BAB III Tinjauan Lokasi dan Rumah Sakit Hewan di Yogyakarta 3.1 Tinjauan Kondisi Umum Kabupaten Sleman

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN

BAB III TINJAUAN KAWASAN

BAB III TINJAUAN KAWASAN

BAB IV TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA

KEADAAN UMUM WILAYAH. Sleman merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Daerah Istimewa

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN

penduduk yang paling rendah adalah Kabupaten Gunung Kidul, yaitu sebanyak 454 jiwa per kilo meter persegi.

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

BAB III TINJAUAN WILAYAH

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB III TINJAUAN KAWASAN/WILAYAH YOGYAKARTA

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

BAB III TINJAUAN LOKASI Studio Foto Sewa di Kota Yogyakarta

BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro

I. KARAKTERISTIK WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak pada Lintang Selatan dan 110

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

BAB III TINJAUAN KAWASAN WILAYAH

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman,

IV KONDISI UMUM TAPAK

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III. TINJAUAN KHUSUS WISMA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA Kondisi Wilayah Kaliurang Sleman Yogyakarta Gambaran Umum Wilayah Sleman

STUDI LITERATUR UKDW DATA. Profil Kota Yogyakarta (DIY) Potensi Kota Yogyakarta Potensi Kota Yogyakarta dalam bidang olahraga Data - data sekunder

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN ' 00" Bujur Timur, 7 34' 51" dan 7 47' 30" Lintang Selatan yang

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek

BAB III TINJAUAN WILAYAH

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

d. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali (Jateng)

BAB III TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA

BAB III GEDUNG KONSER MUSIK KLASIK DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Lahan menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang kehidupan. manusia. Fungsi lahan sebagai tempat manusia beraktivitas untuk

III. KEADAAN UMUM LOKASI

Perencanaan dan Perancangan Maguwoharjo Sport Center BAB III TINJAUAN WILAYAH / KAWASAN BAB III TINJAUAN WILAYAH / KAWASAN

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

BAB III GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK ROCK DI DENPASAR

BAB 3 POTENSI DAN KONDISI LOKASI

BAB III TINJAUAN KHUSUS PUSAT OLAHRAGA PAPAN LUNCUR YANG EDUKATIF DAN REKREATIF DI YOGYAKARTA

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

BAB III TINJAUAN KAWASAN / WILAYAH SLEMAN, YOGYAKARTA. 3.2 Tinjauan Umum Kabupaten Sleman Kecamatan Depok, Yogyakarta Kondisi Administrasi

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH RUMAH SINGGAH PENDERITA KANKER LEUKEMIA DI YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN WILAYAH KULON PROGO

BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. IV.1.1 Kondisi Geografis dan Administratif

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA

BAB III DESKRIPSI WILAYAH DAERAH PENELITIAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH

KEADAAN UMUM WILAYAH. ke selatan dengan batas paling utara adalah Gunung Merapi.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pengendalian pemanfaatan ruang merupakan bagian yang

BAB III TINJAUAN KHUSUS PUSAT PERBELANJAAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH BANTUL

BAB III TINJAUAN KHUSUS Kawasan Outbound Training di Kabupaten Kulon Progo 3.1 TINJAUAN KONDISI UMUM KABUPATEN KULON PROGO

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH. Kabupaten Sleman merupakan kabupaten yang memiliki luas areal sebesar

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PROYEK

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU

KONDISI UMUM BANJARMASIN

BAB IV TINJAUAN LOKASI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. dengan seorang bupati sebagai kepala wilayahnya. Dalam Rijksblad tersebut juga

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB III TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN WILAYAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kondisi Kebun Buah Mangunan. 1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Kebun Buah Mangunan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB III TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA Kondisi Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terkecil lingkup Balai Besar TNBBS berbatasan dengan:

BAB II PROFIL DAERAH KABUPATEN SLEMAN & BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN SLEMAN

UKDW. Pengertian Rusunawa Apartemen sejahtera Bentuk bangunan rusunawa Rusunawa Juminahan Konstruksi bangunan Rusunawa Sanitasi bangunan rusunawa

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Berbudaya dan Terintegrasikannya sistem e-government menuju smart. regency (kabupaten cerdas) pada tahun 2021.

BAB IV. A. Pelaksanaan Pasal 24 huruf a, b, dan c Undang-undang Nomor 20 Tahun tentang Rumah Susun Oleh Pemerintah Kabupaten Sleman.

BAB III PUSAT SENI KERJANINAN BAMBU DI DESA WISATA BRAJAN Kondisi Administratif Kabupaten Sleman

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. 1. Sejarah Berdirinya Kabupaten Sleman. Keberadaan Kabupaten Sleman dapat dilacak pada Rijksblad no.

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Perkembangan pembangunan secara tidak langsung merubah struktur

dua benua dan dua samudera. Posisi unik tersebut menjadikan Indonesia sebagai

IV. KEDAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110 o sampai dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 4 TINJAUAN WILAYAH

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN SEKTOR PERIKANAN. 1. Kondisi Geografis dan Batas Wilayah Administrasi

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

Transkripsi:

BAB III Tinjauan Lokasi dan Rumah Sakit Hewan di Yogyakarta 3.1 Tinjauan Kondisi Umum Kabupaten Sleman 3.1.1 Sejarah Perda no.12 tahun 1998, tanggal 9 Oktober 1998 metetapkan tanggal 15 Mei tahun 1916 merupakan hari jadi Sleman dimana keberadaan Kabupaten Sleman jauh sebelum Proklamasi 17 Agustus 1945. Berdasarkan perhitungan Almanak, hari jadi Kabupaten Sleman jatuh pada hari Senin Kliwon, tanggal 12 (dua belas) Rejeb tahun Je 1846 Wuku Wayang, dan surya sengkala (perhitungan tahun Masehi) yaitu Rasa Manunggal Hanggatra Negara yang memiliki arti Rasa = 6, manunggal = 1, Hanggatra = 9, Negara = 1, sehingga terbaca tahun 1916. Periode 1916-1945 mengalami berbagai perubahan pembagian wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, pada tanggal 8 April 1945 Sri Sultan Hamengkubuwono IX melakukan penataan kembali wilayah Kasultanan Yogyakarta melalui Jogjakarta Koorei angka 2. Koorei tersebut adalah wilayah Kasultanan Yogyakarta dibagi menjadi lima Kabupaten yakni Kabupaten Kota Yogyakarta (Yogyakarta Syi), Kabupaten Sleman (Sleman Ken), Kabupaten Bantul (Bantul Ken), Kabupaten Gunung Kidul (Gunung Kidul Ken) dan Kabupaten Kulon Progo (Kulon Progo Ken). Periode 1945-1947 Jogjakarta Koorei angka 2 (8 April 1945) menjadikan wilayah Sleman membawahi 17 kapewon (Son) yang terdiri dari 258 kalurahan (Ku). Ibu kota Kabupaten berada di wilayah utara, yang saat ini dikenal sebagai desa Triharjo (Kecamatan Sleman). Periode 1947-1964, Periode pemerintahan ini, sebuah kabupaten memiliki 2 (dua Kepala Daerah). Tahun 1964 pusat pemerintahan dipindahkan ke Dusun Beran, Desa Tridadi Kecamatan Sleman. Lokasi menempati bangunan kantor Bappeda Sleman 51

(sekarang). SK. no. 19/1966 memutuskan sebutan Pemerintah Daerah Tingkat II Sleman diganti menjadi Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman. 3.1.2 Tinjauan Kondisi Geografis dan Geologis 3.1.2.1 Letak Geografis a. Letak Wilayah Kabupaten Sleman secara geografis terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan berdasarkan data yang diambil dari web milik Kabupaten Sleman (www.slemankab.go.id). Batas-batas wilayah Kabupaten Sleman antaralain: Utara : Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah Timur : Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah Barat : Kabupaten Kulon Progo, Propinsi DIY dan Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah Selatan : Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunung Kidul, Propinsi D.I.Yogyakarta. b. Luas Wilayah Luas Wilayah Kabupaten Sleman adalah 57.482 Ha atau 574,82 Km 2 atau berkisar 18% dari luas Propinsi Daerah Istimewa Jogjakarta yaitu 3.185,80 Km 2, dengan jarak bentangan terjauh pada wilayah bagian Utara Selatan 32 Km, dan Timur Barat 35 Km. Secara administratif terdiri 17 wilayah Kecamatan, 86 Desa, dan 1.212 Dusun. 52

c. Iklim Kabupaten Sleman memiliki iklim tropis basah dengan musim hujan pada bulan Nopember April dan musim kemarau pada bulan Mei Oktober. Data yang diperoleh dari web milik Kabupaten Sleman (www.slemankab.go.id) rata-rata banyaknya curah hujan terdapat pada bulan februari sebesar 16,2 mm selama 20 hari. Kelembaban nisbi udara tahun 2000 terendah pada bulan agustus sebesar 74 % dan tertinggi pada bulan maret dan nopember masingmasing sebesar 87 %. Suhu udara terendah sebesar 26,1 derajad celcius pada bulan januari dan nopember dan suhu udara yang tertinggi 27,4 derajad celcius pada bulan september. d. Tata Guna Gambar 3. 1: Tata Guna Lahan Kabupaten Sleman Sumber:RTRW Kabupaten Sleman 2005-2014 Peta tata guna lahan menjelaskan bahwa setengah dari luas wilayah difungsikan sebagai lahan pertanian 53

yang subur dengan didukung irigasi teknis dibagian barat dan selatan. Keadaan jenis tanahnya dibedakan atas sawah, tegal, pekarangan, hutan, dan lain-lain. Perkembangan penggunaan tanah selama 5 tahun terakhir menunjukkan jenis tanah Sawah turun rata-rata per tahun sebesar 0,96 %, Tegalan naik 0,82 %, Pekarangan naik 0,31 %, dan lain-lain turun 1,57 %. Tabel 3. 1: Tata Guna Tanah di Kabupaten Sleman No Jenis Tanah 1995 1996 1997 1998 1999 2000 1 Sawah 24.662 24.586 24.381 24.321 24.291 23.483 2 Tegalan 6.184 6.214 6.255 6.256 5.864 6.407 3 Pekarangan 18.461 18.488 18.609 18.659 18.688 18.759 4 Lain-lain 8.175 8.194 8.237 8.246 8.639 8.833 Sumber : Sub.Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura 54

3.2 Tinjauan Pemilihan Site Tinjauan untuk menentukan site terpilih tersebut dapat didapatkan melalui tinjauan pemukiman dan tinjauan persebaran petshop, dimana tinjauan pemukiman dirasa sangat diperlukan karena prosentasi besarnya pemukiman dapat menentukan potensi persebaran hewan sehingga lokasi apakah sesuai dan Tinjauan persebaran petshop dirasa penting karena hal tersebut dapat sebagai acuan potensi pendirian fasilitas jasa medik veteriner yang lebih baik. 3.2.1 Tinjauan Pemukiman Gambar 3. 2: Peta Pertumbuhan Pemukiman Kabupaten Sleman Sumber: RTRW Kabupaten Sleman 2005-2014 Data pertumbuhan pemukiman Kabupaten Sleman menunjukkan bahwa kawasan ini memiliki tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi. Peta RTRW Kabupaten Sleman tahun 2005-2014 menyebutkan bahwa untuk laju pertumbuhan rumah dibagi menjadi lima kategori yaitu: a. -15 sampai -2 b. -1 sampai 11 c. 12 sampai 24 d. 25 sampai 37 e. 38 sampai 50 55

Pertumbuhan persebaran rumah di Kabupaten Sleman tertinggi berada disekitar Sleman bagian sekitar kota. Besarnya pertumbuhan rumah ini berkaitan erat dengan jumlah hewan peliharaan di Sleman, mengingat hewan peliharaan merupakan hewan jinak yang memiliki pemilik dan dirawat dengan baik dalam suatu lokasi yang aman antara lain rumah tinggal. Kecenderungan tersebut terlihat pada rata-rata rumah pada era sekarang ini baik mewah maupun sederhana memiliki hewan peliharaan seperti anjing karena dapat berfungsi sebagai hewan penjaga rumah selain hewan peliharaan yang disayang, sehingga rata-rata kepemilikan hewan peliharaan seperti anjing dapat sebagai faktor perkembangan populasi hewan di Sleman, Yogyakarta. Data lain yang dapat memperkuat bahwa pertumbuhan penduduk dan perumahan mempengaruhi perkembangan populasi hewan peliharaan yaitu AAA (Animal Assisted Activities) dan AAT (Animal Assisted Therapy ) menyebutkan bahwa hewan peliharaan adalah faktor yang mendukung kualitas hidup manusia. Hal ini menjadi dasar mengapa masyarakat dewasa ini memiliki daya tarik untuk memiliki hewan peliharaan yang cukup tinggi. Kesimpulan pada tinjauan pemukiman ini, besarnya pertumbuhan pemukiman atau rumah di Sleman Yogyakarta merupakan salah satu faktor penting mengenai potensi jumlah populasi hewan peliharaan di Sleman Yogykarta yang besar. 56

3.2.2 Tinjauan Persebaran Pet shop Gambar 3. 3: Peta persebaran Pet Shop Kabupaten Sleman Sumber: Google map diunduh 30 September 2015 Peta persebaran pet shop di Kabupaten Sleman yang diunduh pada google map memperlihatkan bahwa Sleman Yogyakarta mengalami persebaran petshop yang cukup besar. Persebaran petshop ini tidak hanya terdapat pada sepanjang jalan utama kota saja, namun pada pusat pemukiman tidak jarang pet shop atau klinik hewan jga dapat ditemukan. Persebaran ini dapat menjadi dasar mengapa pada Kabupaten Sleman Yogyakarta terdapat banyak pet shop atau klinik hewan, salah satu faktor adalah potensi yang tinggi pada kawasan tersebut untuk mendirikan jasa medik veteriner karena tunjangan banyaknya permintaan dan pasien yang membutuhkan jasa tersebut. Permintaan dan banyaknya pasien yang datang pada pet shop atau klinik hewan ini tidak lepas karena Sleman Yogyakarta merupakan kawasan padat dengan tata guna lahan untuk pemukiman, sehingga dengan potensi tersebut menyebabkan banyaknya klinik dan pet shop bermunculan pada kawasan ini. 57

3.3 Kriteria Pemilihan Lokasi Berdasarkan tinjauan-tinjauan yang telah dijelaskan, maka tinjauan tersebut akan digunakan untuk menentukan lokasi dimana dirasa tepat untuk mendirikan Rumah Sakit Hewan di Sleman Yogyakarta, antaralain: a. Berada di wilayah Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Kecamatan Depok merupakan salah satu bagian dari Kabupaten Sleman yang wilayahnya berada di perbatasan terhadap Kota Yogyakarta. Rumah Sakit hewan yang akan didirikan sebagai sarana umum untuk menunjang kesehatan yaitu kesehatan hewan pada Daerah Istimewa Yogyakarta. Kecamatan Depok untuk lokasi dapat diklasifikasikan berada di tengah-tengah antara Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, sehingga lokasi untuk mendirikan Rumah Sakit Hewan di Kecamatan Depok diharapkan dapat mencangkup kedua wilayah untuk menanggulangi dan mencegah sebagai fasilitas kebutuhan akan jasa medik veteriner. b. Berada di lokasi Perkembangan Populasi Hewan Lokasi perkembangan populasi hewan merupakan obyek utama yang harus sangat diperhatikan untuk merancang sebuah Rumah Sakit Hewan. Hewan merupakan pengguna utama fasilitas tersebut, sehingga lokasi untuk membangun sebaiknya berada di pusat dimana populasi suatu hewan memiliki jumlah tinggi, maka tujuan sebuah RSH dibangun dapat tercapai dengan baik. Aspek-aspek yang digunakan sebagai acuan untuk merancang Rumah Sakit Hewan, antaralain: a) Akses b) Lingkungan Sekitar Site c) View d) Kondisi populasi hewan e) Kesusuain site dengan peruntukan lahan yang diizinkan 58

LOKASI POTENSI POSITIF TERBANGUN Gambar 3. 4: Lokasi potensi positif Kabupaten Sleman Yogyakarta Sumber: RTRW Kabupaten Sleman Yogyakarta 2005-2014 1. Alasan 1 Wilayah Kabupaten Sleman Yogyakarta dengan pemukiman yang cukup padat dan cenderung merupakan tingkat kepadatan tertinggi dari keseluruhan persebaran rumah pada data RTRW Kabupaten Sleman Yogyakarta 2. Alasan 2 Wilayah Kabupaten Sleman Yogyakarta yang lokasinya paling dekat dengan kota Yogyakarta, sehingga lokasi tersebut dirasa berpotensi untuk dibangunnya Rumah sakit hewan untuk target cangkupan Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. 3. Alasan 3 Wilayah Kabupaten Sleman Yogyakarta dengan persebaran klinik dan petshop paling tinggi di wilayah Sleman, sehingga dirasa merupakan lokasi yang memiliki potensi tinggi untuk mendirikan Rumah Sakit Hewan. 59

3.4 Tinjauan Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman Gambar 3. 5: Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta Sumber: RTRW Kabupaten Sleman Yogyakarta 2005-2014 a. Batas-batas Kecamatan Depok Kecamatan Depok merupakan bagian dari kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Batas Wilayah Kecamatan Depok yaitu: - Utara : Kecamatan Ngaglik dan Ngemplak - Timur : Kecamatan Kalasan dan Berbah - Selatan : Kecamatan Banguntapan - Barat : Kecamatan Mlati b. Kedudukan Administratif Kecamatan Depok sebagai bagian dari kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Memiliki 58 Padukuhan, 215 Rukun Warga, 648 Rukun Tetangga dan memiliki 3 desa yaitu: - Desa Caturtunggal - Desa Maguwoharjo - Desa Condongcatur 60

c. Kondisi Geografis dan Geologis Kecamatan Depok Kondisi geografis kecamatan Depok terletak 7.46 43 LS dan 110.23 21 BT. Kecamatan Depok memiliki ketinggian 100m dpl 200m dpl atau rata-ratanya yaitu 140m dpl. Memiliki jenis tanah yaitu keseluruhannya tanah regusol kurang lebih 3.555 hektar menurut Bappeda Sleman. Gambar 3. 6: Peta Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta Sumber: www.depokkec.slemankab.go.id/ d. Kondisi Klimatologis Kecamatan Depok Kecamatan Depok memiliki kondisi Klimatologis dengan suhu maksimum yaitu 35 o C dan suhu minimumnya adalah 22 o C, dengan data yang ada maka diambil rata-rata berdasarkan Kabupaten Sleman yaitu sebagai berikut: Tabel 3. 2: Rata-Rata Klimatologis Kabupaten Sleman Sumber: bappeda.slemankab.go.id 61

3.5 Pemilihan Site/Lokasi 3.5.1 Alternatif Site 1 Gambar 3. 7: Peta lokasi site alternatif 1, Depok Sleman Sumber: Google Map diunduh 30 September 2015 Lokasi site sebagai alternatif 1 berada di kecamatan Depok Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Berada di jalan Ring Road Utara bagian sisi selatan jalan. Lokasi ini berhubungan langsung dengan jalan Profinsi dengan tingkat kepadatan lalulintas tinggi. Site alternatif 1 ini mudah untuk ditemukan karena berada di sisi samping jalan utama. Memiliki luasan tanah cukup luas yang memanjang kesisi belakang site. Sisi utara site terdapat pet shop yang menunjukan bahwa lokasi memang berpotensi untuk didirikan jasa medik veteriner. 62

3.5.2 Alternatif Site 2 Gambar 3. 8: Peta lokasi site alternatif 2, Depok Sleman Sumber: Google Map diunduh 30 September 2015 Lokasi site alternatif 2 berada di kecamatan Depok Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Berada di jalan Ring Road Selatan bagian sisi selatan jalan. Lokasi ini berada disekitar jalan Profinsi (Ring Road) namun untuk menuju site harus melewati jalan kolektor tidak begitu jauh. Lokasi berdekatan dengan perumahan Casagrande. Memiliki luasan tanah yang luas di sisi barat perumahan CasaGrande. Berada di sekitar jalan utama namun pada site memiliki privasi tersendiri dengan kepadatan pemukiman tidak terlalu banyak dan dekat dengan site. 63

3.5.3 Skoring Tabel 3. 3: Hasil skoring alternatif site Kriteria Site 1 Skor Site 2 Skor Akses 20 Berhubungan langsung Berada disekitar jalan dengan jalan utama. Lalu lintas padat 10 utama, melewati jalan kolektor Mudah diakses 20 Lingkungan 20 - Deretan ruko dan - Pemukiman Sekitar kepadatan lalu linta 10 CasaGrande dan lahan 20 traficlight kosong, sungai View 20 - Aktivitas lalulintas - Lingkungan asri, lahan Ringroad utara 10 kosong, sungai 20 Populasi Hewan 20 - Sekitar pemukiman - Sekitar pemukiman seturan dengan dengan populasi hewan populasi hewan 20 peliharaan cukup 20 peliharaan cukup tinggi tinggi Kesesuaian Site - Pemanfaatan struktur - Pemanfaatan struktur (Peruntukan lahan) 20 ruang perkotaan 20 ruang perkotaan 20 Sumber: Analisis Penulis, 2016 Kesimpulan hasil skoring antara kedua alternatif site yang akan dipilih adalah alternatif site 2, dimana site 2 memiliki akses menuju bangunan mudah, berada di jalan Ringroad utara dan didukung dengan jalan yang mudah (jalan memtar/belok), Lingkungan sekitar yang mendukung dimana berada di pusat kota namun tidak berhubungan langsung dengan aktivitas lain sehingga dirasa tidak mengganggu, memiliki view yang cukup baik dengan suguhan lingkungan yang cukup masih asri dimana dekat dengan sungai sehingga masih banyak terdapat tumbuhan dan lahan-lahan kosong yang asri, berada dekat dengan pemukiman, sehingga populasi hewan peliharaan cukup tinggi, dan Kesesuaian site dengan peruntukan lahan sehingga mendukung rencana kota 64