bidang penanggulangan bencana untuk kesejahteraan dan keselamatan rakyat di kedua negara;

dokumen-dokumen yang mirip
MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA INSTITUT PENELITIAN EKONOMI UNTUK ASEAN DAN ASIA TIMUR DENGAN SADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REPUBLIK INDONESIA CONCERNING SISTER CITY COOPERATION

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Parlemen Republik Fiji, yang selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA PALESTINA TENTANG KERJASAMA Dl BIDANG PARIWISATA

KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PENYUSUNAN NASKAH PERJANJIAN INTERNASIONAL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH FEDERASI RUSIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA KEMENTERIAN PEROAGANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN

REPUBLIK INOONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA DAN KANTOR PEMILIHAN FIJI

REPUBLIK INDONESIA PASAL1 TUJUAN

Mengakui pentingnya asas-asas persamaan dan saling menguntungkan; Sesuai dengan hukum dan perundang-undangan yang berlaku di rnasingmasing

PASALI TUJUAN PASAL II RUANG LINGKUP KERJASAMA. Ruang lingkup kerjasama di bawah Memorandum Saling Pengertian ini adalah sebagai berikut:

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Pemerintah Australia, selanjutnya disebut 'Para Pihak';

REPUBLIK INDONESIA PEMBUKAAN

PENGATURAN ANTARA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN SELANDIA BARU TENTANG KERJASAMA BIDANG PENDIDIKAN

REPUBLIK INDONESIA. SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di masing-masing negara; PASALI TUJUAN

REPUBLIK INDONESIA. MEMPERCAYAI bahwa kerja sama yang dilakukan akan membawa manfaat bagi para Pihak;

REPUBl.JK INDONESIA. Pemerintah Kata Jayapura, Republik Indonesia dan Pemerintah Kata Wewak, Papua Nugini, selanjutnya disebut sebagai para "Pihak";

~ ' REPUBLIK INDONESIA

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH TURKMENISTAN MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

REPUBLIK INDONESIA. Memorandum Saling Pengertian an tara. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia dan

REPUIP 1 ' 1 "J')(l FSL\

REPUBLIK INDONESIA. PASALI Tujuan

Pemerintah Selandia Baru dan Pemerintah Republik Indonesia (selanjutnya disebut sebagai "Para Pes ~ rta ");

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA

SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di kedua negara. TELAH DICAPAI kesepahaman sebagai berikut: PASALI TUJUAN

SOUTH CENTRE MENGENAI KERJA SAMA DALAM KEGIATAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Denmark yang selanjutnya secara tunggal disebut "Pihak" dan secara bersama disebut "Para Pihak";

Departemen Luar Negeri Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Romania (selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

MENGAKUI pentingnya peningkatan kualifikasi dan kompetensi sumber daya manusia Indonesia;

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK DJIBOUTI MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

MEMPERTIMBANGKAN kepentingan bersama dalam mengembangkan kerja sama energi baru terbarukan antara Republik Indonesia dan Republik Federal Austria.

REPUBLIK INDONESIA. MEMPERHA TIKAN kebutuhan untuk mengembangkan dan membina pengembangan sumber daya manusia perminyakan dan sumber daya energi;

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK MOZAMBIK MENGENAI KERJSAMA EKONOMI DAN TEKNIK

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Australia; menimbulkan ancaman yang nyata terhadap stabilitas dan keamanan masyarakat kedua negara;

~ j.. ~~ REPUBLIK IIIDONBSIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA DAN

MEMPERTIMBANGKAN pentingnya kerjasama internasional dan peran dari negara sahabat dalam memperkuat kapasitas di bidang manajemen kebakaran hutan; dan

Pasal 1. Kedua pihak sepakat untuk meningkatkan dan saling tukar menukar pengalaman di bidang penerangan, mencakup :

Kementerian Pariwisata Republik Indonesia dan Kementerian Bisnis, lnovasi, dan Tenaga Kerja Selandia Baru selanjutnya disebut "Para Peserta":

REPUBLIK INDONESIA PASAL1

BERHASRA T unruk meningkatkan hubungan baik berdasarkan kemitraan clan kerjasama antara penduduk kedua kota;

REPUBLIK INDONESIA PEMBUKAAN

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN TENTANG KERJA SAMA MARITIM ANT ARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH AMERIKA SERIKAT

~~...-;-- ~ ' --;_~ ' - '_.. "'_ -:; REPUBLIK. INDONESIA

REPIJBl,IK INDONESIA

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINT AH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH FEDERASI MIKRONESIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

di bidang pengembangan sumber daya manusia khususnya perminyakan dan petrokimia; pengembangan sumber daya manusia penninyakan dan petrokimia;

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Kementerian Luar Negeri dan Agama Republik Kosta Rika (selanjutnya disebut sebagai "Para Pihakn);

(selanjutnya masing-masing disebut sebagai "Pihak" dan secara bersama sebagai "Para Pihak"),

EMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN ARSIP NASIONAL PUSAT REPUBLIK YAMAN MENGENAI KERJASAMA KEARSIPAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA. BERKEINGINAN untuk memajukan dan memperkuat hubungan persahabatan yang telah ada di antara kedua negara;

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TENT ANG KERJASAMA PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENGKAJIAN DI BIDANG PERTAHANAN DAN KEAMANAN

REPUBUK INDONESIA. Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Gambia untuk selanjutnya disebut "Para Pihak";

SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN PEMERINTAH REPUBLIK DEMOKRASI MYANMAR

REPUBLIKINDONESlA. BERKEINGINAN untuk menjalin dan meningkatkan hubungan kerjasama dibidang kepemudaan dan keolahragaan antara Para Pihak;

Dalam rangka untuk lebih memperkuat dan memperdalam hubungan persahabatan dan kerja sama yang telah ada antara Para Pihak;

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia dan Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Republik Liberia (selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak"),

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH MALAYSIA TENTANG KERJASAMA PERTANIAN

Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dan Kementerian

t. ' ~ _.J "'-... ~... -'

REPUBLIK INDONESIA PERSETUJUAN

REPDBLIK INDONESIA. bidang-bidang geosains atas dasar keinginan dan manfaat bersama para Pihak;

REPUBLIK INDONESIA. Berkeinginan untuk memperkuat dan mengembangkan hubungan persahabatan dan kerjasama;

Pasal 1 Tujuan Kerjasama

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK KOLOMBIA MENGENAI PEMBENTUKAN KOMISI BERSAMA

NOTA KESEPAHAMAN ANT ARA DAN JAPAN EXTERNAL TRADE ORGANIZATION TENT ANG

1. Perlukaran program radio dan berita mengenai sosial, pariwisata/tempat menarik, perdagangan, masalah seni dan budaya secara timbal balik.

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Singapura (selanjutnya disebut "Para Pihak");

BERKEINGINAN untuk memperkuat ikatan persahabatan dan kerja sama antara kedua pihak dan untuk meningkatkan arus perdagangan pada masingmasing

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Denmark, selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENGENAI. KERJASAMA Dl SEKTOR TRANSPORT AS!

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

-,"''.-., W 1 ' I ' B.EPUBLII IIIDONESIA

"Pihak", dan secara bersama-sama disebut sebagai "Para Pihak";

University di bidang pelatihan dan peningka.tan kapasitas para diplomat Indonesia dalam hal isu-isu terkait diplomasi;

w,= REPUBLIJ[ INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA DAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Mengingat Memorandum Saling Pengertian antara Pemerintah Republik Indonesia

REPUBUK INDONESIA. BERKEINGINAN untuk memperkuat hubungan baik yang telah ada diantara Kedua Pihak;

Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia dan Komisi Olahraga Filipina Republik Filipina, selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

Persetujuan Kerja Sama Ekonomi antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Belanda yang ditandatangani pada tanggal 7 Juli 1968;

llbpublik INDONESIA Pasal 1 Tujuan

PENGATURAN ANTARA. MENGINGAT hubungan dan kerjasama yang bersahabat yang telah ada antara Republik Indonesia dan Kerajaan Kamboja;

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA DAN TENT ANG KEGIA TAN KERJASAMA DI BIDANG PERTAHANAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA PALESTINA

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FEDERASI NIGERIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

REPUBLIK INDONESIA. MENYADARI pentingnya prinsip-prinsip kedaulatan, kesetaraan, saling menghargai, dan saling menguntungkan;

Transkripsi:

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM KERJASAMA ANT ARA SADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA REPUBLIK INDONESIA DAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI DAN PERDAGANGAN SELANDIA BARU DA LAM KERJASAMA DI BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA Sadan Nasional Penanggulangan Bencana Republik Indonesia dan Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Selandia Baru (selanjutnya secara terpisah akan disebut sebagai "Pihak" dan secara bersama akan disebut sebagai "Para Pihak"); Berdasarkan pada hubungan persahabatan antara kedua negara dan keinginan untuk berkontribusi lebih lanjut dalam pengembangan hubungan bilateral mereka; Memperhatikan risiko bencana alam di masing masing negara; Menyadari pentingnya mempromosikan sebuah hubungan kerja yang baik di bidang penanggulangan bencana untuk kesejahteraan dan keselamatan rakyat di kedua negara; 1

Berniat untuk memperkuat kerja sama dalam bidang yang menjadi perhatian bersama, yang akan menuju pada perekonomian kedua negara yang tangguh menghadapi bencana melalui kemitraan; Sesuai dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di masing-masing negara; Telah mencapai kesepahaman sebagai berikut: Paragraf 1 Tujuan Tujuan dari Memorandum Kerja Sama ini (selanjutnya akan disebut sebagai Memorandum) adalah untuk membangun kerja sama dalam bidang penanggulangan bencana yang berdasarkan pada persamaan, timbal balik dan keuntungan bersama dan saling menghargai, serta untuk memajukan hubungan dan kesepahaman bersama antara Para Pihak. Paragraf 2 Ruang Lingkup Kerja Sama Bidang kerja sama antara Para Pihak akan meliputi sebagai berikut: 2.1. Pertukaran informasi dan pengetahuan di bidang penanggulangan bencana; 2.2. Bantuan teknis, pelatihan dan peningkatan kapasitas di bidang penanggulangan bencana; 2.3. Bantuan untuk tanggap darurat dan pemulihan dari bencana, jika diperlukan; 2

2.4. Kegiatan lain yang ditentukan oleh Para Pihak. Paragraf 3 Tanggung Jawab dari Para Pihak 3.1. Para Pihak akan bertanggungjawab untuk mengoordinasikan dan melibatkan entitas organisasi terkait di negara masing-masing yang sesuai dan diperlukan bagi penyelesaian kegiatan yang diberikan sesuai dengan Memorandum ini. Para Pihak akan berupaya untuk menyediakan seluruh dukungan yang diperlukan secara tepat waktu untuk melaksanakan kegiatan yang berada di bawah Memorandum ini; 3.2. Para Pihak akan berupaya untuk memastikan pengaturan dan koordinasi seluruh kegiatan yang teridentifikasi dan pelaksanaannya di negara masing-masing dalam rangka pelaksanaan Memorandum ini; 3.3. Para Pihak akan membuat pengaturan yang diperlukan sesuai dengan hukum, peraturan dan ketentuan negara masing-masing untuk memfasilitasi masuk dan keluarnya personil serta perlengkapan salah satu Pihak yang digunakan dalam lingkup kegiatan Memorandum ini dari wilayah Pihak tersebut ke wilayah Pihak lainnya. Paragraf 4 Pengaturan Finansial Tidak akan ada pertukaran pendanaan antara Para Pihak dan kegiatan kerja sama di bawah Moc ini akan tergantung pada ketersediaan dana. Kegiatan kerjasama akan ditentukan melalui persetujuan kedua Pihak dan akan dicatat dalam sebuah pengaturan khusus untuk setiap kegiatan. 3

Paragraf 5 Kode Etik Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Selandia Baru akan memasukkan suatu ketentuan dalam setiap kontrak yang dibuatnya, agar sesuai dengan maksud dan tujuan dari Memorandum ini, bahwa kontraktor (termasuk personil dan subkontraktor yang terlibat) akan memperhatikan dan mematuhi hukum dan perundang-undangan Republik Indonesia. 1 Paragraf 6 Hak Kekayaan lntelektual 6.1. Para Pihak akan menghormati hak kekayaan intelektual pihak lain. 6.2. Pengaturan terkait dengan hak kekayaan intelektual akan dicatat dalam pengaturan terpisah yang disetujui oleh Para Pihak. Paragraf 7 Kerahasiaan II Ii ~ Jika salah satu Pihak ingin membuka data rahasia dan/atau informasi yang dapat ditukar, diperoleh, dibagi, dan/atau muncul dari kegiatan kerja sama di bawah Memorandum ini kepada pihak ketiga, Pihak yang memberikan akses data harus terlebih dahulu meminta izin tertulis dari Pihak lainnya, sebelum pemberian akses data tersebut dilakukan, kecuali bila dibutuhkan oleh perundang-undangan dalam negeri Pihak lainnya. 4

Paragraf 8 Pengawasan Para Pihak akan mengawasi implementasi dari Memorandum ini melalui pertemuan tahunan, secara bergantian di Indonesia atau di Selandia Baru. Jika Para IPihak tidak dapat menyelenggarakan pertemuan, sebagai pengganti, akan dilakukan pertukaran dokumen melalui jalur diplomatik. Paragraf 9 Amandem en Memorandum ini dapat diamandemen melalui pemberitahuan tertulis dari Para Pihak. Perubahan ini akan mulai berlaku pada waktu yang ditentukan oleh Para Pihak. Paragraf 10 Penyelesaian Perbedaan Setiap Pihak akan berkonsultasi dengan Pihak lainnya sesegera mungkin mengenai hal-hal yang mempengaruhi implementasi Memorandum ini. Setiap perbedaan yang timbul akibat penerapan dan interpretasi Memorandum ini akan ditentukan melalui negosiasi dan konsultasi bersama. Paragraf 11 Mulai Berlaku, Masa Berlaku dan Pengakhiran 11.1. Memorandum ini akan berlaku pada saat tanggal penandatanganan; 5 - - --.._ - - - ------ ---- -- - - - ~ - -- - - - - ~

11.2. Memorandum ini akan berlaku untuk periode 3 (tiga) tahun, dengan peninjauan secara berkala dan perpanjangan untuk satu periode yang ditentukan secara tertulis oleh Para Pihak; 11.3. Salah satu Pihak dapat mengakhiri Memorandum ini kapan pun dengan notifikasi tertulis melalui jalur diplomatik setidaknya 6 (enam) bulan sebelum tanggal penghentian yang diinginkan. 11.4. Penghentian Memorandum ini tidak akan mempengaruhi keabsahan dan durasi dari setiap kegiatan yang sedang berlangsung hingga selesainya kegiatan tersebut, kecuali Para Pihak menentukan lain. SEBAGAI BUKTI para penandatangan di bawah ini, telah menandatangani Memorandum ini. TELAH DITANDATANGANI di Jakarta, Indonesia, pada April 2015 dengan 4 (empat) teks asli, masing masing sebanyak dua teks dalam Bahasa lnggris dan Bahasa Indonesia, seluruh teks memiliki keaslian yang sama. Jika terdapat perbedaan interpretasi, teks dalam Bahasa lnggris yang akan berlaku. Untuk Sadan Nasional Penanggulangan Bencana Republik Indonesia Untuk Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Selandia Baru Syamsul Maarif Ke pa la Trevor Matheson Besar Selandia Baru untuk Republik Indonesia 6

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM OF COOPERATION BETWEEN THE NATIONAL DISASTER MANAGEMENT AUTHORITY OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE MINISTRY OF FOREIGN AFFAIRS AND TRADE OF NEW ZEALAND ON COOPERATION IN THE FIELD OF DISASTER RISK MANAGEMENT The National Disaster Management Authority of the Republic of Indonesia and the Ministry of Foreign Affairs and Trade of New Zealand (hereinafter singularly referred to as the "Partner" and jointly referred to as the "Partners"); Guided by the traditional friendly relations between the two countries and their endeavour(s) to contribute to further development of their bilateral relations; Deeply concerned with the risk of natural disasters in their countries; Understanding the importance of promoting a clear working relationship in the field of disaster risk management for the well-being and safety of the people of both countries; Intending to strengthen the cooperation in the areas of mutual interest, which will help towards disaster resilient economies of both countries through partnership; Pur:suant to the prevailing laws and regulations in their respective countries; 1

Paragraph 1 Purpose The purpose of this Memorandum of Cooperation (hereinafter referred to as MoC) is to develop cooperation in the field of disaster management on the basis of equality, reciprocity and mutual benefit and respect, and to promote relations and mutual understanding between the Partners. Paragraph 2 Scope of Cooperation The areas of cooperation between the Partners will cover the following: 2.1. Exchange of information in the field of disaster management; 2.2. Technical assistance, training and capacity building in disaster management; 2.3. Assistance for response and recovery from disasters, if deemed necessary; 2.4. Any other activities as determined by the Partners. Paragraph 3 Responsibilities of the Partners 3.1. The Partners will be responsible for coordinating and engaging with other organisations or entities in their own countries, as appropriate and necessary, for the completion of the activities designated pursuant to this MoC. The Partners will endeavour to provide all required timely support to accomplish identified activities under this MoC. 2

3.2. The Partners will endeavour to ensure management and coordination of all the activities identified and their execution in respective countries for implementation of this Moc. 3.3. The Partners will make provision for all necessary arrangements in accordance with respective Partner's laws, rules and regulations to facilitate entry to and exit from their countries of personnel and equipment to the other country, engaged in or used in activities under this MoC. Paragraph 4 Financial Arrangements There will be no exchange of funds between the Partners and the cooperative activities under this MoC will be subject to the availability of funds. The cooperative activities will be subject to the approval of both Partners and will be recorded in a specific implementing arrangement for each activity. Paragraph 5 Code of Conduct The New Zealand Ministry of Foreign Affairs and Trade will include in any contract it enters, to meet the purposes and objectives of this MoC, that the contractor (including its personnel and subcontractors) will observe and respect the laws and regulations of the Republic of Indonesia. Paragraph 6 Intellectual Property Rights 6.1. The Partners will respect the other's intellectual property rights. 3

6.2. Any arrangements relating to intellectual property will be recorded under any separate arrangements approved by the Partners. Paragraph 7 Confidentiality If either of the Partners wishes to disclose confidential data and/or information that may be exchanged, acquired, shared, and/or resulted from the cooperation activities under this MoC to any third partner, the disclosing Partner should seek prior written consent from the other Partner, before any disclosure can be made, except as required by a Partner's domestic legislation. Paragraph 8 Monitoring The Partners will oversee the implementation of this MoC through annual meeting, alternately in Indonesia or New Zealand. If the Partners are unable to hold the meeting, exchange of documents will be made through diplomatic channels in lieu of such meetings. Paragraph 9 Amendment This MoC may be amended by mutual written consent of the Partners. Such amendment will commence on a date as may be determined by the Partners. 4

Paragraph 10 Settlement of Differences Each Partner will consult with the other as soon as possible on any matter that may affect the proper operation of the Moc. Any differences arising out of the interpretation or operation of the MoC will be settled by negotiation and mutual consultation. Paragraph 11 Entry into Effect, Duration, and Termination 11. 1. This MoC will enter into effect on the date of the signing. 11.2. This MoC will be in effect for a period of 3 (three) years, with a view to its subsequent review and extension for a period as mutually determined in writing by the Partners. 11.3. Either Partner may terminate this MoC at any time by written notification through diplomatic channels at least 6 (six) months prior to the intended date of termination. 11.4. Termination of this Moc will not affect the validity and duration of any on-going activities until completion of such activities, unless the Partner decides otherwise. 5

IN WITNESS WHEREOF, the undersigned, being duly authorized thereto have signed this Moc. SIGNED at Jakarta, Indonesia, on April 2015 in 4 (four) original texts, two each in the English and Bahasa Indonesia, all texts being equally valid. In the event of any divergence of interpretation, the English text will prevail. FOR THE NATIONAL DISASTER MANAGEMENT AUTHORITY OF THE REPUBLIC OF INDONESIA FOR THE MINISTRY OF FOREIGN AFFAIRS AND TRADE OF NEW ZEALAND Syamsul Maarif Chief Trevor Matheson bassador of New Zealand to the Republic of Indonesia 6