BAB II LANDASAN TEORI. Kemudian di kamus Longman Dictionary of English Language and Culture,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (ITAA)dalam Henry Soelistyo (2011), perangkat keras komputer. Sedangkan Akhmad Fauzi (2008:5) menyebutkan bahwa,

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Kata plagiarisme berasal dari kata latin yaitu plagiarius yang berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artikel.karya tulis ini mengenai software turnitin, yakni software anti plagiasi.

BUKU PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIARISME. Disusun Oleh : TIM LPPM

PLAGIARISME DALAM PENELITIAN

UNIT PENJAMIN MUTU PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ANTI PLAGIARISME

PERPUSTAKAAN DAN PLAGIARISME Purwani Istiana, SIP., M.A. Pustakawan Fakultas Geografi UGM INTISARI

KATA PENGANTAR. Ungaran, Desember Ketua LPPM UNW. Sigit Ambar Widyawati, S.KM,M.Kes

A. Pendahuluan B. Definisi Plagiarisme sengaja tidak

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 7142 TAHUN 2017 TENTANG PENCEGAHAN PLAGIARISM DI PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM

Memperhatikan : Surat Dirjen DIKTI Nomor:217/E/KM/2013 tentang PLAGIASI dalam Rangka Peningkatan Mutu Akademik Perguruan Tinggi.

BUKU PEDOMAN PENANGANAN PLAGIASI BAGI DOSEN DAN MAHASISWA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO TAHUN 2017

KODE ETIK di Lingkungan Program Pascasarjana- Universitas Terbuka (Bahan OSMB dan BTR)

PLAGIASI DAN KEJUJURAN ILMIAH

PANDUAN PENCEGAHAN PLAGIARISME

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seolah-olah karya orang lain tersebut adalah karya kita dan mengakui hasil

Metodologi Desain. Kelompok 3 Claresta Febrianto Jessica Veranda Regina Artya

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT DI PERGURUAN TINGGI

PENGGUNAAN VIPER, SOFTWARE ANTI PLAGIARISM

Teknik Penggunaan Software Anti Plagiat

Analisa Perbandingan Aplikasi Pendeteksi Plagiat Terhadap Karya Ilmiah

ETIKA DAN KODE ETIK PENULISAN ILMIAH. Oleh : Achmad Arifin, M.Eng [Editor JPTK]

Plagiarisme. Materi kuliah Etika Profesi Nur Hidayat. Acuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PANDUAN ANTI PLAGIARISME

Gedung Auditorium Gd.Hindarto Joesman FK Unjani

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT DI PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT DI PERGURUAN TINGGI

BIRO HUKUM DAN ORGANISASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

Menjamurnya Mahasiswa Plagiator

SELF PLAGIARISM dan. PERMENDIKNAS NOMOR 17/2010 tentang PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT

Tips 4: Ingat Syarat Buku Bermutu

BAB V PENUTUP 5.1. KESIMPULAN. Praktik jurnalisme kloning kini menjadi kian populer dan banyak

PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PLAGIASI AKADEMI KEBIDANAN BAKTI UTAMA PATI TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam ilmu pendidikan. Kemajuan di dunia pendidikan sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. didalamnya terdapat unsur pencurian berupa pencurian ide-ide dan gagasan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. tindakan negatif mahasiswa dalam melakukan kecurangan dalam menghasilkan

Plagiarisme Akademik 1

UKDW. Bab 1 PENDAHULUAN

TUNTUTAN KEORISINILAN SERTA MASLAH PLAGIASI DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH. Oleh: Hamdan Hadi Kusuma

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hanif Fakhrurroja, MT

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT DI PERGURUAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PANDUAN PENCEGAHAN PLAGIARISME UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

IDENTIFIKASI BENTUK TINDAK PLAGIAT PADA PENULISAN SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UNSYIAH

PEMANFAATAN INVERTED INDEX PADA PROSES PENELUSURAN KESAMAAN ISI FILE DOKUMEN PDF TUGAS AKHIR MAHASISWA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Azwar (1995) Psikologi memandang perilaku manusia (Human

Livia Melda Christanti

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta 1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ESSAY BEBAS MUDA AIRLANGGA YANG BUTUH PENDIDIKAN ANTI KORUPSI ( ANTI PLAGIARISM! ) Oleh : Rif atul Qomariyah ( ) DEPARTEMEN KOMUNIKASI

BAB II LANDASAN TEORI. Plagiarius berarti penculik atau pencuri karya tulis. Kemudian di kamus Longman

Website Canggih dan Praktis dengan Blogspot

PUBLIKASI ILMIAH DAN ETIKA KEPENULISAN ARTIKEL ILMIAH

KODE ETIK PENULIS DAN ETIKA KEPENULISAN

SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 151/IT Del/Rek/SK/XII/17 Tentang KODE ETIK PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH INSTITUT TEKNOLOGI DEL

BAB I PENDAHALUAN. pada tahun 2015 akan mencapai 139 juta orang 1. Membesarnya penggunaan

TUTORIAL INSTALASI DAN PENGGUNAAN PLAGIARISMCHECKERX UNTUK PEMULA BY : ROBBI RAHIM, S.KOM., M.KOM

PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH TERHADAP TINDAKAN PLAGIAT DALAM PENULISAN SKRIPSI

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS SRIWIJAYA Nomor: 0187/UN9/KP/Tahun 2013 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, manusia semakin

BAB I PENDAHULUAN. berinovasi menciptakan suatu karya yang original. Dalam hal ini tindakan negatif

HAK CIPTA SOFTWARE. Pengertian Hak Cipta

Pemrograman PHP7 untuk Pemula

Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan

DIKLATPIM TK. II PANDUAN LAPORAN INDIVIDUAL. (Disertai Panduan Mengenal dan Mencegah Plagiarisme)

PANDUAN PEMBUATAN KONTEN E LEARNING LENGKAP

Disusun Oleh : Handris Krisnayana ( )

TINGKAT PLAGIARISME DI KALANGAN PUSTAKAWAN

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. Surakarta membeli software anti plagiasi TURNITIN.Software ini mulai

KUTIPAN DAN PARAPRASI (Quoting and Paraphrasing)

Menemukan dan Mencegah Plagiarisme. Myrtati D. Artaria

Membuat Aplikasi Point of Sale dengan Laravel dan AJAX

Menghindari Plagiat di Era Digital

Dasar Dasar Penulisan Artikel Ilmiah. Sri Endah Rahayuningsih

Universitas Negeri Semarang memberikan ketentuan umum penulisan skripsi, diantaranya:

MENCEGAH DAN MENANGULANGI PLAGIAT DI PTAI KEMENAG DEDE ROSAYADA DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM

Plagiarisme sebagai Problem Etis Pendidikan Tinggi di Indonesia Oleh Hendrikus Endar S. Staf Pengajar Fakultas Filsafat UNPAR

Oleh: Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, SE.,MM Profesor Ilmu Manajemen Undiknas University

b. Materi Kuliah Online Pada bagian ini, netter dapat men-download materi kuliah Quantum yang disampaikan di ruang kelas.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemanfaatan teknologi pada era globalisasi telah menjadi satu hal yang

BAB II PENGATURAN ATAS PERLINDUNGAN TERHADAP PENULIS BUKU

PLAGIARISME. Ada dua kelompok pelanggaran etik: 1. Sengaja: si pelaku tahu apa yang dilakukan merupakan pelanggaran dan sepantasnya mendapat sanksi

Pengenalan Teknologi Informasi

BAB I PENDAHULUAN. penjiplakan suatu tulisan. Neville (2010) dalam buku The Complete Guide to

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Paparan Cara Penggunaan SIMAK Online LAM-PTKes untuk Program Studi Kesehatan. Direktorat Akreditasi dan Tim IT LAM-PTKes

dengan penjelasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa

Search Engine. Adri Priadana ilkomadri.com

PROSEDUR PENGAJUAN INSENTIF KARYA ILMIAH

Handout ACADEMIC S INTEGRITY GUARD AIMOS

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /POJK.03/2017 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENYUNTING ARTIKEL DI WIKIPEDIA, ENSIKLOPEDIA BEBAS

Bab 3 Metoda dan Perancangan Sistem

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI LANGAKAH AWAL PENCEGAHAN PLAGIARISME. Dosen PJMK: Mohammad Adib, drs, M.Si

HAKI Perangkat Lunak

Pengaplikasian Template Modul

Bagaimanakah upaya Jurusan/ Progam Studi dan Fakultas dalam mencegah dan menanggulangi plagiat dalam penulisan TAS?

Tim e-journal Undiksha 2013 USER MANUAL

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Plagiarisme Henry Soelistyo, (2011) menyatakan bahwa secara etimologis plagiat berasal dari bahasa Inggris Plagiarism yang apabila dirunut sebenarnya berasal dari bahasa Yunani yaitu Plagiarius berarti penculik atau pencuri karya tulis. Kemudian di kamus Longman Dictionary of English Language and Culture, plagiarism didefinisikan sebagai pengambilan gagasan dari karya orang lain kemudian menggunakan gagasan tersebut dalam karyanya sendiri tanpa memberi penghargaan terhadap penulis aslinya. Untuk menyamakan pemahaman, perlu dikutip sebuah referensi konseptual dari Black s Law Dictionary, yang mendefinisikan plagiarism sebagai berikut: The deliberate and knowing presentation of another person s original ideas or creative expression as one s own. Generally, plagiarism is immoral but not illegal. If the expression s creator gives unrestricted permission for it s use and the user claim the expression as original, the user commits plagiarism but does not violate copyright laws. If the original expression is copied without permission, the plagiarist may violate copyright laws, even if credit goes to the creator. And if the plagiarism results in material gain, it may be deemed a passing-off activity that violates the Lanham Act Definisi dari kamus tersebut membedakan antara tindakan immoral dengan illegal. Namun yang pasti apabila yang diplagiat merupakan original creative expressions, maka plagiator itu dianggap melanggar UU Hak Cipta. Sementara itu, penilaian bahwa plagiat merupakan pelanggaran Hak Cipta juga secara tegas

dinyatakan oleh the World Intellectual Property Organization/WIPO, dalam glossary tahun 1980, sebagai berikut: Generally understood as the act offering or presenting as one s own the work of another, wholly or partly, in a more or less altered form or context. The person so doing is called a plagiarist, he is guilty of deception and, in the case of works protected by copyright, also of infringement of copyright. Definisi WIPO menekankan satu syarat normatif, bahwa pelanggaran Hak Cipta terjadi apabila ciptaan yang diplagiat merupakan karya yang dilindungi Hak Cipta. Persyaratan ini secara implisit mengindikasikan norma sebaliknya bahwa apabila karya yang diplagiat merupakan ciptaan, maka plagiarism yang dilakukan itu bukan merupakan tindakan pelanggaran Hak Cipta. Interpretasi iniperlu dikonfirmasi mengingat tindakan plagiat seperti ini merupakan tindak pelanggaran hak moral pencipta, yang di beberapa negara perlindungan hukumnya tidak mengenal batas waktu, artinya bersifat abadi. Perbedaan referensi Black s Law Dictionary dengan WIPO glossary adalah aspek manfaat plagiat bagi pelaku. Dikatakan dalam Black s Law Dictionary bahwa: if the plagiarism result in material gain, it may be deemed a passing-off acttivity that violate the Lamban Act pernyataan ini dapat dipahami logikanya. Meski Indonesia tidak memiliki undang-undang yang secara khusus mengatur substansi passing-off, namun rasionalitas dan filosofi yang mendasarinya bersifat universal. Logika hukum ini tentu juga dapat diterima dan diberlakukan dalam sistem hukum Indonesia. Intinya, apabila plagiator mendapatkan keuntungan ekonomi dari tindakan plagiatnya, ia dapat digugat ganti

rugi secara perdata. Atas tindakan plagiasi itu ia secara hukum diancam sanksi membayar ganti rugi. Selanjutnya, Alexander Lindsey dalam tulisan Plagiarism and Originality dalam Soelistyo (2011: 8-9), plagiat yang diartikan sebagai tindakan menjiplak ide, gagasan atau karya orang lain untuk diakui sebagai karya sendiri atau menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumbernya sehingga menimbulkan asumsi yang salah atau keliru mengenai asal muasal dari suatu ide, gagasan atau karya. Karena definisi tersebut tidak secara spesifik membatasi pada ciptaan karya tulis, maka plagiarisme dapat pula digunakan untuk menyatakan tindakan penjiplakan ide, gagasan atau karya arsitektur. Plagiat itu sendiri merupakan perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagain atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah orang lain, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai (Permendiknas No 17 tahun 2010, Pasal 1 Ayat 1 ). Pengertian ini serupa dengan definisi yang dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa plagiasi adalah pengambilan karangan (pendapat) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat) sendiri, misalnya menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri (KBBI, 2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia membedakan secara tegas istilah plagiat dengan plagiarisme. Plagiariseme ini diartikan sebagai penjiplakan yang melanggar Hak Cipta. Pelanggaran hak cipta (Copyright infringement), lebih menekankan aspek hukum. Apakah seseorang dikatakan melanggar hak cipta atau tidak, tergantung

jenis izin yang dipegang oleh pemegang hak (penemu/ pembuat aslinya). Sedangkan plagiat (plagiarism), seperti yang telah disebutkan sebelumnya, lebih menekankan aspek etika (ethic). Secara sederhana, plagiat diartikan sebagai mengambil atau meniru karya orang lain, lalu mengakuinya sebagai karya sendiri. Meniru karya orang lain tanpa mencantumkan sumber aslinya, sama saja dengan mengakui karya orang lain sebagai karya sendiri, yang disebut plagiat. Plagiat tidak hanya sebatas meminta izin, mendapatkan izin dari pencipta atau sebatas mencantumkan sumbernya. Menurut Julissar seperti dikutip Soelistyo (2011:34) menyimpulkan beberapa definisi plagiat, atau plagiarisme berdasarkan dari hasil penelitiannya, yaitu: 1. Penggunaan ide atau gagasan orang lain yang tercantum dalam karya tulis tanpa mencantumkan identitas sumber aslinya; 2. Menggunakan ataupun mengutip kata-kata, kalimat, dan paragraf milik orang lain dalam sebuah karya tulistanpa memberi tanda kutip dan/atau mencantumkan sumber aslinya; 3. Menggunakan ungkapan, uraian, dan penjelasan orang lain dalam sebuah karya tulis tanpa memberitanda kutip dan/atau mencantumkan sumber aslinya; 4. Menggunakan fakta berupadata dan informasi milik orang lain yang merupakan hasil penelitiannya yang dituangkan dalam suatu karya tulis tanpa mencantumkan identitas sumber aslinya; 5. Mengganti identitas penulis/pencipta dari karya tulis orang lain dengan identitas sendiri sehingga karya tersebut seolah-olah menjadi karyanya sendiri. Dari uraian dimuka dapat disimpulkan bahwa plagiat adalah menjiplak ide, gagasan atau karya orang lain untuk diakui sebagai karya sendiri atau menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumbernya sehingga menimbulkan asumsi yang salah atau keliru mengenai asal muasal dari suatu ide, gagasan atau karya. Hasil pembajakan, penjiplakan, dan penggunaan fakta, dan

ungkapan yang tidak sah (mendapat izin dan mencantumkan sumber) tersebut disebut plagiat. 2.1.1 Faktor Penyebab Plagiarisme Plagiat bukan sebuah fenomena yang muncul dan terjadi secara tiba-tiba dan bukan budaya yang secara arti kata budaya itu sendiri merupakan sesuatu yang dilestarikan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang, kususnya mahasiswa itu melakukan tindakan plagiat, menurut Ariani (2011) faktor-faktor tersebut antara lain: 1. Minimnya Sosialisasi 2. Pemahaman Kurang Baik 3. Pengawasan Kurang (permisif) 4. Kecanggihan Teknologi 5. Kemalasan 6. Mengikisnya Kejujuran Beberapa faktor yang menjadi alasan marak terjadinya tindakan plagiat dikalangan mahasiswa yakni kurangnya sosialisasi dari pihak universitas kepada mahasiswa mengenai plagiarisme ini sehingga kurangnya pemahaman dan pengetahuan tentang pembuatan sebuah karya ilmiah, padahal pemahaman tentang plagiat perlu untuk disosialisasikan agar mereka memahami dan tidak melakukan plagiat. Plagiat juga disebabkan oleh mudahnya mahasiswa dalam mendapatkan informasi yang tersedia di internet sehingga dalam membuat karya ilmiah bisa dilakukan dengan copy paste dari internet saja. Memang perkembangan teknologi sangat memudahkan dan membantu pekerjaan manusia, namun disisi lain kemudahan yang disediakan oleh teknologi dapat menjadi boomerang tersendiri bagi manusia. Contohnya, maraknya tindakan plagiat.

Kemalasan, hal inilah yang menjadi potret kehidupan disekitar kita pada saat ini. Para mahasiswa yang menjadi korban malas akan sangat mudah untuk terpancing malakukan tindakan plagiat. Ketika mendapat tugas membuat karya ilmiah mereka tidak ragu untuk melakukan tindakan menjiplak atau plagiat agar tugas mereka cepat selesai. Kalau saja mental kejujuran pada diri sendiri itu menjadi pegangan maka tindakan plagiat akan dapat dihindari, akan tetapi jujur adalah sesuatu yang sangat mahal. Menjadi jujur adalah sebuah kebodohan, itulah yang saat ini banyak kita dengar. Hanya demi mendapatkan nilai yang baik mahasiswa tanpa ragu melakukan tindakan plagiat. 2.1.2 Jenis-Jenis Plagiarisme Ada terdapat beberapa jenis plagiarisme, menurut Sudigdo (2007), jenisjenis plagiarisme dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu: 1. Jenis plagiarisme berdasarkan aspek yang dicuri: plagiarisme ide, plagiarismeisi (data penelitian), plagiarisme kata, kalimat, paragraf, plagiarisme total. 2. Klasifikasi berdasarkan sengaja atau tidaknya plagiarisme: plagiarisme yangdisengaja dan plagiarisme yang tidak disengaja. 3. Klasifikasi berdasarkan proporsi atau presentasi kata, kalimat, paragraf yang dibajak: plagiarisme ringan <30%, plagiarisme sedang 30-70%, danplagiarisme berat atau total >70%. Berdasarkan pada pola plagiarisme ada tiga jenis plagiarisme menurut Novin, dkk (2012), yaitu: a. Word-of-word plagiarism: menyalin setiap kata secara langsung tanpadiubah sedikitpun. b. Plagiarism of the form of a source: menyalin dan atau menulis ulang kodekode program tanpa mengubah struktur dan jalannya program. c. Plagiarism of authorship: mengakui hasil karya orang lain sebagai hasil karya sendiri dengan mencantumkan nama sendiri menggantikan namapengarang sebenarnya.

Sastroasmoro (2007), menjabarkan kategori plagiarisme berdasarkan,yaitu: 1. Aspek yang dijiplak. 2. Berdasarkan proporsi bahan yang dijiplak. 3. Berdasarkan pola plagiarisme. 4. Berdasarkan kesengajaan. Dari jenis-jenis plagiarisme yang disebutkan di atas dapat diketahui bahwa tindakan plagiarisme memiliki beberapa kategori yang pertama adalah berdasarkan aspek yang dijiplak, yakni plagiat ide, isi, tulisan dan plagiarism total. Kategori yang kedua adalah seberapa besar proporsi plagiat dilakukan, berdasarkan proporsi plagiat dibagi tiga yaitu plagiat ringan, sedang dan plagiat berat. Kategori yang ketiga adalah plagiarisme berdasarkan pola, kategori ini dibagi dua jenis : plagiat kata perkata dan plagiat mozaik dengan menggabungkan beberapa ide orang lain. Dan kategori yang terakhir adalah plagiarisme yang dilakukan dengan sengaja atau tidak. Menurut Lako (2012), terdapat beberapa jenis plagiarisme, yaitu: 1. Plagiarisme total, 2. Plagiarisme parsial, 3. Auto-plagiasi (self-plagiarisme), 4. Plagiarisme antarbahasa. Pendapat Lako di atas menyebutkan berdasarkan proporsi yang dilakukan dalam melakukan plagiarisme yaitu plagiarisme total yakni menjiplak keseluruhan dari karya orang lain, plagiarisme parsial yakni menjiplak sebagian dari sebuah karya orang lain untuk dijadikan karya sendiri, auto-plagiasi (self-plagiarism) yakni mencopy kembali karya sendiri tanpa menyebutkan sumber asli dan plagiarisme antar bahasa yakni menerjemahkan karya dari suatu bahasa ke bahasa lain tanpa menyebutkan sumber aslinya.

Sedangkan menurut Elisabeth H. Oakes dan Mehrdad Kia (2004),berdasarkan pola penyajiannya jenis plagiarisme ada 5 macam yaitu, plagiarisme verbatim yaitu plagiat apa adanya/plagiat total, plagiarisme kain perca yaitu plagiat dengan menggabungkan beberapa karya tanpa menyebutkan sumber asli, Plagiarisme parafrasa yaitu plagiat yang hanya mengubah kalimat asli dari karya orang lain kedalam bahasa sendiri tanpa menyebutkan sumbernya, plagiarism kata kunci atau frasa kunci adalah plagiat dengan mengambil kata kunci dari penulis asli dan memparafrasekannya dengan bahasa sendiri tanpa menyebutkan sumber asli dan Plagiarisme struktur gagasan yakni plagiat dengan mengambil struktur gagasan orang lain, kemudian dituangkan lagi agar terlihat berbeda. 2.1.3. Identifikasi Plagiarisme Menurut Clough (2000:5) yang dikutip oleh Novanto (2009) ada beberapa faktor yang sering digunakan untuk mengidentifikasi plagiarisme, yaitu: 1. Penggunaan kosa kata. 2. Perubahan kosa kata 3. Teks yang membingungkan. 4. Penggunaan tanda baca. 5. Jumlah kemiripan teks. 6. Kesalahan ejaan yang sama. 7. Distribusi kata-kata. 8. Struktur sintaksis teks. 9. Rangkaian-rangkaian panjang kata yang sama. 10. Orde kemiripan antar teks. 11. Ketergantungan pada kata atau frase tertentu. 12. Frekuensi kata. 13. Keputusan untuk menggunakan kalimat panjang atau kalimat pendek. 14. Teks yang dapat dibaca. 15. Referensi yang tidak jelas.

Faktor-faktor yang disebutkan di atas adalah metode identifikasi plagiarisme secara manual yang disebut dengan intra-corporal detection,yakni karya ilmiah yang diidentifikasi melakukan plagiat dibandingkan dengan dokumen yang dianggap dokumen asli dibatasi pada sebuah lokasi tertentu yang terdiri dari beberapa dokumen yang akan dibandingkan, dimana pengumpulan dokumen dilakukan secara manual. Metode identifikasi ini sedikit memakan waktu, akan tetapi akurasinya cukup besar. Pendeteksian juga dapat dilakukan secara online atau disebut internetbased detection, yang berarti dokumen teks yang di identifikasi plagiat diperikasa dengan dokumen teks yang berada di internet. Salah satu cara yang digunakan adalah pencarian dengan membandingkan keseluruhan dokumen yang terindikasi plagiat dengan dokumen yang berada di internet (Knight,2003). Cara lain adalah dengan memecah dokumen yang terindikasi plagiat menjadi beberapa kalimat tunggal dan menjadikan kalimat tuggal tersebut sebuah query yang akan berfungsi sebagai keyword pencarian dokumen yang relevan yang tersebar di internet. Ada beberapa alat atau perangkat lunak untuk mendeteksi plagiat, dengan cara online maupun instalasi perangkat lunak, secara gratis maupun berbayar. Contoh alat atau perangkat lunak pendeteksi plagiarisme yaitu: Turnitin, Viper, dan Plagiarisma.net. 1. Perangkat Lunak Turnitin Turnitin adalah sebuah situs web tools pendeteksi plagiat buatan Amerika banyak digunakan oleh berbagai kampus terkemuka di dunia yang dapat di akses di http://www.turnitin.com. Turnitin dikembangkan oleh iparadigms, LLC.

Biasanya perguruan tinggi dan sekolah tinggi membeli lisensi untuk mengirimkan esai ke situs web Turnitin untuk memeriksa keorisinilannya.kelebihan dan Kekurangan Turnitin a. Kelebihan Perangkat Lunak Turnitin Cara kerja perangkat lunak ini adalah dengan menggunakan database online yang dimilikinya, jumlahnya ratusan ribu hingga jutaan data karya ilmiah dari berbagai penjuru dunia, dalam beberapa jam kemudian file karya ilmiah yang di submit akan mendapatkan hasil seberapa tingkat kemiripannya dengan karya ilmiah yang lain. Perangkat lunak ini mempunyai keberhasilan yang tinggi jika artikel yang dimasukkan menggunakan bahasa Inggris. b. Kelemahan Perangkat Lunak Turnitin Harga perangkat lunak ini memang sangat mahal, sehingga tidak banyak kampus yang mampu membelinya, kira-kira harga lisensinya kurang lebih mencapai 400 juta rupiah untuk multi-account. Selain itu, kelemahan dari perangkat lunak ini memiliki tingkat keberhasilan yang kurang, jika artikel yang akan di cek menggunakan bahasa non-english. 2. Perangkat Lunak Viper Perangkat lunak ini dapat diakses melalui situs resmi http://www.scanmyessay.com/. Viper membutuhkan dukungan perangkat lunak NET Framework 4.0 agar bisa diinstal. Cara kerjanya membutuhkan hubungan

internet. Program ini mampu mendeteksi dari hardisk dan internet, sehingga bisa membandingkan data-data di dalam hardisk dan mengklasifikasi mana-mana yang bersifat plagiat. Program ini juga memberikan presentase kemiripan dari sebuah dokumen atau file yang satu dan yang lainnya. Tulisan yang sama (mengindikasikan plagiarisme) pada data yang di scan akan diberi tanda merah. Namun program ini membutuhkan waktu berpikir yang cukup lama dibandingkan layanan online.kelebihan dan Kekurangan Perangkat Lunak Viper a. Kelebihan Perangkat Lunak Viper Viper adalah perangkat lunak pendeteksi plagiarisme dokumen dengan cara membandingkan dengan lebih dari 10 miliar sumber daya/ dokumen secara online. Viper mampu mendeteksi kecenderungan plagiarisme melalui data dari hardisk dan internet. Kelebihan lainnya, program ini memberikanm nilai berapa persen kemiripan tulisan yang satu dengan lainnya, setelah itu kita juga dapat membandingkannya. Tulisan yang sama (plagiat) akan diberi tanda merah pada kedua file. b. Kelemahan Perangkat Lunak Viper Viper memiliki kelemahan yaitu, program ini tidak gratis dan memerlukan waktu yang lama dibandingkan layanan online pendeteksi plagiat lainnya. Viper juga memiliki limitasi dalam pemeriksaan paper. 3. Website Plagiarisma.net Website Plagiarisma.net juga menyediakan layanan pendeteksian plagiat (pencurian tulisan) yang bisa dipakai untuk mendeteksi keaslian sebuah artikel.

Plagiarisma.net merupakan alternatif yang bisa digunakan secara gratis namun juga dibatasi jumlah pendeteksian perharinya. Untuk menggunakan fitur premium, disediakan layanan free trial dengan cara mendaftar lebih dahulu. Kelebihan dan Kekurangan Plagiarisma.net a. Kelebihan Plagiarisma.net Mudah digunakan karena hanya tinggal mengcopy isi teks pada artikel lalu ditaruh pada text area yang disediakan oleh Plagiarisma.net. Untuk proses pendeteksiannya tinggal klik saja tombol Check Duplicate Content. b. Kelemahan Plagiarisme.net Kekurangan dari Plagiarisma.net adalah kita harus menaruh teks (bukan URL) dan lagi waktu mendeteksinya relatif lama. Untuk teks dengan panjang sekitar 400 karakter dibutuhkan waktu pendeteksian lebih dari 1 menit. 4. Perangkat Lunak Plagiarism Checker X Plagiarism Checker X adalah perangkat lunak pendeteksi plagiarisme yang bisa diunduh secara gratis. Perangkat lunak ini, berguna bagi siswa, guru, pencipta konten, ahli SEO dan pemilik situs web untuk mencari dan menemukan konten yang sama atau identik dengan teks dokumen atau konten web yang diinginkan.plagiarism Checker X dapat memeriksa konten yang dipublikasi secara online. Jika seseorang telah menyalin sebuah hasil karya apakah itu berupa konten website, dokumen, makalah, skripsi dan sebagainya, maka Plagiarism Checker X dapat menemukannya dengan mudah. Pada saat ini Plagiarisme Checker X

mendukung mesin pencari populer seperti Google dan Bing dan Yahoo. Kelebihan dan Kekurangan Perangkat Lunak Plagiarism Checker X a. Kelebihan Perangkat Lunak Plagiarism Checker X Plagiarism Checker X adalah perangkat lunak yang sangat sederhana. Kita dapat menyisipkan teks yang dibutuhkan untuk diperiksa dan memungkinkan untuk memilih antara Google dan Bing untuk melakukan pencarian awal. Kita dapat menemukan konten yang mirip hanya dengan memasukan beberapa kalimat saja. Perangkat lunak ini memungkinkan kita untuk mengupload dokumen dalam format doc, docx, rtf, PDF, dan teks biasa. Tidak ada batasan untuk jumlah halaman yang dapat diperiksa oleh perangkat lunak Plagiarism Checker X. b. Kelemahan Perangkat Lunak Plagiarism Checker X Perangkat lunak ini memiliki kelemahan yaitu, program ini memerlukan waktu yang lebih lama dalam melakukan pendeteksian dokumen ketika diupload ke dalam perangkat lunak Plagiarism Checker X. Penulis memilih Plagiarism Checker X sebagai perangkat lunak pendeteksi plagiarisme karena perangkat lunak Plagiarism Checker X bersifat free dan sangat mudah digunakan. Proses penggunaan Plagiarism Checker X tergolong sangat sederhana, kita hanya perlu memasukkan artikel, kemudian Plagiarism Checker X akan mengkoneksikan diri dengan database server, beberapa menit kemudian Plagiarism Checker X akan memberikan hasil (dalam persentase) seberapa miripkah artikel kita dengan artikel yang lain berikut dengan link artikel tersebut lengkap dengan menunjukkan kalimat-kalimat yang mempunyai kemiripan

dengan artikel milik kita. Selain itu, perangkat lunak ini memungkinkan kita untuk mengupload dokumen dalam format doc, docx, rtf, PDF, dan teks biasa. Tidak ada batasan untuk jumlah halaman yang dapat diperiksa oleh perangkat lunak Plagiarism Checker X. 2.1.4. Bentuk Plagiarisme Plagiat merupakan perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba untuk memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan atau karya ilmiah karya pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai. Pada prinsipnya, saat ini pemerintah telah memiliki peraturan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan plagiat. Tindakan pencegahan plagiat bertujuan agar tidak terjadi plagiat di lingkungan perguruan tinggi. Penanggulang plagiat merupakan tindakan represif yang dilakukan oleh pimpinan perguruan tinggi dan menjatuhkan sanksi kepada plagiator di lingkungan perguruan tingginya yang bertujuan mengembalikan kredibilitas akademik perguruan tinggi yang bersangkutan. Sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 bahwa bentuk plagiat meliputi: 1. Mengacu dan mengutip istilah, kata/kalimat, data/info dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan tanpa menyatakansumber secara memadai. 2. Mengacu dan mengutip secara acak istilah kata/kalimat, data/info dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan tanpamenyatakan sumber secara memadai. 3. Menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan/teori tanpamenyatakan sumber secara memadai.

4. Merumuskan dengan kata-kata dan kalimat sendiri dari sumber kata-kata dan kalimat, gagasan, pendapat/teori tanpa menyatakan sumber secara memadai. 5. Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilakan dan telah dipublikasikan oleh pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan sumber secara memadai. Menurut Clough (2005), bentuk-bentuk plagiarisme yang sering terjadi didunia akademis dapat dibagi atas: 1. Plagiarisme kata perkata : Menjiplak secara langsung dari tulisan yang telah dipublikasikan tanpa mencantumkan tanda kutip atau pemberitahuan pengutipan. 2. Plagiarisme Praphrasa : Melakukan penjiplakan dengan mengubah tulisan asli tanpa mencantumkan sumbernya. 3. Plagiarisme dari sumber kedua : Ketika sumber asli pernah di kutip, akan tetapi melakukan pengutipan kembali pada sumber kedua tanpa melihat langsung pada sumber yang aslinya. 4. Plagiarism of the form of a source: menyalin dan atau menulis ulang kodekode program tanpa mengubah struktur dan jalannya program. 5. Plagiarimse ide : menggunakan kembali ide original dari sebuah tulisan tanpa mencantumkan sumbernya. 6. Plagiarism of authorship: mengakui hasil karya orang lain sebagai hasil karya sendiri dengan mencantumkan nama sendiri menggantikan nama pengarang sebenarnya. 2.2. Sanksi bagi Pelaku Tindakan Plagiarisme Ada beberapa peraturan yang mengatur sanksi bagi pelaku tindakan plagiarisme diantaranya sebaga berikut: 1. Peraturan Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Permendiknas) Nomor 17 Tahun 2010Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor17 Tahun 2010 Pasal 12 telah mengatur sanksi bagi plagiator yang melakukan tindakan plagiat di perguruan tinggi. Jika terbukti melakukan plagiasi maka plagiator akan memperoleh sanksi sebagai berikut: 1. Sanksi bagi mahasiswa yang terbukti melakukan plagiat sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 10 ayat (4), secara berurutan dari yang paling ringan sampai dengan yang paling berat, terdiri atas: a. teguran; b. peringatan tertulis; c. penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa;

d. pembatalan nilai satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh mahasiswa; e. pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa; f. Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa; atau g. pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu program. 2. Sanksi bagi dosen/peneliti/tenaga kependidikan yang terbuktimelakukan plagiat sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 11 ayat (6), secara berurutan dari yang paling ringan sampai dengan yang paling berat, terdiri atas: a. teguran b. peringatan tertulis; c. penundaan pemberian hak dosen/peneliti/tenaga kependidikan; d. penurunan pangkat dan jabatan akademik/fungsional; e. pencabutan hak untuk diusulkan sebagai guru besar/profesor/ahlipeneliti/tenaga kependidikan f. Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai dosen/peneliti/tenagakependidikan; g. Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagaidosen/peneliti/tenaga kependidikan; atau h. Pembatalan ijazah yang diperoleh dari perguruan tinggi yangbersangkutan. 2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Undang-Undang tentang hak cipta sebagaimana undang-undang yang mengatur tersebut plagiat merupakan tindakan pidana. Di bawah ini jelas sekali undang-undang yang mengaturnya Pasal 72 ayat (1) : Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 mengatur sanksi bagi orang yang melakukan plagiat, khususnya yang terjadi dilingkungan akademik. Sanksi tersebut adalah sebagai berikut (Pasal 70):

Lulusan yang karya ilmiah yang digunakannya untuk mendapatkan gelar akademik, profesi, atau vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 Ayat (2) terbukti merupakan jiplakan dipidana dengan pidana penjara paling lama dua tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).