PENERAPAN METODE DEMONSTRASI MELALUI KEGIATAN KOLASE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK B1 PAUD KUSUMA 2 DENPASAR

dokumen-dokumen yang mirip
e-journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No 1 Tahun 2015)

PENERAPAN METODE BERMAIN BERBANTUAN MEDIA PUZZLE ANGKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM PENGENALAN BILANGAN

e-journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No 1 Tahun 2015)

e-journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No 1 Tahun 2015)

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK

Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode Demonstrasi dengan Corrugated Paper Peserta Didik Kelompok B RA Permata Hati Jebres Surakarta

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS BERBANTUAN MEDIA KOLASE UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN BERBANTUAN MEDIA BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK KELOMPOK B TK KUMARA ADI 1 DENPASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEREMAS KERTAS PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA WADAH TELUR UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF KONSEP BILANGAN PADA ANAK

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA KONKRET MELALUI KEGIATAN KOLASE UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PERCOBAAN SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN ANAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGUKURAN MELALUI BERMAIN KONSTRUKTIF PADA ANAK KELOMPOK B TK KEMALA BHAYANGKARI 1 DENPASAR

Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode Demonstrasi dengan Corrugated Paper Pada Anak Kelompok B RA Permata Hati Jebres Surakarta

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS BERBANTUAN MEDIA KOTAK MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF

e-journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No 1 Tahun 2015)

e-journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No 1 Tahun 2015)

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI MELALUI KEGIATAN MENCETAK BERBANTUAN BAHAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI MELALUI KEGIATAN MELUKIS DENGAN CARA INKONVENSIONAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS MELALUI BERMAIN BALOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK

PENERAPAN METODE BERCERITA BERBANTUAN MEDIA KANTUNG CERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BICARA ANAK

PENERAPAN PEMBELAJARAN SAINS MELALUI EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK TK DWI RAHAYU KUMARA DENPASAR

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS ASESMEN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN MENULIS BAHASA INDONESIA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN CONGKLAK PADA ANAK KELOMPOK A

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA DAUN PISANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM PADA ANAK TK

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DENGAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK

PENDAHULUAN. Nur Wulan Rahmawati 1, Chumdari 2, Lies Lestari 2 1 Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

PENERAPAN MELIPAT, MENGGUNTING, MENEMPEL (3M) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK

PENERAPAN METODE BERCERITA BERBANTUAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK KELOMPOK B TK PUTRA SESANA ANTIGA, KARANGASEM

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK HERLINA KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI BERMAIN OUTDOOR PADA ANAK KELOMPOK B

PENERAPAN METODE TEBAK KATA BERBANTUAN MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN BAHASA LISAN ANAK KELOMPOK A TK KUMARA JAYA DENPASAR

Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Menganyam Pada Anak Kelompok A di TK Dharma Bhakti Kepuhrejo Kudu Jombang

PENERAPAN METODE BERMAIN MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA ANAK KELOMPOK A

PENERAPAN MODEL GI DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA X2 SMA NEGERI 4 SINGARAJA

PENERAPAN METODE BERCERITA BERBANTUAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK ANAK

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN

PENERAPAN MODEL PAKEM BERBANTUAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF PLASTISIN UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS BERBANTUAN MEDIA BENTUK BENTUK GEOMETRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI TK DHARMA PUTRA PACUNG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE BATIK PADA ANAK USIA DINI

e-journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No 1 Tahun 2015)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PKK KARTINI PADOKAN KIDUL TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL

PENERAPAN METODE BERCERITA BERBANTUAN MEDIA KANTUNG CERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK PADA ANAK KELOMPOK B

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA BENDA ASLI UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK

e-journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014)

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN BERBANTUAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK KELOMPOK B2 TK KUMARA JAYA DENPASAR

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI MELALUI KEGIATAN MOZAIK BERBANTUAN BAHAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK

Artikel Penelitian. Disusun oleh MAHMUDAH NPM:

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS MELALUI KEGIATAN MERONCE UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B

PENERAPAN KEGIATAN FINGER PAINTING UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B2 TK DHARMA PRAJA DENPASAR

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS BERBANTUAN MEDIA BALOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK

PENERAPAN METODE BERCERITA BERBANTUAN MEDIA BONEKA JARI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA LISAN ANAK USIA DINI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM MENULIS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS BERBANTUAN MEDIA GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B2 SEMESTER II

PENERAPAN METODE BERCERITA BERBANTUAN MEDIA WAYANG KERTAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK KELOMPOK A

e-journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014)

PENERAPAN METODE BERCERITA BERBANTUAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA PADA ANAK KELOMPOK A1

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM KEGIATAN MELIPAT BERBANTUAN MEDIA KERTAS DAUR ULANG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS

JURNAL. Oleh: MUIN DWI ASTUTI NPM P. Dibimbing oleh : 1. DEMA YULIANTO, M.Psi. 2. ANIK LESTARININGRUM, M.Pd.

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

PENERAPAN MODEL CRH BERBANTUAN MEDIA VISUAL 3D UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN MATERI IPA SISWA KELAS V SD

PENERAPAN METODE BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK KELOMPOK A TK KUNCUP HARAPAN SINGARAJA

PENERAPAN METODE BERMAIN OUTDOOR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK

PENERAPAN METODE BERMAIN BERBANTUAN MEDIA KUBUS MULTIGUNA UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS BERBANTUAN MEDIA BALOK UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS MELALUI KEGIATAN MENGANYAM BERBANTUAN MEDIA DAUN PISANG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE DARI BAHAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH SIMPANG IV AGAM.

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS PENILAIAN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI KETERAMPILAN MENULIS PADA BAHASA INDONESIA

PENERAPAN METODE BERMAIN BERBANTUAN MEDIA MENARA ANGKA UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS ASESMEN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 TINGGARSARI

PENERAPAN METODE BERMAIN MELALUI KEGIATAN FINGER PAINTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS

PENERAPAN METODE BERMAIN BERBANTUAN MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIAL PADA ANAK

PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI TARI KE SAWAH DI TAMAN KANAK-KANAK TOYIBAH TALAWI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL WARNAA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

PENERAPAN TPS DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI KOGNITIF IPS

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK DAWUNGAN I MASARAN SRAGEN

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN ANAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERDEKLAMASI MELALUI METODE DEMONSTRASI LANGSUNG PADA SISWAKELAS VIIA SMP NEGERI 3 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Model Pembelajaran Talking Stick

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL. : Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Pemanfaatan Bahan Sisa Kardus Bekas Taman Kanak- Kanak Padang

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MELALUI MEDIA PASIR PADA ANAK KELOMPOK A TK KYAI HASYIM

MODEL PEMBELAJARAN TGT BERBANTUAN MEDIA KARTU ANGKA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK TK KELOMPOK B

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE MELALUI KEGIATAN BERMAIN BALOK ISTIMEWA UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF

Peni Dwi Harsari Maryadi ABSTRAK

PENERAPAN METODE BERMAIN BERBANTUAN MEDIA LOTTO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF PADA ANAK KELOMPOK B1

PENERAPAN PERMAINAN SAINS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ANAK KELOMPOK A1 TK NEGERI PEMBINA DENPASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MERONCE MELALUI METODE DEMONSTRASI ANAK KELOMPOK B

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN LARI BOLAK BALIK MEMINDAHKAN BENDA PADA ANAK KELAS 1A SD NEGERI JARAKAN

PENERAPAN METODE BERCERITA BERBANTUAN MEDIA FLIP CHART DAPAT MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBAHASA LISAN PADA ANAK TK

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia dini memiliki peran penting bagi perkembangan individu dan

PENERAPAN METODE BERMAIN PUZZLE GEOMETRI UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK DALAM MENGENAL BENTUK

Peningkatan Motorik Halus Melalui Kegiatan Paper Quilling Pada Anak Kelompok B3 Di TK. Darul Falah Cukir Diwek Jombang

Transkripsi:

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI MELALUI KEGIATAN KOLASE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK B1 PAUD KUSUMA 2 DENPASAR Ida Ayu Sugiantiningsih 1, Ni Nyoman Ganing 2, I Ketut Adnyana Putra 3 1,2,3 Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: dayuugi@yahoo.co.id 1, nyomanganing@yahoo.co.id 2, adnyana_putra54@yahoo.com 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan terhadap kemampuan fisik motorik halus setelah adanya penerapan metode demonstrasi melalui kegiatan kolase pada anak kelompok B1 semester 2 PAUD Kusuma 2 Denpasar tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang telah dilaksanakan dengan 2 siklus penelitian. Subjek penelitian adalah anak kelompok B1 PAUD Kusuma 2 Denpasar yang berjumlah 19 orang anak, terdiri dari 6 orang anak laki-laki dan 13 orang anak perempuan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan portofolio.data dari hasil penelitian dianalisis menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis deskriptif kuantitatif.hasil analisis data menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan fisik motorik halus setelah penerapan metode demonstrasi melalui kegiatan kolase, hal ini dapat dilihat dari peningkatan angka rata-rata persentase pada siklus I sebesar 58,45% dengan kriteria rendah mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 80,39% yang berada pada kriteria tinggi. Dengan demikian terjadi peningkatan angka rata-rata persentase dari siklus I ke siklus II sebesar 21,94%. Dapat disimpulkan bahwa penerapan metode demonstrasi melalui kegiatan kolase dapat meningkatkan kemampuan fisik motorik halus anak kelompok B1 semester 2 PAUD Kusuma 2 Denpasar tahun ajaran 2014/2015. Kata-kata kunci: metode demonstrasi, kolase, motorik halus Abstract This study aimed to determine the improvement of the fine motor skill ability after the application of demonstration method through collage on media group B1 children PAUD Kusuma 2 second semester of the school year 2014/2015 Denpasar. The type of this study was a Classroom Action Research (CAR), which has been carried out 2 cycles. The subject was children in group B1 PAUD Kusuma 2 Denpasar, that amounted 19 children, consisted of 6 males and 13 females. The data collection method that used in this study were using observation and portofolios. Data from this study were analyzed by using descriptive statistical analysis method and quantitative descriptive analysis method.the result showed that there was an improvement fine motor skill ability after the application of demonstration method through collage media, it can be seen from the improvement on fine motor skill s average value at first cycle is 58,45% in low category to 80,39% on second cycle which categorized in high category. There is 21,94% improvement from first cycle. So, the conclusion in this study is that the application of demonstration method. Through collage activity can improve fine motor skill ability of group B1 children PAUD Kusuma 2 Denpasar in second semester at school year 2014/2015. Key words: demonstration method, collage, fine motor

PENDAHULUAN Satuan pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan yaitu, nilai moral dan agama (spiritual), fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kognitif (daya fikir dan daya cipta), sosialemosional (sikap dan perilaku serta beragama), dan bahasa sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini, tujuan pembelajaran di PAUD atau taman kanakkanak adalah untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya (Rachmawati, 2011:1). PAUD juga merupakan masa emas dalam pertumbuhan dan perkembangan pada anak, maka dari itu pentingnya mengarahkan dan membimbing anak dengan membangun karakter positif pada anak dan menyeimbangkan seluruh aspek perkembangannya agar berkembang sesuai dengan tahap usianya, PAUD sebagai pendidikan yang diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, memiliki kelompok sasaran anak usia 0-6 tahun yang sering disebut sebagai masa emas perkembangan (Latif, 2013:3). Pada masa emas inilah anak mulai peka dan sensitif untuk menerima berbagai rangsangan.anak juga sangat berpotensi mempelajari banyak hal dengan cepat. Dunia anak merupakan dunia bermain, di saat mereka bermain anakanak akan menyerap segala sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitarnya, bermain juga merupakan tuntutan dan kebutuhan yang esensial bagi anak usia dini, melalui bermain anak akan dapat memuaskan tuntutan dan kebutuhan perkembangan dimensi dari motorik, kognitif, kreativitas, bahasa, emosi, sosial, nilai, dan sikap hidup (Moeslichatoen, 2006:27). Dari kegiatan bermain inilah anak menyerap halhal baru yang mereka lihat dan rasakan, dan proses penyerapan ini sebagai aktivitas belajar anak, melalui kegiatan yang dilakukan di PAUD yaitu bermain sambil belajar tentu akan dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak termasuk didalamnya adalah kemampuan fisik motorik. Anak usia dini telah memiliki kemampuan koordinasi gerak yang baik. Dalam perkembangannya kemampuan fisik motorik kasar lebih dahulu berkembang daripada kemampuan fisik motorik halus, kemampuan motorik halus lebih lama pencapaiannya daripada motorik kasar karena kemampuan motorik halus membutuhkan kemampuan yang lebih sulit misalnya konsentrasi, kontrol, kehati-hatian, dan koordinasi otot tubuh antara satu dengan yang lainnya (Fridani, 2008:2.4).Perlu diketahui bahwa kemampuan fisik motorik halus sangat penting bagi anak karena dapat berpengaruh pada segi pembelajaran lainnya. Kemampuan fisik motorik halus pada anak dapat dikembangkan melalui berbagai kegiatan permainan, seperti: menggambar, melukis, menggunting, menempel dan kegiatan lainnya yang relevan dilakukan di PAUD. Anak yang mengalami keterlambatan dalam kemampuan fisik motorik halusnya, tentu anak itu akan mengalami kesulitan untuk mengkoordinasikan gerakan tangan dan jari-jemarinya secara fleksibel, didukung juga dengan pendapat Ekasriadi (2006:16) menyatakan anak yang mengalami kesulitan koordinasi gerakan visual motorik adalah anak yang mengalami kesulitan dalam melakukan koordinasi antara gerakan visual (pandangan mata) dan motorik (gerakan tangan, gerakan jari tangan atau kaki) secara serempak dan terarah pada satu tujuan. Untuk itu, perlu dilakukan proses belajar dan latihan secara berkelanjutan yang berpengaruh besar pada kemampuan anak. Proses latihan inilah akan mengubah anak menjadi seorang individu yang akan memiliki kemampuan lebih matang yang dapat tumbuh dari dalam diri anak melalui minat dan niat serta usaha dari anak itu sendiri. Mengetahui permasalahan seperti itu, ada beberapa PAUD yang masih menerapkan pembelajaran yang kurang memunculkan minat anak dan masih kurangnya sarana prasarana pembelajaran yang bervariasi dalam meningkatkan

kemampuan fisik motorik halus anak.melihat kenyataan yang terjadi di lapangan khususnya di PAUD Kusuma 2 Denpasar berdasarkan pengamatan awal serta mewawancarai guru kelas B1 (Ni Ketut Suparmini) dan (Ni Nengah Somawati), pada hari selasa tanggal 19 Agustus 2014.Ditemukan dari hasil pengamtan dan wawancara tersebut, kemampuan fisik motorik halus anak di kelas belum berkembang secara optimal, selain itu pengamatan yang dapat dilihat dari hasil belajar anak mengenai kemampuan fisik motorik halus menyatakan bahwa kemampuan fisik motorik halus memang perlu adanya peningkatan. Ketidak-mampuan dalam hal ini dikarenakan adanya beberapa alasan, yaitu metode pembelajaran biasanya menggunakan metode tanya jawab dan penjelasan secara lisan tanpa adanya praktek dalam proses pengerjaan, selain itu kegiatan pembelajaran yang lebih menonjolkan perkembangan kognitif anak dengan diberikannya pembelajaran yang berpatokan pada buku panduan atau lembar kerja siswa (LKS), dan untuk melatih kemampuan fisik motorik halus anak sebagian besar dilakukan melalui kegiatan mewarnai gambar dengan pensil warna/krayon, sering kali anak nampak bosan dan mengatakan capek pada gurunya saat diminta untuk melanjutkan kegiatan tersebut. Dengan demikian dampak dari permasalahan tersebut menimbulkan kemampuan fisik motorik halus anak kelompok B1 belum berkembang secara optimal. Mengatasi permasalahan yang ada, dapat diupayakan dengan adanya penerapan metode pembelajaran yang tepat, salah satunya dengan penerapan metode demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan adanya perolehan pengalaman belajar yang dirancang secara khusus untuk menunjukkan, mengerjakan, dan menjelaskan suatu objek atau proses dari suatu peristiwa yang sedang dilakukan (Latif, 2013:114), keunggulan dari metode ini juga dapat membuat proses pembelajaran menjadi lebih mudah untuk dipahami karena pembelajaran yang diberikan dengan konkret serta memberi pengalaman anak untuk dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati dan mempraktekkan apa yang telah dilihatnya, selain itu metode demonstrasi juga memberikan kesempatan kepada anak untuk melatih indranya, mulai dari mengamati, mendengarkan hingga memperagakan sesuai contoh yang telah diberikan. Berkaitan dengan pembelajaran yang terlaksana di PAUD, selain penggunaan metode pembelajaran yang tepat tentu didukung pula dengan kegiatan yang menarik untuk dapat merangsang minat anak belajar dan dapat pula mengembangkan kemampuan fisik motorik halus anak, dan salah satunya yaitu dengan kegiatan kolase. Menurut Susanto (dalam Nurjatmika, 2012:82) menyatakan kolase merupakan jenis keterampilan tangan yang mengasikkan, berupa gambar yang dapat direkatkan pada bidang datar untuk melengkapi sebuah gambar. Kegiatan ini sangat menarik dan bermanfaat untuk diterapkan di PAUD, karena anak juga akan belajar melatih kesabaran dalam menempel benda pada suatu pola gambar sekaligus dapat belajar melatih koordinasi antara mata dan otot-otot jemari anak untuk meningkatkan kemampuan fisik motorik halus dengan kegiatan kolase tersebut, untuk itu dalam meningkatkan kemampuan fisik motorik halus anak, guru sebaiknya merancang pembelajaran yang lebih kreatif sehingga anak dapat merasakan pengalaman belajar yang baru dan berkesan tidak monoton, mereka juga memiliki ketertarikan dalam mengikuti proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Berdasarkan paparan tersebut, maka dilakukan penelitian dengan menerapkan metode demonstrasi yang disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan anak usia dini dalam meningkatkan kemampuan fisik motorik halusnya. Untuk itu dirancang suatu penelitian dengan judul, Penerapan Metode Demonstrasi Melalui Kegiatan Kolase untuk Meningkatkan Kemampuan Fisik Motorik Halus pada Anak Kelompok B1 Semester 2 PAUD Kusuma 2 Denpasar Tahun Ajaran 2014/2015. Mengacu pada latar belakang yang ada, maka masalah yang dapat dirumuskan

dalam penelitan ini adalah apakahpenerapan metode demonstrasi melalui kegiatan kolase dapat meningkatkan kemampuan fisik motorik halus pada anak kelompok B1 semester 2 PAUD Kusuma 2 Denpasar tahun ajaran 2014/2015? Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan fisik motorik halus dengan penerapan metode demonstrasi melalui kegiatan kolase pada anak kelompok B1 semester 2 PAUD Kusuma 2 Denpasar tahun ajaran 2014/2015. METODE Penelitian ini dilakukan di PAUD Kusuma 2 Denpasar berlokasi tepatnya di jalan Buana Raya, Padang Sambian, Denpasar Barat.Penentuan waktu penelitian disesuaikan dengan kalender pendidikan PAUD Kusuma 2 Denpasar dan penelitian telah dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan Maret 2015. Subjek dalam penelitian ini adalah anak kelompok B1 semester 2 PAUD Kusuma 2 Denpasar tahun ajaran 2014/2015, yang berjumlah 19 orang anak terdiri dari 6 anak laki-laki dan 13 anak perempuan. Objek yang ditangani dalam penelitian ini adalah kemampuan fisik motorik halus. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK), digunakannya PTK karena penelitian ini akan melakukan perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran dengan melakukan refleksi dan perbaikan pada tiap siklus penelitian. Menurut Pazaluddin (2013:7) menyatakan PTK adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut. Rancangan PTK ini terdiri atas empat tahapan yang dilakukan dalam siklus berulang yang nantinya menghasilkan beberapa pelaksanaan tindakan kelas. Empat tahapan yang ada pada setiap siklus, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tahapan dalam tiap siklus PTK dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Refleksi Refleksi Perencanaan SIKLUS I Pengamatan Perencanaan SIKLUS II Pengamatan SIKLUS N Pelaksanaan Pelaksanaan (Arikunto, 2009:16) Gambar 1. Gambar Rancangan Penelitian Tindakan Kelas Dalam mengumpulkan data penelitian ini menggunakan metode observasi dan portofolio.menurut Sanjaya (2013:270) menyatakan observasi ialah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung maupun tidak tentang hal-hal yang diamati dan mencatatnya pada alat observasi, dan pendapat lain menurut Syaodiah (2010:5.3) menyatakan observasi adalah suatu teknik yang dapat dilakukan guru untuk mendapatkan berbagai informasi atau data tentang perkembangan dan permasalahan anak. Jadi, metode observasi adalah cara memperoleh data dengan pengamatan pada objek tertentu. Penggunaan portofolio dalam metode pengumpulan data ini yaitu mencatat penilaian hasil karya anak sehubungan dengan tugas yang telah diberikan. Menurut Fridani (2008:2.43) menyatakan portofolio merupakan kumpulan hasil karya anak dari waktu ke waktu dan laporan singkat tentang aspek perkembangannya serta pameran hasil karya terbaik anak. Adapun Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan lembar observasi. Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan

kemampuan fisik motorik halus pada anak. Lembar yang digunakan dalam menilaikemampuan tiap anak adalah dengan rubrik penskoran kemampuan fisik motorik halus yang dapat disajikan dalam bentuk tabel rubrik seperti yang ada di bawah ini. Tabel 1. Tabel Rubrik Penskoran Kemampuan Fisik Motorik Halus Nama Anak : Usia : Kelompok : No Indikator Skor 1 2 3 4 1. Membuat berbagai bentuk dari daun, kertas, kain perca, kardus, dan lain-lain 2. Permainan warna dengan bahan alam seperti: bunga, daun, bijibijian, dan lain-lain. 3. Membuat gambar dengan teknik kolase dengan memakai berbagai media (kertas, ampas kelapa, bijibijian, kain perca, batu-batuan, dan lain-lain). 4. Mewarnai benda tiga dimensi dengan berbagai media (Sumber: Diimplementasi dari Dimyati, 2013:95) Keterangan: 1 = Belum Berkembang () 2 = Mulai Berkembang () 3 = Berkembang Sesuai Harapan () 4 = Berkembang Sangat Baik () Setelah data yang diperlukan dalam penelitian ini terkumpul, maka dilakukan analisis data dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis deskriptif kuantitatif. Menurut Agung (2012:67) menyatakan metode analisis statistik deskriptif adalah cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan rumus-rumus statistik deskriptif seperti tabel distribusi frekuensi, grafik,modus (Mo), median (Md), dan angka rata-rata (M) untuk menggambarkan keadaan objek/variabel sehingga diperoleh kesimpulan umum. Pada penerapan metode analisis statistik deskriptif ini, data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dan disajikan ke dalam: (a) tabel distribusi frekuensi, (b) menghitung modus (Mo), (c) menghitung median (Md), (d) menghitung mean atau angka rata-rata (M), dan (e) menyajikan data ke dalam grafik polygon. Selanjutnya untuk memperoleh kesimpulan pengumpulan hasil analisis data, penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif dalam bentuk persentase.menurut Agung (2010:9) menyatakan metode analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau persentase mengenai keadaan suatu objek yang diteliti sehingga diperoleh kesimpulan umum. Metode analisis deskriptif kuantitatif ini digunakan untuk menentukan tingkat tinggi rendahnya kemampuan fisik motorik halus menggunakan penerapan metode demonstrasi melalui kegiatan kolaseyang dikonversikan ke dalam Pedoman Acuan Penilaian (PAP) skala lima. Menganalisis data menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif untuk mencari persentase tingkat kemampuanfisik motorik halus digunakan rumus M% atau angka rata-rata persen sebagai berikut.

M M (%) = SMI x 100% (1) (Agung, 2005:96) Keterangan: M(%) = Rata-rata Persen M = Skor Mean SMI = Skor Maksimal Ideal Hasil dari angka rata-rata persen (M%) kemudian dibandingkan ke dalam PAP skala lima untuk dapat menentukan tingkat kemampuan fisik motorik halus. Pedoman dari PAP skala lima tentang tingkatan kemampuan fisik motorik halusseperti pada tabel di bawah ini. Tabel 2. Tabel Pedoman PAP Skala Lima Tentang Tingkatan Kemampuan Fisik Motorik Halus Presentase (%) Kriteria Kemampuan Fisik Motorik Halus 90-100 Sangat Tinggi 80-89 Tinggi 65-79 Sedang 55-64 Rendah 0-54 Sangat Rendah (Agung, 2010:10) Sebagai suatu tolak ukur dalam penelitian ini akan ditetapkan indikator keberhasilan. Penelitian ini dikatakan berhasil, jika terjadi perubahan positif angka rata-rata dari siklus I ke siklus berikutnya dan jika dikonversikan ke dalam PAP skala lima tentang tingkatan kemampuan fisik motorik halus berada pada tingkat penguasaan 80-89% dengan kriteria tinggi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di PAUD Kusuma 2 Denpasar dan dilaksanakan dari bulan Februari hingga Maret 2015 dengan 2 siklus penelitian.kegiatan pada siklus I dilaksanakan dengan empat kali pertemuan pelaksanaan tindakan dan di setiap akhir tindakan diberikan penilaian terhadap hasil kemampuan fisik motorik halus anak.pelaksanaan tindakan pada siklus I ini sebelumnya telah ada persiapan, mulai dari pembuatan peta konsep, rencana kegiatan mingguan (RKM), dan rencana kegiatan harian (RKH) yang telah dikonsultasikan dan disepakati bersama guru di sekolah. Data kemampuan fisik motorik halus pada kegiatan kolase yang diperoleh anak disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, menghitung modus (Mo), median (Md), mean (M), grafik polygon dan membandingkan angka rata-rata atau mean ke dalam PAP skala lima. Dari hasil analisis data statistik deskriptif pada siklus I diperoleh modus sebesar 54,06, median sebesar 56,5, mean sebesar 58,45 untuk data kemampuan fisik motorik halus. Berikut ini adalah grafik polygon dari hasil analisis data yang dicapai pada siklus I. 7 6 5 4 3 2 1 0 Mo= 54,06 51,5 55,5 59,5 63,5 67,5 M= 58,45 Md= 56,5 Gambar 2.Gambar Grafik PolygonKemampuan Fisik Motorik Halus padasiklus I

Berdasarkan perhitungan dari analisis data yang telah dicantumkan dalam gambar grafik polygontersebut menunjukkan bahwa Mo = 54,06<Md = 56,5 <M = 58,45, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada siklus I merupakan kurva juling positif yang menunjukkan bahwa sebagian besar skorkemampuan fisik motorik halus pada anak kelompok B1 cenderung rendah. Selanjutnya untuk menentukan tingkat penguasaan kemampuan fisik motorik halus dapat dihitung menggunakan rumus M%, hasil dari M% tersebut dibandingkan dengan kriteria PAP skala lima. Diperoleh hasil M% = 58,45%, apabila dikonversikan ke dalam PAP skala lima seperti yang terlihat pada tabel 2, maka M% berada pada tingkat penguasaan 55%-64% yang berarti bahwa kemampuan fisik motorik halus anak kelompok B1 semester 2 PAUD Kusuma 2 Denpasar tahun ajaran 2014/2015 pada siklus I berada pada kriteria rendah. Berdasarkan hasil pengamatan dan temuan selama pelaksanaan tindakan pada siklus I terdapat beberapa masalah yang menyebabkan kemampuan fisik motorik halus anak kelompok B1 PAUD Kusuma 2 Denpasar masih berada pada kriteria rendah, sedangkan dari hasil kemampuan fisik motorik halus masih perlu untuk ditingkatkan pada siklus selanjutnya. Adapun kendala-kendala yang didapat saat pelaksanaan tindakan siklus I yaitu: (a) beberapa anak ada yang kurang fokus saat demonstrasi dilaksanakan sehingga kegiatan pembelajaran berjalan dengan waktu yang lama karena anak ada yang bermain, melamun, bahkan mengganggu temannya saat memperhatikan, (b) keadaan kesehatan anak juga banyak yang menurun akibat cuaca buruk yang mengakibatkan kurangnya konsentrasi pada tiap anak, (c) pola gambar yang digunakan berukuran cukup besar sehingga anak menjadi lama untuk mengerjakan, (d) media yang digunakan untuk menempel kolase ada yang berukuran terlalu kecil sehingga rumit dan perlu waktu cukup lama bagi anak untuk menyelesaikan tugas yang diberikan, dan (e) ada beberapa anak yang masih ingin dibantu saat mengerjakan karena dia selalu merasa sulit untuk bisa menyelesaikan tugas yang diberikan. Dari kendala-kendala yang ditemukan, adapun solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi kendalakendala tersebut yaitu: (a) selalu memanggil nama anak yang kurang fokus dan minta untuk memperhatikan lalu mengerjakan tugas yang diberikan serta sering kali untuk memperhatikan anak berkerja, menghampiri dan memberi motivasi bahwa dia bisa menyelesaikannya dengan baik, (b) media yang digunakan selanjutnya akan dibuat lebih sederhana serta pola gambar dibuat lebih kecil yang dominan memiliki tingkat kemudahan tetapi ada tingkat sulitnya juga dan tentu dapat mengefisienkan waktu pembelajaran, dan (c) perlahanlahan memberi bimbingan dan arahan pada anak secara mendetail baik itu untuk individu ataupun keseluruhan, agar anak mudah mengerti dan tidak terbiasa untuk mengerjakan sesuatu bergantung pada orang lain. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari angka rata-rata kemampuan fisik motorik halus anak kelompok B1 PAUD Kusuma 2 Denpasar tahun ajaran 2014/2015 masih berada pada kriteria rendah, maka penelitian ini akan dilanjutkan ke siklus II. Kegiatan pada siklus II dilaksanakan dengan empat kali pertemuan pelaksanaan tindakan dan di setiap akhir tindakan diberikan penilaian terhadap hasil kemampuan fisik motorik halus anak.pelaksanaan tindakan pada siklus II ini sebelumnya telah ada persiapan, mulai dari pembuatan peta konsep, RKM, dan RKH yang telah dikonsultasikan dan disepakati bersama guru di sekolah. Data kemampuan fisik motorik halus pada kegiatan kolase yang diperoleh anak disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, menghitung Mo, Md, M, grafik polygon dan membandingkan angka rata-rata atau mean ke dalam PAP skala lima. Dari hasil analisis data statistik deskriptif pada siklus II diperoleh modus

sebesar 83,38,median sebesar 82,22, mean sebesar 80,39 untuk data kemampuan fisik motorik halus. Berikut ini adalah grafik polygon dari hasil analisis data yang dicapai pada siklus II. 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 70,5 74,5 78,5 82,5 86,5 M = 80,39 Md = 82,22 Mo = 83,38 Gambar 3.Gambar Grafik PolygonKemampuan Fisik Motorik Halus anak kelompok B1 pada siklus II Berdasarkan perhitungan dari analisis data yang telah dicantumkan dalam gambar grafik polygontersebut menunjukkan bahwa Mo = 83,38> Md = 82,22 > M = 80,39, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada siklus IImerupakan kurva juling negatif yang menunjukkan bahwa sebagian besar skor kemampuan fisik motorik halus pada anak kelompok B1 cenderung tinggi. Selanjutnya untuk menentukan tingkat penguasaan kemampuan fisik motorik halus dapat dihitung menggunakan rumus M%, hasil dari M% tersebut dibandingkan dengan kriteria PAP skala lima. Diperoleh hasil M% = 80,39%, apabila dikonversikan ke dalam PAP skala lima seperti yang terlihat pada tabel 2, maka M% berada pada tingkat penguasaan 80%-89% yang berarti bahwa kemampuan fisik motorik halus anak kelompok B1 semester 2 PAUD Kusuma 2 Denpasar tahun ajaran 2014/2015 pada siklus II berada pada kriteria tinggi. Dengan adanya proses perbaikan, baik itu dari proses maupun media pembelajaran dari pelaksanaan tindakan siklus I, maka pada pelaksanaan tindakan di siklus II telah terlihat adanya peningkatan terhadap hasil belajar serta proses pembelajaran yang diperlihatkan melalui peningkatan kemampuan fisik motorik halus pada anak kelompok B1 di PAUD Kusuma 2 Denpasar. Adapun temuan-temuan yang diperoleh selama tindakan pelaksanaan pada siklus II yaitu: (a) seluruh anak telah mampu untuk bekerja mandiri, bahkan beberapa dari mereka selalu memperlihatkan hasil karyanya dan membanggakan pada gurunya, (b) mereka lebih berkonsentrasi dalam belajar dan cepat tangkap dengan kegiatan apa yang akan dilaksanakan, (c) antusias yang baik ditunjukkan anak dengan memperhatikan setiap kegiatan demonstrasi yang dilaksanakan, dan (d) peneliti disini berperan sebagai guru yang selalu memberi arahan dan bimbingan meskipun sesekali ada anak yang mengeluh bahwa karyanya tak sebagus punya temannya, akan tetapi guru terus memberi bimbingan bahwa dengan anak mau berusaha terus mengerjakan itu sudah lebih dari cukup karena sebagai guru PAUD tidak hanya menilai hasil akhir tetapi juga proses. Berdasarkan hasil analisis data yang di dapatdari siklus I ke siklus II dengan adanya penerapan metode demonstrasi melalui kegiatan kolasesudah berjalan dengan efektif. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan angka rata-rata persentase pada siklus I ke siklus II sebesar 21,94%, dari hasil kriteria kemampuan fisik motorik halus rendah menjadi tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan tercapainya kriteria keberhasilan pada penelitian yang telah dilaksanakan, maka dipandang bahwa penelitian ini cukup sampai pada siklus II dan tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif, diperoleh angka rata-rata persentase kemampuan fisik motorik halus anak kelompok B1 semester 2 di PAUD

Kusuma 2 Denpasar pada siklus I sebesar 58,45% dan pada siklus II sebesar 80,39%. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan angka rata-rata persentase dari siklus I ke siklus II sebesar 21,94%. Adanya peningkatan ini menunjukkan bahwa dengan penerapan metode demonstrasi melalui kegiatan kolase dalam proses pembelajaran merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang tepat untuk dilaksanakan khususnya di PAUD dalam merangsang kemampuan fisik motorik halus anak. Penerapan metode demonstrasi dilakukan dalam beberapa proses pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan fisik motorik halus anak. Metode demonstrasi ini memberikan pembelajaran lebih menarik, mudah serta cepat dalam menangkap maksud dari pembelajaran yang diberikan, maka dari itu dengan diterapkannya metode demonstrasi anak dapat belajar berkonsentrasi serta melatih daya ingat dan panca indra yang dimilikinya mulai dari melihat, mengamati dan mempraktekkan kegiatan, didukung pula oleh pendapat ahli menurut Setyanto (2014:173) menyatakan bahwa metode demonstrasi membuat pelajaran disajikan secara lebih menarik sehingga mendorong peserta didik antusias dalam belajar, melalui proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, informasi yang diberikan guru dapat lebih mudah dicerna dan dipahami murid. Penerapan metode demonstrasi ini juga didukung melalui kegiatan kolase, dimana kegiatan kolase ini akan merangsang serta melatih kelenturan otot-otot halus anak sehingga kemampuan fisik motorik halus dapat berkembang dengan optimal. Sejalan dengan penelitian tersebut didukung pula dengan penelitian relevan yang dilakukan oleh Wahyuni (2014), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pada siklus I sebesar 55,85 % dengan kateori rendah, sedangkan pada siklus II sebesar 82,35% dengan kategori tinggi, dimana terjadi peningkatan kemampuan motorik halus pada anak sebesar 26,50%. Simpulannya terjadi peningkatan kemampuan motorik halus setelah diterapkan metode demonstrasi melalui kegiatan mencetak dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar pada anak kelompok B TK Kemala Bhayangkari 1 Denpasar. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Sukerti (2013), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pada siklus I sebesar 61,37% dengan kategori rendah, sedangkan pada siklus II sebesar 83,65% berada pada kategori tinggi, dimana terjadi peningkatan angka rata-rata kemampuan fisik motorik halus anak sebesar 22,28%. Simpulannya terjadi peningkatan kemampuan fisik motorik halus setelah diterapkan metode demonstrasi dengan berbantuan media daun pisang melalui kegiatan menganyam pada anak kelompok B semester II di TK Kusuma Dharma Tukad Mungga Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Berdasarkan penelitian relevan tersebut, memperkuat simpulan penelitian yang telah dilakukan bahwa dengan penerapan metode demonstrasi melalui kegiatan kolase dapat meningkatkan kemampuan fisik motorik halus pada anak kelompok B1 semester 2 PAUD Kusuma 2 Denpasar.Strategi pembelajaran tersebut perlu diterapkan dan juga dapat pula dikembangkan lagi dengan kreatif dan berinovasi sehingga berpotensi baik bagi perkembangan anak dalam pembelajaran yang digunakan khususnya di PAUD. PENUTUP Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil perbaikan pembelajaran yang telah ada, pada pelaksanaan tindakan siklus I diperoleh angka rata-rata kemampuan fisik motorik halus sebesar 58,45% dengan kriteria rendah dan pada siklus II sebesar 80,39% berada pada kriteria tinggi, hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan angka rata-rata dari siklus I ke siklus II sebesar 21,94%. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya penerapan metode demonstrasi melalui kegiatan kolase dapat meningkatkan kemampuan fisik motorik halus pada anak kelompok B1 semester 2 PAUD Kusuma 2 Denpasar tahun ajaran 2014/2015.

Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat dikemukakan beberapa saran yaitu: (a) kepada anak, disarankan dalam melakukan kegiatan pembelajaran untuk lebih memperhatikan dan fokus terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung sehingga kemampuan yang diperoleh benar-benar berkembang sesuai dengan taraf perkembangan kemampuan anak, (b) kepada guru, disarankan lebih kreatif, berinovasi dan aktif dalam menyiapkan media dan memilih metode yang disesuaikan dengan tema pembelajaran, sehingga anak memiliki minat dan daya tarik dalam mengikuti serta melaksanakan kegiatan pembelajaran yang diberikan sehingga tercipta suasana yang kondusif serta menyenangkan, (c) kepada kepala sekolah, hendaknya lebih berinovasi dan meningkatkan lagi mutu program pembalajaran yang dirancang untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya di PAUD, dan (d) kepada peneliti lain, hendaknya dapat melakukan penelitian dengan berbagai metode dan media pembelajaran yang belum sepenuhnya dapat terjangkau dalam penelitian ini. Dan adanya penelitian ini dapat pula dijadikan sebagai pembanding untuk melaksanakan penelitian yang lebih baik lagi. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Agung, A. A. Gede. 2005. Metodelogi Penelitian Pendidikan (Suatu Pengantar). Singaraja: FIP Undiksha. -------. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (Teori dan Analisis Data dalam PTK). Makalah disajikan dalam Workshop Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP UndikshaUniversitas Pendidikan Ganesha, Singaraja 27 September 2010. -------. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Dimyati, Johni. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya pada PAUD.Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Ekasriadi, Agung, dkk. 2006. Metodologi Pengembangan Kemampuan Motorik Dan Bahasa. Denpasar: IKIP PGRI Bali. Fridani, Lara, dkk. 2008. Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka. Latif, Mukhtar, dkk. 2013. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Moeslichatoen. 2006. Metode Pengajaran Di Taman Kanak-kanak. Malang: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Nurjatmika, Yusep. 2012. Ragam Harian Aktivitas untuk TK. Jogjakarta: Diva Press. Paizaluddin dan Ermalinda.2013.Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Panduan Teoritis dan Praktis.Bandung: Alfabeta. Rachmawati, Yeni dan Euis Kurniati. 2011. Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Syaodiah, Ernawulan. 2010. Bimbingan Konseling Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka. Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan (Jenis, Metode, dan Prosedur). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Setyanto, N.Ardi. 2014. Panduan Sukses Komunikasi Belajar-Mengajar. Jogjakarta: Diva Press. Wahyuni, Ni Nyoman Rai. 2014. Penerapan Metode Demonstrasi Melalui Kegiatan Mencetak

Dengan Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Anak Kelompok B TK Kemala Bhayangkari 1 Denpasar. Skripsi (Tidak Diterbitkan). PG PAUD UPP Denpasar. Sukerti, Ni Made. 2013. Penerapan Metode Demonstrasi Dengan Berbantuan Media Daun Pisang Untuk Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menganyam Pada Anak Kelompok B Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 di TK Kusuma Dharma Tukad Mungga Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Skripsi (Tidak Diterbitkan). PG PAUD Undiksha Singaraja.