67 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah penulis melakukan penelitian di lembaga Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengenai Manajemen Public Relations terkait Kasus Tayangan Infotainment. Maka dapat ditarik kesimpulan: 1. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) merupakan lembaga Independen Negara yang befungsi mengelola dan melakukan pengawasan terhadap isi siaran/ tayangan, maka lembaga ini berjalan sesuai ketentuan peraturan undang-undangan penyiaran yang berlaku di Indonesia. Semua tayangan harus sesuai dengan peraturan undang undang penyiaran, Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS). Begitu juga penanganan pada kasus tayangan infotainment yang dianggap haram oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). 2. Public relations dan pihak lembaga KPI memiliki manajemennya sendiri yang terangkum pada manajemen public relations. Dalam melaksanakan Manajemen Public Relations, terdapat beberapa upaya yang dilakukan oleh public relations KPI dalam menanggapi kasus tayangan infotainment. Pihak KPI selain memberikan himbauan dan menyurati stasiun televisi yang menayangkan tayangan infotainment yang melanggar sesuai P3SPS, 67
68 public relations pun melakukan pembinaan terkait kasus tayangan haram infotainment. 3. Pembinaan mencakup dalam beberapa kegiatan public relation yaitu sosialisasi kepada masyarakat luas bahwa tayangan infotainment tidaklah haram oleh pihak KPI, melakukan jumpa pers dengan mengundang wartawan dari media cetak maupun elektronik untuk melakukan liputan kegiatan KPI terkait kasus tayangan infotainment. 4. Public relations melakukan kegiatan media gathering bersama MUI, LSF, dan Organisasi Masyarakat dan lainnya terkait kasus tayangan infotainment. Hal ini penting dilakukan public relations untuk membangun kesepahaman dan pengertian antara pihak KPI dengan khalayak eksternal menyangkut masalah yang terjadi dan beredar di masyarakat. Dalam media gathering merupakan salah satu cara mencari solusi, bertukar pikiran dan memberikan masukan dan saran kepada kedua belah pihak sehingga didapat pengertian bersama dalam melakukan penyiaran khususnya pada tayangan infotainment. 5. Peranan public relations sangatlah penting dalam melakukan pembinaan agar terciptanya hubungan harmonis kepada khalayak baik internal maupun eksternal. Namun, dalam lembaga KPI peran public relations tidak berfungsi secara maksimal. Hal ini disebabkan kedudukan public relations yang ditempatkan pada tataran low management bukan lagi pada tataran high management. Dalam lembaga KPI, public relation merupakan bagian dari divisi komunikasi yang mempunyai fungsi dan tugas yaitu
69 melaksanakan penyiapan bahan pemberian dukungan kegiatan hubungan dengan masyarakat dan antar lembaga serta pemberdayaan masyarakat. 6. Manajemen public relations dapat dijalankan dalam kegiatan penanganan kasus tayangan infotainment namun hasilnya kurang maksimal, sebab public relations di KPI lebih banyak berperan untuk memfasilitasi kegiatan lembaga di KPI tanpa benar-benar terjun di dalam pokok permasalahan yang dihadapi. Keberadaan public relations di tingkat low management kurang menunjang bagi mobilitas komunikasi public relations KPI, kesulitan melakukan komunikasi ke pihak atas seringkali menjadi kendala untuk memberikan masukan terhadap kegiatan perencanaan public relations. Kedudukan public Relations Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sangat penting dalam menunjang setiap kegiatan public relations, hal ini akan berdampak pada kurang maksimalnya fungsi manajemen public relations dalam melakukan kegiatan. 7. Secara garis besar, pelaksanaan kegiatan Manajemen Public Relations terkait tayangan infotainment ini telah dilakukan dengan baik oleh public relations KPI sesuai dengan tugas KPI yaitu memfasilitasi kegiatan dalam sosialisasi, jumpa pers dan media gathering yang telah dilakukan. Meski masih banyak evaluasi dan perbaikan yang harus dilakukan terkait tayangan infotainment.
70 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan, terdapat beberapa saran yang ingin peneliti ajukan untuk manajemen KPI. Saran yang peneliti ajukan hanya bersifat masukan yang mungkin dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan kualitas kinerja kegiatan public relations di KPI. Berdasarkan hasil pembahasan dan temuan berdasarkan alat analisis yang penulis gunakan berikut saran yang dapat penulis berikan: 5.2.1 Saran Akademis Peneliti mengharapkan untuk penelitian selanjutnya, peneliti lain dapat mencari dan menerapkan teori teori komunikasi yang baru bagi bidang studi Ilmu Komunikasi khususnya Public Relations dalam menjalankan aktifitas public relations, sehingga hasilnya akan terlihat lebih baik dan saling melengkapi. 5.2.2 Saran Praktis Untuk memberikan saran praktis bagi public relations di Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dalam melaksanakan kegiatan manajemen public relations, sebagai berikut: 1. Sebaiknya public relations KPI dapat diberikan kewenangan lebih, dengan menempatkan posisi public relations berada di posisi high atau middle manajemen. Hal ini bertujuan agar proses arus komunikasi dapat dipelihara oleh public relations baik komunikasi keatas maupun kebawah sehingga peran dan tugas public relations dapat berfungsi maksimal.
71 2. Setidaknya public relations turut dilibatkan dalam proses kegiatan yang berkaitan dengan publik publik internal maupun eksternal KPI dan tidak hanya bertugas memfasilitasi saja.