BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. demokrasi, memiliki 33 provinsi yang terbagi kedalam lima pulau besar yaitu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dulu mereka telah memiliki budaya. Budaya dalam hal ini memiliki arti bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang berbeda-beda,

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam membedakan suku-suku yang ada di Sumatera Utara. Yaitu ende dan ende-ende atau endeng-endeng. Ende adalah nyanyian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu kesatuan yang menjunjung tinggi nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah Karo adalah salah satu Kabupaten yang ada di Propinsi Sumatera

BAB l PENDAHULUAN. pencapaian inovasi tersebut manusia kerap menggunakan kreativitas untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia didalam era globalisasi sangat pesat perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dan menetapkan masa depan masyarakat melalui pelaksana religinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilestarikan agar tidak hilang. Dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan tercermin

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan etnis yang berada di Sumatera Utara dan mendiami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan simponi kehidupan manusia, menjadi bagian yang mewarnai kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. universal artinya dapat di temukan pada setiap kebudayaan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman kebudayaan Indonesia merupan kebanggaan yang pant as

BAB I PENDAHULUAN. rias, tata busana, pentas, setting, lighting, dan property. Elemen-elemen tari dapat

BAB I PENDAHULUAN. seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik tidak pernah lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Musik dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, yang lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. disusun selaras dengan irama musik, serta mempunyai maksud tertentu. Tari pada

BAB I PEDAHULUAN. tersebut telah menjadi tradisi tersendiri yang diturunkan secara turun-temurun

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang melahirkan pemikiran-pemikiran yang dianggap benar dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yaitu melestarikan musiknya. setiap titik sudutnya adalah batu sebagaimana dalihan ( tungku).

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. upacara adat disebut kerja, yang pertama disebut Kerja Baik yaitu upacara adat

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Simalungun adalah salah satu kabupaten yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. ragam etnik, seperti Batak Toba, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, Mandailing,

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan kenyataan, bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa

BAB I PENDAHULUAN. berada dari beberapa etnik yang ada di Sumatra Utara yaitu etnik Karo atau kalak

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya. Menurut Koenrtjaraningrat (1996:186), wujud kebudayaan dibedakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kota Medan merupakan ibu kota provinsi Sumatera Utara, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan kebutuhan hidup manusia secara kodrati, dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan budaya. Seluruh suku yang tersebar mulai dari sabang sampai

BAB I PENDAHULUAN. Danau Toba merupakan sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Provinsi Sumatera Utara adalah salah Provinsi yang terletak di Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini dunia sedang memasuki era globalisasi, disetiap aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku yang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nila yang berlaku.

DAFTAR INFORMAN. Pekerjaan : Wiraswasta dan pemusik tradisional Karo (penggual) Pekerjaan : Wiraswasta dan pemusik tradisional Karo (penggual)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang dikenal dunia kaya akan suku dan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. Awal kesenian musik tradisi Melayu berakar dari Qasidah yang berasal

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya etnis yang mendiami wilayah tersebut.adapun etnis lokal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

BAB I PENDAHULUAN. lebih dimana mereka tinggal dan tersebar diberbagai pulau-pulau di Indonesia.

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS. merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli

BAB I PENDAHULUAN. terletak diujung pulau Sumatera. Provinsi Aceh terbagi menjadi 18 wilayah

WAWASAN BUDAYA NUSANTARA SUKU BATAK

BAB I PENDAHULUAN. Tujuh unsur kebudayaan universal juga dilestarikan di dalam kegiatan suatu suku

BAB I PENDAHULUAN. Utara.Sumatera Utara juga memiliki kebudayaan yang beragam.

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara dengan ibu kotanya Medan. Sumatera Utara terdiri dari 33. dan Dokumentasi Ornamen Tradisional di Sumatera Utara:

I. PENDAHULUAN. masing-masing sukunya memiliki adat-istiadat, bahasa, kepercayaan,

BAB I PENDAHULUAN. zaman itu masyarakat memiliki sistem nilai. Nilai nilai budaya yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Angkola dan Mandailing. Keenam suku

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Sumatera dan Suku Mandailing adalah salah satu sub suku Batak

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan dan merupakan tiang yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti melakukan batasan

I. PENDAHULUAN. Wilayah tanah air Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan dihuni oleh berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Pak-pak, Toba, Mandailing dan Angkola. (Padang Bolak), dan Tapanuli Selatan (B. G Siregar, 1984).

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa-bangsa asing yang datang ke Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389

BAB I PENDAHULUAN. masa silam. Tidak heran bahwa setiap daerah yang ada di Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. satu suku yang dapat ditemui di Sumatera bagian Utara yang ber-ibukota Medan.

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Koentjaranigrat (2009:144) mendefenisikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebudayaan merupakan suatu pola hidup yang kompleks, namun menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan yang sampai saat ini merupakan hal yang berpengaruh besar pada sikap

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Batak Pakpak, Batak Toba, Batak Angkola, dan Mandailing. Di. dengan cara mempelajarinya. (Koentjaraningrat, 1990:180)

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan suatu Negara kesatuan yang menganut paham demokrasi, memiliki 33 provinsi yang terbagi kedalam lima pulau besar yaitu Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Pulau Kalimantan, Pulau Irian, dan Pulau Sumatera dan terkenal dengan kesuburan alamnya.kelima pulau besar tersebut memiliki keanekaragaman budaya dan memiliki ciri khas masing-masing. Kebebasan beragama juga benar-benar di anut pada masyarakat Indoneisia. Ada empat keyakinan beragama dan satu kepercayaan yang diakui pemerintah Indonesia yaitu Islam, Kristen, Hindu, Budha, dan aliran kepercayaan Kong Hu Cu. Kebebasan beragama tersebut mempengaruhi kebiasaan di indoneisia sehingga menimbulkan kebudayaan yang berbeda, akan tetapi hal tersebut tidak mempengaruhi kedalaman stabilitas dan kenyamanan pada masyarakat karena adanya paham Bhineka Tunggal Ika yang dianut pada masyarakat Indoneisia. Sumatera merupakan salah satu pulau besar bagian di Indonesia yang memiliki khas tersendiri dalam masyarakanya, hal ini disebabkan karena banyaknya suku berbeda yang ada di pulau ini. Satu lagi bagian dari Pulau Sumatera adalah Sumatera utara yang terletak di bagian utara Pulau Sumatera dengan ibu kotanya adalah Medan. Medan terdapat beberapa suku yang mendiami daerah tersebut yaitu Melayu, Batak, dan Nias. Ketiga suku tersebut saling bahu membahu dalam menjaga kententraman yang sampai saat ini masih tetap terjaga. 1

2 Batak merupakan etnis yang masih terbagi menjadi lima bagian yaitu : Batak Karo, Batak Toba, Batak Simalungun, Batak Mandailing dan Batak Angkola. Sama halnya dengan kebudaayaan lainya di Indoneisia kelima sub etnis batak tersebut juga memiliki ciri khas masing-masing, akan tetapi jika kita tinjau dari bangunan rumah adat kelima suku etnis Batak tersebut jelas kelihatan bahwa kelima sub etnis Batak tersebut punya akar yang sama, itu bisa dilihat dari bentuk dan fungsi rumah adat yang hampir sama. Suku Karo merupakan salah satu dari beberapa sub suku Batak di Sumatera Utara, sehingga sering juga suku Karo disebut Batak Karo. Selain sebutan untuk suatu kumpulan masyarakat dari salah satu sub suku Batak tersebut, Karo juga merupakan sebutan untuk satu wilayah administratif Kabupaten yaitu Kabupaten Karo yang wilayahnya meliputi seluruh dataran tinggi Karo. Gambaran tentang daerah domisili masyarakat Karo dapat pula dilihat seperti apa yang digambarkan oleh J.H. Neuman dalam buku lentera kehidupan orang Karo dalam berbudaya (Sarjani Tarigan, 2009 : 36), yaitu: Wilayah yang didiami oleh suku Karo dibatasi sebelah timur oleh pinggir jalan yang memisahkan dataran tinggi dari Serdang. Di sebelah Selatan kira-kira dibatasi oleh sungai Biang (yang diberi nama sungai Wampu, apabila memasuki Langkat), disebelah Barat dibatasi oleh gunung Sinabung dan disebelah Utara wilayah itu meluas sampai kedataran rendah Deli dan Serdang. Karo juga merupakan satu suku dari etnis Batak yang juga memiliki ciri khas tersendiri. Kabupaten karo ibukotanya Kabanjahe terdiri dari 13 kecamatan yakni: kecamatan Barus Jahe, Kecamatan Tiga Panah, kecamatan Tigabinanga, kecamatan Lau Baleng, kecamatan Payung, kecamatan Munte, kecamatan Juhar, kecamatan Berastagi, dan kecamatan Merek. Sebutan khas untuk Kabupaten Karo

3 adalah Taneh Karo Simalem, yang menandakan bahwa wilayah Kabupaten Karo tanahnya Subur, memiliki hawa pegunungan yang sejuk. Karena kesuburan alamnya, banyak masyakat Karo menjadikan pertanian sebagai pekerjaanya. Dari gambaran luas daerahnya diatas, domisili masyarakat Karo ini memang tidak dapat dibantah, bahwa ada beberapa kelompok yang berdomisili di daerah pantai dan hidup berdampingan dengan penduduk Melayu, dan secara bertahap kedua suku tersebut saling berbaur dan berakulturasi antara sesamanya. Kesenian merupakan suatu hal yang tidak bisa dilepaskan dari masyarakat karo. Masyarakat Karo mempunyai kesenian yang sangat kaya yang mereka peroleh dari leluhurnya secara turun-temurun. Warisan tersebut antara lain seperti seni musik, sastra, (cerita rakyat, pantun), tari, ukir (pahat). Dalam kesenian tradisional khususnya seni musik ada dua ansambel yang begitu populer di kalangan masyarakat Karo yaitu ansambel Gendang Lima Sendalanen dan ansambel Telu Sendalanen. Selain kedua ansambel tersebut dikenal juga beberapa jenis suara yang sampai pada saat ini masih sering dipakai pada pesta adat dan ritual pada masyarakat Karo. Masyarakat Karo sendiri masih banyak yang percaya dengan tahayul dan ilmu-ilmu gaib, hal itu bisa dilihat dari masih banyaknya ritual - ritual tradisi yang berbau mistik masih dilaksanakan sampai saat ini.

4 Beberapa Ritual atau upacara-upacara Pada Masyarakat Karo yaitu: 1. Upacara peralihan a. Upacara anak lahir: maksudnya adalah memudahkan kelahiran, menyelamatkan ibu, menyambut bayi atau mupus, menguburkan ari-ari. b. Upacara petelayoken adalah upacara turun mandi. Membawa anak mula-mula kesungai dan diberi nama. c. Upacara pejuma-jumaken atau erjuma tiga adalah upacara membawa anak itu pertama kali ke ladang. d. Upacara petiga-tigaken adalah upaca membawa anak kepekan (kepasar) untuk pertama kalinya. e. Upacara ergunting adalah upacara memotong rambut. f. Upacara kacip-kacipi upacara memotong kulup atau sering disebut sunat. g. Upacara erkiker adalah upacara memotong gigi. 2. Upacara perkawinan a. Upacara pedalan tanda adalah upacara mengikat janji b. Upacara nangkih adalah upacara membawa perempuan kerumah orangtua laki-laki. c. Upacara mukul adalah upacara meresmikan perumah-tanggaan (setelah usai pesta adat) d. Upacara mesur-mesuri babah adalah upacara yang dilakukan ketika perempuan hamil (hamil tujuh bulanan).

5 3. Upacara yang berhubungan dengan pengolahan tanah/ tanaman a. Upacara ngumbung adalah upacara permulaan aron b. Upacara merdang adalah upacara menanam padi c. Upacara mere page adalah upacara member sajian kepada padi (dewi padi) berupa rires/cimpa. d. Upacara mutik adalah upacara mula-mula menyabit padi. 4. Upacara menolak celaka/ mendatangkan untung a. Upacara nengget adalah upaca membuat terkejut, sebab belum punya anak. b. Upacara ngicik adalah upacara memanggil tendi. Tendi adalah roh pada orang hidup. c. Upacara muncang adalah upacara mengusir hantu-hantu jahat dari sebuah rumah atau dari sebuah kampung. d. Upacara raleng tendi adalah hamper sama dengan upacara ngicik. e. Upacara mulahken manuk adalah upacara memberi korban pada hantuhantu. f. Upacara erpangir kulau adalah upacara membersihkan diri di air. g. Dst. 5. Upacara yang berhubungan dengan rumah a. Upacara mengket rumah adalah upacara memasuki rumah baru. b. Upacara mengket kudin adalah (kandang ayam).

6 6. Upacara kematian a. Mengubur cawir metua artinya mengubur orang tua yang meninggal setelah lanjut usia. b. Mengubur anak perana atau singuda-nguda artinya menguburkan anak laki-laki yang belum kawin. c. Mengubur bicara guru (anak yang mati sebelum bergigi). d. Upacara perumah begu adalah upacara memanggil arwah orang yang sudah meninggal. Dari peryataan upacara-upacara atau ritual yang ada pada Masyarakat Karo, disini kita akan membahas tentang perumah begu yang merupakan salah satu ritual yang dilakukan pada Masyarakat Karo. Perumah begu pada Masyarakat Karo dilakukan bagi orang yang baru saja meninggal dunia dan dilaksanakan pada malam pertama setelah mayat dikebumikan. Perumah begu juga biasa dilakukan dari persetujuan keluarga yang ingin memanggil arwah yang sudah duluan meninggal dunia. Dalam sebuah ritual perumah begu biasanya dipimpin oleh Guru si baso.pada awal upacara, Guru Si baso akan melakukan tahap awal upacara yang bersifat menegaskan perbedaan dunia antara manusia dan roh orang meninggal. Selama prosesi ritual, Guru si baso memainkan dua peran penting, yaitu sebagai master of ceremony atau pemimpin utama ritual dan juga berperan sebagai story teller in dramatical ritual.guru Si baso sebagai penceritera kembali kisah hidup dari orang yang baru atau yang sudah lama meninggal. Tujuan upacara ini adalah menyenangkan hati sang Begu, dengan menyuguhinya makanan serta muinuman yang enak enak.

7 Disamping itu agar sang begu dapat bertukar pikiran serta memberikan nasihat kepada kerabatnya yang masih hidup. Melihat fenomena-fenomena di atas, penulis merasa tertarik untuk lebih mendalami dan selanjutnya meneliti bagaimana sebenarnya keberadaan musik dalam suksesnya sebuah Ritual Perumah Begu. Adapun judul yang akan diteliti adalah: Keberadaan Musik Dalam Acara Ritual Perumah Begu Pada Masyarakat Karo Di Desa Gamber Kec. Simpang Empat Kabupaten Karo. B. Identifikasi Masalah Tujuan dari intifikasi masalah adalah agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah, serta cakupan masalah tidak terlalu luas. Hal ini sejalan dengan pendapat Hadeli (2006:23) yang mengatakan bahwa indentifikasi masalah adalah suatu situasi yang merupakan akibat dari interaksi dua atau lebih faktor (seperti kebiasaan-kebiasaan, keadaan-keadaan,dan lain sebagainya yang menimbulkan beberapa pertanyaan-pertanyaan. Dari uraian diatas maka permasalahan penelitian ini dapat di indentifikasi menjadi beberapa bagian diantaranya: 1. Bagaimana keberadaan musik Gendang Lima Sendalanen pada masyarakat karo? 2. Bagaimana keberadaan perumah begu pada masyarakat karo? 3. Bagaimana fenomena yang terjadi ketika diadakan ritual perumah begu? 4. Siapa saja yang berperan dalam ritual perumah begu?

8 5. Apa saja syarat yang dilaksanakan sebelum dan sesudah dilaksanakannya ritual perumah begu? 6. Bagaimanakah peranan musik Gendang Lima Sendalanen dalam ritual perumah begu? C. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya cakupan masalah, sekaligus untuk mempersingkat cakupan, keterbatasan waktu, dana, kemampuan peneliti, maka peneliti mengadakan pembatasan masalah untuk memudahkan memecahkan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Hal ini sesuai dengan pendapat Sukardi (2003:30) yang mengatakan bahwa: Dalam merumuskan atau pun membatasi permasalahan dalam suatu penelitian sangatlah berfariasi dan tergantung pada kesenangan peneliti. Oleh karena itu perlu hati-hati dan jeli dalam mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian, dan di rangkum dalam beberapa pertanyaan yang jelas. Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti membatasi masalah penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana keberadaan ritual perumah begu pada Masyarakat Karo? 2. Bagaimanakah keberadaan musik (ansambel) Gendang Lima Sendalanen dalam ritual perumah begu?

9 D. Perumusan Masalah Rumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari sebuah penelitian yang hendak dilakukan, mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan, maka dari itu perlu dirumuskan dengan baik, sehingga dapat mendukung untuk menemukan jawaban pertanyaan. Hal ini sejalan dengan pendapat Maryeani (2005: 14), yang menyatakan bahwa: Rumusan masalah merupakan jabaran detail fokus penelitian yang akan digarap. Rumusan masalah menjadi semacam kontrak bagi peneliti karena penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan sebagaimana terpapar pada rumusan masalahnya. Rumusan masalah juga biasa disikapi sebagai jabaran fokus penelitian karena dalam praktiknya, proses penelitian senantiasa berfokus pada butir-butir masalah sebagaimana dirumuskan. Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah serta pembatasan masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Keberadaan Musik Dalam Acara Ritual Perumah Begu Pada Masyarakat Karo Di Desa Gamber Kec. Simpang Empat Kabupaten Karo. E. Tujuan Penelitian Setiap kegiatan selalu mengarah kepada tujuan, yang merupakan suatu keberhasilan penelitian yaitu tujuan penelitian, dan tujuan penelitian merupakan jawaban atas pertanyaan dalam penelitian. Berhasil tidaknya suatu kegiatan penelitian yang dilaksanakan terlihat pada tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Dalam penelitian tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti adalah sebagai berikut:

10 1. Mendeskripsikan keberadaan Ritual Perumah Begu pada Masyarakat Karo. 2. Mendeskripsikan keberadaan musik Gendang Lima Sendalanen pada Masyarakat Karo. F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian merupakan kegunaan dari penelitian yang merupakan sumber informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya. Maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut : 1. Menambah wawasan peneliti dalam menuangkan gagasan, dan ide ke dalam karya tulis. 2. Sebagai bahan masukan bagi peneliti dalam menambah pengetahuan dan wawasan mengenai keberadaan musik dalam ritual Perumah Begu. 3. Untuk menambah wawasan bagi peneliti dan pembaca, khususnya bagi masyarakat penikmat seni musik. 4. Sebagai bahan informasi bagi pecinta budaya Sumatera Utara. 5. Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lainya yang berniat melakukan penelitian di bidang musik tradisional.