MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONALI KEPALA BAPPENAS SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONALI KEPALABADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DAITAR RENCANA PROYEK KERJASAMA PEMERlNTAH DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONALI NASIONAL, Menimbang a. bahwa daiam rangka menyelenggarakan fungsi koordinasi, fasilitasi dan peiaksanaan pernbangunan, Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan NasionallBadan Perencanaan Pernbangunan Nasional dapat meiakukan pencarian sumber-sumber pembiayaan daiam dan Iuar negeri, serta pengalokasian dana untuk pernbangunan bersama-sama instansi terkait, serta fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang perencanaan pernbangunan nasionai; b. bahwa infrastruktur sebagai salah satu sarana penunjang pembangunan, perlu ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya meiaiui percepatan penyediaan infrastruktur; c. bahwa percepatan penyediaan infrastruktur sebagaimana dimaksud daiam huruf b, sesuai dengan arah kebijakan dan fiskai dapat diiaksanakan Iangsung oieh Pemerintah atau ditempuh dengan mendorong partisipasi badan usaha; d. bahwa daiam rangka meiaksanakan tugas pokok dan fungsi di bidang perencanaan untuk mendorong partisipasi badan usaha daiam penyediaan infrastruktur, periu menyusun daftar rencana proyek kerjasama pemerintah dengan badan usa ha dalam penyediaan infrastruktur; e. bahwa...
- 2 - e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pernbangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional tentang Tata Cara Penyusunan Daftar Rencana Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pernbangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian /Lernbaga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4406; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pernbangunan Nasional (Lernbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lernbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor...
-3 - Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4761); 9. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2008; 10. Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur; 11. Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2007 tentang Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; 12. Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pernbangunan NasionallKepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor PER. 005/M.PPN/10/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Perencanaan Pernbangunan NasionallBadan Perencanaan Pembangunan Nasional; MEMUTUSKAN : Menetapkan PERATURAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DAFTAR RENCANA PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR. BABI KETENTUAN UMUM Pasal1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat, yang selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang mernegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana...
- 4 - sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Z. Badan Usaha adalah badan usaha swasta yang berbentuk perseroan terbatas, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan koperasi. 3. Penyediaan Infrastruktur adalah kegiatan yang meliputi pekerjaan konstruksi untuk rnembangun atau meningkatkan kemampuan infrastruktur dan/ atau kegiatan pengelolaan infrastruktur dan/ atau pemeliharaan infrastruktur dalam rangka rneningkatkan kemanfaatan infrastruktur. 4. Rencana Pernbangunan [angka Menengah, yang selanjutnya disingkat RPJM, adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun. 5. Proyek Kerjasama adalah Penyediaan Infrastruktur yang dilakukan melalui Perjanjian Kerjasama atau pemberian Izin Pengusahaan antara Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dengan Badan Usaha. 6. Perjanjian Kerjasama adalah kesepakatan tertulis untuk Penyediaan Infrastruktur antara Menteri/Kepala Lembaga/ Kepala Daerah dengan Badan Usaha yang ditetapkan melalui pelelangan umum. 7. Rencana Proyek Kerjasama adalah proyek-proyek infrastruktur yang direncanakan akan dikerjasamakan dengan Badan Usaha untuk rnendukung pencapaian sasaran RPJM yang diindikasikan mampu menghasilkan pem ulihan biaya 8. Daftar Rencana Proyek Kerjasama adalah dokumen yang memuat Rencana Proyek Kerjasama Potensial, Rencana Proyek Kerjasama Prioritas, dan Rencana Proyek Kerjasama Siap Ditawarkan. 9. Rencana Proyek Kerjasama Potensial adalah Rencana Proyek Kerjasama yang diusulkan oleh Menteri/Kepala Lernbaga/Kepala Daerah yang direncanakan oleh Menteri...
- 5 - Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah untuk dikerjasamakan dengan Badan Usaha dan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri ini. 10. Rencana Proyek Kerjasama Prioritas adalah Rencana Proyek Kerjasama Potensial yang telah disiapkan oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah atau Usulan Proyek Kerjasama atas Prakarsa Badan Usa ha yang telah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri ini. 11. Rencana Proyek Kerjasama Siap Ditawarkan adalah Rencana Proyek Kerjasama Prioritas yang telah disiapkan untuk dilelang oleh MenterilKepala Lernbaga/Kepala Daerah dan telah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri ini. 12. Penyusunan Daftar Rencana Proyek Kerjasama adalah kegiatan koordinasi perencanaan yang meliputi pengumpulan informasi, klasifikasi, penetapan dan pemantauan atas proyek kerjasama yang diajukan oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah. 13. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 14. Kepala Daerah adalah gubernur bagi daerah provinsi atau bupati bagi daerah kabupaten atau walikota bagi daerah kota. 15. Menteri/Kepala Lembaga adalah pirnpman Kementerian/Lernbaga yang ruang lingkup, tugas dan tanggung jawabnya meliputi jenis infrastruktur yang diatur dalam Peraturan Menteri ini. 16. Kernenterian/Lembaga adalah kementeriani Iembaga pemerintah non kementerian negara/iembaga negara, 17. Menteri Negara Perencanaan Pernbangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pernbangunan Nasional, yang selanjutnya disebut Menteri Perencanaan, adalah...
-6 - adalah menteri yang bertanggung jawab di bidang perencanaan pembangunan nasional. 18. Menteri Keuangan adalah menteri yang bertanggung jawab di bidang pengelolaan keuangan negara. 19. Dukungan Pemerintah adalah dukungan yang diberikan oleh MenterilKepala Lernbaga/Kepala Daerah kepada Badan Usaha dalarn rangka pelaksanaan Proyek Kerjasama berdasarkan Perjanjian Kerjasama. 20. Pemantauan adalah kegiatan mengamati perkembangan pelaksanaan rencana Proyek Kerjasama, mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul dan/ atau akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin. Pasa12 Peraturan Menteri ini bertujuan untuk: a. melaksanakan tugas pokok dan fungsi di bidang perencanaan untuk rnendorong kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur; b. mendukung koordinasi perencanaan dan persiapan pelaksanaan pengernbangan Proyek Kerjasama; c. melakukan pemantauan terhadap kemajuan penyiapan rencana Proyek Kerjasama; d. membantu promosi Proyek Kerjasama; dan e. memberikan informasi yang transparan kepada masyarakat mengenai rencana Proyek Kerjasama. BABII DAITAR RENCANA PROYEK KER]ASAMA Pasa13 (1) Dalam rangka menyelenggarakan fungsi koordinasi, fasilitasi dan pelaksanaan pernbangunan di bidang infrastruktur melalui kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha, Menteri Perencanaan menyusun dan menetapkan Daftar Rencana Proyek Kerjasama. (2) Daftar...
- 7 - (2) Daftar Rencana Proyek Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. Rencana Proyek Kerjasama Potensial; b. Rencana Proyek Kerjasama Prioritas; dan c. Rencana Proyek Kerjasama Siap Ditawarkan. (3) Daftar Rencana Proyek Kerjasama sebagairnana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan setiap tahun mengikuti proses penyusunan Rencana Kerja Pemerintah. (4) Penetapan Daftar Rencana Proyek Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dipublikasikan kepada semua pemangku kepentingan. Pasa14 jenis infrastruktur yang dimuat dalam Daftar Rencana Proyek Kerjasama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) terdiri atas : a. infrastruktur transportasi, meliputi pelabuhan laut, sungai atau danau, bandar udara, jaringan rei dan stasiun kereta api; b. infrastruktur jalan, meliputi jalan tol dan jembatan tol; c. infrastruktur pengairan, meliputi saluran pembawa air baku; d. infrastruktur air minum yang meliputi bangunan pengambilan air baku, jaringan transmisi, jaringan distribusi, instalasi pengolahan air minum; e. infrastruktur air limbah yang meliputi instalasi pengolah air limbah, jaringan pengumpul dan jaringan utama, dan sarana persampahan yang meliputi pengangkut dan tempat pernbuangan; f. infrastruktur telekom unikasi, telekomunikasi; meliputi jaringan g. infrastruktur...
-8- g. infrastruktur ketenagalistrikan, meliputi pembangkit, transmisi atau distribusi tenaga listrik; h. infrastruktur minyak dan gas burni, pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, atau distribusi minyak dan gas bumi. meliputi transmisi BABIII TATA CARA PENGUSULAN DAN PENYUSUNAN PROYEK KER]ASAMA POTENSIAL RENCANA Bagian Kesatu Pengusulan Rencana Pasal5 (1) Menteri Perencanaan menyampaikan surat kepada Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah untuk menyampaikan usulan Rencana Proyek Kerjasama. (2) Berdasarkan surat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri/Kepala Lernbaga/Kepala Daerah menyampaikan usulan Rencana Proyek Kerjasama kepada Menteri Perencanaan. Pasa16 (1) Usulan Rencana Proyek Kerjasama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) dilengkapi dengan dokumen studi pendahuluan dan lembar ringkasan proyek. (2) Dokumen studi pendahuluan sebagairnana dimaksud pada ayat (1), paling kurang memuat informasi: a. latar belakang Proyek Kerjasama; b. deskripsi Proyek Kerjasama; c. manfaat Proyek Kerjasama; dan d. informasi lain yang mengindikasikan bahwa proyek layak untuk dikerjasamakan dengan Badan Usaha. (3) Lembar...
-9 - (3) Lembar ringkasan proyek sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan ringkasan dari dokumen studi pendahuluan. Bagian Kedua Kriteria dan Penilaian Usulan Pasal7 Usulan Rencana Proyek Kerjasama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) harus memenuhi kriteria, yang meliputi: a. kesesuaian dengan rencana pernbangunan jangka rnenengah nasionall daerah dan rencana strategis kementerianl pemerintah daerah; b. kesesuaian lokasi proyek yang akan dikerjasamakan dengan Rencana Umum Tata Ruang Wilayah; c. keterkaitan antarsektor infrastruktur dan antarwilayah; d. perkiraan potensi pemulihan biaya (cost recovery); e. telah memiliki dokumen studi pendahuluan. Pasa18 (1) Menteri Perencanaan melakukan penilaian Rencana Proyek Kerjasama berdasarkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7. usulan kriteria (2) Berdasarkan hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri Perencanaan menyusun Rencana Proyek Kerjasama Potensial. Bagian Ketiga jangka Waktu Pencantuman Pasal9 (1) jangka waktu pencantuman suatu Proyek Kerjasama dalam Rencana Proyek Kerjasama Potensial paling lama 2 (dua) tahun. (2) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Rencana Proyek Kerjasama Potensial belum dapat...
- 10 - dapat ditingkatkan menjadi Rencana Proyek Kerjasama Prioritas, maka Proyek Kerjasama tersebut dihapus dari Rencana Proyek Kerjasama Potensial. BABIV TATA CARAPENYIAPANDAN PENYUSUNAN RENCANA PROYEKKERJASAMAPRIORITAS Penyiapan Bagian Kesatu Rencana Proyek Kerjasama Prioritas Pasal10 (1) Menteri Perencanaan menyampaikan Rencana Proyek Kerjasama Potensial sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (2) kepada MenterilKepala Lembaga/Kepala Daerah. (2) Berdasarkan Rencana Proyek Kerjasama Potensial sebagaimana dimaksud pada ayat (1), MenterilKepala Lembaga /Kepala Daerah melakukan penyiapan atas rencana Proyek Kerjasama. Bagian Kedua Kelengkapan Dokumen Pasalll (1) Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah menyampaikan dokumen penyiapan rencana Proyek Kerjasama dan lembar ringkasan proyek kepada Menteri Perencanaan. (2) Dokumen penyiapan rencana Proyek Kerjasama mencakup: a. pra-studi kelayakan; b. kajian risiko; c. kajian Dukungan Pemerintah, dalam hal diperlukan; d. kajian modalitas/bentuk kerjasama. (3) Dokumen...
- 11 - (3) Dokumen pra studi kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a mencakup : a. kajian aspek hukum; b. evaluasi teknis; c. analisis biaya dan manfaat sosial; d. analisis finansial/keuangan. (4) Lembar ringkasan proyek sebagairnana dimaksud pada ayat (1) merupakan ringkasan dari dokumen penyiapan rencana Proyek Kerjasama. Bagian Ketiga Kriteria dan Penilaian Rencana Proyek Kerjasama Prioritas Pasal12 Dokumen penyiapan rencana Proyek Kerjasama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) harus memenuhi kriteria, yang meliputi : a. tercantum dalam Rencana Proyek Kerjasama Potensial atau diusulkan oleh penanggung jawab Proyek Kerjasama yang berasal dari proyek yang diprakarsai oleh Badan Usaha dan telah memenuhi persyaratan sebagairnana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur; b. layak secara teknis, hukum dan finansial berdasarkan hasil pra-studi kelayakan yang telah dilakukan; c. telah dilakukan identifikasi risiko dan alokasinya; d. telah diidentifikasi modalitas/bentuk kerjasama yang akan digunakan; e. telah diidentifikasi kebutuhan Dukungan Pemerintah, dalam hal diperlukan. Pasal13 (1) Menteri Perencanaan melakukan penilaian terhadap dokumen penyiapan rencana Proyek Kerjasama berdasarkan kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12. (2) Berdasarkan...
- 12 - (2) Berdasarkan hasil penilaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Menteri Perencanaan menyusun Rencana Proyek Kerjasama Prioritas. Bagian Keempat jangka Waktu Pencantuman Pasal14 (1) jangka waktu pencantuman suatu Proyek Kerjasama dalam Rencana Proyek Kerjasama Prioritas paling lama 3 (tiga) tahun. (2) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Rencana Proyek Kerjasama Prioritas belum dapat ditingkatkan menjadi Rencana Proyek Kerjasama Siap Lelang, maka Proyek Kerjasama tersebut dihapus dari Rencana Proyek Kerjasama Prioritas. (3) Ketentuan penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku, dalam hal terdapat perubahan cakupan atas Rencana Proyek Kerjasama Prioritas tersebut. BABV TATA CARA PENYIAPAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PROYEK KER]ASAMA SlAP DITA W ARKAN Bagian Kesatu Persiapan Pasal15 (1) Menteri Perencanaan menyampaikan Rencana Proyek Kerjasama Prioritas kepada Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2). (2) Berdasarkan Rencana Proyek Kerjasama Prioritas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri/Kepala Lcmbaga/Kepala Daerah melakukan persiapan lelang Proyek Kerjasama. Bagian Kedua...
- 13 - Bagian Kedua Kelengkapan Dokumen Pasal16 (1) Menteri/Kepala Lernbaga/Kepala Daerah menyampaikan dokumen persia pan Ielang Proyek Kerjasama dan lembar ringkasan proyek kepada Menteri Perencanaan. (2) Dokumen persiapan lelang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas : a. laporan pelaksanaan penjajakan minat investasi; b. jadwal pelelangan; c. dokumen lelang; d. persetujuan prinsip pemberian Dukungan Pemerintah dari Menteri Keuangan, dalam hal diperlukan. (3) Dokumen Ielang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, paling kurang memuat hal- hal sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. (4) Lembar ringkasan proyek sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan ringkasan dokumen persiapan lelang Proyek Kerjasama. Bagian Ketiga Kriteria dan Penilaian Rencana Proyek Kerjasama Siap Ditawarkan Pasal17 Dokumen persiapan lelang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) harus memenuhi kriteria, yang meliputi : a. potensi minat badan usaha untuk berpartisipasi dalam proyek kerjasama; b. kewajaran rencana atau jadwal pelelangan; c. keberadaan dan kesiapan tim pelelangan; d. kelengkapan dokumen pelelangan; e. adanya ketersediaan dan/atau persetujuan prinsip Dukungan Pemerintah dari Menteri Keuangan, dalam hal diperlukan. Pasa118...
- 14 - Pasal18 (1) Menteri Perencanaan melakukan penilaian terhadap dokumen persiapan Ielang rencana Proyek Kerjasama berdasarkan kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17. (2) Berdasarkan hasil penilaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Menteri Perencanaan menyusun Rencana Proyek Kerjasama Siap Ditawarkan. BABVI USULAN RENCANA PROYEK KERJASAMA ATAS PRAKARSA BADAN USAHA Pasal19 (1) Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah menyampaikan usulan rencana Proyek Kerjasama atas Prakarsa Badan Usaha kepada Menteri Perencanaan. (2) Pengajuan usulan rencana Proyek Kerjasama atas Prakarsa Badan Usaha wajib memenuhi ketentuan sebagairnana dimaksud dalam Bab IV tentang Tata Cata Penyiapan dan Penyusunan Rencana Proyek Kerjasama Prioritas. PEMANfAUAN BAB VII ATAS PERKEMBANGAN DAITAR RENCANA PROYEK KERJASAMA Pasa120 (1) Menteri Perencanaan melakukan Pemantauan atas perkernbangan Daftar Rencana Proyek Kerjasama. (2) Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah menyampaikan perkernbangan rencana Proyek Kerjasama kepada Menteri Perencanaan. (3) Hasil pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai masukan bagi penyusunan kebijakan Kerjasama...
- 15 - Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. BAB VIII KETENTUAN PERALlHAN Pasa121 Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini: a. Daftar Rencana Proyek Kerjasama yang ditetapkan oleh Menteri Perencanaan sebelum ditetapkannya Peraturan Menteri ini, tetap berlaku; b. Dalam waktu paling lama 1 (satu) tahun sejak Peraturan Menteri ini berlaku, Daftar Rencana Proyek Kerjasama yang telah ditetapkan wajib disesuaikan dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri 1nl. BABIX KETENTUAN PENUTUP Pasa122 Peraturan Menteri ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 3 Maret 2009 MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ NASIONAL, Salinan sesuai dengan aslinya Kep la BiroHukum, ~~ D lthy S. Simatupang ttd PASKAH SUZEITA