BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan hasil dari suatu siklus akuntansi. Menurut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan foods and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah blueprint atau model untuk mengumpulkan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian asosiatif. Ulum dan

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode melalui website :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya (Ulum dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. B. Teknik Pengambilan Sampel dan Populasi. manufaktur. Dengan menggunakan teknik purposive sampling, ada

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan laporan keuangan (annual report) kepada publik periode 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. membuktikan hubungan biasa (korelasi) antara variabel bebas (independent

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti menguji pengaruh return on asset (ROA), leverage, ukuran perusahaan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. website Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tanggal 31 Desember 2008, 2009, 2010, 2011 dan Sumber data dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia periode penelitian yang digunakan yaitu jenis data sekunder.

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun Sampel. purposive sampling dengan beberapa kriteria.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Data ini dipilih karena seperti pada data yang telah dikutip dari

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode purposive sampling, artinya bahwa populasi yang akan dijadikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif Variabel dan Definisi Operasional Variabel

BAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2014 Januari Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia dari tahun Daftar perusahaan ritel didapat dari sahamok.com

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di BEI selama periode

BAB III METODE PENELITIAN. sampel adalah mengunakan teknik purposive sampling. Adapun Kriteria yang

BAB III METODE PENELITIAN. informasi laporan keuangan pada situs resminya di atau dapat

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode. laporan keuangan tahun 2013 sampai tahun 2015.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB lll METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan melalui internet financial reporting.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. independensi dari dua variabel atau lebih (Sekaran dan Bougie, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Deskriptif kuantitatif yaitu suatu metode dalam meneliti status

BAB I PENDAHULUAN. laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Fokus utama pelaporan keuangan. adalah informasi mengenai laba dan komponennya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi merupakan keseluruhan dari obyek yang diteliti. Populasi yang

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek penelitian adalah perusahaan industri non barang konsumsi yang

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia melalui internet ( Perusahaan yang. Efek Indonesia periode tahun

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis mengadakan penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

BAB III METODE PENELITIAN. purposive sampling dengan bebrapa pertimbangan kriteria tertentu yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia (BEI) untuk tahun , sampel dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN

keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun kuantitatif berupa laporan keuangan dan annual report yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa laporan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Juli Adapun data penelitian diperoleh dengan melakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu informasi yang dilaporkan dalam laporan keuangan

pengerjaan audit sehingga audit fee yang didapatkannya akan semakin kecil. dalam laporan keuangan terlambat didapat oleh investor.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. laporan keuangan perusahaan yang didapat dari Annual Report perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis dan memperoleh jawaban atau hipotesis yang digunakan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bagian dari populasi yang dijadikan objek penelitian. Populasi yang digunakan

BAB III METODA PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba. Dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Penelitian ini sampel dan data penelitian diambil dari perusahaan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan hasil dari suatu siklus akuntansi. Menurut kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan, laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam penggambilan keputusan ekonomi (IAI, 2007). Salah satu informasi penting dalam laporan keuangan adalah informasi mengenai laba. Laba bisa menjelaskan bagaimana kinerja perusahaan selama satu periode di masa lalu yang digunakan oleh para pengguna laporan keuangan untuk pengambilan keputusan. Laba adalah kelebihan penghasilan di atas biaya selama satu periode akuntansi. Laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan, antara lain laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan (Harahap, 2007). 1

2 Informasi mengenai laba dalam laporan keuangan suatu perusahaan mempunyai peran sangat penting dimana kualitas laba kemudian menjadi pusat perhatian bagi pihak-pihak berkepentingan. Salah satu komponen dari kualitas laba adalah persistensi laba. Persistensi laba akuntansi adalah revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan di masa depan yang diimplikasikan oleh inovasi laba akuntansi tahun berjalan (Djamaluddin, 2008). Laba dikatakan persisten jika laba dapat mencerminkan keberlanjutan laba di masa yang akan datang dan apabila laba tahun berjalan dapat menjadi indikator yang baik untuk laba perusahaan di masa yang akan datang (Fanani, 2010). Salah satu isu yang sedang berkembang mengenai analisis peraturan perpajakan yang sering dibicarakan dan banyak menarik perhatian adalah book tax differences yaitu perbedaan antara pendapatan kena pajak menurut peraturan perpajakan dan pendapatan sebelum kena pajak menurut standar akuntansi. Peraturan perpajakan dan akuntansi memiliki tujuan yang berbeda sehingga perbedaan tersebut muncul hampir di semua negara. Terjadinya fenomena booktax differences ini menimbulkan peluang terjadinya manajemen laba dan kualitas laba perusahaan. Perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal (book- taxdifferences) dapat memberikan informasi mengenai kualitas laba (Martani dan Persada, 2010). Book-tax differences dalam analisis perpajakan menjadi salah satu cara untuk menilai kualitas laba perusahaan (Wijayanti, 2006). Kualitas laba dari suatu perusahaan sering dikaitkan dengan persistensi laba, karena persistensi laba merupakan komponen karakteristik kualitatif relevansi yaitu predictive value (Jonas dan Blanchet, 2000). Laba yang dimiliki tidak terlalu berfluktuatif

3 merupakan ciri-ciri dari laba yang persisten dan kualitas laba yang dilaporkan perusahaan adalah baik. Penman (2001) menyatakan bahwa persistensi laba adalah laba akuntansi yang diharapkan di masa mendatang ( expected future earnings) yang tercermin pada laba tahun berjalan (current earnings). Book-tax differences terbentuk karena disebabkan oleh perbedaan permanen dan perbedan temporer. Perbedaan permanen terjadi karena terdapat peraturan yang berbeda antara standar akuntansi keuangan dengan peraturan perundang-undangan perpajakan, serta perbedaan temporer terjadi karena terdapat perbedaan waktu pengakuan penghasilan dan beban antara laporan keuangan fiskal dengan laporan keuangan komersial (Martani dan Persada, 2010). Penelitian mengenai book-tax differences yang berkaitan dengan persistensi laba dilakukan oleh Dewi (2015), membuktikan bahw a perbedaan permanen dan temporer berpengaruh terhadap persistensi laba. Hasil tersebut konsisten dengan penelitian Persada dan Martani (2010), namun tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Prasetyo dan Rafitaningsih (2015) dan Salsabilla, dkk. (2016) menyatakan bahwa perbedaan permanen dan temporer tidak memiliki pengaruh terhadap persistensi laba. Selain book tax differences beberapa literatur menyebutkan bahwa terdapat faktor lain yang mempengaruhi persistensi laba. Penman (2001) menyatakan bahwa persistensi laba juga ditentukan oleh komponen arus kas dan laba akrual yang terkandung laba saat ini, komponen akrual dari current earnings kurang persisten untuk menentukan laba masa depan. Aliran kas merupakan suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi

4 investasi dan kegiatan transaksi pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu perusahaan selama satu periode. Aliran kas operasi adalah suatu proksi untuk melihat berapa kas yang dikeluarkan untuk menghasilkan laba dalam pengoperasiannya. Dalam penelitian sebelumnya banyak menggunakan aliran kas sebagai variabel moderating atau variabel kontrol yang mendukung penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mencoba menambahkan aliran kas operasi sebagai variabel independen seperti penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2015). Penelitian yang berkaitan dengan pengaruh kas operasi terhadap persistensi laba dilakukan Dewi (2015) menunjukan bahwa aliran kas operasi berpengaruh positif terhadap persistensi laba. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Salsabiila (2016). Namun berbeda dengan peneitian yang dilakukan Chowijaya (2014) yang menyatakan bahwa arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap persistensi laba. Selain aliran kas operasi, arus kas akrual juga berpengaruh terhadap persistensi laba. Akrual adalah item laba sebelum pajak yang tidak mempengaruhi kas pada periode berjalan (Thiono, 2006). Selain dapat memprediksi arus kas masa depan, akrual juga dapat digunakan untuk memprediksi laba masa depan (Dahler dan Febrianto, 2006). Menurut penelitian Dewi (2015) arus kas akrual tidak berpengaruh terhadap persistensi laba, hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo (2015) menyatakan bahwa arus kas akrual tidak berpengaruh terhadap persistensi laba. Tetapi penemuan ini berbeda menurut Schick (2007) dalam Dewi (2015) yang menyatakan jika akrual tinggi maka

5 ketepatan prediksi terhadap laba masa depan menjadi rendah, dan jika unsur akrual dalam laba rendah maka laba yang dilaporkan saat ini lebih tepat digunakan untuk memprediksi laba masa depan. Sesuai dengan penelitian Fanani (2010) yang menyebutkan bahwa akrual berpengaruh terhadap persistensi laba. Hal ini memberikan informasi bahwa besar kecilnya komponen akrual yang terjadi di perusahaan akan menyebabkan gangguan (noise) yang dapat mengurangi persistensi laba. Ukuran perusahaan adalah rata-rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun. Dalam hal ini penjualan lebih besar daripada biaya variabel dan biaya tetap, maka akan diperoleh jumlah pendapatan sebelum pajak. Sebaliknya jika penjualan lebih kecil daripada biaya variabel dan biaya tetap maka perusahaan akan menderita kerugian (Brigham dan Houston, 2001). Menurut Panjaitan dkk., (2004) berpendap at bahwa perusahaan yang mempunyai nilai skala kecil cenderung kurang menguntungkan dibandingkan dengan perusahaan yang berskala besar. Semakin besarnya suatu perusahaan, maka diharapkan pertumbuhan laba juga semakin tinggi. Pertumbuhan laba yang tinggi juga akan mempengaruhi persistensi laba dan kesinambungan perusahaan dalam menarik calon investor yang akan dicurigai sebagai praktik modifikasi laba. Secara umum, investor akan lebih percaya pada perusahaan besar karena dianggap mampu untuk terus meningkatkan kualitas labanya melalui serangkaian upaya peningkatan kinerja perusahaan. Penemuan tersebut sesuai dengan penelitian Dewi (2015) serta penelitian yang dilakukan Manzon dan Plesko, 2002 (dalam Martani dan Persada, 2010) yang membuktikan bahwa ukuran perusahaan

6 berpengaruh positif terhadap persistensi laba sebagai aspek penting dalam booktax differences. Semakin besar ukuran perusahaan, akan semakin baik perusahaan dalam melakukan tax planning dan mengatur keuangan perusahaan. Tax planning dianggap sebagai aspek penting dalam book-tax differences. Tax planning adalah serangkaian upaya yang dimaksudkan untuk meminimalkan beban pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak melalui skema yang diperolehkan menurut peraturan perundng-undangan tanpa mengurangi nilai yang terkandung pada kualitas laba. Tabel 1.1 Research Gap Variabel Bebas Penelitian Perbedaan permanen Perbedaan temporer Arus Kas Operasi Arus Kas Akrual Ukuran Perusahaan Handayani Tri Wijayanti (2006) Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh Berpengaruh Fanani (2010) Tidak berpengaruh Berpengaruh Persada dan Dwi (2010) Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Chowijaya (2014) Tidak berpengaruh Dewi dan Putri (2015) Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Tidak berpengaruh Berpengaruh Prasetyo dan Rafitaningsih (2015 Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh Salsabiila, dkk (2016) Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh Berpengaruh Sumber: Diolah dari berbagai sumber

7 Dengan adanya perbedaan hasil dari penelitian sebelumnya yang belum konsisten, maka peneliti melakukan pengujian kembali tentang pengaruh book-tax differences terhadap persistensi laba pada perusahaan Perhotelan dan Pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2015. Alasan pemilihan perusahaan Perhotelan dan Pariwisata karena perusahaan tersebut tergolong perusahaan yang sangat kompleks yang di dalamnya terdapat usaha dagang, jasa dan manufaktur. Usaha tersebut juga merupakan usaha musiman yang ditunjukkan dengan fluktuasi dengan volume penjualan pada saat peak season, memiliki rantai distribusi dan rentang waktu yang pendek, industri yang menggunakan tenaga kerja secara intensif dan investasi pada industri hotel sebagian besar dalam aktiva tetap (Widanaputra, dkk., 2009:16). Penelitian ini mengembangan pada penelitian yang dilakukan oleh Ni Putu Lestari Dewi (2015). Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu sampel penelitian menggunakan sampel perusahaan Perhotelan dan Pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2015 sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan sampel perusahaan Perhotelan dan Pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Book-Tax Differences, Arus Kas Operasi dan Arus Kas Akrual dan Ukuran Perusahaan Terhadap Presistensi Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Perhotelan dan Pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015).

8 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah perbedaan permanen book-tax differences berpengaruh terhadap persistensi laba perusahaan? 2. Apakah perbedaan temporer book-tax differences berpengaruh terhadap persistensi laba perusahaan? 3. Apakah arus kas operasi berpengaruh terhadap presistensi laba perusahaan? 4. Apakah arus kas akrual berpengaruh terhadap presistensi laba perusahaan? 5. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap presistensi laba perusahaan? 1.3 Tujuan dan Keguanaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk menguji secara empiris pengaruh perbedaan permanen dan perbedaan temporer book-tax differences, aru kas operasi, arus kas akrual dan ukuran perusahaan terhadap persistensi laba perusahaan. 1.3.2 Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan bagi beberapa pihak, antara lain:

9 1. Bagi Penulis Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pengaruh book-tax differences terhadap persistensi laba. 2. Bagi Pembaca Penelitian ini dapat digunakan untuk untuk menambah wawasan dan pengetahuan bahwa book-tax differences (perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal) dapat mempengaruhu presistensi laba. 3. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan petunjuk bagi perusahaan perlunya kemampuan bagi manajemen perusahaan tersebut untuk mengelola laba akuntansi agar tetap dipersepsikan berkualitas atau direspon oleh para investor.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh Book-Tax Differences, Arus Kas Operasi, Arus Kas Akrual dan Ukuran Perusahaan terhadap Persistensi Laba. Variable yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari persistensi laba sebagai variabel dependen, dan variabel independen terdiri dari book-tax differences yang dikelompokkan menjadi perbedaan permanen dan perbedaan temporer, arus kas operasi, arus kas akrual dan ukuran perusahaan. Berikut adalah definisi operasional dari masing-masing variabel. 1. Variabel Bebas ( Independen Variable ) Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Dalam penelitian yang menjadi variabel independen adalah perbedaan permanen, perbedaan temporer, arus kas operasi, arus kas akrual dan ukuran perusahaan. a. Perbedaan Permanen (Permanent Differences) Perbedaan permanen terjadi karena peraturan perpajakan menghitung laba fiskal berbeda dengan perhitungan laba menurut standar akuntansi keuangan tanpa ada koreksi di kemudian hari. Perbedaan positif terjadi karena ada laba akuntansi yang tidak diakui oleh ketentuan 32

33 perpajakan dan relief pajak, sedangkan perbedaan negatif terjadi karena adanya pengeluaran sebagai beban laba akuntansi yang tidak diakui oleh ketentuan fiskal (Suandy 2001). Perbedaan permanen sebagai indikator book-tax differences didapat dari laporan keuangan dan dibagi dengan total aset. Perbedaan Permanen = Jumlah Perbedaan Permanen Total Aset b. Perbedaan Temporer (Temporary Differences) Perbedaan temporer dapat dibagi menjadi perbedaan waktu positif dan perbedaan waktu negatif. Perbedaan waktu positif terjadi apabila pengakuan beban untuk akuntansi lebih lambat dari pengakuan beban untuk pajak atau pengakuan penghasilan untuk tujuan pajak lebih lambat dari pengakuan penghasilan untuk tujuan akuntansi. Perbedaan waktu negatif terjadi jika ketentuan perpajakan mengakui beban lebih lambat dari pengakuan beban akuntansi komersial atau akuntansi penghasilan mengakui penghasilan lebih lambat dari pengakuan penghasilan menurut ketentuan pajak. Untuk tujuan laporan keuangan, pendapatan diakui ketika diperoleh dan biaya diakui pada saat terjadinya ( accrual basic) (Suandy, 2001). Perbedaan temporer sebagai indikator book-tax differences didapat dari laporan keuangan dan dibagi dengan total aset. Perbedaan Temporer = Jumlah Perbedaan Temporer Total Aset

34 c. Arus Kas Operasi Menurut PSAK No.2 (2015:3) aktifitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan entitas (principal revenue -producing activities) dan aktiva lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Disimpulkan bahwa arus kas operasi adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas yang berkaitan dengan penghasil utama pendapatan perusahaan atau suatu entitas. Menurut Dwiyati (2008) dalam Dewi (2015) Arus kas yang berasal dari aktivitas tahun berjalan sebagai proksi komponen laba permanen merupakan aliran kas masuk dan kas keluar. Data arus kas operasi diambil langsung dari laporan arus kas yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan, dapat diukur menggunakan rumus: Arus Kas Operasi = Jumlah Arus Kas Operasi Total Aset d. Arus Kas Akrual Menurut Halim (2004:38) Akrual adalah dasar akuntansi yang mengakui transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi (dan bukan hanya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar). Oleh karena itu, transaksi-transaksi dan peristiwa-peristiwa dicatat dalam catatan akuntansi dan diakui dalam laporan keuangan pada periode terjadinya.

35 Menurut Paek et al (2007) dalam Dewi (2015), total akrual adalah selisih antara laba bersih dengan arus kas operasi perusahaan yang dinyatakan dengan rumus: Total Akrual = Laba Bersih Arus Kas Operasi e. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan adalah skala untuk mengukur besar kecilnya suatu perusahaan. Biasanya untuk mengukur besar kecilnya perusahaan dapat dilihat dari besarnya asset atau total aktiva yang dimiliki perusahaan. semakin besar asset yang dimiliki perusahaan maka semakin besar ukuran perusahaan dan semakin kecilnya asset perusahaan maka ukuran perusahaan tersebut kecil (Nuraini, 2014). Ukuran perusahaan dapat memberikan efek gangguan ( noise) dimana perusahaan yang memiliki ukuran besar dapat melakukan tax planning lebih baik sehingga efek dari book-tax differences menjadi bias (Manzon dan Plesko, 2002). Untuk mengukur ukuran perusahaan ( size) menurut Persada dan Dwi (2010), dapat diperoleh dengan rumus: Size = Log ( Total Aset ) 2. Variabel Tergantung / Variabel Terikat ( Dependent Variable ) Variabel independen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah persistensi laba. Persistensi laba merupakan

36 salah satu alat ukur kualitas laba yang ditunjukkan dengan adanya kesinambungan laba, sehingga laba yang persisten cenderung stabil di setiap periode (Purwanti, 2012). Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Persada dan Dwi (2010 ), perhitungan persistensi laba didasarkan pada perubahan laba sebelum pajak tahun berjalan yang terdiri dari laba sebelum pajak tahun ini dikurangi laba sebelum pajak tahun sebelumnya dibagi dengan total asset. PRST = Laba Sebelum Pajak t Laba Sebelum Pajak t-1 Total Aset 3.1.2 Definisi Operasional Tabel berikut merupakan ringkasan definisi operasional ditunjukkan dengan menggunakan tabel yang terdiri atas variabel, definisi dan indikator. Tabel ringkasan hasil penelitian yaitu sebagai berikut: No Nama Variabel Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Definisi Variabel Indikator Sumber 1 Perbedaan Perbedaan permanen adalah 1 Perbedaan Dewi Permanen pengakuan suatu permanen dalam (2015) penghasilan atau biaya rekonsiliasi berdasarkan ketentuan fiskal pada peraturan perundang- laporan undangan perpajakan keuangan dengan prinsip akuntansi

37 yang sifatnya permanen. 2 Perbedaan Perbedaan waktu pengakuan 1 Perbedaan Dewi temporer pendapatan dan beban temporer dalam (2015) tertentu menurut akuntansi rekonsiliasi dengan ketentuan fiskal pada perpajakan. laporan keuangan 3 Arus Kas Aktivitas penghasil utama 1 Arus kas operasi Dewi Operasi pendapatan entitas sebagai proksi (2015) (principal revenue- komponen laba producing activities) dan permanen aktivitas lain yang bukan merupakan merupakan aktivitas aliran kas masuk investasi dan aktivitas dan kas keluar pendanaan. dari aktivitas operasi 4 Arus Kas Akrual adalah dasar 1 Selisih antara Dewi Akrual akuntansi yang mengakui laba bersih (2015) transaksi dan peristiwa dengan arus kas lainnya pada saat transaksi operasi dan peristiwa itu terjadi (dan perusahaan bukan hanya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar). 5 Ukuran Ukuran perusahaan adalah 1 Perusahaan Persada perusahaan skala untuk mengukur besar dengan ukuran dan Dwi kecilnya suatu perusahaan. besar lebih (2010) Biasanya untuk mengukur efektif dalam besar kecilnya perusahaan berinvestasi

38 dapat dilihat dari besarnya pada aktiva yang asset atau total aktiva yang memberikan dimiliki perusahaan. manfaat pajak semakin besar asset yang sehingga ukuran dimiliki perusahaan maka perusahaan akan semakin besar ukuran memberikan perusahaan dan semakin efek pada kecilnya asset perusahaan persistensi laba maka ukuran perusahaan tersebut kecil 6 Persistensi Revisi dalam laba akuntansi 1 Perubahan laba Persada Laba yang diharapkan di masa sebelum pajak dan Dwi mendatang (expected future berjalan yang (2010) earnings) yang diimplikasi terdiri dari laba oleh inovasi laba tahun sebelum pajak berjalan (current earnings). tahun ini dikurangi laba sebelum pajak tahun sebelumnya dibagi total asset. 3.2 Objek Penelitian, Unit Sampel, Populasi, dan Penentuan Sampel 3.2.1 Objek Penelitian dan Unit Sampel Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti secara empiris tentang pengaruh antara variabel independen, yaitu perbedaan permanen dan perbedaan temporer book-tax differences, arus kas operasi, arus kas akrual dan ukuran

39 perusahaa terhadap variabel dependen, yaitu persistensi laba. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan Perhotelan dan Pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015. Perusahaan Perhotelan dan Pariwisata dipilih karena perusahaan tersebut tergolong perusahaan yang sangat kompleks yang di dalamnya terdapat usaha dagang, jasa dan manufaktur. Selain itu, usaha tersebut juga merupakan usaha musiman yang ditunjukkan dengan fluktuasi dengan volume penjualan pada saat peak season, memiliki rantai distribusi dan rentang waktu yang pendek, industry yang menggunakan tenaga kerja secara intensif dan investasi pada industry hotel sebagian besar dalam aktiva tetap. Pemilihan rentang waktu selama tiga tahun bertujuan agar penelitian hanya berfokus pada rentang waktu tersebut sehingga hasil yang diperoleh akan maksimal, sedangkan tahun terakhir yang dipilih adalah tahun 2015 karena penelitian ini dilakukan tahun 2016, dimana penerbitan laporan keuangan terakhir adalah tahun 2015. Unit sampel yang digunakan untuk penelitian ini yaitu laporan keuangan perusahaan perhotelan dan pariwisata yang telah di audit dan dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia pada periode 2013-2015. 3.2.2 Populasi dan Penentuan Sampel Populasi penelitian ini adalah perusahaan Perhotelan dan Pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah 19 perusahaan yang pada tahun 2015 mempublikasikan laporan keuangan tahunannya di Bursa Efek Indonesia. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling. Purposive

40 sampling merupakan sampel non acak yang penelitiannya menggunakan berbagai metode untuk mencari semua kemungkinan kasus yang spesifik dan memenuhi kriteria sampel tertentu. Adapun kriteria perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan Perhotelan dan Pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015. 2. Mempublikasikan laporan keuangan yang telah di audit setiap tahun berturut-turut tahun 2013-2015. 3. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan dalam satuan mata uang rupiah. 4. Perusahaan tidak delisting atau keluar dari Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan. 5. Memiliki kelengkapan informasi yang dibutuhkan terkait dengan indikator-indikator perhitungan yang dijadikan variabel pada penelitian ini. Terdapat 19 perusahaan perhotelan dan pariwisata yang terdaftar di BEI pada tahun 2015. Dari 19 perusahaan, 5 perusahaan dinyatakan gugur karena tidak memenuhi kriteria sesuai purposive sampling. Ada dua perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan tahunan secara berturut-turut dan satu perusahaan tidak menerbitkan laporan tahunan karena pindah sektor. Dan dua perusahaan tidak memiliki kelengkapan informasi yang dibutuhkan. Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut di atas diperoleh 14 perusahaan perhotelan dan pariwisata di setiap tahun yang dijadikan sampel dalam penelitian ini.

41 3.3 Jenis Dan Sumber Data 3.3.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan metode kuantitatif yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Data sekunder yang digunakan berupa laporan keuangan Perusahaan Perhotelan dan Pariwisata yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2015. 3.3.2 Sumber Data Sumber data sekunder tersebut diperoleh dari www. Idx.co.id, buku, website dan jurnal-jurnal yang terkait dengan penelitian. 3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Metode Dokumentasi Metode pengumpulan data sekunder pada penelitian ini menggunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang datanya diperoleh dari buku, internet, atau dokumen lain untuk memperoleh informasi-informasi serta data-data yang diperlukan. Dokumen merupakan catatan mengenai peristiwa yang sudah berlalu. Peneliti mengumpulkan dokumen yang dapat berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2012). Dalam hal ini peneliti menggunakan data-data berupa annual report perusahaan perhotelan dan pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015, buku-buku, karya ilmiah, dan jurnal-jurnal baik jurnal utama maupun jurnal pendukung serta melalui situs internet.

42 3.5 Metode Analisis Metode statistik yang digunakan untuk menganalisis dan menguji hipotesis yaitu menggunakan ststistik deskriptif dan analisis regresi berganda dengan menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS versi 19. 3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata, standar deviasi, variance, maksimum, minimum, kurtosis, skewnes (kemencengan distribusi). Uji statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran umum atau karakteristik data yang digunakan dalam penelitian ini. Alat analisis yang digunakan adalah nilai rata-rata (mean), distribusi frekuensi, nilai minimum dan maksimum serta deviasi standar (Ghozali, 2011). 3.5.2 Uji Asumsi Klasik Pengujian regresi linier berganda dapat dilakukan setelah model dari penelitian ini memenuhi syarat-syarat yaitu lolos dari asumsi klasik. Syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah data tersebut harus terdistribusikan secara normal, tidak mengandung multikoloniaritas, dan heterokidastisitas. Untuk itu sebelum melakukan pengujian regresi linier berganda perlu dilakukan lebih dahulu pengujian asumsi klasik. Uji asumsi klasik tersebut terdiri dari uji normalitas, uji multikolonieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. 3.5.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui

43 bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, penelitian ini menggunakan analisis statistik. (Ghozali, 2011). Pengujian yang digunakan untuk menguji normalitas residual yaitu uji statistik non-parametik Kolmogorov Smirnov. Dalam mengambil keputusan dilihat dari hasil uji K-S, jika nilai probabilitas signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data terdistribusi secara normal. Sebaliknya, jika nilai probabilitas signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut tidak terdistribusi secara normal. 3.5.2.2 Uji Multikolinieritas Menurut Ghozali (2011), u ji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance (tolerance value) dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Dapat dasar acuannya dapat didimpulkan: 1. Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut. 2. Jika tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka terjadi gangguan multikolonieritas pada penelitian tersebut. 3.5.2.3 Uji Autokorelasi Menurut Ghozali (2011), uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).

44 Munculnya autokorelasi karena adanya observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. 3.5.2.4 Uji Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedasitas atau tidak terjadi heteroskedasitas (Ghozali, 2011). Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji glejser. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas ini dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen/terikat dengan residualnya. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2012). 3.5.3 Pengujian Hipotesis Metode yang digunakan untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Linier Berganda. Analisis regresi bertujuan untuk

45 mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, selain itu juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Variabel independen terdiri dari perbedaan permanen dan perbedaan temporer book-tax differences, arus kas operasi, arus kas akrual dan ukuran perusahaan sedangkan variabel dependennya adalah persistensi laba. Untuk menguji hipotesis tersebut, maka persamaan rumus regresi berganda yang digunakan adalah: Y = α + β1 + X1 + β2 + X2 + β3 + X3 + β4 + X4 + β5 + X5 + ei Keterangan: Y α X1 X2 X3 X4 X5 e : Persistensi laba : Konstanta : Perbedaan permanen : Perbedaan temporer : Arus kas operasi : Arus kas akrual : Ukuran perusahaan : Standard error 3.5.3.1 Koefesien Determinasi ( R 2 ) Koefisien determinasi (R 2 ) digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

46 deteminasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). 3.5.3.2 Uji Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel dependen digunakan tingkat signifikansi 5% (α) = 0,05. Jika probability t lebih besar dari 0,05 maka tidak ada pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen (koefisien regresi tidak signifikan), sedangkan jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka terdapat pengaruh variabel dependen (koefisien segresi signifikan (Ghozali, 2011). 3.5.3.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F digunakan untuk menguji apakah model regresi yang digunakan sudah tepat dan menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Dengan tingkat signifikansi (5%), maka ketentuan yang digunakan dalam uji F adalah sebagai berikut: 1. Jika F hitung lebih besar dari F tabel atau probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi (Sig. < 0,05), maka model penelitian dapat digunakan atau model tersebut sudah tepat.

47 2. Jika F hitung lebih kecil dari F tabel atau probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi (Sig. > 0,05), maka model penelitian tidak dapat digunakan atau model tersebut tidak tepat. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. 3. Jika nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka model penelitian sudah tepat. Selain untuk mengetahui ketepatan suatu model regresi, uji F juga digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikan > 0,05 berarti secara bersamasama variabel independen tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikan < 0,05 berarti secara bersama-sama variabel dependen mempunyai pengaruh terhadap variabel independen (Ghozali,2011).