BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU NO 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM TERHADAP PRAKTEK PEMANFAATAN LAHAN STREN KALI BRANTAS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV. Berdasarkan data yang diperoleh, lahan hak milik orang diindikasikan terlantar

BAB II IH{YA AL-MAWA>T DALAM PERSPEKTIF FIQIH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN WASIAT DENGAN KADAR LEBIH DARI 1/3 HARTA WARISAN KEPADA ANAK ANGKAT

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH DI BMT MADANI TAMAN SEPANJANG SIDOARJO

BAB IV. A. Analisis terhadap Sistem Bagi Hasil Pengelolaan Ladang Pesanggem Antara

ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG POKOK AGRARIA TERHADAP PENDIRIAN BANGUNAN USAHA PEDESAAN DI TANAH ANDIL DI DESA TEGALDLIMO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

BAB IV. A. Pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Meulaboh dalam Putusan No. 131/Pid.B/2013/PN.MBO tentang Tindak Pidana Pembakaran Lahan.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB IV ANALISIS PENDAPAT TOKOH NU SIDOARJO TENTANG MEMPRODUKSI RAMBUT PALSU

BAB I PENDAHULUAN. piutang dapat terjadi di dunia. Demikian juga dalam hal motivasi, tidak sedikit. piutang karena keterpaksaan dan himpitan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. ini, karena manusia diberi kelebihan akal untuk berpikir dan menjalankan

AYAT AL-QUR AN TENTANG PERINTAH MENJAGA LINGKUNGAN DISUSUN OLEH: FUAD, M.Pd.I

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

ANALISIS FIQH SIYASAH TENTANG PERAN BADAN ANGGARAN DPRD KOTA SURABAYA DALAM MEREALISASIKAN FUNGSI BUDGETING

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

KAIDAH FIQH. Yang Ikut Itu Hukumnya Sekedar Mengikuti. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf. Publication: 1437 H_2016 M

MUZARA'AH dan MUSAQAH

BAB III PRAKTIK PEMANFAATAN LAHAN STREN KALI BRANTAS DI DESA LENGKONG KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

ISLAM DIN AL-FITRI. INDIKATOR: 1. Mendeskripsikan Islam sebagai agama yang fitri

BAB I LATAR BELAKANG. maupun wisata rekreasi. Wisata alam adalah obyek wisata yang daya tariknya

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

Hijab Secara Online Menurut Hukum Islam

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. Diantara larangan Allah yang tertulis di Al-Qur an adalah tentang larangan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA- MENYEWA TANAH FASUM DI PERUMAHAN TNI AL DESA SUGIHWARAS CANDI SIDOARJO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HADIAH/ UANG YANG DIBERIKAN OLEH CALON ANGOTA DPRD KEPADA MASYARAKAT DI KECAMATAN DIWEK

KLONING FATWA MUSYAWARAH NASIONAL VI MAJELIS ULAMA INDONESIA NOMOR: 3/MUNAS VI/MUI/2000. Tentang KLONING

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

BAB IV ANALISIS TRANSAKSI JUAL BELI BBM DENGAN NOTA PRINT BERBEDA SPBU PERTAMINA DI SURABAYA UTARA

PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN)

"Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah"

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM

ب د اث خ ف األ س ض ال ط بئ ش ط ش ث ج بد إ ال أ أ ث بى ن بف ش ط ب ف اى ن ز ت اى ز أ ض ه اى س ئ أ ف أ خ ش ج ب ث ج بد م و ف أ خ ش ج ب خ ض ش ا خ ش ج د ج ب

BAB IV ANALISIS SADD AŻ-ŻARI< AH TERHADAP PENGGUNAAN PUPUK KIMIA DI DESA DADAPAN KECAMATAN SOLOKURO KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat

Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir. Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I.

BAB IV ANALISIS PERTANGGUNG JAWABAN PEMERIKSAAN TERSANGKA PENGIDAP GANGGUAN JIWA MENURUT HUKUM PIDANA POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM

KHUTBAH JUM AT. Air Sumber Kehidupan. Khutbah 1

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENETAPAN HARGA PADA PASAR OLIGOPOLI

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek

BAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda

BAB III ANALISIS HUKUM RUISLAG TANAH WAKAF

BAB IV. penyebab kenaikan harga jual bensin melebihi batas harga resmi dari. keterlambatan datangnya transportir yang membawa bensin ke pulau Bawean

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

Dibalik Selubung Asap [M.Taufik N.T]

FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH PILIHAN DOA IFTITAH MENURUT PUTUSAN TARJIH MUHAMMADIYAH

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh laba seoptimal mungkin serta untuk memaksimalkan

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Dengan akalnya, manusia dapat menciptakan, mengembangkan,

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB IV ANALISIS TENTANG APLIKASI PERJANJIAN SEWA SAFE DEPOSIT BOX DITINJAU DARI BNI SYARIAH HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

MASYARAKAT. A. Analisis Perubahan Sosial Masyarakat Desa Sambungrejo

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

SMP NEGERI 2 PASURUAN TAHUN 2015

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

PENGELOLAAN HARTA ZAKAT

BAB IV ANALISIS MAS{LAH{AH MURSALAH DAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 38 TAHUN 2011 TERHADAP PENDIRIAN BANGUNAN DI ATAS SUNGAI DI DESA SEKARAN LAMONGAN

ISLAM DAN TOLERANSI. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA. Modul ke: Fakultas TEHNIK

BAB I PENDAHULUAN. shalat dan puasa. Namun ada juga yang berdampak secara sosial, seperti halnya

BAB II TABUNGAN ZAKAT AL-WADI< AH DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18 Ayat 2 Undang-Undang. memberikan pelayanan terhadap konsumen yang merasa dirugikan, maka dalam

BAB IV. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No 2 Tahun 2008 Tentang Partai. Politik, dalam pasal 1 ayat (1) yang berbunyi : Partai politik adalah

BAB I PENDAHULUAN. pertanggung jawabannya. Begitu pula dalam hal jual beli.

Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

Pertanyaan : Apa yang dapat anda katakan pada kami tentang Bumi

Al-Muhiith, Al-Wakiil dan Al-Fattaah

BAB I PEDAHULUAN. peluang terjadinya jual-beli dengan sistem kredit atau tidak tunai dalam

Hadits-hadits Shohih Tentang

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU NO 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM TERHADAP PRAKTEK PEMANFAATAN LAHAN STREN KALI BRANTAS Berdasarkan data yang diperoleh, awalnya lahan stren kali brantas terbentuk karena pengendapan tanah yang terbawa banjir lalu membentuk lahan berupa rawa rawa dan semak belukar. Karena lahan tersebut terkesan terbengkalai dan tidak produktif, maka di tangan warga Desa Lengkong menjadi lahan yang berpotensi mendapatkan penghasilan dan mampu membantu roda perekonomian kehidupan mereka. Selain itu, aktivitas para pengelola lahan juga tidak mencemari lingkungan sekitar sehingga mereka terbebas dari penertiban. Meski usaha mereka tidak ada yang memiliki izin resmi. Namun tetap dalam pengawasan pihak Jasa Tirta. A. Analisis Hukum Islam Terhadap Pemanfaatan Lahan Stren Kali Brantas. 1. Prosedur pemanfaatan lahan stren kali Brantas Untuk pemanfaatan lahan stren kali ini, para pengelola lahan tidak memiliki izin khusus. Mereka langsung mengolah lahan kosong tersebut. Sebelumnya sempat terjadi perselisihan antar warga pengolah lahan dan pihak Jasa Tirta dikarenakan adanya rencana penarikan pajak untuk sewa lahan. Namun, para pengelola lahan menolak adanya penarikan pajak tersebut dikarenakan penghasilan dari usaha mereka tidak terlalu besar. Sehingga pihak Jasa Tirta hanya akan mengadakan pemantauan terhadap aktivitas para pengelola lahan. Para warga Desa Lengkong 53

54 selaku pengelola lahan diharuskan menjaga kebersihan tempat sekitar mereka beraktivitas. Apabila kegiatan mengolah lahan tersebut memang terbukti mencemari sungai, maka pihak Jasa Tirta akan menertibkan aktivitas mereka. 2. Praktek Pemanfaatan lahan stren kali brantas menurut analisis Hukum Islam Menurut Syaikh Shihab al- Din Qalyubi wa Umairoh dalam kitabnya Qalyubi wa Umairoh bahwa yang dimaksud dengan ih{ya al-mawa>t adalah : Menyuburkan tanah yang tidak subur. 1 ع ما رة ال رض ال ت ي ل م ت عم ر Dijelaskan pula dalam surat Al A raf ayat 58 : خ ل ئ ف ٱل أ ر ض و ر ف ع ب ع ض ك م ف و ق و ه و ٱل ذ ي ج ع ل ك م ب ع ض د ر ج ت ل ي ب ل و ك م ف م ا ء ات ى ك م إ ن ر ب ك س ر ي ع ٱل ع ق اب ۥ و إ ن ه ل غ ف ور ر ح يم ٥٦١ 58. dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur Sesuai dengan bunyi Hadis yang tertera diatas, Warga Desa Lengkong melakukan hal yang serupa yakni mengolah lahan yang tidak produktif menjadi lahan yang bermanfaat. Yang dimaksud dengan tanah yang tidak subur adalah tanah yang tidak produktif atau terbengkalai. 1 Ibid, 266.

55 Hal ini sesuai dengan aktivitas warga Desa Lengkong yang memanfaatkan lahan stren kali brantas. Karena awalnya lahan stren kali brantas terbentuk karena pengendapan tanah yang terbawa banjir lalu membentuk lahan berupa rawa rawa dan semak belukar. Karena lahan tersebut terkesan terbengkalai dan tidak produktif, maka di tangan warga Desa Lengkong menjadi lahan yang berpotensi mendapatkan penghasilan dan mampu membantu roda perekonomian kehidupan mereka. Mereka juga telah memberi tanda atau memagari lahan yang akan dihidupkan guna menandai letak lahan masing masing. Batas batas tanah harus ditandai dengan jelas seperti pohon pohon, beton., dinding, atau tanda tanda lainnya lainnya yang dapat memisahkan batas batas tanah dengan jelas. Hal ini dilakukan untuk menghindari perselisihan dimasa yang akan datang. 2 Namun hukum ih{ya al-mawa>t juga memiliki tenggat batasan waktu yaitu selama tiga tahun.. Umar berkata setelah tiga tahun, Muhtajir (orang yang mengelola tanah) tidak lagi mempunyai hak. 3 Namun ada pengelola yang telah memanfaatkan lahan sejak tahun 2006. Ini artinya sudah delapan tahun ia mengelola lahan tersebut dan hal ini bertentangan dengan konsep ih{ya al-mawa>t yang jangkanya hanya tiga tahun. 2 Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah Ibid, 273. 3 Wahbah zuhaily, Fiqih Kontemporer (Jakarta : Gema Insani, 2011), 414.

56 Syari at Islam sendiri memberikan peluang kepada setiap muslim mengelola tanah dengan sebaik baiknya. Bertolak dari hal itu Islam menganjurkan kepa pengikutnya untuk menggarap tanah yang gersang agar menjadi subur, sehingga menghasilkan kebaikan dan keberkahan dalam mengolah lahan tersebut. 4 Karena tidak mengantongi izin resmi, aktivitas yang dilakukan para pengelola lahan bertentangan dengan ih{ya al-mawa>t karena aktivitas mereka berada dalam pengawasan pihak Jasa Tirta. Karena dalam hukum ih{ya al-mawa>t dijelaskan bahwa untuk mengolah lahan yang dekat dengan pemukiman penduduk atau salah satu daerah, diharuskan memiliki izin dari pemerintah setempat karena dikhawatirkan akan menganggu kemashlahatan penduduk setempat. 5 Dalam hal ini terdapat dua pandangan berbeda terkait proses perizinan dari penguasa, sebagian ulama berpendapat bahwa membuka lahan kosong menjadi sebab kepemilikan tanah tanpa harus memerlukan izin dari penguasa. Orang yang membuka lahan baru otomatis menjadi miliknya tanpa harus menerlukan izin dari penguasa. dan penguasa berkewajiban memelihara haknya apabila terjadi persengketaan mengenai hal tersebut. Sedangkan di pihak lain, pendapat pendapat yang bertentangan dikemukakan oleh Abu Hanifah, menurut beliau Imam Abu Hanifah 4 Sayyid Sabiq, fiqih sunnah (Jakarta : Darul Fath Pena, 2006), 197. 5 Abu Bakar Jabir Al Jazairy, Ensiklopedi Muslim, Ibid. 540.

57 bahwa pembukaan tanah merupakan sebab kepemilikan tanah, akan tetapi disyariatkan juga mendapat izin dari penguasa (pemerintah) dalam bentuk ketetapan sesuai dengan aturan (akta agrarian). Sedangkan Imam Malik berpendapat dengan mengatakan bahwa tanah yang terletak di dalam padang tandus, atau di tempat yang tidak diperebutkan manusia, tiada memerlukan izin. 6 Pendapat yang mungkin digunakan dalam lingkup pemerintahan di Indonesia tentunya adalah pendapat Imam Abu Hanifah dimana adanya izin dan adanya akta kelegalan bukti kepemilikan lahan menjadi sangat penting. Karena pembuktian akan status kepemilikan lahan akan terjelaskan dengan adanya akta bukti kepemilikan yang telah dilegalkan dan didokumentasikan oleh pemerintah dan penguasa.. Dan proses seperti yang telah dijelaskan telah dipraktekkan oleh warga Desa Lengkong Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto yang telah memfungsikan lahan stren kali brantas untuk usaha peternakan ikan, persawahan dan perkebunan. Penguasa tidak berwenang memberikan izin kepada penggarap lahan jika hal tersebut menganggu kemashlahatan umum dan menimbulkan keributan. Penguasa juga harus mempertimbangkan kebijakan pemberian ijin yang menyebabkan perubahan tata air 6 Sayyid Sabiq, fiqih sunnah Ibid, 198.

58 termasuk di dalamnya memberikan kosesi pada pihak tertentu tanpa perhitungan yang matang terhadap kemaslahatan umat. Pemanfaatan lahan stren kali brantas dalam analisis hukum Islam(Ih{ya al-mawa>t) dalam hal ini juga menemukan adanya permasalahan terjadi dimana aktivitas tersebut dihadapkan dalam permasalahan lahan H{ima>, dalam Islam ketentuan mengenai perlindungan terhadap keaslian lembah, sungai, pantai, gunung, dan pemandangan alam lainnya dapat disebut sebagai H{ima>. Dalam konsep ih{ya al-mawa>t apabila benar ketetapan pemerintah terhadap peraturan yang disebutkan dalam Undang Undang Konservasi berlaku mutlak untuk alasan apapun maka dalam hal ini aturan tentang H{ima> pun berlaku. Bertolak dari praktik pemanfaatan lahan stren kali brantas yang dilakukan oleh warga Desa Lengkong Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto yang kemudian dikaji dengan konsep ih{ya al-mawa>t akhirnya dapat dipahami bahwa praktik yang terjadi secara prosesi pelaksanaannya telah sesuai dengan aturan yang dijelaskan dalam konsep Ih{ya al-mawa>t, akan tetapi juga terdapat permasalahan yaitu berasal dari status lahan stren kali brantas yang belum jelas, ketetapan dari pengawas (penguasa) setempat yang belum menyatakan apakah lahan lahan tersebut masuk dalam lingkup lahan yang dilindungi atau bukan. Kebijakan yang

59 nantinya dibuat penguasa setempat secara langsung akan berpengaruh pada kelegalan aktivitas pemanfaatan lahan stren kali brantas di Desa Lengkong, karena peraturan baru tersebut nantinya akan menentukan analisis hukum Islam ih{ya al-mawat terhadap pemanfaatan lahan stren kali brantas untuk dijadikan usaha peternakan ikan, perkebunan dan persawahan. B. Analisis Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam 1. Prosedur Pemanfaatan lahan stren kali brantas Untuk pemanfaatan lahan stren kali ini, para pengelola lahan tidak memiliki izin khusus. Sebelumnya sempat terjadi perselisihan antar warga pengolah lahan dan pihak Jasa Tirta dikarenakan adanya rencana penarikan pajak untuk sewa lahan. Namun, para pengelola lahan menolak adanya penarikan pajak tersebut dikarenakan penghasilan dari usaha mereka tidak terlalu besar. Sehingga pihak Jasa Tirta hanya akan mengadakan pemantauan terhadap aktivitas para pengelola lahan. Para warga Desa Lengkong selaku pengelola lahan diharuskan menjaga kebersihan tempat sekitar mereka beraktivitas. Apabila kegiatan mengolah lahan tersebut memang terbukti mencemari sungai, maka pihak Jasa Tirta akan menertibkan aktivitas mereka. 2. Praktek pemanfaatan lahan stren kali brantas menurut UU No 5 Tahun 1990

60 Pemanfaatan lahan stren kali brantas yang dilakukan oleh warga Desa Lengkong Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto merupakan bentuk kreativitas dari aktivitas masyarakat dalam upaya memenuhi kehidupan dan kemakmuran ekonomi masing masing. Pemanfaatan lahan stren kali brantas yang dinilai warga sebagai lahan yang terbengkalai atau tak terurus merupakan langkah tepat untuk membedayakan lahan yang sebelumnya kurang memiliki peran positif dalam lingkungan masyarakat sekitar, dengan memanfaatkan lahan tersebut di samping telah memberdayakan lahan yang terbengkalai, juga telah memberikan sisi positf bagi masyarakat di bidang ekonomi. Dengan dimanfaatkannya lahan stren kali brantas tersebut maka usaha warga Desa Lengkong yang tinggal di dekat lahan stren kali brantas untuk mendapat kemakmuran semakin bervariasi. Karena selain mengisi waktu luang dan menjalani hobi, mereka mendapat penghasilan tambahan. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka ditetapkan wilayah tertentu sebagaimana disebutkan dalam Pasal 8 UU No. 5 Tahun 1990 tersebut. Berdasarkan daya dukun dan daya topang, kawasan yang diperuntukkan sebagai kawasan konservasi sumber daya alam adalah sebagai berikut : 1. Hutan Produksi Terbatas 2. Hutan Lindung meliputi : a. Kawasan lindung pantai dan hutan lindung mutlak. b. Bantaran Sungai dan sekitarnya.

61 c. Jalur hijau sepanjang pantai dan sekeliling danau dan sumber air disekitar pantai d. Lahan gambut pesisir Salah satu wilayah yang ditetapkan sebagai konservasi sumber daya alam adalah bantaran sungai. Ini artinya, lahan stren kali brantas seharusnya termasuk dalam wilayah yang ditetapkan sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan. Pengelolaan tanah yang baik ini terkait erat dengan persoalan hajat hidup manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam yang ada dengan menghidupkan tanah yang tidak terpakai dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sehingga tercapailah kemakmuran dan kesejahteraan mereka. Akan tetapi dari apa yang dilakukan warga Desa Lengkong yang memanfaatkan lahan stren kali brantas untuk dijadikan usaha perkebunan, persawahan dan peternakan ikan terdapat faktor yang terabaikan, faktor tersebut yaitu dimana status lahan tepi sungai itu sendiri dalam ketentuan pokok mengenai Hak Pakai Atas Tanah UU No 5 Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya (LN 1990-49) dan UUPA pasal 15. Dalam pasal 7 ditentukan bahwa setiap pemegang hak atas tanah dan pengusaha di perairan dalam wilayah sistem perlindungan penyangga kehidupan, wajib menjaga kelangsungan fungsi perlindungan wilayah tersebut. Sistem penyangga

62 kehidupan adalah suatu proses alamiah dari berbagai unsur hayati dan non hayati yang menjamin kelangsungan hidup makhluk di wilayah tersebut. Wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan ditetapkan oleh pemerintah, wilayah tersebut antara lain : hutan lindung, daerah aliran sungai, areal tepi sungai, daerah pantai dan daerah pasang surut. Serta UUPA pasal 15 yang memuat bab hak pakai atas tanah berbunyi, memelihara tanah termasuk menambah kesuburan serta mencegah kerusakannya adalah kewajiban tiap tiap orang, dan badan hukum atau instansi yang mempunyai hubungan hukum dengan tanah tersebut. Dengan memperhatikan pihak yang ekonominya lemah. Dari apa yang telah dilakukan oleh warga Desa Lengkong Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto yang memanfaatkan lahan yang sebelumnya bukan merupakan lahan produktif disini sedikit banyak digambarkan bahwa praktik pemanfaatan lahan stren kali brantas terdapat sedikit kontroversi yaitu dimana areal tepi sungai yang dijadikan lahan usaha peternakan ikan, persawahan dan perkebunan merupakan kawasan lingkungan hidup yang seharusnya dijaga dan dilestarikan. Sedangkan di pihak lain pemanfaatan lahan stren kali brantas telah menjadikan kawasan tersebut menjadi kawasan produktif dan memiliki peran dalam

63 keberlangsungan roda kehidupan perekonomian masyarakat Desa Lengkong Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto. Wilayah tepi sungai bersifat penting dalam peranan ekologi, pengelolaan lingkungan dan penghuni sekitarnya, terutama karena peranannya dalam konservasi tanah, keanekaragaman hayati yang dikandungnya, serta pengaruhnya terhadap ekosistem perairan. Zona ini juga menyediakan tempat tinggal dan persediaan makanan untuk banyak jenis hewan perairan serta memiliki peran yang penting dalam pengaturan suhu air. Dari sudut sosial, kawasan tepi sungai memiliki manfaat bagi nilai nilai kehidupan masyarakat di sekitarnya. Wilyah tepian sungai yang bervegetasi baik sering dijadikan tempat bersantai dan berinteraksi bagi penduduk, terutama di perkotaan. Taman dan hutan kota semacam ini bisa dijadikan tempat rekreasi harian, bersepeda, memancing, berperahu dan lain lain. Karena sungai banyak memberikan manfaat dan kegunaan bagi manusia, maka hal ini dapat berdampak buruk bagi wilayah tepian sungai. Banyak aktivitas manusia, baik yang terkait langsung dengan Zona Riparian (tepi sungai) maupun tidak langsung. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup. Termasuk di dalamnya dan perilakunya. Lingkungan hidup merupakan suatu sistem yang meliputi lingkungan alam hayati, lingkungan alam non hayati,

64 lingkungan buatan dan lingkungan sosial yang mempengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya. Disinilah perlunya upaya konservasi terhadap sumber daya alam. Sumber daya alam sebagai sumber energi yang mampu memenuhi kebutuhan hidup manusia, tentu harus dikelola secara efektif dan efisien demi kelangsungan hidup manusia. Oleh karena sifatnya yang luas dan menyangkut kepentingan masyarakat secara keseluruhan, maka upaya konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya merupakan tanggung jawab dan kewajiban Pemerintah serta masyarakat. Peran serta rakyat akan diarahkan dan digerakkan oleh Pemerintah melalui kegiatan yang berdaya guna dan berhasil guna. Untuk itu, Pemerintah berkewajiban meningkatkan pendidikan dan penyuluhan bagi masyarakat dalam rangka sadar konservasi. Undang-undang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang bersifat nasional dan menyeluruh sangat diperlukan sebagai dasar hukum untuk mengatur perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya, dan pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya agar dapat menjamin pemanfaatannya bagi kesejahteraan masyarakat dan peningkatan mutu kehidupan manusia.

65 Tujuan konservasi menurut undang-undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya adalah mengusahakan terwujudnya kelestarian sumber daya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejateraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia. C. Persamaan dan Perbedaan Antara Hukum Islam dan UU No 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Terhadap Pemanfaatan Lahan Stren Kali Brantas 1. Persamaan Antara Hukum Islam dan UU No 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Terhadap Pemanfaatan Lahan Stren Kali Brantas. Persamaan antara Hukum Islam dan UU No 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Terhadap Pemanfaatan Lahan Stren Kali Brantas terletak pada perlindungan pada wilayah tertentu. Bila dalam Islam terdapat lahan H{ima> yaitu ketentuan mengenai perlindungan keaslian lembah, sungai, pantai, gunung dan pemandangan alam lainnya. Sedangkan dalam UU No 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam juga dijelaskan tentang wilayah konservasi sumber daya alam yaitu kawasan lindung pantai, bantaran sungai dan sekitarnya, jalur hijau sepanjang pantai, sekeliling danau, sumber air sekitar pantai dan lahan gambut pesisir.

66 Keduanya memiliki penjelasan mengenai wilayah tertentu yang menjadi tempat konservasi. Terutama wilayah yang dekat dengan sumber air seperti danau dan sungai. Dalam hal ini, lahan stren kali brantas yang ada di Desa Lengkong Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto merupakan wilayah yang dilindungi. Baik dalam Hukum Islam disebut H{ima> ataupun yang disebut dalam UU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam yang disebut dengan wilayah konservasi sumber daya alam. Hal ini dikarenakan letaknya yang berada dekat dengan sumber air. 2. Perbedaan Antara Hukum Islam UU No 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Terhadap Pemanfaatan Lahan Stren Kali Brantas Perbedaan antara Hukum Islam dan UU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam adalah tentang proses perizinan pemanfaatan lahan. Bila dalam Hukum Islam masih terjadi kesimpang siuran dikarenakan adanya dua pandangan mazhab yang berbeda terkait proses perijinan. Pendapat tersebut berasal dari Abu Hanifah dan Imam Malik.menurut beliau Imam Abu Hanifah bahwa pembukaan tanah merupakan sebab kepemilikan tanah, akan tetapi disyariatkan juga mendapat izin dari penguasa (pemerintah) dalam bentuk ketetapan sesuai dengan aturan (akta agrarian). Sedangkan Imam Malik berpendapat dengan mengatakan bahwa tanah yang

67 terletak di dalam padang tandus, atau di tempat yang tidak diperebutkan manusia, tiada memerlukan izin. Sedangkan menurut UU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam telah dijelaskan bahwa kawasan bantaran sungai termasuk salah satu wilayah perlindungan sistem peyangga kehidupan atau disebut juga wilayah konservasi sumber daya alam. Sehingga tidak ada satu pun perijinan yang bisa memberikan keleluasaan untuk memanfaatkan wilayah tersebut. Sehingga bila Hukum Islam diterapkan dalam pemanfaatan lahan stren kali brantas, maka aktivitas ini diperbolehkan. Sedangkan bila menurut UU No 5 Tahun 1990, aktivitas memanfaatkan lahan stren ini jelas dilarang karena wilayah ini termasuk wilayah yang dilindungi. Dari penjelasan diatas dapat diartikan bahwa perbedaan dari Analisis Hukum Islam dan UU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam adalah pada proses perizinannya. Bila dalam Hukum Islam ada yang memperbolehkan dan ada yang tidak, maka menurut UU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam jelas dilarang.