BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang memiliki kapasitas 4 X 425 MW dan 3 X 600 MW. PLTU ini. menggunakan bahan bakar batubara dalam prosesnya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR

BAB I PENDAHULUAN. pendukung di dalamnya masih tetap diperlukan suplai listrik sendiri-sendiri.

BAB IV ANALISA GANGGUAN SWITCH GEAR 10.5 KV

BAB II DASAR TEORI. 2 dengan kapasitas maksimum 425MW, unit 3 dan 4 dengan kapasitas maksimum

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DAN PROTEKSI

BAB IV ANALISA GANGGUAN DAN IMPLEMENTASI RELAI OGS

BAB III KRONOLOGI & DAMPAK GANGGUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. terus-menerus. Sistem tenaga listrik dikatakan memiliki keandalan yang baik jika

BAB I PENDAHULUAN. mendirikan beberapa pembangkit listrik, terutama pembangkit listrik dengan

BAB IV ANALISIS DATA LAPANGAN. Ananlisi ini menjadi salah satu sarana untuk mencari ilmu yang tidak

TES TERTULIS LEVEL : JUDUL UNIT : Memelihara Instalasi Listrik Tegangan Rendah (1) NAMA : JABATAN : UNIT KERJA : TANDA TANGAN :

BAB IV ANALISA GANGGUAN PLTU 2 BANTEN LABUAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses PLTU dibutuhkan fresh water yang di dapat dari proses

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. apabila terjadi gangguan di salah satu subsistem, maka daya bisa dipasok dari

BAB I PENDAHULUAN. listrik. Adapun pembangkit listrik yang umumnya digunakan di Indonesia yaitu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Pengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat melalui jaringan distribusi. Jaringan distribusi merupakan bagian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap)

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air dingin ( Chiller water ) merupakan air dingin yang di hasilkan

Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS UTAMA PADA GAS TURBIN GENERATOR PLTGU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL ANALISA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai adalah tegangan dan arus bolak-balik ( AC). Sedangkan tegangan dan arus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat terpenuhi secara terus menerus. mengakibatkan kegagalan operasi pada transformator.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Energi adalah salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi umat manusia

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

DAFTAR ISI BAB II DASAR TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

37 JURNAL TEKNIK ELEKTRO ITP, Vol. 6, No. 1, JANUARI 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SISTEM PROTEKSI MOTOR BERBASIS MOTOR MANAGEMENT RELAY WDZ-430EX DI PLTU PACITAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RELE 220 V AC SEBAGAI OTOMATISASI CATU TEGANGAN PADA PEMUTUS BALIK ( RECLOCER) UNTUK KEANDALAN SISTEM PENYALURAN ENERGI LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. Politeknik Negeri Sriwijaya. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. khusus dalam bidang engineering. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi salah satu penentu kehandalan sebuah sistem. Relay merupakan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2014 ANALISIS KOORDINASI SETTING OVER CURRENT RELAY

DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR...x. DAFTAR TABEL... xii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian...

STUDY DAN ANALISA SISTEM TENAGA LISTRIK DI LEX POWERHOUSETERMINAL SANTAN CHEVRON INDONESIA COMPANY

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

STUDI KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. BOC GASES GRESIK JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Gambar 1.1. Proses kerja dalam PLTU

BAB I PENDAHULUAN. level burner adalah Combustion Damper. Jika terjadi kegagalan (Over Flow)

SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sistem Tenaga Listrik adalah suatu sistem yang terdiri atas sistem

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS SISTEM PROTEKSI GENERATOR PADA PUSAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara

ANALISIS PENGGUNAAN AUTO BUS TRANSFER SISTEM PADA

Pemerataan atau penyeimbangan beban merupakan salah satu cara untuk menekan losses teknik. Penekanan losses terjadi dengan prinsip mengurangi arus yan

BAB III PLTU BANTEN 3 LONTAR

Keandalan dan kualitas listrik

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Selain itu ketenagalistrikan akan mempengaruhi laju perekonomian dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN MW yang termasuk dalam Fast Track Program (FTP) tahap 1, dimana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, persaingan bisnis semakin ketat menuntut setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. transportasi. Selama ini sumber energi pada sektor transportasi didominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2006, tentang penugasan kepada PT. PLN (Persero) untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. tenaga listrik karena berperan dalam penyediaan energi listrik yang sangat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan

I. PENDAHULUAN. dalam melakukan kehidupan sehari-hari. Besar kecilnya beban serta perubahannya

BAB I PENDAHULUAN. Perawatan merupakan salah satu hal terpenting yang harus diperhatikan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Flow Chart Flow chart diagram alir digunakan untuk menggambarkan alur proses atau langkah-langkah secara berurutan.

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

BAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah peralatan atau mesin berputar (rotary machine) sudah pasti terdapat

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk selalu mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada suatu

Kata Kunci : PLC, ZEN OMRON, HP Bypass Turbine System, pompa hidrolik

ABSTRAK Kata Kunci :

BAB 1 PENDAHULUAN. Tahun-tahun belakangan ini, terjadi peningkatan penggunaan komponen

RANCANG BANGUN SIMULATOR PROTEKSI ARUS HUBUNG SINGKAT FASA KE TANAH PADA SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN RELAI TIPE MCGG

STUDI PENGAMANAN BUSBAR UNTUK PERALATAN PENUNJANG PLTGU 950 MW MUARA TAWAR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INTERLOCK TRIP

EVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAM-PEKANBARU

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PLTU 5-7 Suralaya merupakan salah satu Pembangkit tenaga uap terbesar di Indonesia yang memiliki kapasitas 4 X 425 MW dan 3 X 600 MW. PLTU ini menggunakan bahan bakar batubara dalam prosesnya. Dalam pengoperasian unit pembangkit di dukung oleh alat-alat bantu misalnya motor -motor pompa, motor motor fan, dan masih banyak lagi. Pada saat unit trip ada beberapa motor yang harus dipertahankan operasinya misalnya, CWP, C3WP,ID Fan dan FD Fan. Hal ini dilakukan untuk menjaga peralatan peralatan unit dari kerusakan dan bertujuan untuk mempercepat proses penormalan. Untuk mendukung hal tersebut perlu pasok tegangan yang tidak terputus / terganggu dengan terjadinya unit trip. Pada keadaan unit operasi peralatan pemakaian sendiri di pasok melalui Unit Service Transformer. Pada saat unit tidak operasi / trip peralatan pemakaian sendiri dipasok dari system melalui Station Service transformer. Proses perpindahan dari pasokan UST ke SST atau sebaliknya di sebut transfer. Untuk mempertahankan peralatan peralatan bantu tetap operasi pada saat terjadi unit trip, dan untuk mempercepat proses penormalan unit, hal ini tergantung dari berhasil atau tidaknya sistem transfer. 1

2 Gangguan pada unit pembangkit yang mengakibatkan unit trip kadang kadang tidak dapat dihindari, baik akibat gangguan dari unit sendiri maupun dari sistem jaringan. Pihak operasi berusaha secepat mungkin untuk melakukan pemulihan / start up sampai unit dapat sinkron kembali ke sistem jaringan, Cepat lambatnya pemulihan unit tersebut tergantung dari banyak faktor, salah satunya adalah keberhasilan sistem transfer pada switch gear 10.5 kv pada saat terjadi unit trip. Gagalnya sistem transfer 10.5 kv mengakibatkan seluruh motor motor 10.5 kv, 3.3 kv dan 400 volt mati, hal inilah yang paling menghambat proses pemulihan unit, karena pihak operasi akan melakukan start ulang pada peralatan peralatan / motor motor, dan kejadian tersebut mengancam peralatan peratan unit dari over heating. Kejadian awal mula Kamis, 02 Maret 2006 PLTU Unit 7 Suralaya mengalami kegagalan transfer yang menyebabkan trip Unit. Pukul 16:36:24 WIB yang disebabkan oleh gangguan dari Unit Service Transformer A. Kejadian pada Tahun 2008 dan Tahun 2010 Fast Transfer berhasil. Kejadian terbaru 19 November 2011 yang disebabkan oleh gangguan dari Unit Service Transformer Unit 5. Gangguan ini menyebabkan pembangkit kehilangan loss opportunity produksi listrik.

3 1.2 Rumusan Masalah 19 November 2011 PLTU Unit 5 Suralaya mengalami kegagalan transfer yang menyebabkan trip Unit yang disebabkan oleh gangguan dari Unit Service Transformer B. Gangguan ini menyebabkan pembangkit kehilangan loss opportunity produksi listrik. 1.3 Batasan Masalah Proses transfer switchgear 10,5kv pada saat unit mengalami gangguan dan sejauh mana kehandalan dari proses transfer tersebut. Selain itu, akan coba dibahas juga mengenai kemungkinan-kemungkinan apa saja yang bisa mengakibatkan kegagalan transfer dan bagaimana solusinya. 1.4 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mempercepat proses transfer UST ke SST sehingga waktu kerja coil breaker SST kurang dari waktu kerja relay 25 sinkron dan PMT open. 1.5 Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini adalah: 1. Metode Kajian Pustaka

4 Penulis menggunakan buku-buku literatur, diktat kuliah, manual book operation peralatan serta sumber pendukung lain untuk dijadikan landasan yang berhubungan dengan pokok pembahasan. 2. Metode Eksperimen Penulis mengamati data-data kejadian gangguan saat sistem transfer switch gear tidak beroperasi normal juga mengenai kemungkinan-kemungkinan apa saja yang bisa mengakibatkan kegagalan transfer. 1.6 Sistematika Penulisan Untuk mendapatkan gambaran secara umum tentang pokok pembahasan Tugas Akhir ini, penulis membaginya dalam beberapa bab yang secara garis besar adalah sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, tujuan, batasan masalah, metode penyelesaian masalah serta sistematika penulisan yang melatarbelakangi Tugas Akhir ini disusun. BAB II. LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan tentang landasan teori dasar serta pendukung yang membantu penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini. Di antaranya teori analisa sistem tenaga listrik. BAB III. SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR

5 Pada bab ini, akan diuraikan teori Unit Service Transformer, Station Service Transformer serta parameter operasi normal switch gear 10.5 KV. BAB IV. ANALISA GANGGUAN SISTEM TRANSFER SWITCH GEAR Bab ini berisikan analisa dari data dari lapangan dan perhitungan yang telah kita lakukan. Sehingga kita dapat mengetahui gangguan yang terjadi yang menyebabkan Unit 7 Suralaya Trip. BAB V. PENUTUP Penulis akan menguraikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisa serta saran-saran agar diperoleh suatu sistem yang lebih baik.