I Gd Md Wahyu Putra Sanjaya, I Gusti Ngurah Kerta Arsana, I Ketut Suputra

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KEBUTUHAN AIR BAKU PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DI WILAYAH KECAMATAN KUTA DAN KUTA SELATAN

STUDI PENGEMBANGAN AIR BAKU WADUK TITAB PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DI WILAYAH KECAMATAN BUSUNGBIU KABUPATEN BULELENG

Kata Kunci : IPA Penet, Daerah Layanan, Jaringan Distribusi Utama, Suplesi dan software WaterNet

ABSTRAK. : SPAM Kampus, Sistem Pengaliran Kombinasi, Pompa, Menara Reservoir, WaterNet

ANALISA PEMENUHAN AIR BAKU PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM UNIT AMLAPURA DI KABUPATEN KARANGASEM

DAFTAR ISI... ABSTRAK... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

Kata Kunci : Sistem penyediaan air minum, Kebutuhan air, Sukawati, WaterNet.

PERENCANAAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PENYEDIAAN AIR MINUM PEDESAAN DI DESA KUBU KECAMATAN KUBU

PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN MATA AIR YEH HA UNTUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) DI DESA SERAYA KABUPATEN KARANGASEM

STUDI EVALUASI DAN PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM KOTA MALANG PADA KECAMATAN KEDUNGKANDANG

STANDAR KEBUTUHAN AIR DAN KOMPONEN UNIT SPAM I PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.ENG

Analisis Sistem Penyediaan Air Bersih di PDAM Tirta Silau Piasa, Kisaran Barat, Asahan, Sumatra Utara

EVALUASI KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KOTA KABUPATEN MADIUN SAMPAI TAHUN 2025

Analisis Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Tulungagung

ANALISIS SISTEM JARINGAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU KECAMATAN BUNGA RAYA KABUPATEN SIAK Zara Suriza 1), Manyuk Fauzi 2), Siswanto 2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN DEBIT KEBUTUHAN PADA ZONA PELAYANAN AIR BERSIH DI PDAM TIRTA MEULABOH

PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA KIMA BAJO KECAMATAN WORI

TUGAS AKHIR. Disusun oleh : ARIF SETIAWAN NIM I PROGRAM STUDI DIII TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III. METODE PENELITIAN

INFOMATEK Volume 19 Nomor 2 Desember 2017

Studi Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih di Desa Purwosari Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal Jawa Tengah

ANALISIS PERENCANAAN PENEMPATAN PRESSURE REDUCING VALVE PADA JARINGAN PERPIPAAN TRANSMISI AIR BAKU

STUDI EVALUASI DAN PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM KOTA MALANG PADA KECAMATAN KEDUNGKANDANG SKRIPSI

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA TANDENGAN, KECAMATAN ERIS, KABUPATEN MINAHASA

EVALUASI KEBUTUHAN AIR BERSIH TAHUN 2026 DI KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR TUGAS AKHIR

Analisis dan Rencana Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih Unit Cabang Timur PDAM Kabupaten Klaten

ANALISIS KEHILANGAN AIR PADA PIPA JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM KECAMATAN BAKI, KABUPATEN SUKOHARJO

Studi Perencanaan Jaringan Distribusi Air Bersih Desa Sumberdadi Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar

STUDI PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA NGABEAN KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL JAWA TENGAH JURNAL ILMIAH

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK ZONA PELAYANAN IPA PILOLODAA KOTA GORONTALO

Peningkatan Pelayanan Penyediaan Air Minum Kota Blitar

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA DUMOGA II KECAMATAN DUMOGA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

Gambar 5.1 Pengukuran Sumber Mata Air Pendeman 1

4.1. PENGUMPULAN DATA

EVALUASI DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI PDAM PUSAT KABUPATEN SAMBAS

PANDUAN DASAR WATERCAD VERSI 5

PERENCANAAN SISTEM JARINGAN PIPA DISTRIBUSI AIR BERSIH PERUMAHAN DIAN REGENCY TAHAP 2 PALEMBANG LAPORAN AKHIR

PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DI DESA TAMBAKRIGADUNG KECAMATAN TIKUNG KABUPATEN LAMONGAN

TUTORIAL BAGIAN 2 DARI 5 Ada bebarapa hal yg perlu diketahui dan difahami dengan baik agar baik dalam melakukan penggambaran jaringan,

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM KOTA BANGKALAN

SIMULASI PIPA TRANSMISI AIR BAKU DARI SUMBER AIR SUNGAI JURONG 2 KE PDAM TIRTA DHARMA DURI

ANALISA PIPA JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI KABUPATEN MAROS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

Peningkatan Pelayanan Penyediaan Air Minum Kota Blitar

PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM PERUMNAS KOTA BARU DRIYOREJO GRESIK

PREDIKSI KUANTITAS AIR BERSIH PDAM TIRTA LAWU UNIT KECAMATAN KARANGANYAR PADA TAHUN 2026 TUGAS AKHIR

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH KELURAHAN KAYAWU KOTA TOMOHON

RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PDAM UNIT OPERASIONAL KECAMATAN MLATI KABUPATEN SLEMAN

PENINGKATAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KELURAHAN PINARAS

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGEMBANGAN SISTIM PELAYANAN AIR BERSIH

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JARINGAN PIPA UTAMA PDAM KABUPATEN KENDAL

STUDI PENGEMBANGAN JARINGAN PIPA INDUK AIR BERSIH PDAM WILAYAH SOREANG DENGAN PROGRAM EPANET

Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih Di Desa Taratara Kecamatan Tomohon Barat

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DESA LOBONG, DESA MUNTOI, DAN DESA INUAI KECAMATAN PASSI BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

STUDI PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM

TUGAS KELOMPOK PREDIKSI KEBUTUHAN DOMESTIK AIR BERSIH DI SUATU KLASTER PERUMAHAN/SUATU DAERAH BAHAN PRESENTASI DISUSUN OLEH :... NIM :...

Desain Rehabilitasi Air Baku Sungai Brang Dalap Di Kecamatan Alas 8.1. DATA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU LAPORAN AKHIR VIII - 1

BAB II LANDASAN TEORI. pelayanannya dapat menggunakan Sambungan Rumah (SR), Sambungan Halaman

BAB 1 Pendahuluan. Secara umum air yang terdapat di alam yang dapat dikonsumsi oleh manusia bersumber dari:

pekerjaan yang sistematis mulai dari awal sampai selesainya pekerjaan, sehingga

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SEA KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA

PERENCANAAN PENINGKATAN PELAYANAN AIR BERSIH DI KECAMATAN TANJUNGPANADN KEBUPATEN BELITUNG

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SULUUN SATU KECAMATAN SULUUN TARERAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN

Persiapan Membuat Project di EPANET. Menggambar Jaringan. Input Data. Running Program Epanet. Interpretasi (Analisis) Data.

Aplikasi Software WaterCAD Untuk Perencanaan Jaringan Air Bersih Desa Taman Kecamatan Sumber Malang Kabupaten Situbondo

ALTERNATIF PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK ZONA PELAYANAN IPA SEA KOTA MANADO

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM GRESIK WILAYAH KOTA. Choiriyah Hastuningtiyas Handoko Dosen Pembimbing : Ir. Hari Wiko Indarjanto, MEng.

Perencanaan Pengembangan Sistem Distribusi Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kedunguling Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur

DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EVALUASI PENGALIRAN AIR PADA JARINGAN PIPA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KOTA MENGWI KABUPATEN BADUNG

BAB II LANDASAN TEORI. ketersediaan air dengan tingkat pemenuhan yang dapat ditelorir di daerah yang

BAB III METODOLOGI PENGERJAAN

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KECAMATAN POSO KOTA SULAWESI TENGAH

EVALUASI DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM KOTA MOJOKERTO

STRATEGI PENINGKATAN PELAYANAN PDAM KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN GUNA PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH MASYARAKAT KOTA SO E

ANALISA SISTEM JARINGAN PIPA DISTRIBUSI AIR BERSIH KECAMATAN LUBUK DALAM KABUPATEN SIAK (Studi Kasus: Kecamatan Lubuk Dalam Kabupaten Siak)

STUDI BEBERAPA KRITERIA HYDRAULIC CRITICAL INDEX (LINK IMPORTANCE) PADA JARINGAN PIPA

SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH KOMUNAL DESA KANIGORO KECAMATAN SAPTOSARI GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap instalasi pengolahan air tersebut memiliki zona distribusi pengairannya masing-masing, yaitu:

STUDI PERENCANAAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAWASAN PERUMAHAN GRIYA PEMULA (WELONG ABADI) KECAMATAN PALDUA MANADO

JADWAL DAN TEMPAT TES CALON ANGGOTA PPK DAN CALON ANGGOTA PPS PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR BALI TAHUN 2018

PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0 MODUL PELATIHAN OLEH: RACHMAD ARDHIANTO, S.T.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Studi Perencanaan Jaringan Distribusi Pipa Air Bersih Di Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto Dengan Program WaterCAD

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

LAPORAN TUGAS AKHIR. PERENCANAAN PEMENUHAN AIR BAKU DI KECAMATAN GUNEM KABUPATEN REMBANG ( Design Of Raw Water Supply In Gunem District, Rembang )

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PDAM IKK DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK

PAKET PROGRAM WATERCAD UNTUK STUDI EVALUASI DAN PERENCANAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM UNIT PRINGKUKU KABUPATEN PACITAN JURNAL

BAB IV DASAR PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH KOTA NIAMEY

STUDI KEBUTUHAN AIR PERKOTAAN BANJARMASIN SEBAGAI IBUKOTA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ABSTRAK

STUDI PERENCANAAN PENGEMBANGAN JARINGAN PIPA UNTUK PEMENUHAN AIR BERSIH KELURAHAN HANGA-HANGA KABUPATEN BANGGAI SULAWESI TENGAH

STUDI PROSPEK PENINGKATAN PENDAPATAN PDAM DENGAN OPTIMALISASI AIR TERJUAL PADA PELANGGAN KELOMPOK RUMAH TANGGA (Studi Kasus : PDAM Kota Cianjur)

Studi Evaluasi dan Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih PDAM Unit Pakis Menggunakan Paket Program WaterCAD

ENERGY LOSS ANALYSIS FOR DISTRIBUTION PIPE NETWORK SYSTEM IN SABAK AUH DISTRICT Riyan Irawan 1), Siswanto 2), Manyuk Fauzi 2) Abstract

Transkripsi:

Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil ANALISIS HIDRAULIK PIPA TRANSMISI PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU WADUK TITAB (STUDI KASUS : SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM WILAYAH BARAT KABUPATEN BULELENG) I Gd Md Wahyu Putra Sanjaya, I Gusti Ngurah Kerta Arsana, I Ketut Suputra e-mail : wahyoeputra52@yahoo.com Abstrak : Tingkat pelayanan air minum di wilayah barat Kabupaten Buleleng belum memenuhi standar yang ditentukan oleh MDGs ( Millennium Development Goals) tahun 2015 dengan standar prosentase sebesar 75% dan Permen PU no.14 tahun 2011 yaitu 68,87%. Sehingga perlu dilakukan peningkatan pelayanan air minum wilayah barat Kabupaten Buleleng melalui sumber mata air Waduk Titab. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan daerah rencana pelayanan dan perencaan pipa transmisi dengan metode gravitasi menggunakan software waternet. Data yang diperlukan meliputi data sekunder yaitu data jumlah penduduk di Kecamatan Seririt, Banjar dan Gerokgak, peta topografi di Kecamatan Seririt, Banjar dan Gerokgak dan ketersediaan air baku pada Bendungan Titab yang diperoleh dari lembaga terkait. Dari hasil perhitungan didapat 29 desa yang dapat dilayani nkebutuhan airnya di Kecamatan Seririt, Banjar dan Gerokgak. Dalam perencanaan ini digunakan diameter pipa terbesar 0,5m dan terkecil 0,2m serta pipa 3 merupakan pipa terpanjang dengan panjang pipa 1750m dan pipa 33 merupakan pipa terpendek dengan panjang pipa 400m. Terdapat elevasi terendah yaitu +1,83m pada node 25 serta elevasi tertinggi yaitu +125m pada node 1 dan energi relatif terendah yaitu 1,14m pada node 39 serta energi relatif tertinggi yaitu 77,55m pada node 7 sehingga direncanakan dengan pipa yang mampu menahan tekanan sebesar 10 bar dan 12,5 bar untuk pipa 24 dan 25 karena terdapat elevasi paling rendah diantara pipa tersebut. Pada jaringan ini tidak menggunakan BPT karena tidak terjadi perbedaan elevasi yang sangat besar. Kata kunci : Waduk Titab, Daerah Pelayanan, Pipa Transmisi, Software Waternet. ANALYSIS OF TRANSMISSION SYSTEM PIPE HYDRAULIC RAW WATER SUPPLY DAM TITAB (CASE STUDY: WATER SUPPLY SYSTEM WEST REGION DISTRICT BULELENG) I Gd Md Wahyu Putra Sanjaya, I Gusti Ngurah Kerta Arsana, I Ketut Suputra e-mail : wahyoeputra52@yahoo.com Abstract : Level drinking water services in the western district buleleng not fulfill prescribed standards by the mdgs ( millennium development goals ) 2015 with a standard prosentase amounting to 75 % and Permen PU no.14 2011 namely 68,87 %. So necessary drinking water service improvement the western district buleleng through springs Dam Titab. The purpose of this study was to determine the regional plans and planning services with a transmission pipeline using the gravity method Waternet software. The data required includes secondary data is data Seririt population in the district, Banjar and Gerokgak, topographic maps in District Seririt, Banjar and Gerokgak and availability of raw water in the dam Titab obtained from the relevant institutions. The calculation results obtained from 29 villages water needs can be catered for in Seririt, Banjar and Gerokgak. In planning the biggest pipe diameters used 0, 5 m, and the smallest 0, 2 m as well as the longest pipe is 3 pipes with a length of pipe and pipe 1750m the pipe is shortest with 33 length 400 m. There is the lowest elevation is 1, 83m in node 25 highest elevation of 125 m and on the node 1 and relatively low energies is 1, 14 m on nodes as well as the relatively high energy is 39 77, 55 m on node 7 so that the planned pipeline that is able to withstand the pressure of 10 bar and 12.5 bar for pipe 24 and 25 because there is the lowest elevation of the pipe. On this network doesn't use the BPT for not going huge elevation difference. Key words : Dam Titab, Regional Services, Transmission Pipeline, Software Waternet. XI-1

Analisis Hidraulik Pipa (Sanjaya,Arsana,Suputra) PENDAHULUAN Menurut data base Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Buleleng tahun 2011, tingkat pelayanan air bersih di Kabupaten Buleleng masih jauh dari yang diharapkan. Dengan jumlah penduduk 654.147 jiwa, pelayanan air bersih yang didapat masyarakat hanya 28,75% yang dilayani oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), 43,19% yang dilayani oleh (Perusahaan Air Minum Desa) PAMDES melalui sistem perpipaan dan 29,58% yang dialayani dengan sistem non perpipaan. Dengan kata lain tingkat pelayanan air bersih tidak memenuhi standar yang ditetapkan dalam MDGs ( Millennium Development Goals) tahun 2015 dengan standar prosentase sebesar 75% dan Permen PU no.14 tahun 2011 sebesar 68,687%. Menurut studi Balai Wilayah Sungai Bali-Penida tahun 2012, telah dilakukan perencanaan daerah pelayanan pada sistem pengaliran air baku (SPAB) Waduk Titab di 42 desa pada 4 kecamatan di Kabupaten Buleleng dengan menggunakan metode gravitasi dan pompa. Masing-masing kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Banjar, Seririt, Gerokgak dan Busungbiu. Reservoir yang direncanakan pada studi ini untuk melayani lebih dari 1 desa. Yaitu dengan menempatkan 1 reservoir didekat daerah pelayanan dan reservoir tersebut nantinya mampu melayani kebutuhan air lebih dari 1 desa. Karena Kecamatan Busungbiu memiliki elevasi lebih tinggi dari sumber air baku, maka tidak dapat dialayani dengan metode gravitasi. Menurut data base Menurut data base Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Buleleng tahun 2011, tingkat pelayanan air minum pada Kecamatan Seririt 31,34% yang dilayani oleh PDAM, 27,44% yang dilayani PAMDES dan 44,44% untuk non perpipaan, Kecamatan Gerokgak 8,73% yang dilayani PDAM, 43,79% yang dilayani PAMDES dan 47,59% untuk non perpipaan dan Kabupaten Banjar 10,98% yang dilayani oleh PDAM, 50,85% yang dilayani PAMDES dan 38,17% untuk non perpipaan. Berdasarkan kondisi tersebut direncanakan sistem pipa transmisi dengan metode gravitasi dengan daerah sasaran di Kecamatan Seririt, Gerokgak dan Banjar yang memiliki elevasi lebih rendah dari bendungan tersebut. Metode gravitasi ini nantinya dilakukan dengan mengalirkan air secara gravitasi dan direncanakan beberapa reservoir untuk melayani beberapa desa pada masing-masing kecamatan sehingga reservoir-reservoir tersebut dapat bekerja secara optimal. Reservoir-reservoir tersebut digunakan sebagai menyimpan air sementara yang nantinya akan didistribusikan ke masing-masing pelanggan. Apabila terjadi perbedaan elevasi yang sangat ekstrim maka akan dipasang Bak Pelepas Tekan (BPT) untuk XI-2 mengurangi terjadinya tekenan berlebihan yang terdapat pada aliran pipa dan digunakan program Waternet Untuk merencanakan/memodel dan menganalisis jaringan pipa dengan kesalahan relatif kecil dan proses perhitungan yang cepat. RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Desa mana saja yang dapat dilayani kebutuhan airnya dengan menggunakan metode gravitasi pada sistem penyediaan air baku waduk titab? 2. Bagaimana perencanaan jaringan pipa transmisi sebagai sarana distribusi air baku pada waduk titab? MATERI DAN METODE Kebutuhan Air Kebutuhan air untuk rumah tangga/domestik ialah pemakaian air untuk aktivitas di lingkungan rumah tangga. Beberapa parameter yang dipakai dalam menentukan tingkat pelayanan air bersih yang akan direncanakan meliputi: a. Konsumsi pemakaian air bersih Untuk konsumsi pemakaian air bersih domestik ditentukan untuk SR sebesar 120lt/dt dan SU sebesar 30 lt/dt. b. Jumlah jiwa per sambungan Jumlah jiwa per sambungan rumah dihitung berdasarkan jumlah rata-rata untuk SR sebesar 5 jiwa/sambungan dan KU sebesar 100 jiwa/sambungan. Yang dimaksud sebagai kebutuhan air untuk keperluan non domestik ialah pemakaian air diluar pemakaian untuk rumah tangga. Termasuk ke dalam kelompok kebutuhan air untuk keperluan air non domestik meliputi niaga, kesehatan sosial, perkantoran, pendidikan dan peribadtan. Kebutuhan air non domestik dihitung sebesar 20% dari kebutuhan air domestik. Proyeksi Jumlah Penduduk a. Metode Aritmatik P n = P 0 + K a (T n T 0) Ka = Dimana : P n = jumlah penduduk pada tahun ke-n P 0 = jumlah penduduk pada tahun dasar T n = tahun ke-n T 0 = tahun dasar K a = konstanta aritmatik P 1 = jumlah penduduk pada tahun I P 2 = jumlah penduduk pada tahun II T 1 = tahun I yang diketahui

Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil T 2 = tahun II yang diketahui b. Metode Geometrik P n = P 0 (1 + r) n Dimana : P n = jumlah penduduk pada tahun ke-n P 0 = jumlah penduduk pada tahun dasar r = laju pertumbuhan penduduk per tahun n = jumlah interval tahun c. Metode Least Square Selain metode aritmatik dan metode geometric terdapat juga metode least square. Persamaan yang digunakan adalah ȳ = a + b.x Dimana: Dari ketiga metode tersebut akan dihitung standar deviasianya dengan menggunakan rumus berikut: dimana n<20 Setelah dilakukan perhitungan standar deviasi dari ketiga metode tersebut, maka akan dipilih metode yg akan digunakan dalam perhitungan proyeksi penduduk yaitu metode yang memiliki nilai standar deviasi terkecil. Aplikasi Program Waternet Berikut akan diuraikan sedikit tentang cara penggunaan aplikasi program Waternet sampai pada proses run. Klik menu utama file kemudian klik New atau klik Tombol New File. Setelah itu akan muncul menu default, dimana pada menu tersebut terdapat parameter - parameter yang harus diisi nilainya agar setiap pipa dan node nanti mempunyai keseragaman nilai, sehingga akan memudahkan perencana pada saat merencanakan. Setelah selesai mengisi isian klik OK dan jendela default akan menutup dan dihadapkan pada jendela Paper. Isikan pilihan paper letter dengan layout landscape dan semua margin diisikan 1 cm. Setelah itu, klik Apply and Exit. Dengan menggunakan beberapa drawing tools yang tersedia pada aplikasi Waternet, maka kita dapat menggambar jaringan pipa beserta reservoir dan tangkinya. Setelah proses penggambaran selesai, pada tombol perintah klik tombol GO dan akan muncul jendela informasi variabel yang digunakan dalam simulasi secara ringkas. Misalnya demand maksimum dan minimum dapat digunakan untuk menguji apakah demand yang telah diinputkan sudah benar. Pada jendela variabel used for simulation untuk flow type dipilih constant. Hal ini dikarenakan belum melakukan pilihan tipe aliran sama sekali, sehingga Waternet menggunakan tipe aliran default yaitu constant. Pada ujung atas terlihat hanya Run Hydraulic Model yang dicek atau dipilih. Waternet hanya akan mengerjakan simulasi terkait dengan hidraulik saja (tidak termasuk kualitas air). Klik GO pada jendela variabel Used For Simulation dan Waternet segera running. Hasil running dilaporkan secara singkat dengan jendela report. Pada sebelah kanan atas ada lingkaran berwarna hijau yang menunjukkan bahwa simulasi sukses dan jaringan tidak memiliki masalah. Pada jendela report ada tiga combo box yang jika jaringan mengalami masalah pesan akan ditampilkan di dalamnya. Klik exit dan akan muncul jaringan yang telah dilengkapi dengan arah aliran. jika hasil simulasi bertuliskan stop or abort berarti harus dilakukan simulasi ualng, program ini menunjukkan kejanggalan yang akan muncul akibat perhitungan yang kurang tepat. Sehingga perencana harus mengubah besar atau panjang pipa sampai simulasi berjalan sukses. Setelah proses running untuk tipe constant berjalan, selanjutnya membuat kebutuhan berfluktuatif dengan cara klik salah satu node kemudian pada jendela node klik tombol bertanda panah dan akan muncul jendela demand. Kemudian menginput koefisien fluktuasi sesuai dengan fungsinya. Setelah itu klik mean = 1 dan klik save & exit. Aktifkan jendela editing salah satu node, klik tombol kecil sebelah kanan dari label demand dan akan dihadapkan pada jendela demand type, kemudian mengatur jumlah demand sesuai dengan kebutuhan dan demand type kemudian klik apply & exit dan lakukan hal yang sama untuk node berikutnya. Dengan kebutuhan berfluktuasi maka sangat relevan untuk mensimulasi jaringan dengan tipe aliran extended. Klik tombol tipe aliran dan pilih 60 menit sebagai tahapan waktu. Kemudian klik GO untuk running program seperti biasa. Setelah simulasi selesai maka akan mendapat peringatan pada jendela report. METODE PENELITIAN Obyek studi pada penelitian ini yaitu Dari potensi Sumber Daya Air tersebut dapat dilakukan sistem pipa transmisi yang kemudian dialirkan menuju ke beberapa reservoir yang terletak pada beberapa desa pada Kecamatan Banjar, Seririt dan Grokgak. Melalui air permukaan tersebut air ditransmisikan secara gravitasi ke daerah yang dipilih sebagai sasaran pengaliran air. Daerah sasaran tersebut XI-3

Analisis Hidraulik Pipa (Sanjaya,Arsana,Suputra) merupakan daerah yang memiliki elevasi yang lebih rendah dari sumber airnya. Analisis Data Data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan hasil dari tujuan penelitian. Tahapan dalam analisis data adalah analisis teknis yang meliputi sebagai berikut: 1. Melakukan analisis daerah pelayanan yang direncanakan mendapatkan pelayanan air minum pada desa-desa pada Kecamatan Gerokgak, Seririt, dan Banjar Kabupaten Buleleng. 2. Analisis pertumbuhan penduduk dan kebutuhan air pada masing-masing daerah pelayanan yang direncanakan selama 20 tahun umur rencana. 3. Melakukan perencanaan jalur pemipaan. Jalur pemipaan yang direncanakan menggunakan metode gravitasi tersebut memungkinkan dipasangnya Bak Lepas Tekan (BPT) atau Preasure Reduce Valve (PRV). BPT akan dipasang pada perbedaan elevasi yang curam, dimana perbedaan elevasi kurang lebih mencapai 70m. (Sumber:Peta Topografi,2013) Proyeksi Jumlah Penduduk Proyeksi jumlah penduduk digunakan sebagai langkah awal dalam menghitung proyeksi kebutuhan air minum. Data jumlah penduduk desa pelayanan di Kecamatan Seririt, Banjar, dan Gerokgak dapat dilihat pada tabel 4, 5, dan 6 di bawah ini. Tabel 4 Jumlah Penduduk Daerah Rencana Pelayanan di Kecamatan Seririt HASIL DAN PEMBAHASAN Daerah Pelayanan Daerah rencana pelayanan Kecamatan Seririt Banjar dan Gerokgak dapat dilihat pada tabel 1, 2 dan 3. Tabel 1 Daerah Pelayanan Kecamatan Seririt (Sumber:Seririt dalam angka,2004-2012) Tabel 5 Jumlah Penduduk Daerah Rencana Pelayanan di Kecamatan Banjar (Sumber:Banjar dalam angka,2004-2012) (Sumber:Peta Topografi,2013) Tabel 2 Daerah Pelayanan Kecamatan Banjar Tabel 6 Jumlah Penduduk Daerah Rencana Pelayanan di Kecamatan Gerokgak (Sumber:Peta Topografi,2013) Tabel 3 Daerah Pelayanan Kecamatan Gerokgak XI-4 (Sumber:Gerokgak dalam angka,2004-2012) Perhitungan Penduduk Dengan Metode Arimatik

Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil Dengan mengacu pada data penduduk tahun 2011, perhitungan kembali jumlah penduduk per tahun dari 2005 sampai dengan tahun 2010 menggunakan metode ini adalah sebagai berikut: P n = P 0 + K a (T n T 0) Dimana: P 0 = P 2011 (Seririt) = 53.192 Ka = 43 jiwa/tahun Maka: P 2005 (Seririt) = 53.192 + 43. (2005-2011) = 52.934 jiwa Perhitungan Penduduk Dengan Metode Geometrik Dengan mengacu pada data penduduk tahun 2011, perhitungan kembali jumlah penduduk per tahun dari 2005 sampai dengan tahun 2010 menggunakan metode ini adalah sebagai berikut: P n = P 0 (1 + r) n Dimana: P 0 = P 2011 (Seririt) = 53.192 Maka: P 2005 (Seririt) =53.192. (1+0, 0019) 2005-2011 = 52.590 jiwa Perhitungan Penduduk Dengan Metode Least Square Dengan mengacu pada data penduduk tahun 2011, perhitungan kembali jumlah penduduk per tahun dari 2005 sampai dengan tahun 2010 menggunakan metode ini adalah sebagai berikut: ȳ = a + b.x Dimana: Dari hasil perhitungan mundur jumlah penduduk Kecamtan Seririt yang tertera pada tabel 8 diatas, akan dihitung nilai standar deviasi dari ketiga metode sebagai berikut: dimana n<20 Tabel 9 Standar Deviasi dari Hasil Perhitungan Aritmatik Kecamatan Seririt Tabel 10 Standar Deviasi dari Hasil Perhitungan Geometrik Kecamatan Seririt Tabel 7 Perhitungan Statistik Jumlah Penduduk Kecamatan Seririt Tabel 11 Standar Deviasi dari Hasil Perhitungan Least Square Kecamatan Seririt a = ў + b.x = 55.108 + (321 x 4) = 56.392 jiwa Maka: Y 2005 = 56392 + (321 x (2005-2005)) = 56392 jiwa Tabel 8 Perhitungan Mundur Jumlah Penduduk Kecamatan Seririt Hasil perhitungan standar deviasi memperlihatkan angka yang berbeda untuk ketiga metode proyeksi tersebut. angka terkecil adalah XI-5

Analisis Hidraulik Pipa (Sanjaya,Arsana,Suputra) hasil perhitungan proyeksi dengan metode Aritmatik. Jadi untuk memperkirakan jumlah penduduk daerah rencana pelayanan 20 tahun yang akan datang menggunakan metode Aritmatik. Tabel 12 Perkiraan Juamlah Penduduk Kecamatan Seririt 20 tahun medatang dengan Metode Aritmatik. Perhitungan Proyeksi Kebutuhan Air Estimasi pemakaian air bersih dapat ditentukan sebagai berikut: a. Jumlah penduduk terlayani dengan Sambungan Rumah (SR) adalah 75% -95% dari jumlah penduduk total. b. Tingkat sambungan pelayanan SR sesuai kebutuhan air per desa. c. Pemakaian air non domestik diasumsikan 20% dari kebutuhan domestik. d. Tingkat efisiensi/kehilangan air diperkirakan 20% dari kebutuhan domestic dan non domestik. Proyeksi kebutuhan air bersih selanjutnya direncanakan sampai pada tahun 2031 dapat dihitung berdasarkan jumlah penduduk dan kriteria perencanaan. Contoh perhitungan kebutuhan air bersih Desa Sulanyah pada tahun 2031: 1. Total jumlah penduduk (P) = 2.406 jiwa 2. Penduduk terlayani dengan SR (P1) = 95% x P = 95% x 2.406 = 2.286 jiwa 3. Kebutuhan air melalui SR (P3) = (120 lt/or/hr x P1)/86400 dt = (120 x1.925)/86400 = 3,17 lt/dt 4. Kebutuhan air domestik (D) = (P3) = 3,17 lt/dt 5. Kebutuhan air non domestik (D1) = 20% x D = 20% x 3,17 = 0,63 lt/dt 6. Kehilangan air (H) = 20% x (D + D1) = 20% x (3,17 + 0,63) = 0,76 lt/dt 7. Kebutuhan rata-rata = D + D1 + H = 3,17 + 0,63 + 0,76 = 4,57 lt/dt 8. Kebutuhan air pada hari maksimum = 1,15 x 4,57 = 5,26 lt/dt Tabel 13 Kebutuhan Air XI-6 Kapasitas Reservoir Kapasitas reservoir direncanakan agar mampu menampung total produksi air yang diperlukan sesuai dengan proyeksi kebutuhan air. Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi kebutuhan air, besarnya kapasitas produksi yang dibutuhkan pada masing-masing daerah pelayanan dapat ditentukan. Penentuan volume bak penampungan (reservoir) untuk reservoir induk dan reservoir untuk Jaringan Distribusi Utama dapat dihitung sebagai berikut: V Reservoir= (20%x86.400dt/hrxK)/1/1.000 m 3 /lt Ketersediaan air yang telah dilayani oleh PDAM Kabupaten Buleleng memiliki sumber mata air dari sumur bor. Untuk mengurangi penggunaan air tanah dalam penyediaan air minum maka dalam perencanaan ini tidak memperhitungkan keadaan eksisting yang telah disediakan oleh PDAM. Berikut ini perhitungan volume reservoir dengan kebutuhan air yang telah dihitung sebelumya. 1. Reservoir Induk V=20% x 86.400 dt/hr x K)/1/1.000 m 3 /lt V=(20%x86.400dt/hrx(384,7+78,9)/1/1000m 3 /lt V= 8010,229 m 3 2. Reservoir 1 V=(20% x 86.400dt/hr x K)/1/1.000 m 3 /lt V=(20% x 86.400dt/hr x 77,8)/1/1.000 m 3 /lt V= 1344,211 m 3 3. Reservoir 2 V=(20% x 86.400dt/hr x K)/1/1.000 m 3 /lt V=(20% x 86.400dt/hr x 77,7)/1/1.000 m 3 /lt V= 1343,001 m 3 4. Reservoir 3

Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil V=(20% x 86.400 dt/hr x K)/1/1.000 m 3 /lt V=(20% x 86.400dt/hr x 40,78)/1/1.000m 3 /lt V= 704,851 m 3 5. Reservoir 4 V=(20% x 86.400 dt/hrx K)/1/1.000 m 3 /lt V=(20% x 86.400dt/hr x 38,2)/1/1.000 m 3 /lt V= 660,442 m 3 6. Reservoir 5 V=(20% x 86.400 dt/hr x K)/1/1.000 m 3 /lt V=(20% x 86.400dt/hr x 59,91)/1/1.000m 3 /lt V= 1035,245 m 3 7. Reservoir 6 V=(20% x 86.400 dt/hr x K)/1/1.000 m 3 /lt V=(20% x 86.400dt/hr x 79,57)/1/1.000m 3 /lt V= 1374,970 m 3 8. Reservoir 7 V=(20% x 86.400 dt/hr x K)/1/1.000 m 3 /lt V=(20% x 86.400dt/hr x 10,7)/1/1.000 m 3 /lt V= 185,242 m 3 Hasil Running Waternet Hasil running waternet ada dua yaitu constant dan extended. Untuk proses running tipe aliran constant dapat dilihat pada gambar 1 berikut penjelasannya: Proses dan Hasil Running Aliran Constant pada jaringan transmisi Waduk Titab. Gambar 1 Jendela Report Constant Jendela report berisikan laporan singkat hasil simulasi tipe aliran constant. Pada sebelah kanan atas ada lingkaran berwarna hijau yang menunjukkan bahwa simulasi jaringan untuk jaringan transmisi Waduk Titab sukses dan tidak ada masalah. Artinya secara hidraulik jaringan dapat memeberikan pelayanan seperti yang dikehendaki setiap node. Tetapi apabila jaringan dinyatakan bermasalah maka akan muncul pesan pada combo box jendela report (pada gambar 1). Setelah jendela report ok dan di exit maka hasilnya adalah jaringan akan dilengkapi dengan arah aliran. Untuk hasil running constant waternet lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran. Proses dan Hasil Running Aliran Extended pada jaringan transmisi Waduk Titab. Sebelum running tipe aliran extended harus membuat kebutuhan berfluktuasi dan untuk koefisien fluktuasi hariannya sudah dibahan pada Bab 2, Ada 2 tipe kebutuhan yaitu rumah tangga dan tipe kebutuhan Perkantoran dan Sekolahan. Tipe kebutuhan dimasukkan dimasing-masing node sesuai dengan kebutuhannya. Setelah terisi maka jaringan siap dirunning dengan memilih tipe aliran extended pada jendela flow type dan tahapan waktunya adalah 60 menit. Hasil running dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2 Jendela Report Extended Hasil running extended untuk jaringan transmisi Waduk Titab dengan menggunakan sistem gravitasi menunjukkan bahwa simulasi sukses dan tidak ada masalah. Artinya secara hidraulik simulasi jaringan ini dapat memberikan layanan seperti yang dikehendaki disetiap node dan energi relatifnya di atas nol. Namun ada sedikit catatan bahwa reservoir induk kosong pada jam ke-6 dan ada beberapa reservoir yang meluap yaitu nomer 3, 4 dan 7. Hal tersebut dapat ditanggulangi dengan pemasangan katup pada reservoir transmisi agar reservoir tidak meluap dan reservoir induk yang kosong pada jam ke-6 juga akan terisi kembali dengan jangka waktu 6 jam tersebut melalui sistem gravitasi. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan sebelumnya dapat disimpulkan : 1. Dari hasil analisis daerah rencana pengaliran di Kecamatan Seririt, Banjar dan Gerokgak, Waduk Titab mampu melayani 29 desa di 3 Kecamatan tersebut dengan menggunakan metode gravitasi. Pada Kecamatan Seririt terdapat 13 desa yang dapat dilayani kebutuhan airnya yaitu: Joanyar, Tangguwisia, Kalianget, Sulanyah, Bubunan, Seririt, Pengastulan, Patemon, Uma Anyar, Banjar Asem, Kalisada, Pangkung Paruk, dan Lokapaksa sedangkan XI-7

Analisis Hidraulik Pipa (Sanjaya,Arsana,Suputra) Kecamatan Banjar terdapat 5 desa yaitu: Tampekan, Banjar Tegeha, Banjar, Dencarik dan Temukus dan Kecamatan Gerokgak terdapat 11 desa yaitu: Sumber Klampok, Penjarakan, Pemuteran, Penyabangan, Gerokgak, Patas, Pengulon, Tinga-Tinga, Celukian Bawang, Tukad Sumaga, Sumber Kima. Dalam analisis ini menggunakan umur rencana selama 20 tahun dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2031. 2. Dari hasil proyeksi penduduk, proyeksi kebutuhan air dan perencanaan kapasitas reservoir maka dapat direncanaan skema pipa transmisi Waduk Titab dengan menggunakan metode gravitasi. Dari reservoir induk air dialirkan menuju reservoir-reservoir transmisi. Pada pipa 1 dan 2 menggunakan pipa berdiameter 0,5m. Kemudian pipa 4, 5, dan 6 menggunakan pipa berdiameter 0,45m. Setelah pipa 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15 dan 16 menggunakan pipa berdiameter 0,4m. Kemudian pipa 18 sampai dengan pipa 28 menggunakan pipa berdiameter 0,35m dan pipa 29 menggunakan pipa berdiameter 0,3m. Serta pipa 3, 7, 11, 17, 30, 31 dan 32 menggunakan pipa berdiameter 0,2m. Terdapat elevasi terendah yaitu +1,83m pada node 25 serta elevasi tertinggi yaitu +125m pada node 1 dan energi relatif terendah yaitu 1,14m pada node 39 serta energi relatif tertinggi yaitu 77,55m pada node 7 sehingga direncanakan dengan pipa yang mampu menahan tekanan sebesar 10 bar dan 12,5 bar untuk pipa 24 dan 25 karena terdapat elevasi paling rendah diantara pipa tersebut. Pada jaringan ini tidak menggunakan BPT karena tidak terjadi perbedaan elevasi yang sangat besar. Saran 1. Untuk perencanaan jaringan air minum yang sebenarnya sangat perlu dilakukan pengujian untuk kualitas air minum yang akan digunakan, agar sesuai dengan standar untuk air minum. 2. Untuk perencanaan selanjutnya agar ditinjau aspek financial untuk dapat menentukan standar harga air per meter kubiknya. 3. Untk perencanaan selanjutnya agar ditinjau lebih lanjut tentang konsumsi pemakaian air bersih untuk sambungan rumah (SR) agar sesuai dengan kebutuhan air yang sebenarnya sampai dengan umur rencana. Analisis Hidraulik Pipa Transmisi Sistem Penyediaan Air Baku Waduk Titab (Studi Kasus Sistem Penyediaan Air Minum Wilayah Barat Kabupaten Buleleng) dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan terimakasih ditujukan kepada Ir. I Gusti Ngurah Kerta Arsana, MT sebagai pembimbing I dan Ir I Ketut Suputra, MT sebagai pembimbing II yang telah memberikan dorongan, bimbingan serta saran dalam penyusunan tugas akhir ini. Orang tua, sahabat dan teman-teman yang memberikan dukungan, semangat serta motivasi selama proses penyelesaian sehingga proposal tugas akhir ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. DAFTAR PUSTAKA Anonimus. 2004. Undang-undang Republik Indonesia No.7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air. Jakarta Anonimus, 2011. Buku Panduan Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM). Bali Direktorat Jendral Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum. 1998. Teknis Tata Cara Pengkajian Kelayakan Teknis Sistem Penyediaan Air Minum. Direktorat Jendral Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Bali-Penida Kementrian Pekerjaan Umum. 2012. Pembangunan Bendungan Titab di Kabupaten Buleleng Provinsi Bali. Dama Galang Devara, I Gusti Ngurah. 2011. Perencanaan Jaringan Penyediaan Air Minum di Desa Sangkan Gunung Kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem. Tugas Akhir Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana. Norken, I N. 2003. Makalah Seminar Nasional Pengembangan dan Pengolahan Sumber Daya Air Secara Terpadu dan Berkelanjutan, Bali, hlm. 1. Triatmadja, R. 2007. Manual dan Dasar dari Waternet Versi 2.1. HOCES. Jogjakarta. Triatmadja, R. 2009. Hidraulika Sistem Jaringan Perpipaan Air Minum. Beta. Jogjakarta. UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur kita panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat - Nya sehingga Proposal Tugas Akhir dengan judul XI-8