olahraga

HUBUNGAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA TIM SEPAK BOLA SMKN 5 PEKANBARU.

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN MERODA. Jurnal. Oleh MUHAMMAD GANDI MAULANA

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

PANGONDIAN HOTLIBER PURBA Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan ABSTRAK

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol IV, No. 8, Oktober 2013 ISSN

HUBUNGAN TINGGI RAIHAN DENGAN KETEPATAN SMASH OPEN ATLET BOLA VOLI PUTRA KLUB YUSO SLEMAN

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE PADA SISWA PUTRA SDN 014 BERINGIN MAKMUR KECAMATAN KERUMUTAN KABUPATEN PELALAWAN

Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai dengam Akurasi Smash Pada Team Bola Voli Putra SMKN 5 Pekanbaru

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN SHOOTING EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMA NEGERI 1 KAMPAR JURNAL. Oleh TRI WAHYU AGUSTI

ANALISIS KEBUTUHAN FISIK PADA SMES GULUNG SEPAKTAKRAW

HUBUNGAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN DRIBBLING SEPAKBOLA PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SMP NEGERI 2 KUBU JURNAL. Oleh SUPIAN

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN TENDANGAN SABIT SISWA SMA MUHAMMADIYAH BANGKINANG

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 30 METER DENGAN KEMAMPUAN DRIBBLING TIM SEPAKBOLA LIPURI PEKANBARU TAHUN 2013 ABSTRAK

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JANGKIT SISWA PUTRA KELAS XI IPS 1 SMAN 1 KAMPAR JURNAL. Oleh RUSMAWATI

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA SMAN 1 BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI JURNAL. Oleh RAHMAYATUN

HUBUNGAN KEKUATAN TUNGKAI PANJANG TUNGKAI DAN LINGKAR PAHA TERHADAP AKURASI PASSING. Jurnal. Oleh CAHYO PRASETYO

THE POWER ARM MUSCLES AND SHOULDES WITH THE RESULTS IN THE DISK ON THE STUDENT S CLASS IX OF THE AMERICAN JUNIOR DISTRICT 27 PEKANBAR

THE RELATIONSHIP ARM AND SHOULDER MUSCLE STRENGHT OVER UP SERVICE VOLLEY BALL RESULT AT MALE TEAM OF SMPN 10 TAPUNG KAMPAR REGENCY

CORRELATION OF POWER ARM MUSCLES AND SHOULDERS THE COORDINATION OF EYE- HAND AGAINST THE PRECISION OF THE SERVICE OF THE CLUB THE MEN CENDANA DUMAI.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

THE EFFECT OF SKIPPING ROPE EXERCISE ON THE LEG MUSCLE POWER IN MEN S BASKETBALL PLAYERS EXTRACULICULAR SMA HANDAYANI

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN OTOT PUNGGUNG DENGAN HASIL LOMPAT TINGGI GAYA FLOP MAHASISWA KEPELATIHAN KELAS 2A TAHUN 2014/2015

HUBUNGAN DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA DADA 100 METER MAHASISWA PENDIDIKAN OLAHRAGA FKIP UNIVERSITAS RIAU

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TERHADAP PUKULAN LOB ATLET BULUTANGKIS PB. MERAH PUTIH KOTA PADANG

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTURAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG. Jurnal MUHAMMAD INDRA KURNIAWAN

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN SHOOTING PADA TEAM SEPAKBOLA SMK NURUL FALAH PEKANBARU. Jurnal OLEH. Rafi Ronal

KONTRIBUSI POWER TUNGKAI,LENGAN, DAN KELENTUKAN TOGOK DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS. Jurnal. Oleh OKTRI MAHARANI

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI JURNAL. Oleh RULIYADI S

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA TAHUN

THE EDUCATION OF HEALTH AND RECREATION TEACHERS TRAINING AND EDUCATION FACULTY RIAU UNIVERSITY

PENGARUH METODE LATIHAN PLYOMETRIC

HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL AKURASI SMASH PADA TEAM BOLA VOLI PUTRA JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA UNIVERSITAS RIAU ANGKATAN 2010

CORRELATION OF POWER ARM MUSCLES AND SHOULDERS THE RESULTS THROWN THE SPEAR, ON THE ATHLETES MAN PPLP OF RIAU

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KETEPATAN TEMBAKAN KE GAWANG TIM SEPAKBOLA SMA OLAHRAGA MASMUR PEKANBARU JURNAL. Oleh RIFNALDI

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LONCAT HARIMAU. (Jurnal) Oleh PAJAR ANDELA

JURNAL. Oleh HERWAN SAPUTRA

KONTRIBUSI KECEPATAN KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK JURNAL. Oleh ANGGUN WAHYUNI SARI DEWI

HUBUNGAN ANTARA WAKTU REAKSI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVIS BAWAH BOLA VOLI PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER II STKIP-PGRI PONTIANAK

HUBUNGAN EKSPLOSIVE POWER TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS X TKJ I SMK NEGERI 7 KOTA PEKANBARU

Journal of Sport Sciences and Fitness

JUJUR GUNAWAN MANULLANG

JURNAL. Oleh MASRIZAL

Journal of Sport Sciences and Fitness

HUBUNGAN KELINCAHAN DENGAN DRIBBLING SEPAKBOLA PADA TIM SMA 2 RAMBAH HILIR KABUPATEN ROKAN HULU JURNAL. Oleh ASRI

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA PUTRA KELAS XI JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 2 SMAN 11 PEKANBARU

JURNAL HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN DEPAN DAN T PADA CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN TENDANGAN DOLLYO CHAGI PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SMA NEGERI 1 BANGKO PUSAKO JURNAL

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU ABSTRACT

KONTRIBUSI POWER LENGAN, TUNGKAI DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA JURNAL. Oleh TRI ASRI SHOLLY HAJMI

Journal of Sport Sciences and Fitness

Journal of Sport Sciences and Fitness

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

HUBUNGAN DAYA TAHAN OTOT LENGAN TERHADAP HASIL TEMBAKAN 30 M PADA ATLET PANAHAN PPLP DISPORA RIAU TAHUN 2016 JURNAL. Oleh MUSLIM

HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS ATLET BOLAVOLI KUANSING KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN ANTARA SINGLE LEG HOP DENGAN DOUBLE LEG HOP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

KONTRIBUSI PANJANG, KELENTUKAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP TENDANGAN SABIT PENCAK SILAT. ( Jurnal Skripsi) Oleh : ANDRIA AFIANA

Hubungan Koordinasi Mata... (Aditya Budi S)

PENGARUH DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KECEPATAN REAKSI DAN MOTIVASI TERHADAP KECEPATAN LARI JARAK PENDEK 100 METER PADA ATLET PPL PPROVINSI RIAU

PENINGKATAN HASIL SMASH DENGAN METODE LATIHAN PLIOMETRIK DAN MEMPERHATIKAN PANJANG TUNGKAI

JURNAL. Oleh SIMAI ASPERA

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN BAHU DENGAN HASIL FREE THROW PADA PERMAINAN TIM BOLA BASKET PUTRA SMAN 14 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. pencak silat akan menghadapi lawan dengan gerakan yang terpola dan terukur.

THE RELATIONSHIP OF SHOULDER ARMS MUSCLE AND LEG MUSCLE S POWER WITH JUMP SMASH SKILL IN MEN S BADMINTON CLUB OF PB. BANK RIAU KEPRI PEKANBARU

HUBUNGAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN PASSING BAWAH ATLET BOLAVOLI MINI DI SDN 34 PENEBAL KECAMATAN BENGKALIS JURNAL. Oleh AGUSRIZAL

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC SINGLE LEG BOUND

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP TENDANGAN SABIT PADA ATLET PENCAK SILAT PUTRA USIA TAHUN. Ariani Kurnia Dewi

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH ATLET BOLAVOLI SMA NEGERI 1 LINGGO SARI BAGANTI ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWI SMAN 4 TANAH PUTIH KECAMATAN TANAH PUTIH JURNAL. Oleh YESI EMIDA

Journal of Physical Education, Health and Sport

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LATIHAN LEG PRESS TERHADAP PENINNGKATAN POWER OTOT TUNGKAI PADA ATLET PENCAK SILAT PBSS KUNINGAN CLUB TAHUN 2016

Transkripsi:

1 THE POWER OF MUSCULAR LIMBS WITH A T IN THE MASTER, THE SON OF PERGURUAN SATRIA MUDA INDONESIA UNIT RUMBAI Iin Damayanti 1, Drs.Ramadi,S.Pd, M.Kes, AIFO 2, Aref Vai, S.Pd, M.Pd 3 Email :iinpesilat@yahoo.com/082174620523,ramadi@yahoo.com, aref.vai@lecture.unri.ac.id Physical Education Health And Recreation Faculty of Teacher Training and Education University Riau Abstract: Based on the observation that has been done against athletes PPLP Pencak Silat Dispora Riau discovered several phenomena such as: is that a T by the athlete is still less than the maximum, this is caused by not the most of the physical elements are like the limb muscles the athlete that was not optimal, so that a T that do not powered. It,s not good balance of the masters, will also affect the speed of a T by masters. Coordination which is owned by athletes are also not optimally, this will affect the T, would be easily anticipated by his opponents with defense, dodgery, and even make it easier for opponents to do behind the attacks quickly and suddenly. The T in the sport of martial arts to do with a limb muscles strong and the ability range on the target to fight hard to do resistence and dodgery. The purpose of this research is to identify how a muscular limbs with a yacht masters, men,s college gentlemanly Indonesia youth unit fringe. This research is done using this type of research correlational. Correlational is a statistical tool, which can be used to compare the results of measurements of two different variables in order to determine the degree of correlation between the variables. The populasi and sample in this study is a member of the masters, men,s college gentlemanly Indonesia youth unit fringe of 15 people. The data collection technique is to use a technique total sampling. Based on the results of research has been done can be concluded that there is to do a limb muscles on the ability of a T on cruise the son of college gentlemanly young Indonesia unit fringe with count r = 0.526 and the significant level = 5% was found r = 0.514 with categories are of a significant connection. Keywords: Leg Muscle Power, The Ability of a T.

2 HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN TENDANGAN T PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN SATRIA MUDA INDONESIA UNIT RUMBAI Iin Damayanti 1, Drs.Ramadi,S.Pd, M.Kes, AIFO 2, Aref Vai, S.Pd, M.Pd 3 Email :iinpesilat@yahoo.com/082174620523,ramadi@yahoo.com, aref.vai@lecture.unri.ac.id Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekerasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau Abstrak: Berdasarkan hasil observasi yang telah penulis lakukan terhadap pesilat putra perguruan satria muda Indonesia unit rumbai ditemukan beberapa fenomena diantaranya: terlihat bahwa kemampuan tendangan T yang dilakukan atlet masih kurang maksimal, hal ini disebabkan oleh tidak maksimalnya unsur fisik atlet seperti kekuatan otot tungkai atlet yang tidak maksimal, sehingga tendangan T yang dilakukan tidak bertenaga. Kurang baiknya keseimbangan pesilat juga akan mempengaruhi kecepatan tendangan T yang dilakukan pesilat. Koordinasi gerak yang dimiliki oleh atlet juga belum maksimal, hal ini akan mempengaruhi hasil tendangan T, tendangan akan mudah diantisipasi oleh lawan dengan melakukan tangkisan, elakan, dan bahkan memudahkan lawan untuk melakukan serangan balik secara cepat dan tibatiba.tendangan T dalam olahraga pencak silat harus dilakukan dengan power otot tungkai yang kuat disertai kemampuan jangkauan pada sasaran agar lawan sulit melakukan tangkisan dan elakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan power otot tungkai dengan kemampuan tendangan T pesilat putra perguruan satria muda Indonesia unit rumbai. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian korelasional. Korelasional adalah suatu alat statistik, yang dapat digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel tersebut. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah anggota pesilat putra perguruan satria muda Indonesia unit rumbai yang berjumlah 15 orang. Teknik pengumpulan data ini adalah dengan menggunakan teknik total sampling. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan power otot tungkai terhadap kemampuan tendangan T pada pesilat putra perguruan satria muda Indonesia unit rumbai dengan rhitung = 0,526 dan pada taraf signifikan = 5% didapati rtabel = 0,514 dengan kategori Sedang yaitu terdapat hubungan yang signifikan. Kata Kunci: Power Otot Tungkai, Kemampuan Tendangan T

3 PENDAHULUAN Olahraga adalah sebagai salah satu aktivitas fisik maupun psikis seseorang yang berguna untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan seseorang setelah olahraga.olahraga adalah kesibukan yang benar-benar utama untuk menjaga kesehatan seorang. Olahraga juga adalah satu diantara cara utama untuk menghilangkan stress. Olahraga juga adalah satu tingkah laku aktif yang menggiatkan metabolisme serta memengaruhi manfaat kelenjar didalam badan untuk menghasilkan sistem kekebalan badan dalam usaha menjaga badan dari masalah penyakit dan stress. Oleh karenanya, benar-benar disarankan pada tiap-tiap orang untuk lakukan aktivitas olahraga dengan cara teratur serta terstruktur dengan baik. Menurut Giriwijoyo (2013:18) Olahraga adalah serangkaian gerak olahraga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (yang berarti mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (yang berarti meningkatkan kualitas hidup). Seperti halnya makan, gerak (olahraga) merupakan kebutuhan hidup yang sifatnya terus menerus; artinya olahraga sebagai alat untuk memelihara dan membina kesehatan tidak dapat ditinggalkan.olahraga merupakan alat untuk merangsang perkembangan fungsional jasmani, rohani dan sosial. Pentingnya olahraga membuat pemerintah sangat mendukung penerapan olahraga untuk merangsang perkembangan fungsional jasmani, rohani dan sosial seperti pembentukan watak, disiplin, sportifitas dan pengembangan prestasi olahraga yang disebutkan dalam undang-undang No. 3 Tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional yang terdapat pada pasal 1 ayat 23 yang menyatakan bahwa Pembinaan dan pengembangan keolahragaan adalah usaha sadar yang dilakukan secara sistematis untuk mencapai tujuan keolahragaan. Dari undang-undang tersebut sudah jelaslah bahwa pemerintah juga ikut peduli dengan kegiatan ini, hal ini terbukti dengan adanya undang-undang yang membahas tentang pembinaan dan pengembangan olahraga.dalam pembinaan yang diorganisasikan dengan tujuan meningkatkan kemampuan fisik, psikis serta keterampilan baik intelektual maupun keterampilan gerak olahraga.dalam pembinaan olahraga prestasi latihan didefinisikan sebagai persiapan fisik, teknik, intelektual, psikis, dan moral.salah satu bentuk pembinaan tersebut adalah pencak silat. Hampir semua gerakan fisik merupakan hasil kerja sama dari tenaga, kecepatan, lamanya kegiatan, kompleksitas dan rentangan gerakan. Kemampuan biomotorik merupakan fondasi, karena biomotorik adalah bawaan atau kemampuan-kemampuan yang diwarisi sejak lahir (Depdiknas, 2004:32).Namun keadaan kondisi fisik tersebut dapat dilatih sedemikian rupa hingga batas maksimal. Dengan baiknya unsur-unsur fisik seperti power, kecepatan, daya tahan, kekuatan, kelincahan dan keseimbangan maka dalam mengikuti kegiatan pembinaan atlet tidak akan begitu sulit dalam meningkatkan keterampilan olahraga pencak silat. Dalam ilmu bela diri pencak silat terdapat beberapa macam teknik dasar yang harus dikuasai oleh atlet agar mendapatkan prestasi yang baik seperti gerak belaan, gerakan memukul, gerakkan menendang, gerakan sapuan, gerakan dengkulan, gerakan menggunting, gerakan menangkap, dan gerakan membanting.untuk dapat menguasai teknik dasar tersebut maka seorang atlet haruslah giat berlatih, dan juga memperhatikan faktor penunjang yang dapat meningkatkan kemampuan tersebut.salah satu teknik pencak silat yang cukup penting adalah tendangan T.

4 Menurut Johansyah (2004: 28), tendangan T adalah serangan yang menggunakan sebelah kaki dan tungkai, lintasannya lurus kedepan dan kenaannya pada tumit, telapak kaki dan sisi luar telapak kaki, posisi lurus, biasanya digunakan untuk serangan samping, dengan sasaran seluruh bagian tubuh. Lintasan tendangan ini sesuai dengan namanya yang jika dilihat dari samping, menyerupai huruf T, yaitu dimana tubuh dan salah satu kaki yang menendang, berada pada posisi miring dengan bertumpu pada salah satu kaki. Tendangan T dilakukan dengan cara mengambil posisi sikap pasang kuda-kuda. Pandangan mata fokus kearah sasaran yang dituju, kemudian angkat lutut kaki yang akan menendang setinggi sasaran, setelah itu putar pinggul kearah samping dalam, diikuti gerakan telapak kaki yang berputar searah gerakan tendangan. Kemudian dorongkan tungkai kesamping dengan hentakan dari lutut dan ditarik kembali dengan menekuk lutut. Tangan dalam keadaan rileks untuk menjaga keseimbangan. Selanjutnya kaki tersebut kembali pada posisi kuda-kuda semula. Selain teknik dasar yang baik, yang menujang kesempurnaan dalam melakukan tendangan T adalah kondisi fisik salah satunya yaitu power otot tungkai. Daya ledak otot merupakan gabungan beberapa unsur fisik yaitu unsur kekuatan dan kecepatan. Artinya kemampuan daya ledak otot dapat dilihat dari hasil suatu unjuk kerja yang dilakukan dengan menggunakan kekuatan dan kecepatan. Misalnya, wujud nyata dari daya ledak otot tergambar dalam kemampuan seseorang seperti : kekuatan atau ketinggian loncatan, kekuatan tendangan, kekuatan lemparan, kekuatan dorongan, dan kemampuan lainnya yang menggambarkan kekuatan otot. Ini berarti bahwa kemampuan daya ledak otot tidak hanya ada pada otot tungkai, melainkan ada pada seluruh otot, terutama otot-otot besar. Seorang pesilat juga akan menggunakan daya ledak otot tungkainya saat melakukan tendangan ( Hendri Irawadi, 2014: 167, 170). Menurut Annarino (1976) daya (power) adalah berhubungan dengan kekuatan dan kecepatan kontraksi otot dinamik dan eksplosif dan melibatkan pengeluaran kekuatan otot maksimum dalam suatu durasi waktu pendek. Sedangkan menurut Jansen (1983) power otot adalah kombinasi dari kekuatan dan kecepatan, yaitu kemampuan untuk menerapkan tenaga (force) dalam waktu yang singkat (Arsil, 2008: 72). Berdasarkan beberapa pendapat dan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa daya ledak adalah kemampuan mengarahkan kekuatan dengan cepat dalam waktu yang singkat untuk memberikan momentum yang paling baik pada tubuh atau objek dalam suatu gerakan eksplosif yang utuh mencapai tujuan yang dikehendaki (Arsil, 2008: 73). Jadi power otot tungkai merupakan unsur yang sangat penting dalam melakukan tendangan T. Power adalah faktor utama dalam melaksanakan segala macam keterampilan gerak dalam berbagai cabang olahraga. Maka dalam melakukan tendangan T pesilat harus memiliki power otot tungkai yang baik agar selama dalam pertandingan tendangan yang dihasilkan benar-benar kuat dan mampu mengkondisikan keadaan secara cepat dan tepat. Berdasarkan dari pengamatan di lapangan pada Pesilat Perguruan Satria Muda Indonesia Unit Rumbai, melalui observasi dan informasi yang diperoleh dari pelatih, bahwa sebagian besar pesilat belum maksimal dalam melaksanakan tendangan terutama tendangan T. Adapun permasalahan yang menjadi pusat penelitian ini adalah kurangnya power otot tungkai yang dimiliki anggota sehingga kurang maksimalnya untuk melakukan tendangan T. Tendangan T masih bisa dihindari lawan, hal itu disebabkan kurang nya kecepatan dan kekuatan pada saat melakukan tendangan T, kekuatan dan kecepatan berpengaruh pada power dan maksimalnya kemampuan tendangan T,

5 lambatnya serangan balik pada lawan, lambatnya hindaran, tangkisan, mudah mati langkah dan mudah diserang oleh lawan. Hal ini karena dipengaruhi oleh faktor kurangnya power otot tungkai. Sehingga prestasi maksimal yang diharapkan oleh pelatih Pencak Silat Perguruan Satria Muda Indonesia Unit Rumbai susah untuk diraih. Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan Power Otot Tungkai Dengan Kemampuan Tendangan T Pada Pesilat Putra Perguruan Satria Muda Indonesia Unit Rumbai METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian korelasional.korelasional adalah suatu alat statistik, yang dapat digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel tersebut (Arikunto, 2006:270). Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus (Arikunto, 2006: 130). Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006: 131). Sehingga dalam penelitian ini jumlah sampel yang diteliti adalah 15 orang. Intrumen dan teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah tes dan pengukuran. Penjelasan tes dan pengukuran saling berkaitan, pengukuran adalah proses untuk mengumpulkan suatu informasi atau data mentah dan alat yang digunakan adalah tes. Agar data yang diperoleh lebih akurat, diperlukan alat ukur yang tepat dan valid ( sesuai dengan apa yang di ukur). Sebelum dilaksanakan pengambilan data terlebih dahulu diadakan pengarahan kepada pemain menggunai pelaksanaan pengambilan data. Ada pun penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah power otot tungkai dan sebagai variabel terikatnya adalah kemampuan tendangan T. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Vertical Power Jump Test (Ismaryati, 2008: 67-68) dan Kemampuan Tendangan T ( Depdiknas, 2004: 50). HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian normalitas adalah suatu analisis yang dilakukan untuk menguji apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut apakah data yang diolah dapat digunakan teknik korelasi. Pengujian normalitas data diuji dengan analisis Liliefors pada taraf signifikan α = 0,05. Dasar pengambilan keputusan pengujian normalitas adalah apabila Lo maks <L tabel maka sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. Pengujian hipotesis yaitu terdapat hubungan antara power otot tungkai dengan Hasil tendangan T. Berdasarkan analisis dilakukan, maka didapat rata-rata hasil tendang T 20,73, dengan simpangan baku 1,87. Untuk skor rata-rata power otot tungkai di dapat 91,33, dengan simpangan baku 6,14.

6 Dari keterangan di atas diperoleh analisis korelasi antara power otot tungkai dan Hasil tendangan lurus, dimana r tabel pada taraf signifikan α (5%) = 0,514, berarti, r hitung (0,526) > r tabel (0,514,), artinya hipotesis diterima dan terdapat hubungan yang berarti antara power otot tungkai dengan hasil tes kemampuan tendangan T pada pesilat putra perguruan satria muda Indonesia unit rumbai. Dari analisis data yang telah dikemukakan diketahui ada hubungan yang berarti dari power otot tungkai terhadap kemampuan tendangan T pada pesilat putra perguruan satria muda Indonesia unit rumbai. Tendangan merupakan salah satu jenis serangan dengan menggunakan tungkai atau kaki didalam olahraga beladiri pencak silat, yang bertujuan untuk meraih point dan menjatuhkan lawan dalam suatu pertandingan pencak silat.tendangan T adalah salah satu jenis serangan yang cukup efektif untuk melakukan serangan dalam memperoleh nilai atau point dalam pertandingan olahraga beladiri pencak silat. Tendangan T yang baik memerlukan unsur kondisi fisik yang mendukung diantaranya yaitu power otot tungkai. Untuk memperoleh tendangan T yang baik di pengaruhi oleh banyak faktor diantaranya : daya ledak otot tungkai, kekuatan otot perut dan kelentukan sendi panggul. Komponen ini terlibat dalam gerakan tertentu yang saling berhubungan. Bagian ini akan mendukung kecepatan tendangan T yang lebih baik. Perpaduan antara kekuatan dan kecepatan kerja otot-otot tungkai akan menghasilkan power tendangan T yang baik. Tendangan yang cepat akan tercermin dari kerja kaki yang kuat dan dilakukan dalam satu gerakan rangkaian yang utuh dan eksplosif. Agar power otot tungkai dapat memberi kontribusi terhadap kecepatan tendangant, maka harus didukung penguasaan teknik tendangan yang benar. Dengan fisik yang baik dan didukung teknik yang benar, maka akan dicapai hasil yang maksimal. Power adalah kombinasi dari kekuatan dan kecepatan, yaitu kemampuan untuk menerapkan tenaga dalam waktu yang singkat Jansen (1983) dalam Arsil (2008: 72). Kemudian Harsono (2001:24) menambahkan bahwa daya ledak adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan yang maksimal dalam waktu yang amat singkat. Perhitungan korelasi antara power otot tungkai (X) dengan hasil tendangan T (Y) menggunakan rumus korelasi product moment. Kriteria pengujian jika r hitung >r tabel maka terdapat hubungan yang signifikan dan sebaliknya ( Sudjana 2006:369). Dari hasil perhitungan korelasi antara power otot tungkai dengan hasil tendangan T diperoleh r hitung 0,526 sedangkan r tabel pada taraf signifikan α (5%) yaitu 0,514. Dari hasil uji hipotesis yang menunjukan bahwa terdapat hubungan power otot tungkai dengan hasil tendangan T. Sehingga dengan demikian dipahami bahwa power sangat dibutuhkan sewaktu melakukan olahraga pencak silat, khususnya disaat melakukan tendangan T. Dengan power otot tungkai yang maksimal maka tendangan yang dilakukan akan sangat baik. SIMPULAN DAN REKOMENDASI Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan power otot tungkai terhadap kemampuan tendangan T pada pesilat

7 putra perguruan satria muda Indonesia unit Rumbai dengan r hitung = 0,526 dan pada taraf signifikan 5% didapati r tabel = 0,514 dengan kategori tingkat hubungan sedang. Rekomendasi Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti dapat memberikan rekomendasi kepada: a. Kepada pesilat putra perguruan satria muda Indonesia unit Rumbai agar dapat terus meningkatkan power otot tungkai melalui latihan-latihan yang diberikan pelatih agar keterampilan tendangan T yang dimiliki atlet dapat lebih maksimal. b. Kepada pelatih perguruan satria muda Indonesia unit Rumbai agar terus memantau latihan yang diberikan kepada para pesilat, dimana latihan-latihan yang sudah diberikan hendaknya juga diiringi oleh latihan-latihan fisik, khususnya pada latihan yang dapat meningkatkan power otot tungkai para pesilat. c. Bagi para peneliti yang lain yang hendak melakukan kajian yang lebih dalam, disarankan untuk dapat mengkaji dari faktor-faktor lain yang berhubungan dengan tendangan T. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2010. Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta : Rineka Cipta. Arsil. 2008. Pembinaan Kondisi Fisik. Padang : Fakultas Ilmu Keolahragaan UNP. Depdiknas. 2004. Instrument Pemanduan Bakat Pencak Silat. Jakarta: Departemen pendidikan nasional. Faruq, Muhammad. 2009. Meningkatkan kebugaran jasmani melalui permainan & olahraga pencak silat. Jakarta: Menteri Negara Pemuda dan Olahraga. Hariyadi,R.kotot slamet.2003. Teknik Dasar Pencak Silat Tanding. Jakarta: Dian Rakyat. Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Irawadi, Hendri. 2014. Kondisi fisik dan pengukurannya. Sukabina : UNP Press.

8 Ismariyati. 2006. Tes dan pengukuran olahraga.surakarta: UNS Press. Ismariyati. 2008. Tes dan pengukuran olahraga. Surakarta: UNS Press. Lubis, Johansyah. 2004. Pencak silat panduan praktis. Jakarta : Raja grafindo persada. Naharsari, Nur Dyah. Olahraga Pencak Silat.Jakarta: Ganeca Exact. Riduwan, 2012.Dasar-dasar statistic. Bandung: Alfabeta. Suwirman. 2011. Teknik Dasar Pencak Silat. Padang : FIK Universitas Negeri Padang. Syafruddin. 1992. Pengantar ilmu melatih. Padang: Wasis Rental Tim Pencak Silat FIK UNP. 2008. Pencak Silat.Padang : FIK Universitas Negeri Padang. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3. 2005. sistem keolahragaan nasional. Jakarta: Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga.