BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat merubah pola pikir yang akan berpengaruh pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan di mulai dari kandungan, hingga dewasa yang didapatkan

BAB I PENDAHULUAN. demikian, PAI memiliki peran strategis untuk menciptakan peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan di segala bidang kehidupan. Perubahan dan perbaikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seiring dengan. baru seperti internet, media elektronik, media cetak dan

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Era globalisasi yang ditandai dengan persaingan kualitas atau mutu,

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bangsa Indonesia yang salah satunya yaitu mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengkondisikan kelas atau mengelola kelas, agar pelaksanaan. pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah orang yang kerjanya mengajar. 1 Dalam masyarakat. Jawa, guru dilacak melalui akronim gu dan ru. Gu diartikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.

BAB I PENDAHULUAN. Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya,Bandung, 2003, hlm 3-4 2

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar, kehadiran suatu media pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. mengambil peran sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang. tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses membimbing

BAB I PENDAHULUAN. agama, sehingga hasilnya banyak orang yang mengetahui nilai-nilai ajaran

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Pendidikan mempengaruhi secara penuh

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. Rineka Cipta, 2000), hlm Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru yang Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan menurut sistem Pendidikan Nasional Pancasila dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah konsep Pembelajaran Berbasis Kecedasan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 108.

BAB I PENDAHULUAN. yang tengah berkembang pesat. Maka perlu adanya persiapan antara lain,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama. Menurut Usman

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB V PENUTUP. 1. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam meningkatkan kualitas. dengan kebutuhan, telah menerapkan kurikulum KTSP.

BAB I PENDAHULUAN. kreatif, mandiri dan profesional pada bidangnya masing-masing. 1

BAB I PENDAHULUAN. merealisir hal tersebut Menteri Agama dan Menteri P dan K. mengeluarkan keputusan bersama untuk melaksanakan pendidikan agama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. budaya, tetapi juga aspek ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya pendidikan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Keberhasilan proses

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hlm. 15 3

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia diatur dalam undang-undang, termasuk pola pendidikan. Pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. penambahan, pengurangan, penggantian dan pengembangan yang selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kecakapannya dalam memilih dan menggunakan model

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dalam menjalankan tugasnya dapat mencapai hasil dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar. Sebagaimana diperbuat dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB V PEMBAHASAN. A. Motivasi Belajar Membaca Al-Qur an pada Siswa di Madrasah. karena itu peran seorang guru bukan hanya semata-mata mentransfer ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan suatu bangsa. Pendidikan itu sendiri adalah usaha sadar dan terencana

BAB 1 PENDAHULUAN. PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm.1. 2 Tatang S, Ilmu Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung, 2012, hlm.14.

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan masa depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan sumber daya manusia yang profesional, tangguh, dan siap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) anggapan dasar

BAB I PENDAHULUAN. komponen penting yang terdiri dari "fakta-fakta, generalisasi, konsep, hukum/aturan, dan sebagainya, yang terkandung dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. 1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan, perkembangan dan kebutuhan zaman. Di antaranya harus terdapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Kamaludin, Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Tanpa adanya pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran ilmu pengetahuan terjadi dalam lembaga pendidikan tersebut.tanpa

BAB I PENDAHULUAN. kelas. Oleh karena itu, diperlukan manajemen kelas yang baik sehingga tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini, penulis akan memaparkan hal-hal yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 4. 2

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban terhadap perbuatan yang dilakukan, yaitu mendidik dan

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan guru dalam meningkatkan motivasi belajar PAI di. membuat RPP (perencanaan pelaksanaan pembelajaran).

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 2009), hlm.3. di Abad Global, (Malang: UIN-Maliki Press, 2012), hlm. 4. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 19, hlm. 4.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad saw (Q.S Al Anbiya: 107), tetapi kebanyakan manusia masih. Rahmat yang diberikan Allah swt kepada manusia bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan potensi diri menjadi kompetensi yang beragam, harus

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kemajuan peradaban di dunia ini. Melalui pendidikan, manusia dapat merubah pola pikir yang akan berpengaruh pada perkembangan kehidupan mereka. Oleh sebab itu, pendidikan dijadikan variabel utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu juga Indonesia yang menjadikan pendidikan sebagai salah satu tujuan utama, seperti yang tercantum dalam UUD 1945 alinea ke IV yang menegaskan bahwa salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan sebuah hal yang kompleks, dimana di dalamnya terdapat komponen-komponen yang merangkainya sehingga membentuk sebuah proses. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. 1 Oleh karenanya kemampuan guru dalam mengajar sangat penting demi tercapainya tujuan proses belajarmengajar yang diharapkan, khususnya dalam menarik dan menumbuhkan motivasi belajar pada peserta didik. hal. 4 1 Moh.Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional. (Bandung : PT.Remaja Rosdakarya,2008), 1

2 Untuk menumbuhkan motivasi tersebut, maka guru dituntut untuk lebih kreatif dalam mengajar. Sementara untuk memberikan pengayaan terhadap dirinya, guru juga dituntut untuk kreatif mengembangkan kemampuan pedagogik dalam proses pembelajaran. Wawasan guru juga diharapkan tidak terjebak pada buku teks semata. Guru dituntut untuk mampu menerapkan cara belajar yang menarik, dan dalam hal ini berkaitan erat dengan kreativitas yang dimiliki oleh guru. 2 Kreativitas dalam pembelajaran merupakan pengembangan potensi di luar batasan inteligensi, menemukan cara yang baru yang lebih baik untuk memecahkan masalah pendidikan. 3 Sehingga kreativitas guru Pendidikan Agama Islam dapat diartikan sebagai kemampuan pendidik yang mengampu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk mengekspresikan dan mewujudkan potensi daya berpikirnya, sehingga menghasilkan sesuatu yang baru dan unik dengan mengkombinasikan sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang lebih menarik. Oleh karenanya, seorang guru Pendidikan Agama Islam dituntut untuk menjadi pribadi yang kreatif dalam proses pendidikan. Pendidikan agama Islam mempunyai peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Untuk itu setiap manusia baik laki-laki maupun perempuan harus mendapat pendidikan sebagai bekal kehidupan di dunia dan akhirat. 2 Hamzah B.Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. (Jakarta : Bumi Aksara,2012), hal. 151 3 Ibid., hal. 151

3 Untuk merealisasikan sumber daya manusia yang berkualitas dan mempunyai kreativitas dalam pendidikan, upaya pemerintah diantaranya dengan mengeluarkan PP No. 19 Tahun 2005 tentang penyelenggaraan pendidikan, PP No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen. 4 Serta pengesahan rancangan undang-undang guru dan dosen sebagai undang-undang serta memberikan kewenangan kepada daerah untuk melakukan berbagai inovasi pendidikan. Diantara kebijakan pemerintah tersebut yaitu pelaksanaan sistem manajemen berbasis sekolah, kurikulum tingkat satuan pendidikan dan pembelajaran kontekstual yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil belajar. Seorang guru mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar. Guru mempunyai tugas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa yang diharapkan siswa dapat menerima dan memahami pengetahuan yang guru sampaikan. Mentransfer ilmu pengetahuan merupakan hal yang mudah, tetapi untuk membentuk watak dan jiwa anak didik merupakan hal yang sulit. Sehingga guru harus merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengontrol kegiatan siswa belajar. Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan pada objek penelitian ini yaitu di MTsN Ngantru Tulungagung, bahwa masalah kreativitas seorang guru merupakan masalah yang serius. Karena Pendidikan Agama Islam merupakan pondasi berpijak bagi peserta didik guna menata kepribadian yang utuh. 4 Hartono, Pendidikan Integrasi. (Purwokerto : STAIN Press, 2011), hal. 54

4 Kreativitas erat sekali kaitannya dengan profesionalitas seorang guru, sebab guru yang profesional akan mudah mengembangkan pembelajaran di dalam kelas. Selain itu guru yang profesional tidak hanya menguasai materi tetapi jauh dari itu guru profesional memahami metode dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Alat penunjang yang tidak kalah penting yang biasa disebut dengan sarana pembelajaran atau media pembelajaran. Muhaimin menjelaskan dalam bukunya bahwa : Media merupakan wahana penyalur pesan atau informasi belajar, yakni segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri peserta didik. 5 Guru Pendidikan Agama Islam harus mampu memilih dan memanfaatkan segala sarana pembelajaran yang ada, sehingga pembelajaran menjadi efektif dan efisien dan guru Pendidikan Agama Islam benar-benar layak disebut sebagai guru yang profesional. Dalam hal ini Kunandar menyinggung dalam bukunya bahwa: Dengan profesionalisme, maka guru di masa depan tidak lagi sebagai pengajar (teacher), seperti fungsinya yang menonjol selama ini, tetapi beralih sebagai pelatih (coach), pembimbing (counselor), dan manajer belajar (learning Manager). 6 5 Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, Pemberdayaan Pengembangan Kurikulum hingga Redefinisi Islamisasi Pengetahuan. (Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia, 2003), hal. 132-133 6 Kunandar, Guru Profesional, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan sukses dalam sertifikasi. (Jakarta : PT. RajaGrafindi Persada, 2009), hal. 50

5 Hal ini menunjukkan bahwa seorang guru bisa dan berhak mengembangkan pendidikan sesuai dengan kondisi siswa dan lingkungan sekolah yang ada. Sehingga pembelajaran menjadi menarik dan dapat meningkatkan gairah belajar siswa. Masalah ini yang harus diperhatikan oleh guru, bagaimana seorang guru dituntut kreatif dalam meningkatkan kualitas proses belajar mengajar, seperti membuat kegiatan belajar mengajar lebih menarik, mengecek pekerjaan siswa, memberikan tugas atau mungkin membuat kelompok belajar agar siswa saling berdiskusi dan sebagainya, supaya anak didik mempunyai peluang untuk berperan aktif sehingga anak didik mampu mengubah tingkah lakunya secara lebih efektif dan efisien. 7 Dalam pembelajaran terdapat tiga komponen utama yang saling berpengaruh dalam proses pendidikan agama islam, yakni kondisi pembelajaran, metode yang digunakan, serta hasil pembelajaran. 8 Ketiga komponen tersebut jika dapat dikuasai oleh guru dalam proses belajarmengajar, maka motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran akan meningkat. Oleh karenanya kreativitas seorang guru dituntut dalam hal ini. Pendidik yang dikehendaki saat ini diharapkan mampu menampilkan sosok guru yang tidak hanya menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi juga menunjukkan kemampuannya, dan mengembangkan kreativitas. Ini berkaitan 7 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif. (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hal.80 8 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam. ( Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 146

6 erat dengan kemampuan guru dalam memilih dan mengembangkan metode dan media pembelajaran agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan bermakna. Madrasah Tsanawiyah Negeri Ngantru sengaja di pilih sebagai lokasi penelitian karena guru Sejarah Kebudayan Islam disana telah menggunakan metode dan media pembelajaran yang kreatif dan menarik. Hasil observasi awal yang penulis lakukan menunjukkan bahwa 1).Guru SKI selalu datang tepat waktu dalam mengajar, 2). Menggunakan media dan metode yang sesuai dengan materi, 3). Sarana prasarana yang mendukung kegiatan pembelajaran, seperti LCD yang sudah tersedia di seluruh ruang kelas, 4). Sikap Guru SKI yang telaten mengajar (menggunakan bahasa Jawa ), mengingat tingkat kemampuan dan pemahaman siswa yang berbeda beda sehingga dibutuhkan metode yang bervariasi dalam proses pembelajaran. 9 Beberapa fenomena yang penulis temukan tersebut dapat menjadi sebuah keunikan karena mengingat guru memiliki harapan besar terhadap para siswanya agar dapat memiliki kemampuan yang baik, dalam bidang religius, sosial, pengetahuan dan keterampilan dari proses pembelajaran sejarah islam ini. Sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dari latar belakang sebagaimana tersebut, maka timbul suatu gagasan untuk mengadakan suatu penelitian tentang kreativitas guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, oleh karena itu penulis angkat semua fenomena itu melalui sebuah penelitian yang berjudul Kreativitas Guru dalam 9 1/2-O/GS/18-01- 2016

7 Memotivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTsN Ngantru Tahun Ajaran 2015/ 2016. B. Fokus Penelitian Berdasarkan uraian pada konteks penelitian di atas, bahwa kreativitas guru sangat berperan dalam memotivasi belajar siswa. Maka fokus penelitian ini dapat dikemukakan secara eksplisit atau jelas dalam bentuk interogatif sebagai berikut : 1. Bagaimana Kreativitas guru dalam mengembangkan metode pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam untuk memotivasi belajar siswa di MTsN Ngantru tahun ajaran 2015/ 2016? 2. Bagaimana kreativitas guru dalam memilih media pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam untuk memotivasi belajar siswa di MTsN Ngantru tahun ajaran 2015/2016? 3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat kreativitas guru dalam memotivasi belajar pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam siswa di MTsN Ngantru tahun ajaran 2015/2016? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui kreativitas guru dalam mengembangkan metode pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam guna memotivasi belajar siswa di MTsN Ngantru tahun ajaran 2015/2016.

8 2. Untuk mengetahui kreativitas guru dalam memilih media pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam guna memotivasi belajar siswa di MTsN Ngantru tahun ajaran 2015/2016. 3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat kreativitas guru dalam memotivasi belajar pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam siswa di MTsN Ngantru tahun ajaran 2015/2016. D. Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai: 1. Secara teoritis Sebagai pembanding bagi peneliti yang lain terkait dengan kreativitas guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. 2. Secara praktis a. Bagi siswa Penelitian ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur menumbuhkan motivasi dalam belajar sehingga siswa bisa lebih giat dan mempunyai minat belajar yang lebih tinggi, sehingga siswa dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik. b. Bagi guru Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi bagi setiap guru, khususnya guru PAI bahwa kreativitas merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. c. Bagi lembaga pendidikan

9 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif demi pengembangan kreativitas guru dan kualitas lembaga pendidikan, serta menumbuhkan budaya meneliti di lingkungan sekolah demi terciptanya lembaga pendidikan yang mengacu pada proses pembelajaran dan kreativitas guru yang berkecimpung di dalamnya. d. Bagi perpustakaan IAIN Tulungagung Hasil penelitian ini bagi perpustakaan IAIN Tulungagung berguna untuk menambah literatur di bidang pendidikan, terutama di bidang yang berkaitan dengan kreativitas guru dan keterkaitannya dengan motivasi belajar siswa. E. Penegasan Istilah 1. Penegasan Konseptual a. Kreativitas adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menemukan dan menciptakan suatu hal baru, cara-cara baru, model baru yang berguna bagi dirinya dan juga masyarakat. 10 Kreativitas guru PAI dalam proses pembelajaran yaitu suatu kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru dalam mengolah proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam menjadi suatu pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga materi pembelajaran Agama Islam menjadi suatu hal yang bermakna. 10 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan. (Bandung : PT.Remaja Rosdakarya, 2004), cet.ke-ii, hal. 104

10 b. Motivasi adalah dorongan untuk melakukan sesuatu dalam kaitannya dengan pencapaian suatu tujuan. 11 Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. 12 Jadi motivasi belajar adalah dorongan untuk melakukan sesuatu melalui proses dengan adanya perubahan pada diri seseorang. 2. Penegasan Operasional Secara operasional, yang dimaksud dengan kreativitas guru adalah kemampuan guru dalam mengolah proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal sesuai dengan tujuan pendidikan. Seorang guru harus bisa menjadikan suasana pembelajaran menyenangkan dan bermakna bagi siswa. Oleh karenanya guru perlu menggunakan metode serta media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan untuk menarik perhatian siswa, sehingga timbullah motivasi dalam mengikuti proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTsN Ngantru. Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa kreativitas guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa merupakan salah satu aspek yang mendukung keberhasilan proses pendidikan. Sehingga siswa tidak hanya mengerti apa yang diajarkan guru, akan tetapi juga memiliki kesan terhadap materi yang diajarkan dan dapat menarik ibrah dari materi tersebut. 11 E.Mulyasa, Menjadi Guru Profesional. (Bandung : PT.Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 174 12 Anissatul Mufarokah, Strategi dan Model-Model Pembelajaran. (Tulungagung : STAIN Tulungagung Press,2013), hal. 13

11 F. Sistematika Pembahasan Alur pemikiran yang dimiliki seseorang banyak berbeda dengan yang lainnya, sehingga sistematika pembahasan suatu karya ilmiah yang ditulis kemungkinan bervariasi sesuai dengan aspirasinya. Untuk itu perlu diuraikan secara terperinci apa yang telah ada dalam skripsi ini. Sistematika pembahasannya terdiri dari enam bab yang masing-masing bab mempunyai penjabaran sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, yang meliputi konteks penelitian, fokus penelitian tujuan dan kegunaan penelitian, penegasan istilah dan yang selanjutnya diakhiri dengan sistematika pembahasan. Bab II Kajian pustaka sebagai dasar pijakan secara teoritis dari berbagai masalah yang ada hubungannya dengan kreativitas guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Di dalam bab ini, diuraikan secara definitif yang akan memperjelas terhadap permasalahan yang dibahas. Permasalahan yang berkaitan dengan kreativitas guru diperjelas dengan pembahasan yang meliputi : pengertian kreativitas guru, ciri-ciri kreativitas guru,tahapan-tahapan kreativitas, faktor faktor yang mempengaruhi kreatifitas guru, dan kreativitas guru dalam mengajar. Pembahasan tentang sejarah kebudayaan islam meliputi : pengertian sejarah kebudayaan islam, tujuan dan manfaat mempelajari sejarah kebudayaan islam, pentingnya mempelajari sejarah kebudayaan islam, dan ruang lingkup sejarah kebudayaan islam. Pembahasan tentang motivasi belajar meliputi : pengertian motivasi belajar, sumber motivasi, fungsi motivasi, faktor faktor yang mempengaruhi motivasi dan teknik-teknik motivasi dalam

12 pembelajaran. Sedangkan pembahasan tentang kreativitas guru dalam menumbuhkan motivasi belajar meliputi kreativitas guru dalam mengembangkan metode pembelajaran dan kreativitas guru dalam memilih media pembelajaran. Selanjutnya adalah penelitian terdahulu sebagai referensi dari penulisan skripsi ini. Serta paradigma penelitian. Bab III Metode penelitian, yang meliputi rancangan penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, data dan sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, dan diakhiri dengan tahap-tahap penelitian. Bab IV Paparan hasil penelitian terdiri dari paparan data dan temuan penelitian. Bab V Pembahasan hasil penelitian Bab VI Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran.