BAB I PENDAHULUAN. UMM Press, Malang, 2005, hlm. 200.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Margunani 1 Siti Fatimah 2

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif

BAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. dan sebagian besar rakyatnya berkecimpung di dunia pendidikan. Maka dari. menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003:

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Sulistyorini, Evaluasi Pendidikan, Teras, Yogyakarta, 2012, hal. 7 Ibid., hal.8.

BAB I PENDAHULUAN. Tatang, Ilmu Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung, 2012, hlm.13. Ibid., hlm.15.

Jurnal Ilmiah Sains, Teknologi, Ekonomi, Sosial dan Budaya Vol. 1 No. 4 Desember 2017

Jurnal Swarnadwipa Volume 1, Nomor 2, Tahun 2017, E-ISSN PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X SMA N 6 METRO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya. melakukan pemilihan dan penentuan metode yang akan dipilih untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. Press,Yogayakarta, 2003, hlm. 9. Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm.8-9.

BAB II KAJIAN TEORI. untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini. manajemen dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. mengubah tingkah lakunya ke arah yang lebih baik. 1. sukses dalam hidupnya adalah orang-orang yang mempunyai sikap disiplin

INTERAKSI EDUKATIF GURU DAN SISWA MADRASAH DINIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-FATAH PARAKANCANGGAH BANJARNEGARA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan di mulai dari kandungan, hingga dewasa yang didapatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB I PENDAHULUAN. 1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siswa (Studi Deskriptif Analitis di SMAN 1 CIASEM Kabupaten Subang) dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia makhluk yang dikarunia akal dan hati oleh Allah SWT.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogis, PT. Rinneka Cipta, Jakarta, 1997, hlm. 10

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Ilmiah Sains, Teknologi, Ekonomi, Sosial dan Budaya Vol. 2 No. 2 Mei 2018

MANAJEMEN KELAS DI SD NEGERI GUMPANG 1 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI. Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. didik melalui suatu interaksi, proses dua arah antara pendidik dan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. 2012), hlm.7. 1 Fathurrohman, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras,

BAB I PENDAHULUAN. Agoes Dariyo, Dasar-Dasar Pedagogi Modern, Indeks, Jakarta, hlm. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1995, hlm Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruz Media, Yogyakarta, 2014, hlm. 15.

BAB 1 PENDAHULUAN. 2009), hlm.3. di Abad Global, (Malang: UIN-Maliki Press, 2012), hlm. 4. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 19, hlm. 4.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Demikian juga piranti pendidikan yang semakin canggih, oleh

PERAN GURU DALAM MEMBENTUK ARIF BUDAYA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. Nazarudin, Manajemen Pembelajaran, TERAS, Yogyakarta, 2007, hlm

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan yang berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai kebijakan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pondasi bagi majunya suatu negara. Bahkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. demikian, PAI memiliki peran strategis untuk menciptakan peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengkondisikan kelas atau mengelola kelas, agar pelaksanaan. pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

PENTINGNYA PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN

PENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kata Kunci: Remedial teaching

BAB I PENDAHULUAN. Dina Indriana, Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Efektif, Diva Press, Jogjakarta, 2011, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menyelenggarakan pendidikan selalu di hadapkan dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nuryani Y Rustama, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (tt.p: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), hlm. 4.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada pendidikan Formal, guru merupakan tonggak penentu dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 1 Mengajar merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan, tidak mudah marah, tidak membeda-bedakan siswanya, penuh

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009), hlm Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Dina Indriana, Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Efektif, Diva Press, Yogyakarta, 2011, hlm.5 2. Ibid, hlm.5 3

BAB I PENDAHULUAN. peranan guru, kepala madrasah dan komite madrasah dalam mengelola. satuan pendidikan. Guru merupakan ujung tombak dalam mendidik

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:

PENDEKATAN PENGELOLAAN KELAS

DAFTAR PUSTAKA. A. Martuti, Mendirikan dan Mengelola PAUD, Manajemen Administrasi & Strategi Pembelajaran, Kreasi Wacana Offset, Bantul, 2009

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran, ada dua buah konsep

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

Al Ulum Vol.64 No.2 April 2015 halaman

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan SD adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya istilah pendidikan atau paedagogie berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Membolos merupakan salah satu perilaku siswa di sekolah yang dapat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelas adalah tempat berlangsungnya pembelajaran yang di dalamnya terdapat guru yang menyampaikan materi pada peserta didik dalam waktu yang sama. 1 Kelas merupakan wahana paling dominan bagi terselenggaranya proses pembelajaran bagi peserta didik di sekolah. Karena kedudukan kelas yang begitu penting, maka guru harus profesional agar proses pendidikan dan pembelajaran di kelas terselenggara secara efektif dan efisien. Di dalam kelas kegiatan guru dapat dibagi menjadi dua, yaitu kegiatan pengelolaan pengajaran dan kegiatan pengelolaan kelas. Tujuan pengajaran yang tidak jelas, materi yang terlau mudah atau terlalu sulit, urutan materi tidak sistematis, alat pembelajaran tidak tersedia, merupakan contoh masalah pengajaran. Sedangkan subyek peserta didik mengantuk, enggan mengerjakan tugas, terlambat masuk kelas, mengganggu teman lain, mengajukan pertanyaan aneh, tempat duduk banyak kutu busuk, ruang kelas kotor, merupakan contoh pengelolaan kelas. Penanggulangannya sesuai dengan masalahnya. Tidak tepat jika masalah pengajaran diselesaikan dengan cara pemecahan masalah pengelolaan kelas. 2 Masalah pengajaran merupakan usaha yang secara langsung dapat membantu peserta didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Masalah pengajaran dimaksudkan meliputi masalah pembuatan rencana pembelajaran, penyajian informasi, pengajuan pertanyaan, pelaksanaan evaluasi dan masalah-masalah lainnya. Sedangkan masalah manajemen adalah usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Misalnya, memberi 1 Thoifuri, Menjadi Guru Inisiator, RaSAIL Media Group, Semarang, 2008, hlm.125. 2 Hendyat Soetopo, Pendidikan dan Pembelajaran: Teori, Permasalahan dan Praktek, UMM Press, Malang, 2005, hlm. 200. 1

2 penguatan, mengembangkan hubungan guru dengan peserta didik, membuat kelompok, dan sebagainya. 3 Kondisi belajar yang optimal dapat dicapai jika guru mampu mengatur peserta didik dan sasaran pembelajaran serta mengendalikannya dalam suasana menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Bila pengaturan kondisi dapat dikerjakan secara optimal, maka proses belajar berlangsung secara optimal pula. Tetapi bila tidak dapat disediakan secara optimal, tentu saja akan menimbulkan gangguan terhadap belajar mengajar. Gangguan dapat bersifat sementara sehingga perlu dikembalikan ke dalam iklim belajar yang kondusif (kemampuan kedisiplinan), akan tetapi gangguan dapat pula bersifat serius dan terus menerus sehingga diperlukan kemampuan meremidial. Kedisiplinan peserta didik sebenarnya merupakan akibat dari pengelolaan kelas yang efektif. Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikan ke kondisi yang optimal jika terjadi gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan atau pun melakukan kegiatan remidial. 4 Sedangkan menurut Emmer sebagaimana yang dikutip oleh Jamaluddin Idris, pengelolaan kelas merupakan seperangkat perilaku dan kegiatan guru yang diarahkan untuk menarik perilaku peserta didik yang wajar, pantas, dan layak serta usaha meminimalkan gangguan. 5 Dari definisi tersebut pengelolaan kelas mempunyai implikasi langsung terhadap penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal atau bersifat preventif serta pengembangan kondisi belajar yang optimal. Kesuksesan guru dalam mengelola kelas secara profesional memiliki peran yang cukup vital. Karena pengelolaan kelas yang baik akan berpengaruh terhadap kesuksesan peserta didik menjalani hidupnya di sekolah. Kebiasaan- 3 Suwardi, Manajemen Pembelajaran, STAIN Salatiga Press, Salatiga, 2007, hlm. 106-107. 4 Zainal Asril, Micro Teaching: Disertai dengan Pedoman Pengalaman Lapangan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2016 hlm. 72. 5 Jamaluddin, Sekolah Efektif dan Guru Efektif, Suluh Press, Yogyakarta, 2007, hlm. 81.

kelas. 8 Kendati pengelolaan kelas merupakan salah satu tugas pokok guru di 3 kebiasaan yang dibangun setiap hari di kelas akan menjadi bekal yang cukup bagi peserta didik dalam membangun karakter mulia pada dirinya. Salah satu dari pengelolaan kelas yang efektif ditandai dengan kenyamanan di dalam kelas. Jika pengelolaan kelas sesuai dengan kebutuhan dan harapan peserta didik, maka tidak ada alasan bagi peserta didik untuk bertingkah yang melanggar peraturan kelas maupun sekolah. Tidak ada peserta didik yang berbuat bullying di kelas, karena kelas mereka kelas surga. 6 Dengan demikian manajemen sangat penting untuk diimplementasikan dalam kegiatan di dalam kelas. Kebutuhan terhadap manajemen di kelas, bukan hanya kebutuhan akan fungsi kelas, namun lebih dari itu, manajemen di dalam kelas merupakan respon terhadap semakin meningkatnya tuntutan peningkatan kualitas pendidikan yang dimulai di dalam kelas. Di ruang kelas guru dituntut untuk mampu menghasilkan peserta didik yang utuh, sesuai dengan fungsi pendidikan dalam undang-undang sistem pendidikan nasional. 7 Menurut Sudarwan Danim, masalah serius yang terjadi di sekolahsekolah saat ini, besar atu kecil, disebabkan oleh masalah-masalah manajemen, khususnya masalah manajemen kelas. Ringkasnya, esensi dan ekstensi manajemen kelas dalam memfasilitasi proses pembelajaran yang kondusif tidak lagi di dudukan pada posisi sekunder, melainkan menjadi pemeran utama. Pemikiran ini menuntut adanya cara dan metode bagi guru untuk mengelola kelasnya secara efektif dan inovatif. Hasil penelitian yang relatif kontemporer mengenai manajemen kelas merekomendasikan beberapa metode inovatif atau orientasi baru yang menjadi fokus kerja manajemen dalam kelas, masih banyak guru yang kurang bahkan tidak memperhatikan pengelolaan kelas. Tanpa pengelolaan kelas yang baik, akan menimbulkan 6 Farda Khoirul, Manajemen Kelas Nakal, Filla Press, Sidoharjo, 2013, hlm. 10. 7 Euis Karwati dan Donni Juni Priansa, Manajemen Kelas, Alfabeta, Bandung, 2014, hlm. 2. 8 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2002, hlm. 189.

4 masalah yang berhubungan dengan perilaku peserta didik atau disiplin kelas. Masalah atau penyimpangan yang sering terjadi di kelas antara lain ribut, bercakap-cakap sendiri, pergi ke sana ke mari, bermusuhan, saling mengucilkan, merendahkan kelompok yang bodoh, kurangnya kekompakan, dan sebagainya. Muhammad Yusuf mengungkapkan bahwa siswa sebelum masuk kelas memiliki berbagai macam persoalan, baik terkait dengan diri sendiri atau teman. Tidak jarang dijumpai siswa setelah jam istirahat masih asik berbincang dengan dengan temannya soal permainan saat istirahat atau soal acara televisi semalam. 9 Perilaku yang tidak disiplin pada waktu proses belajar mengajar dan mengganggu proses belajar mengajar amatlah memprihatikan. Padahal jumlah peserta didik yang seperti itu tidak sedikit dan selalu ada di setiap kelas atau setiap angkatan. 10 Jika masalah-masalah tersebut terjadi dalam kelas, maka kondisi kelas tidak lagi optimal yang tentunya akan mengganggu pencapaian tujuan belajar. Walaupun demikian, tidak semua guru khawatir tentang kurangnya kontrol terhadap peserta didik di dalam kelas. Beberapa guru mampu menjaga kestabilan di kelas, namun merasa banyak sekali waktu yang terbuang dalam menerapkan disiplin kelas tersebut. Beberapa guru berhasil menerapkan disiplin ketat pada sikap peserta didik. Akan tetapi, untuk menerapkan disiplin seperti itu, guru-guru harus bersikap kurang menyenagkan pada peserta didik. Misalnya bersikap kasar, kehilangan kesabaran, dan berteriak. 11 Dengan penanggulangan yang salah dalam menghadapi masalah kedisiplinan justru dapat menjadi bumerang bagi guru. Tidak menutup kemungkinan peserta didik akan menjadi lebih brutal jika guru mengambil tindakan yang salah. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan, yaitu berupa observasi dan wawancara,di MA Abadiyah pada kegiatan belajar mengajar berlangsung, 83. 9 Muhammad Yusuf, Memikat Siswa Sejak Menit Pertama, Maks, Sidoarjo, 2011, hlm. 2. 10 Radno Harsanto, Pengelolaan Kelas yang Dinamis, Kanisius, Yogyakarta, 2007, hlm. 11 Sudarwan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas, CV Pustaka Setia, Bandung, 2010, hlm. 168-169

5 menunjukkan berbagai masalah terkait pengelolaan kelas. Permasalahan tersebut di antaranya beberapa peserta didik mengobrol dengan teman sebangku, tertidur di kelas, bersikap pasif, tidak mengerjakan tugas, dan merajuk saat diberikan tugas. Permasalahan tersebut tentunya karena kurangnya optimalisasi pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru. Hal tersebut tentunya akan menjadi penghambat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Melihat berbagai masalah tersebut. Pada mata pelajaran fiqih, Bapak Anas Anshori menerapkan pendekatan cook book dalam mengelola kelas. Pendekatan ini juga disebut sebagai pendekatan resep. Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas. Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peran guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam resep. 12 Selain membuat peraturan atau resep bagi guru untuk menghadapi berbagai perilaku peserta didik, juga terdapat resep berbentuk kontrak belajar yang disepakati pada awal tahun pelajaran. Dengan diterapkannya pendekatan cook book, masalah-masalah pengelolaan kelas terkait kedisiplinan peserta didik dapat teratasi. Sebagia besar peserta didik menunjukkan respon positif dengan adanya kontrak belajar. Hanya ada beberapa oknum dari peserta didik yang masih bersikap acuh dalam pembelajaran, namu masih dalam konteks wajar dan tidak sampai mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar. Peserta didik dapat menegakkan disiplin kelas sebagaimana dijelaskan dalam kontrak belajar. Kontrak belajar menjadi pengikat peserta didik dalam bertindak dan menumbuhkan kesadaran untuk bersikap positif dalam kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan permasalahan yang ada, jelaslah pengelolaan kelas sangat penting dan pendekatan yang dipilih harus sesuai dengan kebutuhan, karena di 12 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta,2013, hlm. 180

6 samping bersifat ilmu pengetahuan, manajemen juga merupakan seni dan keahlian guru dalam mengelola dan memecahkan berbagai persoalan yang muncul di kelas. Melihat hal tersebut, maka penelitian ini akan mengkajinya dengan judul Implementasi Pengelolaan Kelas dengan Pendekatan Cook Book pada Mata Pelajaran Fiqih di MA Abadiyah Gabus Pati Tahun Pelajaran 2016/2017. B. Fokus Penelitian Dalam penelitian kualitatif, fokus penelitian berguna untuk mempertajam penelitian. Fokus itu merupakan domain tunggal atau beberapa domain yang terkait dari situasi sosial. Adapun fokus pembahasan dalam penelitian ini adalah pengelolaan kelas yang menyangkut pengelolaan peserta didik pada mata pelajaran fiqih kelas X di MA Abadiyah pada tahun pelajaran 2016/2017. Pengelolaan yang menyangkut peserta didik ini pun difokuskan pada pendekatan cook book yang meliputi implementasi, daya dukung dan kendala serta solusi alternaltif untuk menghadapi kendala dalam implemntasinya. C. Rumusan Masalah Berdasarkan fokus penelitian tersebut, maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu: 1. Bagaimanakan implementasi pengelolaan kelas dengan pendekatan cook book pada mata pelajaran fiqih di MA Abadiyah tahun pelajaran 2016/2017? 2. Bagaimanakah daya dukung dan kendala dalam implementasi pengelolaan kelas dengan pendekatan cook book pada mata pelajaran fiqih di MA Abadiyah tahun pelajaran 2016/2017? 3. Bagaimanakah solusi alternaltif untuk menghadapi kendala dalam implementasi pengelolaan kelas dengan pendekatan cook book pada mata pelajaran fiqih di MA Abadiyah tahun pelajaran 2016/2017?

7 D. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah yang telah ditentukan, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui implementasi pengelolaan kelas dengan pendekatan cook book pada mata pelajaran fiqih di MA Abadiyah tahun pelajaran 2016/2017. 2. Mengetahui daya dukung serta kendala dalam implementasi pengelolaan kelas dengan pendekatan cook book pada mata pelajaran fiqih di MA Abadiyah tahun pelajaran 2016/2017. 3. Mengetahui solusi alternaltif untuk menghadapi kendala dalam implementasi pengelolaan kelas dengan pendekatan cook book pada mata pelajaran fiqih di MA Abadiyah tahun pelajaran 2016/2017 E. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini dapat ditinjau dari manfaat teoritis dan praktis. 1. Manfaat teoretis a. Menambah wawasan dan pengetahuan keilmuan mengenai penerapan pengelolaan kelas dengan pendekatan cook book di madrasah. b. Dapat digunakan sebagai salah satu referensi untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang penerapan pengelolaan kelas dengan pendekatan cook book di madrasah. 2. Manfaat praktis a. Bagi peserta didik 1) Mendorong peserta didik mengembangkan tanggungjawab individu terhadap tingkah lakunya dan kebutuhan mengontrol diri. 2) Membantu peserta didik mengetahui perilaku yang sesuai dengan tata tertib kelas dan memahami jika teguran guru merupakan suatu peringatan dan bukan kemarahan. 3) Dapat memberikan suasana yang kondusif dalam pembelajaran sehingga dapat menunjang prestasi belajar peserta didik.

8 b. Bagi guru 1) Dapat dipergunakan sebagai salah satu alternaltif dalam upaya mengondisikan perilaku peserta didik serta menjaga hubungan yang harmonis antar siswa serta guru dengan. 2) Dapat mempelajari bagaimana merespon secara efektif terhadap tingkah laku peserta didik yang mengganggu. 3) Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang menghalangi terwujudnya interaksi dalam kegiatan belajar mengajar serta menciptakan suasana kelas sesuai kenyamanan peserta didik. 4) Dapat memperbaiki pembelajaran dengan menggunakan pengelolaan kelas dengan pendekatan cook book yang disesuaikan dengan kebutuhan dan masalah yang muncul di kelas.