I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan bagian integral dari. pembangunan ekonomi, sebab pembangunan ekonomi nasional masih tetap

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR..

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di

BAB I PENDAHULUAN. isu persaingan global. Artinya, isu utama era globalisasi adalah kebebasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Adanya

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka meningkatkan kontribusi sektor pertanian terhadap

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P

I. PENDAHULUAN. dan keberlangsungan hidup organisasi karena budaya terkait dengan nilai-nilai

I. PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset yang mempunyai peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Setiap kegiatan yang dilakukan suatu organisasi tentu membutuhkan berbagai

I. PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 154 Tahun 2000

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

BAB 13 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI

PENGARUH MOTIVASI, POLA KEPEMIMPINAN DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIDANG KEUANGAN PADA PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. kabupaten/kota dapat menata kembali perencanaan pembangunan yang

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 126 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL DI DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha menunjukkan terjadinya persaingan yang

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten Mamuju Utara di Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Negara

B. Maksud dan Tujuan Maksud

1. PENDAHULUAN. Tabel 1. Batas Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Masyarakat Miskin ( ) Presentase Penduduk Miskin. Kota& Desa Kota Desa

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN

I. PENDAHULUAN Otonomi daerah di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998 telah

I. PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura yang terdiri dari tanaman buah-buahan dan sayuran,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi kelangsungan hidup perusahaan. Kunci penting untuk bersaing secara global

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa. manusia ke era persaingan global yang semakin ketat. Agar mampu berperan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09.A TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI ARSIP TSUNAMI ACEH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2. RENSTRA SKPD (Ringkasan) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (public service. Perbaikan atau reformasi di bidang kepegawaian

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia ini merupakan penggerak utama atas kelancaran jalannya

BAB I PENDAHULUAN. ini tercermin dari penetapan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Jumlah Desa Rusak Tidak Total Kabupaten/Kota

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

BAB I PENDAHULUAN. Peranan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam proses pembangunan nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab kepada banyak stakeholder. (Anthony dan Govindaradjan, 2005:60).

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

I. PENDAHULUAN. mengembangkan sistem pemerintahan yang baik (Good Governance), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian, dari sekian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan hal yang sangat erat kaitannya dengan

I. PENDAHULUAN. yang sangat bernilai karena sumber daya manusialah yang mengelola seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilakukan oleh bangsa Indonesia adalah

I. PENDAHULUAN. (agribisnis) terdiri dari kelompok kegiatan usahatani pertanian yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi seperti saat ini, harus dipersiapkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang mendukung efektivitas dan efesiensi organisasi (Handoko, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. Luas wilayah Provinsi Banten adalah 9.662,92 Km2, dengan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. yang telah mendunia. Dampak yang secara langsung dirasakan adalah adanya

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

-1- BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 65 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi peranan sumber daya manusia adalah. sumber penentu atau merupakan faktor dominan dalam pembangunan suatu

5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia adalah aset

I. Permasalahan yang Dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi sehingga dapat menggambarkan bagaimana kemajuan atau kemunduran yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa salah satu tujuan negara

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

1. RENSTRA SKPD DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi, manajemen sumber daya manusia memiliki peranan

I. PENDAHULUAN. ditentukan. Pemimpin dan kepemimpinan masa depan, erat kaitannya dengan

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERAT URAN DAERAH K ABUP AT EN BAT ANG NOMOR

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

BAB I PENDAHULUAN. oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Organisasi dengan sumber daya

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Di era reformasi yang telah berjalan sejak beberapa tahun yang lalu,

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat

BAB. I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi pada akhir-akhir ini demikian. pesatnya sehingga sering disebut sebagai abad informasi.

Dalam lingkungan Pemerintahan, setiap organisasi/skpd berkewajiban. misi tersebut. Simamora (1995) mengatakan bahwa sumber daya yang dimiliki

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR: 10 TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kinerja birokrasi pada era reformasi dan otonomi daerah menjadi

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

I. PENDAHULUAN. kehidupan yang baru dengan potensi pemanfaatannya secara luas, yaitu membuka

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 106 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I. PENDAHULUAN. karyawan mulai dari pimpinan puncak hingga ke lapisan paling bawah.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan dan sasaran mutu ditetapkan untuk mengarahkan organisasi

Dinas Kesehatan Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi, sebab pembangunan ekonomi nasional masih tetap berbasis sektor pertanian. Pembangunan pertanian pada dasarnya adalah suatu upaya untuk meningkatkan kualitas, profesionalisme dan produktifitas tenaga kerja pertanian. Dengan upaya tersebut diharapkan pendapatan dan kesejahteraan para petani dapat ditingkatkan. Tantangan utama sektor pertanian berupa industrialisasi dan era perdagangan bebas. Tantangan industrialisasi dan pasar global yang semakin ketat dan komplek tersebut menuntut corak pertanian yang efisien, produktif, standar produk, berdaya saing serta perubahan karakteristik pasar. Selain itu terjadinya transformasi struktur perekonomian dari sektor pertanian yang mengarah ke sektor industri, secara tidak langsung juga menuntut semakin perlunya dukungan yang kuat dari sektor pertanian, khususnya yang berbasis agribisnis. Pembangunan sektor pertanian di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) juga tidak terlepas dari masalah tersebut, bahkan diperkirakan menghadapi permasalahan yang relatif lebih rumit. Hal ini mengingat situasi daerah selama ini yang kurang kondusif, minimnya sarana dan prasarana produksi, di tambah lagi dengan terjadinya musibah gempa dan tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 lalu yang menelan korban ratusan ribu orang dan merusak fasilitas kehidupan masyarakat. Akibatnya diperlukan kegiatan rekontruksi dan rehabilitasi disegala bidang tatanan kehidupan masyarakat di Provinsi NAD, termasuk bidang pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura.

Selain itu, untuk menghadapi tantangan yang lebih besar diperlukan kebijakan pembangunan yang efisien dan efektif dengan skala prioritas tertentu, yang akan mengarahkan proses pembangunan pertanian dilaksanakan dengan ritme yang relatif cepat. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (Distan TPH Prov. NAD) sebagai sebuah instansi pemerintah yang melaksanakan kebijakan di bidang pembangunan pertanian tersebut, dituntut semakin meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat dan memberikan kinerja yang tinggi agar mampu secara optimal melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan ketetapan yang ada. Oleh karena itu Distan TPH Prov. NAD perlu didukung oleh sumberdaya manusia yang memiliki komitmen terhadap peningkatan kualitas pelayanan dan kinerja yang tinggi. Kinerja sumberdaya manusia (pegawai) yang tinggi, akan memudahkan Distan TPH Prov. NAD dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Namun untuk mendapatkan pegawai yang berkinerja tinggi diperlukan pengetahuan terhadap berbagai hal yang mempengaruhinya, baik secara internal maupun eksternal. Secara internal adalah kondisi dari dalam diri pegawai dan dalam organisasi itu sendiri, seperti motivasi kerja, kualitas dan kwantitas pegawai, kepemimpinan, pelaksanaan pendidikan dan latihan dan sebagainya. Secara eksternal meliputi lingkungan kerja itu sendiri, ketersediaan sarana dan prasarana penunjang serta kondusifnya kondisi politik dan keamanan daerah. Sumberdaya manusia (pegawai) merupakan aset yang paling penting diantara tiga golongan unsur sumberdaya yaitu Manusia, Money dan Material

yang dimiliki oleh setiap organisasi, baik organisasi pemerintah maupun non pemerintah, sebab nilai unsur Money dan Material, tergantung pada pemanfaatannya oleh unsur manusia sebagai pelaku aktif dalam organisasi (Atmosoeprapto, 2001). Sumberdaya manusia merupakan penggerak utama dan kunci keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Walaupun sumberdaya lainnya telah dimiliki, tetapi sumberdaya manusia adalah kunci dari pemanfaatan berbagai sumberdaya dalam organisasi. Oleh karena itu, agar organisasi dapat berjalan dengan efisien dan efektif dalam mencapai tujuan dan sasarannya, diperlukan kemampuan manajemen untuk mengelola sumberdaya manusia dalam suatu organisasi dengan baik dan menyusun strategi yang tepat, sebab efektifitas dan efisiensi suatu organisasi tergantung bagaimana mengkombinasikan pengelolaan sumberdaya manusia dengan strategi organisasi (Werther dan Davis, 1996). Pengelolaan sumberdaya manusia sangat diperlukan untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi, pengetahuan, ketrampilan, sikap dan kepribadian serta faktor lainnya yang terdapat dalam diri manusia agar tercipta kinerja yang tinggi. Salah satu faktor yang perlu mendapatkan perhatian dalam pengelolaan sumberdaya manusia agar tercipta kinerja yang tinggi tersebut adalah faktor motivasi kerja pegawainya. Kemampuan pihak manajemen mengindentifikasi dan menganalisis faktor motivasi kerja yang terdapat pada pegawainya, sangat membantu dalam mengelola sumberdaya manusia agar mampu meningkatkan kinerjanya sehingga pada akhirnya kinerja organisasi juga akan meningkat. Motivasi kerja berhubungan dengan kinerja pegawai dalam pencapaian tujuan organisasi, karena motivasi kerja menunjukkan kondisi yang dapat

menggerakkan pegawai untuk melaksanakan pekerjaannya. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kinerja organisasi, diperlukan suatu pendekatan untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat memotivasi kerja pegawai. Dengan mengetahui motif dan motivasi yang diinginkan pegawai, maka dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan langkah-langkah penyesuaian pemberian motivasi kerja kepada pegawai, sehingga kinerjanya dapat ditingkatkan atau setidaknya dipertahankan. Motivasi kerja sebagian ditentukan oleh kebutuhan, sedangkan kebutuhan mengalami perubahan sejalan dengan waktu dan keadaan. Terjadinya gempa dan tsunami telah mempengaruhi perubahan kebutuhan tersebut. Pada Distan TPH Prov. NAD, terjadinya gempa dan tsunami menyebabkan 19 orang pegawai tetap dan berstatus pegawai negeri sipil (PNS) tewas. Lima orang diantaranya pejabat eselon IV (kepala seksi). 30 orang PNS lainnya mengalami musibah berupa rumahnya rusak total/rusak berat, kehilangan anggota keluarga, dan kehilangan keduanya. Tsunami juga merusak sebahagian sarana dan prasarana penunjang kerja Distan TPH Prov. NAD (Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Nanggroe Aceh Darussalam, 2004). Hal ini diduga akan mempengaruhi faktor motivasi kerja, dan kinerja pegawai karena terjadinya perubahan komposisi PNS yang jumlahnya berkurang, kondisi kerja dengan beban yang tinggi, dan kondisi pegawai yang mengakibatkan terjadinya perubahan kebutuhan baik kebutuhan organisasi maupun kebutuhan PNS itu sendiri. Pemimpin dalam organisasi perlu mengetahui secara objektif berbagai kebutuhan (needs) maupun keinginan (wants) pegawai dan memperhatikan perubahan kebutuhan tersebut untuk digunakan sebagai

pertimbangan dalam pengambilan langkah-langkah penyesuaian pemberian motivasi kerja pada pegawai. Pemberian motivasi kerja merupakan faktor yang menentukan dalam upaya peningkatan kinerja pegawai. Terciptanya pegawai yang berkualitas tidak terlepas dari adanya motivasi kerja yang tinggi dari pegawai itu sendiri dalam melakukan pekerjaannya, karena dengan motivasi diharapkan setiap pegawai mau bekerja keras untuk mencapai kinerja yang tinggi (Hasibuan, 2005). Oleh karena itu pemimpin harus mampu memberikan dorongan motivasi yang tepat, serta memperlakukan pegawai sebagai manusia seutuhnya yaitu dihargai, dimengerti dan diterima, sehingga mereka merasa puas dan dapat bekerja dengan baik dan senang hati. Hal ini akan mempengaruhi lahirnya mekanisme kerja yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya semangat aktualisasi dan motivasi berprestasi pegawai. Komposisi pegawai tetap dan berstatus pegawai negeri pada Distan TPH Prov. NAD dan bertugas di Banda Aceh saat ini berjumlah 92 orang yang terdiri dari jabatan struktural (eselon III dan IV) sebanyak 35 orang (38,04%), staf 57 orang (61,96%), dan 30 orang (32,61%) diantaranya merupakan pegawai yang mengalami musibah tsunami (Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Nanggroe Aceh Darussalam, 2005a). Jabatan struktural (pimpinan) sebagian diisi oleh pejabat yang baru karena terjadinya promosi dan mutasi untuk penyesuaian pasca tsunami. Hal ini menimbulkan masalah penyesuaian pegawai terhadap pekerjaannya dan pelaksanaan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya, baik ditingkat atasan maupun bawahan. Masalah ini dapat diatasi dengan pemberian motivasi karena pada dasarnya manusia memiliki perasaan dan kepentingan

pribadi. Dengan mengetahui faktor-faktor yang menjadi motivasi kerja pegawai baik pimpinan maupun staf, maka akan mudah untuk penyesuaian pengelolaanya sehingga pegawai dapat bekerja dengan baik dan produktif. Dengan memanfaatkan sumberdaya manusia yang ada, maka salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan kinerja pegawai dan organisasi Distan TPH Prov. NAD dalam melaksanakan tugas dan fungsinya ke depan adalah dengan meningkatkan motivasi kerja pegawainya, baik pegawai pimpinan maupun staf. Karena itu, perlu dianalisis mengenai motivasi kerja pegawai agar dapat diidentifikasi faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan motivasi kerja pegawai, dan seberapa erat hubungannya dengan kinerja. Berdasarkan kedua hal tersebut, selanjutnya dapat disusun rekomendasi solusi alternatif untuk meningkatkan kinerja dengan memanfaatkan faktor-faktor motivasi kerja. Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian untuk menganalisis hubungan faktor-faktor motivasi kerja dengan kinerja pegawai pada Distan TPH Prov. NAD perlu dilakukan. Melalui penelitian ini di harapkan pada masa yang akan datang, Distan TPH Prov. NAD dapat mengelola sumberdaya manusia dengan baik dan meningkatkan motivasi kerja pegawainya sehingga kinerja organisasi dapat ditingkatkan untuk melaksanakan tugas dan fungsi dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, maka permasalahan di Distan TPH Prov. NAD dapat dinyatakan kedalam rumusan masalah, yaitu : a. Bagaimana persepsi pegawai pimpinan dan staf Distan TPH Prov. NAD mengenai faktor-faktor motivasi, motivasi kerja dan kinerjanya? b. Faktor-faktor motivasi apa saja yang ada hubungannya dengan motivasi kerja pegawai pimpinan dan staf Distan TPH Prov. NAD? c. Seberapa erat motivasi kerja pegawai pimpinan dan staf Distan TPH Prov. NAD berhubungan dengan kinerja? d. Bagaimana sebaiknya upaya-upaya peningkatan motivasi kerja pegawai pimpinan dan staf dilaksanakan?

1.3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : a. Menelaah persepsi pegawai pimpinan dan staf Dinas TPH Prov. NAD mengenai faktor-faktor motivasi, tingkat motivasi kerja dan kinerjanya b. Menganalisis faktor-faktor motivasi yang berhubungan dengan motivasi kerja pegawai pimpinan dan staf Dinas TPH Prov. NAD c. Menganalisis seberapa erat hubungan motivasi kerja tersebut terhadap kinerja pegawai pimpinan dan staf Distan TPH Prov. NAD. d. Memberikan rekomendasi mengenai upaya yang perlu diprioritaskan dalam meningkatkan motivasi kerja pegawai pimpinan dan staf, agar kinerjanya semakin baik.

UNTUK SELENGKAPNYA TERSEDIA DI PERPUSTAKAAN MB IPB