ANALISIS TEMPERING DENGAN QUENCHING MEDIA OLI MESRAN SAE 40 TERHADAP SIFAT MEKANIK POROS S 45 C

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MEDIA KAPUR PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIK POROS S45C

PENGARUH TEMPERATUR CARBURIZING PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP SIFAT SIFAT MEKANIS BAJA S 21 C

PENGARUH KEKUATAN PENGELASAN PADA BAJA KARBON AKIBAT QUENCHING

KARAKTERISASI BAJA CHASIS MOBlL SMK (SANG SURYA) SEBELUM DAN SESUDAH PROSES QUENCHING

ANALISA MEDIA PENDINGIN KAPUR PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT FISIS PADA POROS S 45 C

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penguatan yang berdampak terhadap peningkatan sifat mekanik dapat

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA JIS S45C

Analisa Struktur Mikro Dan Kekerasan Baja S45C ANALISA STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN BAJA S45C PADA PROSES QUENCH-TEMPER DENGAN MEDIA PENDINGIN AIR

BAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Heat Treatment Dengan Variasi Media Quenching Air Garam dan Oli Terhadap Struktur Mikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

BAB I PENDAHULUAN. perlu dapat perhatian khusus baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya karena

PERUBAHAN SIFAT MEKANIK BAJA KONSTRUKSI JIS G4051 S17C SETELAH DILAKUKAN HARDENING DAN TEMPERING

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 4340

POLITEKNOSAINS VOL. XI NO. 1 Maret 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Definisi baja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suatu benda

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

PENELITIAN PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN LOW TEMPERING

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

Sidang Tugas Akhir (TM091486)

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

ANALISA QUENCHING PADA BAJA KARBON RENDAH DENGAN MEDIA SOLAR

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA BAJA KARBON SEDANG ST 60

PENGARUH WAKTU PENAHANAN PANAS (TIME HOLDING) PADA PROSES TEMPERING TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN BAJA KARBON MENENGAH

PEMILIHAN PARAMETER PERLAKUAN PANAS UNTUK MENINGKATKAN KEKERASAN BAJA PEGAS 55 Si 7 YANG DIGUNAKAN SEBAGAI PENAMBAT REL KERETA API

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia teknik dikenal empat jenis material, yaitu : logam,

ANALISA KEKERASAN PADA PISAU BERBAHAN BAJA KARBON MENENGAH HASIL PROSES HARDENING DENGAN MEDIA PENDINGIN YANG BERBEDA

Pengaruh Heat Treatment denganvariasi Media Quenching Oli dan Solar terhadap StrukturMikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

PENGARUH PERBANDINGAN GAS NITROGEN DAN LPG PADA PROSES NITROKARBURISING DALAM REAKTOR FLUIDIZED BED TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA KARBON RENDAH

ANALISA SIFAT MEKANIK PERMUKAAN BAJA ST 37 DENGAN PROSES PACK CARBURIZING, MENGGUNAKAN ARANG KELAPA SAWIT SEBAGAI MEDIA KARBON PADAT

PENGARUH TEMPERING PADA BAJA St 37 YANG MENGALAMI KARBURASI DENGAN BAHAN PADAT TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

STUDI KOMPARASI HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS MATERIAL RING PISTON BARU DAN BEKAS

PENINGKATAN KEKAKUAN PEGAS DAUN DENGAN CARA QUENCHING

METODE PENINGKATAN TEGANGAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAJA KARBON RENDAH MELALUI BAJA FASA GANDA

PENGARUH ANNEALING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAHAT HSS DENGAN UNSUR PADUAN UTAMA CROM

PENGARUH MEDIA PENDINGIN MINYAK PELUMAS SAE 40 PADA PROSES QUENCHING DAN TEMPERING TERHADAP KETANGGUHAN BAJA KARBON RENDAH

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR TEMPERING TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADA BAJA AAR-M201 GRADE E

Pengaruh Variasi Media Quenching Air, Oli, dan Angin Kompresor Terhadap Struktur Mikro dan Kekerasan Pada Baja AISI 1045

Pengaruh Temperatur Pemanasan dan Holding Time pada Proses Tempering terhadap Sifat Mekanik dan Laju Korosi Baja Pegas SUP 9A

I. TINJAUAN PUSTAKA. unsur paduan terhadap baja, proses pemanasan baja, tempering, martensit, pembentukan

PENGARUH PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 1029 DENGAN METODA QUENCHING DAN MEDIA PENDINGIN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MAKRO STRUKTUR

ANALISIS PENGARUH WAKTU PERLAKUKAN PANAS TERHADAP NILAI KEKERASAN KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang material baja karbon sedang AISI 4140 merupakan low alloy steel

ANALISIS PENGARUH TEMPERING

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan logam dalam pembuatan alat alat dan sarana. Untuk memenuhi kebutuhan ini, diperlukan upaya pengembangan

STUDI PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA HASIL PENGELASAN BAJA ST 37 DITINJAU DARI KEKUATAN TARIK BAHAN

ANALISA PROSES SPRAY QUENCHING PADA PLAT BAJA KARBON SEDANG

PENGARUH SUHU TEMPERING TERHADAP KEKERASAN, KEKUATAN TARIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA BAJA K-460

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

II. TINJAUAN PUSTAKA

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR ANNEALING TERHADAP KEKERASAN SAMBUNGAN BAJA ST 37

PENGARUH VARIASI SUHU PADA PROSES SELF TEMPERING DAN VARIASI WAKTU TAHAN PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA AISI 4140

PENGARUH BAHAN ENERGIZER PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP KEKERASAN CANGKUL PRODUKSI PENGRAJIN PANDE BESI

KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PROSES AUSTEMPER PADA BAJA KARBON S 45 C DAN S 60 C

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KARBURISASI RODA GIGI SPROCKET ASPIRA DENGAN AHM TERHADAP PERUBAHAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Koleksi Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta

Karakterisasi Material Sprocket

STUDI PEMBUATAN BESI COR MAMPU TEMPA UNTUK PRODUK SAMBUNGAN PIPA

Heat Treatment Pada Logam. Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma. Proses Perlakuan Panas Pada Baja

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

MENINGKATKAN MUTU BAJA SUP 9 PADA PEGAS DAUN DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS

Pengaruh Unsur-unsur Paduan Pada Proses Temper:

Karakterisasi Baja Karbon Rendah Setelah Perlakuan Bending

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA KEKERASA DAN STRUKTUR MIKRO TERHADAP VARIASI TEMPERATUR TEMPERING PADA BAJA AISI 4140

KETANGGUHAN BEBAN IMPAK DAN BEBAN TARIK MAKSIMUM PADA PELAT BAJA BERLAPIS AKIBAT QUENCHING DAN NORMALIZING

SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA KARBONISASI DENGAN BAHAN ARANG KAYU BK

ANALISIS KEKERASAN BAJA ASSAB 705 YANG DIBERI PERLAKUAN PANAS HARDENING DAN MEDIA PENDINGIN

TIN107 - Material Teknik #9 - Metal Alloys 1 METAL ALLOYS (1) TIN107 Material Teknik

Pengaruh Variasi Temperatur Anneling Terhadap Kekerasan Sambungan Baja ST 37

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH TEMPERATUR TEMPERING PADA PROSES QUENCHING TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA AISI 4140

Analisa Deformasi Material 100MnCrW4 (Amutit S) Pada Dimensi Dan Media Quenching Yang Berbeda. Muhammad Subhan

PENGARUH PROSES LAKU PANAS QUENCHING AND PARTITIONING TERHADAP UMUR LELAH BAJA PEGAS DAUN JIS SUP 9A DENGAN METODE REVERSED BENDING

PENGARUH PERBEDAAN WAKTU PENAHANAN SUHU STABIL TERHADAP KEKERASAN LOGAM

PENGARUH VISKOSITAS OLI SEBAGAI CAIRAN PENDINGIN TERHADAP SIFAT MEKANIS PADA PROSES QUENCHING BAJA ST 60

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

Rubijanto ) ABSTRAK. Kata kunci : Perlakuan panas,proses pendinginan. ) Staf Pengajar Jurusan Mesin UNIMUS. Traksi. Vol. 4. No.

PENGARUH PROSES QUENCHING DAN TEMPERING

VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN PADA PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DENGAN MATERIAL SS 304L

Jurnal Teknik Mesin, Volume 6, Nomor 1, Tahun

PEMBUATAN MATERIAL DUAL PHASE DARI KOMPOSISI KIMIA HASIL PELEBURAN ANTARA SCALING BAJA DAN BESI LATERIT KADAR NI RENDAH YANG DIPADU DENGAN UNSUR SIC

Laporan Praktikum Struktur dan Sifat Material 2013

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

PENGARUH TEMPERATUR DAN HOLDING TIME DENGAN PENDINGIN YAMACOOLANT TERHADAP BAJA ASSAB 760

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Diajukan Sebagai Syarat Menempuh Tugas Akhir. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah. Surakarta. Disusun Oleh : WIDI SURYANA

Baja adalah sebuah paduan dari besi karbon dan unsur lainnya dimana kadar karbonnya jarang melebihi 2%(menurut euronom)

ANALISA UJI KEKERASAN BAJA VCN 150 PADA POROS BALING-BALING PISAU MESIN CRUSHER ABSTRAK

PROSES NORMALIZING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

Transkripsi:

ANALISIS TEMPERING DENGAN QUENCHING MEDIA OLI MESRAN SAE 40 TERHADAP SIFAT MEKANIK POROS S 45 C Suwandono, Ahmad Farid, Heriy Kuswanto ABSTRACT This research intends to know the influence of temper and quenching cooling media of oli mesran SAE40 towards the characteristic of machine of stell S45C. The proses of temper is conducted in 300C with the holding time 60 minute while the process of quenching is conducted in 870C with the holding time 30 minute. The method used in this research is descriptive. The raw material for the specimen is stell S45C, imported by PT.TIRA AUSTENITE. The specimen of pull test use standard JIS Z 2204 and hardness use standard JIS Z2245. The chemical composition testing shows that steel S45C enter in the medium carbon steel with the content carbon 0,44%. The result of tensile strength of steel S45C after heating by temper-quenching by using the two different medias of temper, those are free air which result of the tensile strength is 1096,86 N/mm2, it is higher than oil which result is 783,38 N/mm2. However, the average elongation of free air is 3,62% with the average contraction 32,36%. It is smaller than the average elongation of oil that is 7,18% with the average contaction 48,96%. The average result of strength testing temper media of free air is 185,33 HB. It is bigger than the average result of temper test by using oil that is 173 HB. From the result of the steel testing, the temper-quenching by using oil as the media is suggested to be used if we want to produce the steel with a high level of the though, so that the steel is easier to be formed. Key words: quenching, tempering, tensile strength of shaf S45C. A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dunia industri yang semakin maju,mendorong para pelaku dunia industri untuk meningkatkan kebutuhan penggunaan dari hasil pengerasan baja yang dibutuhkan konsumen. Perkembangan teknologi terutama dalam pengerasan logam mengalami kemajuan yang sangat pesat namun dari akibat pengerasan logam tersebut terjadi masalah terhadap sifat mekanik logam. Untuk itu penulis mencoba mengangkat permasalahan pengaruh pengerasan logam dengan temper media kapur pada poros baja S45C yang banyak dipergunakan pada poros poros roll gilingan tebu dan poros engkol penggerak mesin uap. Alasan yang mendasari peneliti mengambil poros S45C karena baja tersebut banyak dan hampir keseluruhan pabrik gula ex peninggalan Hindia Belanda menggunakanya. Baja ini memiliki kekerasan yang cukup tinggi sehingga cocok untuk komponen yang membutuhkan kekerasan, keule tan, maupun ketahanan terhadap gesekan. Untuk menghasilkan suatu produk yang menuntut keuletan dan

tahan terhadap gesekan perlu dilakukan proses pemanasan ulang atau temper. Tujuan dari penemperan adalah untuk meningkatkan keuletan dan mengurangi kerapuhan. Pengaruh dari suhu temper ini akan menurunkan tingkat kekerasan dari logam. Kekerasan merupakan sifat ketahanan dari bahan terhadap penekanan. Kekerasan dalam penelitian ini adalah ketahanan dari baja S45C terhadap penekanan dari hasil pengujian. Penelitian disini membatasi cara pemanasan logam dengan tempering media kapur berdasarkan experiment yang telah lama dilakukan di perusahaan perusahaan ex peninggalan Hindia Belanda yaitu pabrik-pabrik gula dan perusahaan sebagai mitra yang memberikan pelayanan perbaikan komponen pabrik gula. Salah satu proses perlakuan panas pada baja adalah pengerasan (hardening), yaitu proses pemanasan baja sampai suhu di daerah atau diatas daerah kritis disusul dengan pendinginan yang cepat dinamakan quench ( B.H.Amstead 1995 : 144 ). Akibat proses hardening pada baja, maka timbulnya tegangan dalam (internal stresses), dan rapuh (britles), sehingga baja tersebut belum cocok untuk segera digunakan. Oleh karena itu pada baja tersebut perlu dilakukan proses lanjut yaitu temper. Dengan proses temper kegetasan dan kekerasan dapat diturunkan sampai memenuhi syarat penggunaan, kekuatan tarik turun sedangkan keuletan dan ketangguhan meningkat. Namun yang menjadi permasalahan sejauh mana sifat - sifat yang memenuhi syarat yang diinginkan ini dapat dicapai melalui proses temper. Pengkajian lebih lanjut dampak dari faktor perbedaan media quenching-temper, dapat dilakukan melalui beberapa uji bahan, Pengujian bahan yang digunakan untuk proses quenching-temper adalah uji kekuatan tarik dan uji kekerasan. 2. Batasan Masalah Berdasarkan latar balakang masalah tersebut diatas penulis membatasi pembebanan pada tempering quenching dengan media oli Mesran SAE 40 dan air serta raw material dan quenching udara sebagai pembandingnya pada sifat mekanik poros S 45 C. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, permasalahan utama yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah : a. Seberapa besarkah akibat dari temper dengan quenching media pendingin oli Mesran SAE 40 terhadap sifat mekanik baja S45C bila dibandingkan dengan quenching media udara bebas yang meliputi kekuatan tarik dan kekerasannya? b. Bagaimana karakteristik dari kedua quenching media udara bebas dengan media oli Mesran SAE 40? 4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk membuktikan sejauh mana akibat dari penemperan dengan quenching media pendingin Oli Mesran SAE 40 terhadap kekerasan dan kekuatan tarik logam S45C, serta mengetahui karakteristik dari kedua media quenching tersebut. B. LANDASAN TEORI 1. Baja Karbon Baja merupakan paduan dari unsur besi ( Fe ), karbon ( C ), di samping itu baja juga mengandung unsur-unsur lain seperti sulfur (S), fosfor (P), silikon (Si), mangan (Mn), dan sebagainya yang jumlahnya dibatasi. Baja dapat dibentuk melalui pengecoran, pencanaian atau penemperan. Karbon

merupakan salah satu unsur terpenting karena dapat meningkatkan kekerasan dan kekuatan baja. Berdasarkan kandungan karbon, baja dibagi menjadi tiga macam, yaitu: a. Baja karbon rendah Baja kabon rendah (low carbon steel) mengandung karbon dalam campuran baja karbon kurang dari 0,3%. Baja karbon rendah tidak dapat dikeraskan karena kandungan karbonnya tidak cukup untuk membentuk struktur martensit (Samsul arifin, 1982). b. Baja karbon sedang Baja karbon sedang mengandung karbon 0,3%C - 0,6%C (medium carbon steel) dan dengan kandungan karbonnya memungkinkan baja untuk dikeraskan sebagian dengan perlakuan panas (heat treatment) yang sesuai. Baja karbon sedang lebih keras serta lebih lebih kuat dibandingkan dengan baja karbon rendah (Samsul arifin, 1982). c. Baja karbon tinggi ( H.C.S ) Baja karbon tinggi mengandung 0,7%C - 1,5%C dan memiliki kekerasan tinggi namun keuletannya lebih rendah, hampir tidak dapat diketahui jarak tegangan lumernya terhadap tegangan proporsional pada grafik tegangan regangan. Berkebalikan dengan baja karbon rendah, pengerasan dengan perlakuan panas pada baja karbon tinggi tidak memberikan hasil yang optimal dikarenakan terlalu banyaknya martensit sehingga membuat baja menjadi getas. (Samsul arifin, 1982). 2. Heattreatment Baja Heattreatment baja adalah proses pemanasan dan pendinginan pada baja untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu. a. Mengeraskan ( Hardening ) Pengerasan baja termasuk heattreatment baja yang disebut juga penyepuhan ( quenching ) dari baja. Pengerasan baja dilakukan dengan jalan memanaskan baja pada temperature sampai menjadi austenite yang homogen. b. Menemper ( Memudakan ) Menemper atau tempering adalah memanaskan baja yang telah dikeraskan sampai temperature tertentu dengan tujuan untuk mengurangi kekerasan baja. Pemanasan baja yang dilakukan dalam tempering ini adalah sekitar 200 o C-300 o C tetapi yang paling baik dilakukan hanya berkisar 200 o C- 300 o C. 3. Pengujian Logam a. Pengujian Tarik Pengujian tarik dilakukan terhadap batang uji yang standar. Pada bagian tengah batang uji merupakan bagian yang menerima tegangan yang uniform, dan pada bagian ini diukurkan panjang uji (gauge length), yaitu bagian yang dianggap menerima pengaruh dari pembebanan. Pada bagian inilah yang selalu diukur panjangnya dalam proses pengujian. Dasar yang digunakan untuk mengetahui kekuatan tarik dari suatu material adalah kurva tegangan dan regangan. b. Pengujian Kekerasan Proses pengujian kekerasan dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bahan terhadap pembebanan dalam perubahan yang tetap. Pengujian kekerasan logam ini secara garis besar ada tiga metode yaitu penekanan, goresan, dan dinamik ( Koswara, 1991 : 15 ). Proses pengujian yang mudah dan cepat dalam memperoleh angka kekerasan yaitu dengan metode penekanan. Dikenal ada tiga jenis metode penekanan, yaitu : Rockwell Brinnel, Vickers, yang masing-

masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pengujian kekerasan dengan goresan dibakukan pada skala Mohs, ada sepuluh skala yang disusun berurutan dari bahan lunak sampai bahan yang keras. Pengujian kekerasan dengan dinamik adalah pengukuran terhadap ketinggian pantulan sebuah palu dari permukaan benda uji pada mesin uji Shore Scleroscope. 1. Pengujian Kekerasan Brinel Pada pengukuran kekerasan menurut Brinnell paluru baja yang disepuh dengan garis tengah D yang ditentukan dengan gaya tertentu F, selama beberapa waktu t ditekan ke dalam bahan. Setelah penyisihan garis tengah d dari bekas tetap diukur. Kekerasan Brinell kini kita temukan dengan membagi gaya pada luas tembereng bola. Kekerasan Brinell = gaya atau HB = luas tembereng bola F A Tetapi dalam praktek kekerasan Brinell langsung dibaca dari Tabel. Penunjukan hasil kekerasan Brinell tergantung dari faktor-faktor berikut, dan ini harus selalu dicantumkan pada catatan kekerasan. C. METODOLOGI PENELITIAN 1. Metode Penelitian Desain penelitian ini menggunakan metode eksperimental, merupakan metode penelitian yang memungkinkan peneliti memanipulasi variabel dan meneliti akibat-akibatnya ( Hasan Iqbal M : 24 ). Pada metode ini, variabelvariabel dapat dikontrol sedemikian rupa, sihingga variabel luar yang mungkin mempengaruhi dapat dihilangkan. 2. Subyek Penelitian Subjek penelitian adalah poros S45C yang nantinya akan mengalami perlakuan panas dan dijadikan sebagai spesimen. Bahan yang dipilih dalam penelitian ini adalah baja karbon menengah baja S45C dengan kadar karbon 0,44 %C. Baja karbon ini dibentuk menjadi spesimen kekuatan tarik dan kekerasan. 3. Metode Pengumpulan Data a. Observasi Yaitu dengan melihat secara langsung di lapangan pungujian yang akan dilakukan. b. Studi Pustaka Yaitu dengan menbaca buku serta jurnal skripsi yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. c. Wawancara Yaitu dengan melakukan Tanya jawab dengan ahli Metalurgi yang akan memberikan gambaran umum mengenai penelitian yang dilakukan. Untuk itu perlu dilakukan konsultasi dengan pakar atau ahli Metalurgi. d. Lembar Pengamatan Yaitu digunakan untuk mencatat hasil pengujian atau data - data terkait dilapangan. Langkah ini

akan mempermudah dalam pengolahan data selanjutnya. 4. Analisis Data Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan pada teknik pengolahan datanya, seperti pengecekan data dan tabulasi, dalam hal ini sekedar membaca tabel penafsiran ( Hasan Iqbal M:98 ) analisis kualitatif adalah analisa yang tidak menggunakan model matematik, model statistik, dan ekonometrik atau model model tertentu lainnya. Analisa data yang dilakukan terbatas tabel, grafik grafik atau angka angka yang tersedia, kemudian melakukan uraian dan D. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian a. Uji Komposisi Tabel 1 Komposisi kimia bahan Baja S45C No Nama Unsur Simbol Komposisi ( % ) 1 Iron/Ferro Fe 97.74 2 Carbon C 0.4351 3 Silicon Si 0.2169 4 Manganese Mn 0.5906 5 Chromium Cr 0.0392 6 Nikel Ni 0.0134 7 Molybdenum Mo 0.000 8 Copper Cu 0.0188 9 Alumunium Al 0.0133 10 Vanadium V 0.0000 11 Tungsten W 0.0000 12 Titanium Ti 0.0063 13 Niobium Nb 0.009 b. Uji Tarik Pengujian tarik dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat mekanis dari material baja karbon sedang sebagai material uji dalam penelitian ini. Hasil pengujian tarik pada umumnya adalah parameter kekuatan tarik (ultimate strength) maupun luluh (yield strength), parameter keliatan/keuletan yang ditunjukan dengan adanya prosen perpanjangan (elongation) dan prosen kontraksi atau reduksi penampang (reduction of area) maupun bentuk penampang patahannya. Data ini diperoleh dalam tiga kelompok pengujian yaitu spesimen raw materials, hasil proses quenching air dan hasil dari proses tempering 300 C dengan media oli Mesran SAE 40. Hasil pengujian tarik ditunjukan dalam tabel di bawah ini : Tabel 2 Hasil pengujian tarik ( Hasil Pengujian di LIK Tegal )

Kuat Tarik Kuat Luluh Perpanjangan Kontraksi Perlakuan No ( N/mm 2 ) ( N/mm 2 ) ( % ) ( % ) Raw Materials 1 648,454 463,457 22,74 39,42 Raw Materials 2 637,929 633,267 20,30 45,95 Raw Materials 3 646,588 326,992 22,82 48,71 Rata-rata 644,323 474,572 21,95 44,69 Quenching air 1 778,325 233,720 2,04 10,28 Quenching air 2 841,599 284,116 2,82 39,21 Quenching air 3 997,351 0 1,76 0 Rata-rata 872,430 172,612 2,20 16,49 Tempering udara bebas 1 1096,86 219,294 1,98 28,22 Tempering udara bebas 2 1431,09 0 1,20 20,85 Tempering udara bebas 3 1474,94 333,519 7,68 48,03 Rata-rata 1334,29 184,271 3,62 32,36 Tempering oli 1 796,9 356,353 7,67 39,19 Tempering oli 2 796,84 140,139 6,57 52,06 Tempering oli 3 756,42 233,104 7,32 55,64 Rata-rata 783,38 243,198 7,18 48,96 Hasil pengujian tarik yang diujicoba di laboratorium Lik Kab Tegal dapat dilihat pada Tabel diatas. Adapun penjelesan dari hubungan ke tiga material dalam pengujian kuat tarik tersebut digambarkan dalm bentuk grafik kuat tarik berikut : Gambar 1. Grafik Kuat Tarik ( Tensile Strength ) 3. Uji Kekerasan

Hasil dari pengujian kekerasan yang dilakukan menggunakan mesin Universal Hardness Tester yang bekas penekanannya dapat dilihat dengan mikroskop logam dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3 Uji Kekerasan ( Hasil Pengujian di LIK Tegal ) Perlakuan No Kekerasan Kenaikan ( HB ) ( % ) Raw material 1 179 Raw material 2 174 Raw material 3 179 Rata-rata 177 Quenching air 1 210 Quenching air 2 206 Quenching air 3 220 Rata-rata 212 1,20 Tempering udara bebas 1 198 Tempering udara bebas 2 176 Tempering udara bebas 3 182 Rata-rata 185,33 1,05 Tempering oli 1 170 Tempering oli 2 179 Tempering oli 3 170 Rata-rata 173 0,98 Perbadingan uji kekerasan dalam grafik gambar berikut : Gambar 2 Grafik hasil pengujian kekerasan

2. Pembahasan Data hasil penelitian yang ditabulasikan dalam bentuk tabel dan grafik diketahui ada perbedaan karakteristik kekutan tarik statis dari spesimen penelitian antara raw material, quenching air dengan suhu 870 0 C dan mengalami proses tempering dengan suhu pemanasan 300 0 C dengan holding time 60 menit dengan media pendingin udara bebas dan oli. Proses tempering dengan suhu 300 0 C ( medium temperature tempering ) akan mengubah martensit menjadi ferrit dan sementit, dengan lepasnya karbon dari martensit dan akan membentuk sementit lagi. Kekuatan tarik tempering dengan media oli naik sebesar 1,18% bila dibandingkan dengan raw material akan tetapi lebih rendah bila dibandingkan proses lainnya. Sedangkan hasil kekerasan yang dimiliki sebesar 173 HB. Melihat dari hasil penelitian diatas telah memberikan gambaran yang jelas bahwa kelompok penelitian dari perlakuan panas baja karbon S45C (medium carbon) yang terdiri dari kelompok perbedaan dari raw materials, quenching air, tempering udara bebas, dan tempering oli memberikan hasil keuletan yang lebih baik bila dibandingkan dengan dengan tempering udara bebas. Fenomena semacam ini menunjukan bahwa dengan proses hardening bahan akan sangat keras dan cenderung getas sehingga perpanjangan dan reduksi penampang hampir tidak ada dan bentuk penampang patahnya flat sehingga kekuatan tariknya tinggi bila dibandingkan dengan raw material. Untuk proses produksi yang membutuhkan bahan dengan keuletan yang tinggi proses tempering dengan menggunakan media oli dapat dicoba atau lebih dianjurkan untuk poros S45C. Pola hubungan suhu tempering dengan kekuatan tarik jelas tampak sekali, semakin tinggi suhu pemanasan, nilai kekuatan tariknya semakin meningkat. Demikian juga dengan nilai kekerasannya semakin tinggi. Dengan kata lain kekerasan sebanding dengan kekuatan tariknya. E. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian dari pengujian dan evaluasi data serta pembahasan pada proses tempering dengan media oli Mesran SAE 40 maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Bahwa kekuatan tarik tempering dengan quenching media oli Mesran SAE 40 lebih ulet dengan kuat tarik 2 sebesar 783,38 N/mm dan perpanjangan 7,18 % bila dibandingkan dengan tempering media udara bebas dengan kuat tarik sebesar 1334,29 N/mm 2 dengan perpanjangan sebesar 3,62 %, akan tetapi untuk kekerasanya tempering dengan media oli Mesran SAE 40 lebih kecil dengan rata-rata 173 HB atau berkurang bila dibandingkan dengan tempering media udara bebas dengan rata-rata 185,33 HB. 2. Tempering dengan media udara bebas memiliki karakterisitik seperti, kekuatan tarik, kuat luluh, serta kekerasan lebih besar akan tetapi tingkat keuletanya berkurang sehingga bahan jadi lebih getas. Tempering oli Mesran SAE 40 mempunyai kuat tarik dan kekerasan yang lebih kecil, akan tetapi tempering dengan oli menghasilkan keuletan yang tinggi sehingga bahan lebih dapat dibentuk.

DAFTAR PUSTAKA Amstead, BH, 1995, Teknologi Mekanik Jilid 1, Edisi 7, Jakarta : Erlangga. Arifin, syamsul, 1976, Ilmu Logam Jilid 1, Jakarta : Ghalia Indonesia. Beumer, B.J.M,1978, Ilmu Bahan Logam Jilid 1, Jakarta : Bhratara Karya Aksara., 1979, Ilmu Bahan Logam Jilid 2, Jakarta : Bhratara Karya Aksara. E. Dieter, George, 1996, Metalurgi Mekanik Jilid 1, Edisi 3, Jakarta : Erlangga. Jensen, Alfred, Harry H. Chenoweth, 1991, Kekuatan Bahan Terapan, Edisi 4, Jakarta : Erlangga. Hasan, Iqbal M, 2002, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya, Jakarta : Ghalia Indonesia. Surdia,Tata, Shinroku Saito, 1999, Pengetahuan Bahan Teknik, Jakarta : Pradnya Paramita. Van Vliet, G.L.J, W. Both, 1984, Teknologi untuk Bangunan Mesin Bahan-Bahan I, Jakarta : Erlangga. Vohdin K.W, Basir Latif, S. Zeiroeddin, 1978, Mengolah Logam, Jakarta : Pradnya Paramita.