BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke empat. disebutkan :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sekolah didirikan untuk mengembang tugas mewujudkan inspirasiinspirasi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah perkembangan kepribadian manusia. Telah dirumuskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah didirikan untuk mengemban tugas mewujudkan inspirasiinspirasi

No kementeriannya diatur dalam undang-undang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pas

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. mengatur yang disebut pemerintah (government). Konsep, ajaran, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan atas kekuasaan belaka, maka segala kekuasaan negara harus

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENGATASI KONFLIK DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Oleh : Abu Sopian (Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

Berkomitmen terhadap Pokok Kaidah Negara Fundamental

KATA PENGANTAR. Penulis. iii

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG KEMENTERIAN NEGARA DENGAN REHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

Pancasila Sebagai Dasar Negara (dalam hubungannya dengan Pembukaan UUD 1945)

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalur pendidikan di lahirkan manusia-manusia yang berkualitas yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara tentu memiliki tujuan dan cita-cita nasional untuk menciptakan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI PENELITIAN. Berdasarkan hasil Penelitian tentang pengaruh penerapan tata tertib

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 alinea

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk dalam negara hukum, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 028 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2017

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat yang berbunyi: Melindungi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 027 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2015

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL TAHUN

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 112/PUU-XIII/2015 Hukuman Mati Untuk Pelaku Tindak Pidana Korupsi

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 19/PUU-VIII/2010 Tentang UU Kesehatan Tafsiran zat adiktif

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

BAB I PENDAHULUAN. ada sehingga setiap manusia diharapkan mampu menghadapi tantangan sesuai

II. POKOK PERKARA Pengujian Pasal 50 ayat (3) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional terhadap UUD 1945.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAHAN TAYANG MODUL 5

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berusaha untuk mendapatkan ilmu pengetahuan sebanyak mungkin serta menggali

I. PENDAHULUAN. Kebijakan pemerintah dalam melaksanakan penertiban Pedagang Kaki Lima

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Seperti yang tercantum di dalam

BAB I PENDAHULUAN. dirinya dari suatu keadaan dan sifat masyarakat yang tradisional, dengan keadaan ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

BAB VI PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut,

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENAATI TATA TERTIB SEKOLAH.

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

KUASA HUKUM Alvon Kurnia Palma, S.H., dkk, yang tergabung dalam Tim Advokasi Anti Komersialisasi Pendidikan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan faktor penting dalam memajukan bangsa dan negara. Pada pembukaan UUD 1945 alinea ke empat, yaitu :

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat mutlak dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pasal 1 ayat (3) Undang Undang Dasar 1945 yang berbunyi Negara

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kehidupan manusia, begitu pula dengan proses perkembangannya.

Pancasila dalam Konteks Ketatanegaraan Indonesia. Selly Rahmawati, M.Pd.

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan. mengembangkan potensi dan kemampuan anak didik sesuai dengan nilai-nilai

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

PLEASE BE PATIENT!!!

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN BERFIKIR KRITIS SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 COLOMADU TAHUN AJARAN 2009/ 2010

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 54/PUU-X/2012 Tentang Parliamentary Threshold dan Electoral Threshold

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAPEL :...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada tataran perencanaan organisasi umumnya mendasarkan pada

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR :16/DPR RI/I/ TENTANG KODE ETIK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN NIAS

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB I PENDAHULUAN. berkompetensi dan memiliki dedikasi tinggi pada Pancasila dan Undang. Negara. Pegawai Negeri merupakan tulang punggung Pemerintahan

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGAWASAN SEDIAAN FARMASI, ALAT KESEHATAN, DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA

IMPLEMENTASI NILAI DAN KEDUDUKAN PANCASILA DALAM UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Di antara berbagai program dan kegiatan pembangunan Nasional, salah

Kedudukan Pembukaan UUD Anggota Kelompok : -Alfin Anthony -Benadasa -Jeeva Laksamana -Nicolas Crothers -Steven David -Lukas Gilang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG TIM PENGAMAT INDONESIA DALAM INTERNATIONAL MONITORING TEAM DI FILIPINA SELATAN

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 28/PUU-XIII/2015 Materi Kesehatan Reproduksi Dalam Sistem Pendidikan Nasional

2016 PENGARUH PERMAINAN BULUTANGKIS TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA SMP NEGERI 6 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah disebutkan : Pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke empat Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintah Negera Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Maka disusunlah kemerdekaan bangsa Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negera Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanuasiaan yang adil dan beradap, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 1 Dari isi alinea ke empat tersebut di atas, disebutkan secara jelas bahwa salah satu tujuan dibentuknya pemerintahan Negara Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Yang dimaksud dengan kalimat bangsa Indonesia di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah seluruh rakyat dan seluruh lapisan masyarakat Indonesia tanpa ada pengecualian. Dengan demikian, seluruh rakyat Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang layak, sehingga memiliki ilmu pengetahuan yang cukup dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Namun dalam pelaksanaannya sampai sekarang ini masih banyak rakyat Indonesia yang belum mendapatkan pelayanan pendidikan yang layak dan baik. Biaya pendidikan yang layak masih tergolong mahal, sedangkan kehidupan 1 UUD Negara Republik Indonesia dan Perubahannya Amandemen I, II, III dan IV, alinea ke 4 (Penabur Ilmu) h.6 1

2 perekonomian rakyat semakin sulit, sehingga tidak semua bangsa Indonesia bisa mendapatkan pelayanan pendidikan yang memadai. Pendidikan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan menjadi tanggung jawab bersama seluruh bangsa Indonesia. Tetapi sebagaimana ditegaskan pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 bahwa pemerintah yang mejalankan pemerintahan Negara Indonesia mengemban amanat untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang cerdas dan memiliki ilmu pengetahuan yang cukup. Dalam era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sekarang ini bidang pendidikan mendapatkan prioritas dan perhatian yang sangat besar, di mana di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara telah ditetapkan sebesar 20 % untuk bidang bidang pendidikan. Departemen dan Dinas Pendidikan Nasional beserta seluruh jajarannya menjadi kunci utama bagi kesuksesan dalam mencapai tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Di sisi lain, sebagai pelaksana amanat pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, guru memegang peranan yang sangat penting. Guru mengemban tugas mewujudkan aspirasi-aspirasi nasional, cita-cita bangsa serta tujuan pendidikan nasional. Guru sebagai pendidik memiliki peranan penting dalam usaha mencerdaskan siswa, medewasakan sikap dan kepribadian siswa, serta mempersiapkan generasi penerus cita-cita bangsa yang memiliki ilmu pengetahuan yang cukup dan akhlak yang terpuji. Untuk merealisasikan amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut bukanlah merupakan hal yang

3 mudah, tetapi memerlukan pengorbanan berupa waktu dan tenaga serta biaya yang tidak sedikit. Sebagai bagian dari warga masyarakat dan warga negara, guru dan siswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam menanggapi segala persoalan dalam lingkungannya dan mampu mengkomunikasikanya dengan baik. Untuk itulah guru dan siswa diharapkan memiliki akhlak yang terpuji, kepribadian yang bertanggung jawab, cinta tanah air, bekerja keras, tangguh, disiplin, mandiri, cerdas dan terampil. Bagi guru yang memiliki kompetensi dan dedikasi yang baik, walaupun sumber-sumber pendidikan yang lain kurang lengkap atau beberapa dari padanya tidak tersedia, mereka akan tetap dapat melaksanakan tugasnya secara baik. Dengan inisiatif dan kreativitas mereka akan dapat membawa para siswa kedalam proses pembelajaran yang relatif baik pula. Di beberapa lembaga pendidikan, baik sekolah, madrasah ataupun pondok pesantren, seringkali kita dengar terjadinya pelanggaran-pelanggaran siswa terhadap peraturan yang berlaku. Beberapa pelanggaran yang sering terjadi misalnya membolos dari sekolah, malas belajar, senang menyontek, ribut di dalam kelas, tidak memperhatikan pelajaran, tidak mengerjakan tugas dengan baik, berpakaian tidak sopan dan rapi, atribut seragam tidak lengkap, perkelahian siswa, penyalah gunaan obat-obat terlarang dan lain-lain. Berbagai tingkah laku siswa yang tidak sesuai dengan peraturan sekolah akan terus terulang, apabila dikukuhkan oleh lingkungan dan tidak segera ditangani secara serius, terutama oleh para guru. Hal ini mengingat siswa sekolah

4 madrasah dan pondok pesantren masih berada pada usia yang labil, sehingga kalau penanganannya berlarut-larut akan mengakibatkan kondisi yang negatif bagi perkembangan kepribadian siswa. Dalam upaya agar peraturan atau tata tertib sekolah yang diterapkan dapat dilaksanakan dengan baik oleh para siswa, peran guru sangatlah besar artinya. Untuk itu diperlukan adanya kewibawaan guru, keteladanan, kesungguhan dan ketulusan dalam mendidik dan membimbing siswa. Dari hasil penjakakan awal, diketahui di Kecamatan Martapura Kota Kabupaten Banjar terdapat enam buah Madrasah Aliyah Swasta dan satu buah Pondok Pesantren. Di lembaga pendidikan ini telah ditetapkan peraturan sekolah sejak beberapa tahun yang lalu, namun dalam pelaksanaannya masih banyak terjadi pelanggaran peraturan sekolah yang dilakukan oleh siswa-siswi dan santri. Kondisi ini tentunya tidak bisa hanya diamati secara sepintas, melainkan perlu adanya perhatian dan usaha yang serius serta terpadu untuk mengatasinya. Di sinilah pentingnya usaha-usaha yang maksimal oleh para guru untuk mengurangi dan menekan terjadinya pelanggaran peraturan sekolah oleh siswa. Mengingat pentingnya usaha-usaha yang dilakukan oleh para guru dalam menangani siswa yang melanggar peraturan sekolah madrasah dan pondok pesantren, maka penulis ingin mengadakan penelitian terhadap permasalahan tersebut secara lebih mendalam dan menuangkan hasil penelitian ini dalam sebuah skripsi yang berjudul : USAHA PARA GURU DALAM MEMBIMBING SISWA YANG MELANGGAR PERATURAN SEKOLAH PADA MADRASAH DAN PONDOK PESANTREN DI KECAMATAN MARTAPURA KOTA KABUPATEN BANJAR.

5 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut : 1. Apa saja jenis pelanggaran peraturan sekolah yang sering terjadi pada madrasah dan pondok pesantren di Kecamatan Martapura Kota Kabupaten Banjar? 2. Apa saja faktor yang mempengaruhi terjadinya pelanggaran peraturan sekolah pada madrasah dan pondok pesantren di Kecamatan Martapura Kota Kabupaten Banjar? 3. Apa saja usaha yang dilakukan oleh para guru dalam membimbing siswa yang melanggar peraturan sekolah pada madrasah dan pondok pesantren di Kecamatan Martapura Kota Kabupaten Banjar? C. Operasional Permasalahan Agar penelitian ini terarah dan lebih jelas, maka penulis memberikan batasan operasional permasalahan sebagai berikut : 1. Jenis pelanggaran peraturan sekolah yang sering terjadi yang dimaksud di dalam penelitian ini adalah semua bentuk tindakan, perbuatan, tingkah laku dan penampilan siswa yang bertentangan atau tidak sesuai dengan peraturan sekolah yang berlaku, seperti : atribut seragam sekolah yang tidak lengkap, rambut dan kuku panjang, ribut dalam kelas, tidak memperhatikan pelajaran, tidak sopan terhadap guru, merokok, berkelahi, minum-minuman keras dan penyalah gunaan obat-obatan terlarang.

6 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pelanggaran peraturan sekolah pada madrasah dan pondok pesantren yang dimaksud disini adalah segala hal dan keadaan yang terkait dengan keberadaan siswa di sekolah pada madrasah dan pondok pesantren, seperti : faktor orang tua (keluarga), guru, lingkungan, peraturan yang berlaku, sanksi atau hukuman yang diberikan oleh guru. 3. Usaha-usaha yang dilakukan oleh para guru dalam membimbing siswa yang melakukan pelanggaran peraturan sekolah madrasah dan pondok pesantren yang dimaksud disini adalah semua usaha yang telah dilakukan oleh para guru, baik secara preventif, represif, dan kuratif. Dengan cara preventif adalah melalui pencegahan-pencegahan agar tidak terjadi pelanggaran, seperti pendidikan di lingkungan keluarga dan penyuluhan oleh petugas BP di sekolah. Sedangkan secara represif adalah mengadakan pengarahanpengarahan dengan bekerjasama dengan aparat kepolisian atau Dinas Kesehatan, mengadakan penertiban terhadap pelaksanaan peraturan sekolah secar kontinue dengan cara memberikan sanksi yang tegas dan jelas terhadap siswa yang melanggar peraturan sekolah. Adapun secara kuratif adalah dengan cara mengintensifkan proses belajar-mengajar, sehingga seluruh siswa memiliki bekal pengetahuan agama dan keterampilan yang baik dalam menjalani masa remajanya. D. Tujuan Penelitian berikut : Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini dirumuskan sebagai

7 1. Untuk mengetahui jenis-jenis pelanggaran peraturan sekolah yang sering terjadi pada madrasah dan pondok pesantren di Kecamatan Martapura Kota Kabupaten Banjar. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pelanggaran peraturan sekolah pada madrasah dan pondok pesantren di Kecamatan Martapura Kota Kabupaten Banjar. 3. Untuk mengetahui seberapa besar usaha para guru dalam membimbing siswa yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan sekolah pada madrasah dan pondok pesantren di Kecamatan Martapura Kota Kabupaten Banjar. E. Signifikansi Penellitian Hasil yang dicapai dalam penelitian ini, diharapkan dapat berguna sebagai : 1. Bahan masukan bagi para guru dalam meningkatkan usaha-usaha mencegah terjadinya pelanggaran peraturan sekolah oleh para siswa, baik di madrasah maupun pondok pesantren. 2. Bahan informasi bagi peneliti yang ingin mengadakan penelitian secara lebih mendalam guna mendapatkan konsep yang tepat dalam usaha mencegah terjadinya pelanggaran peraturan sekolah. 3. Penambah khazanah dan perbendaharaan pada Perpustakaan IAIN Antasari Banjarmasin pada umumnya dan Perpustakaan Fakultas Dakwah pada khususnya.