BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Penyakit ginjal kronis merupakan salah satu masalah kesehatan utama sejalan dengan peningkatan usia (Neuhofer et al., 2006). National Health and Nutrition Examination Survey oleh The US Centre for Disease Control and Prevention melaporkan bahwa prevalensi penyakit ginjal kronis meningkat dari 12% pada tahun 1988-1994, menjadi 15% pada 2003-2006 (Saydah et al.,2007) Pada populasi usia 60 tahun keatas, prevalensi penyakit ginjal kronis meningkat, dari 32% menjadi 38% (Levey et al., 2007). Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) melaporkan bahwa 12,5% populasi mengalami penurunan fungsi ginjal. Dari hasil survey ini dapat disimpulkan bahwa lebih dari 25 juta penduduk Indonesia mengalami penurunan fungsi ginjal (Dharmeizar, 2012). Gagal ginjal kronis dapat diakibatkan karena adanya obstruksi pada ureter, yaitu kondisi terhalangnya aliran urin dari ginjal ke kandung kemih. Penyebab tersering obstruksi ureter pada orang dewasa adalah batu ureter. 1
2 Adanya obstruksi ini menyebabkan terjadinya perubahan struktur ginjal seperti fibrosis ginjal, atrofi dan apoptosis tubulus serta inflamasi (Alvarino, 2012). Unilateral Ureteral Obstruction merupakan sebuah model yang bagus untuk mempelajari fibrosis ginjal. Gagal ginjal kronis yg ditandai dengan glumerosklerosis dan fibrosis interstisial disebabkan karena adanya fibrosis ginjal disertai dengan cedera tubulus (Iwano et al., 2002). Cedera tubulus merupakan kerusakan tubulus renalis yang diakibatkan ekspansi remodeling interstisial pada fibrosis ginjal. Cedera pada Tubulointerstitial ginjal berhubungan dengan disfungsi system Nitric Oxide vaskular ginjal. Nitric Oxide merupakan senyawa dibentuk dari aktivitas isoform Nitric Oxide Synthase (NOS), salah satunya endothelial Nitric Oxide Synthase (enos) yang menghasilkan endothelium-derivied NO yang berfungsi mencegah infiltrasi leukosit ke dalam interstisial dan menurunkan produksi matriks protein interstisial, sehingga disebut mempunyai efek antifibrosis di ginjal (Nayyar et al., 2005).
3 Obstruksi pada ureter ginjal menyebabkan hidronefrosis dan kerusakan mekanik pada tubulus ginjal yang akan mengeluarkan mediator-mediator yang pada akhirnya menurunkan aliran darah ginjal yang menyebabkan penurunan aktivitas enos pada ginjal, sehingga mudah timbul respon inflamasi dan fibrosis (Nayyar et al., 2005). Adanya inflamasi dan fibrosis ini menyebabkan cedera tubulus bertambah parah. Peran enos sangat penting pada ginjal namun belum ada laporan mengenai korelasi antara enos dengan cedera tubulus. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memeriksa ekspresi enos pada model fibrosis ginjal, serta secara khusus mengamati korelasi dan peran enos terhadap cedera tubulus ginjal. Penelitian ini merupakan penelitian awal untuk mengetahui marker deteksi gagal ginjal lebih dini. I.B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat penurunan ekspresi endothelilal Nitric Oxide Synthase (enos) pada mencit model
4 fibrosis ginjal perlakuan Unilateral Ureteral Obstruction? 2. Apakah ekspresi endothelilal Nitric Oxide Synthase (enos) berkorelasi dengan cedera epithelial tubulus ginjal? I.C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memeriksa ekspresi endothelilal Nitric Oxide Synthase (enos) pada pada mencit model fibrosis ginjal yang mengalami Unilateral Ureteral Obstruction 2. Mengkaji korelasi antara ekspresi endothelilal Nitric Oxide Synthase (enos) dengan cedera epithelial tubulus ginjal. I.D. Keaslian Penelitian Penelitian serupa pernah dilakukan di model tikus Aprague Dawley dewasa jantan (300-400 g) yang di lakukan Unilateral Obstruction dengan ligase pada ureter kiri selama 24 jam untuk mengetahui efek obstruksi unilateral ureter pada renal blood flow serta efek penghambatan enos dalam menurunkan renal blood flow lebih jauh. Hasil penelitian menyebutkan bahwa dengan adanya obstruksi maka
5 renal blodd flow berkurang 50% dan lebih jauh lagi apabila produksi enos dihambat dengan administrasi NO synthase (NOS) inhibitor N-mono-methyl l-arginine, namun tidak diketahui korelasi antara cidera tubulus dengan ekspresi enos. (Hegarty et al., 2001) Penelitian lain mengenai peran Nitric Oxide pada hipertensi dan progresi renal disease pada model tikus (rat) dengan Unilateral Obstruction. Nitric Oxide berperan dalam menginduksi vasodilatasi dan mencegah secara lokal agregrasi platelet dan leukosit. Pada penelitian ini membuktikan peran enos dalam menunda progresi renal disease dengan pemberian L-arginin sebelum dilakukan ligasi ureter dibandingkan yang tanpa pemberian L-arginin. Pemberian L-arginin pada tikus dapat mengurangi infiltrasi leukosit,deposisi kolagen IV interstisial, dan ekspresi a-smooth muscle actin pada ureteral obstruction. Pada penelitian ini belum dibahas mengenai korelasi enos dengan cidera tubulus (Klahr et al., 2002) I.E. Manfaat Penelitian 1. Penelitian ini merupakan penelitian dasar sehingga dapat mengetahui korelasi antara endothelial Nitric
6 Oxide Synthase (enos) dengan terjadinya proses cidera tubulus ginjal. 2. Ekspresi endothelial Nitric Oxide Synthase (enos) terjadi pada awal proses sebelum terjadinya cidera tubulus, sehingga dapat diteliti sebagai penanda terjadinya proses gagal ginjal kronis yang lebih dini.