NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENATALAKSANAAN KONTROL TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II YOGYAKARTA Disusun oleh AHMAD SYAKUR BANAFIF 20130320068 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017
1 HALAMAN PENGESAHAN NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENATALAKSANAAN KONTROL TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II YOGYAKARTA Disusun Oleh AHMAD SYAKUR BANAFIF 20130320068 Telah disetujui dan diseminarkan pada tanggal 11 Juli 2017 Dosen Pembimbing Dosen Penguji Fahni Haris S.Kep., Ns., M.Kep Ambar Relawati S.Kep., Ns., M.Kep NIK: 19851027201507 173 170 NIK: 1986060420140 173 232 Mengetahui, Kaprodi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Sri Sumaryani, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp. Mat NIK : 19770313200104173 046
2 Factors Relating To The Management Of Blood Pressure Control On Hypertension Patients in Primary Health Center Gondokusuman II Yogyakarta Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penatalaksanaan Kontrol Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta Fahni Haris ¹, Ambar Relawati 2 Ahmad Syakur Banafif 3 1 Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2 Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 3 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. e-mail: banafif21@gmail.com Intisari Hipertensi menjadi penyebab kematian terbesar ke-3 setelah stroke dan tuberkulosis pada semua usia dengan angka kejadian mortalitas yaitu 6,8% dari penyebab kematian pada semua umur di Indonesia, hal ini berkaitan dengan kontrol berobat yang buruk. Telah direkomendasikan bahwa penderita hipertensi untuk kontrol rutin 2 minggu sekali. Keberhasilan kontrol tekanan darah dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, dukungan keluarga, peran petugas kesehatan dan motivasi kontrol. Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penatalaksanaan kontrol tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Gondokusuman II. Metode: Penelitian ini adalah penelitian descriptive corelational dengan metode cross-sectional. Yang menggunakan analisis univariate dan bivariate. Populasi sebanyak 247 orang dan sampel 37 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Hasil: Penelitian dilakukan di Puskesmas Gondokusuman II. Hasil uji chi-square menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan (0,002), dukungan keluarga (0,000), peran petugas kesehatan (0,008) dan motivasi kontrol (0,001). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan, dukungan keluarga, peran petugas kesehatan dan motivasi kontrol dengan penatalaksanaan kontrol tekanan darah. Saran: Puskesmas diharapkan dapat meningkatkan dan mempertahankan program promosi kesehatan mengenai pentingnya kontrol tekanan darah secara rutin bagi penderita hipertensi. Kata Kunci: Hipertensi, Kontrol Tekanan Darah, Kepatuhan Pengobatan
3 Abstract Hypertension is the third leading cause of death after stroke and tuberculosis at all ages with a mortality rate of 6.8% of all deaths in all ages in Indonesia, which is associated with poor medical control. It has been recommended that people with hypertension for routine control 2 weeks. The success of blood pressure control is influenced by levels of knowledge, family support, the role of health care workers and control motivation. Objective: To determine the factors that influence the management of blood pressure control in hypertensive patients at Puskesmas Gondokusuman II. Method: This research is descriptive corelational research with cross-sectional method. It uses univariate and bivariate analyzes. The population is 247 people and the sample is 37 people. The sampling technique uses accidental sampling. Results: The study was conducted at Puskesmas Gondokusuman II. The chi-square test results showed a significant relationship between knowledge level (0.002), family support (0,000), health officer role (0.008) and control motivation (0.001). Conclusion: There is a significant relationship between the level of knowledge, family support, the role of health care workers and the motivation of control with the management of blood pressure control. Suggestion: Puskesmas are expected to improve and maintain health promotion programs on the importance of routine blood pressure control for hypertensive patients. Keyword: Hypertension, Blood Pressure Control, Adherence Treatment
4 PENDAHULUAN Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg pada dua kali pengukuran selang waktu lima menit dalam keadaan cukup tenang/istirahat¹. Hipertensi sering kali disebut silent killer karena termasuk yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya terlebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Gejala-gejala hipertensi yaitu adalah sakit kepala atau rasa berat di tengkuk, vertigo, jantung berdebar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging (tinnitus), dan mimisan ¹. Hipertensi menjadi penyebab kematian terbesar ke-3 setelah stroke dan tuberkulosis pada semua usia dengan angka kejadian mortalitas yaitu (6,8%) dari penyebab kematian pada semua umur di Indonesia². Angka kejadian hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil pengukuran pada umur 18 tahun yaitu sebesar 25,8% atau terdapat 65.048.110 jiwa yang menderita hipertensi, tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%)². Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu provinsi yang menduduki posisi ke 14 di Indonesia dengan prevalensi sebesar (25,7%)². Penatalaksanaan hipertensi yang tidak dilakukan dengan baik dapat menyebabkan komplikasi. Tingginya angka kejadian hipertensi yang terus meningkat dan akan menyebabkan komplikasi seperti penyakit jantung koroner, gagal ginjal dan stroke². Apabila hipertensi tidak ditangani dengan tepat maka akan menimbulkan komplikasi yaitu stroke, infark miokard, gagal jantung, gagal ginjal kronik dan retinopati³. Hasil penelitian lain menunjukan bahwa lebih dari 50% responden (55%) mengalami stress, dan lebih dari 50% responden (62%) mengalami hipertensi 4. Tingkat kepatuhan penderita hipertensi di Indonesia untuk kontrol tekanan darah cukup rendah. Tingkat kepatuhan penderita hipertensi tidak sampai 50 persen. Semakin lama seseorang menderita hipertensi maka semakin rendah juga kepatuhan kontrol terhadap tekanan darahnya. Ketidakpatuhan terhadap terapi merupakan penyebab utama gagalnya penatalaksanaan kontrol tekanan darah. Semakin tinggi tingkat ketidakpatuhan pasien akan sejalan dengan semakin tinggi risiko komplikasi 5. Ketidakpatuhan disebabkan oleh ketidaksengajaan lupa minum obat dengan presentase sebesar 43,82% sedang ketidakpatuhan dikarenakan pasien tidak meminum obat pada suatu hari dalam 2 minggu terakhir adalah
5 29,21%. Frekuensi kontrol tekanan darah 3 bulan terakhir < 2 minggu sekali adalah 46,7%, hasil tersebut tidak lebih dari 50% dari keteraturan kontrol tekanan darah sebagian besar dikarenakan tidak ada transportasi dan merasa tidak butuh kontrol rutin tekanan darah karena tidak ada keluhan dengan presentase sebesar (18,7%) 6. Banyak faktor yang dapat menghambat penderita hipertensi untuk melakukan kontrol tekanan darah secara rutin di pelayanan kesehatan. Lansia yang menderita hipertensi, didapatkan pengetahuan, motivasi, dukungan petugas kesehatan, dan dukungan keluarga berpengaruh terhadap kepatuhan kontrol tekanan darah rutin pada penderita hipertensi 7. Faktor yang mempengaruhi kepatuhan dalam melakukan penatalaksanaan kontrol tekanan darah menunjukan hasil yang signifikan pada tingkat pengetahuan, motivasi, dukungan petugas, dan dukungan keluarga 8. Dari studi pendahuluan data yang didapat berdasarkan hasil survey Di Puskesmas Gondokusuman II angka kejadian hipertensi yaitu 247 pasien menderita hipertensi terhitung mulai dari bulan januari 2016 sampai dengan januari 2017. Karena prevalensi di Puskesmas Gondokusuman II lebih tinggi diantara Puskesmas yang ada di Kulon Progo dan Bantul, maka peneliti tertarik untuk meneliti di Puskesmas Gondokusuman II. Dari data yang di dapat berdasarkan wawancara kepada tiga orang pasien didapatkan satu pasien mengatakan mengetahui tentang tekanan darah tinggi dan mengatakan rutin dalam melakukan kontrol tekanan darah. Satu pasien mengatakan bosan mengkonsumsi obat antihipertensi dan tidak tepat waktu dalam melakukan kontrol tekanan darah rutin karena sibuk dan kadang lupa dan satu pasien berikutnya mengatakan mengetahui tentang tekanan darah akan tetapi tidak selalu tepat waktu dalam melakukan kontrol tekanan darah. Berdasarkan wawancara keepada salah satu petugas kesehatan di Puskesmas Gondokusuman II tersebut mengatakan bahwa ada beberapa saja pasien yang tidak rutin melakukan kontrol tekanan darah sekitar 10% dari jumlah populasi hipertensi pada periode bulan Januari 2016- Januari 2017. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penatalaksanaan kontrol tekanan darah pada pasien hipertensi
6 METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimen dengan metode kuantitatif dan menggunakan deskriptif korelasional. Desain penelitian ini adalah cross-sectional. Populasi pada penelitian ini adalah pasien hipertensi yang terdaftar di catatan rekam medis dan berobat di Puskesmas Gondokusuman II yaitu 247 pasien pada periode Januari 2016 Januari 2017. Analisis Univariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji frequencies. Analisis Bivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi-Square karena variabel independen berupa variabel kategorik HASIL DAN PEMBAHASAN Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Pasien Hipertensi (n=37) Usia Frekuensi Prosentase Dewasa madya Dewasa Lanjut (n) 9 28 (%) 24,3 75,5 Total 37 100 Sumber: Data Primer 2017 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah berusia dewasa lanjut 28 orang dengan prosentase sebesar 75,5% Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pasien Hipertensi (n=37) Jenis Kelamin F Prosentase (%) Laki-laki 6 16,2 Perempuan 31 83,8 Total 37 100 Sumber: Data Primer 2017 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar jenis kelamin responden adalah perempuan 31 orang dengan prosentase 83,8%. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Pasien Hipertensi (n=37) Pekerjaa n Frekuen si (n) Prosentas e (%) Tidak 13 35,1 bekerja Bekerja 24 64,9 Total 37 100 Sumber: Data Primer 2017 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa responden yang bekerja sebanyak 24 orang dengan prosentase 64,9%. Distribusi Frekuensi Pendidikan Pasien Hipertensi (n=37) Pendidikan Frekuensi (n) Prosentase (%) Tinggi 32 86,5 Rendah 5 13,5 Total 37 100 Sumber: Data Primer, 2017 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pendidikan dikatakan
7 tinggi 32 orang dengan prosentase 86,5%. dan motivasi kontrol dikategorikan tinggi sebanyak 30 responden (81,1%). Hasil Uji Univariat Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penatalaksanaan Kontrol Tekanan Darah (N=37) Variabel Frekuensi (n) Prosent ase (%) Tingkat Pengetahuan Tinggi 27 73,0 Rendah 10 27,0 Dukungan Keluarga Tinggi 31 83,8 Rendah 6 16,2 Peran Petugas Kesehatan Tinggi 31 83,8 Rendah 6 16,2 Motivasi Kontrol Tinggi 30 81,1 Rendah 7 18,9 Total 37 100 Sumber: Data Primer 2017 Berdasarkan tabel diatas distribusi faktor-faktor yang mempengaruhi penatalaksanaan kontrol tekanan darah berupa tingkat pengetahuan dkategorikan tinggi sebanyak 27 responden (73,0%), dukungan keluarga dikategorikan tinggi sebanyak 31 responden (83,8%), peran petugas kesehatan dikategorikan tinggi sebanyak 31 responden (83,8%), Sumber: Data Primer 2017
8 No Kepatuhan P Kontrol CI 95% Patuh Tidak Patuh N % n % Min Maks 1 Tingkat pengetahuan Tinggi 2 4 Rendah 4 10,8 6 16,2 2 Dukungan keluarga Tinggi 2 8 Rendah 0,0 6 16,2 64,9 3 8,1 0,002 2,098 68,635 75,7 3 8,1 0,000 0,033 0,284 3 Peran Petugas Kesehatan Tinggi 2 6 70,3 5 13,5 0,008 1,482 72,998 Rendah 2 5,4 4 10,8 4 Motivasi Kontrol Tinggi 2 6 70,3 4 10,8 0,001 2,315 114,059 Rendah 2 5,4 5 13,5 1. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Hipertensi dengan Penatalaksanaan Kontrol Tekanan Darah Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang hipertensi dengan penatalaksanaan kontrol tekanan darah. Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan penatalaksanaan kontrol tekanan darah 9. Dalam penelitiannya Ekarini menyebutkan adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan berobat ini dikarenakan adanya upaya yang dilakukan oleh petugas kesehatan berupa kegiatan penyuluhan dan penjelasan secara langsung ketika pasien berobat, dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan pasien. Hal ini secara tidak langsung mampu meningkatkan pengetahuan pasien hipertensi sehingga memotivasi pasien hipertensi untuk menjalani kontrol dalam pengobatan secara teratur.
9 2. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Penatalaksanaan Kontrol Tekanan Darah Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan penatalaksanaan kontrol tekanan darah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian lain bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan penatalaksanaan kontrol tekanan darah. Hubungan ini menunjukkan semakin baik dukungan keluarga yang dilakukan maka perilaku perawatan hipertensi semakin baik. Dukungan keluarga yang tinggi membuat perilaku kontrol hipertensi yang dilakukan semakin meningkat sehingga klien mempunyai semangat, keyakinan dan keinginan dalam proses penyembuhan semakin meningkat. Lingkungan keluarga yang saling mendukung dan menghargai akan menimbulkan perasaan yang positif. Perhatian anggota keluarga mulai dari mengantarkan ke pelayanan kesehatan, membantu pembiayaan berobat, mengingatkan minum obat, terbukti lebih patuh menjalani pengobatan dibandingkan dengan penderita hipertensi yang kurang mendapatkan perhatian dari anggota keluarganya 10. 3. Hubungan Peran Petugas Kesehatan dengan Penatalaksanaan Kontrol Tekanan Darah Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan antara peran petugas kesehatan dengan penatalaksanaan kontrol tekanan darah. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian lain bahwa terdapat hubungan antara dukungan petugas kesehatan dengan penatalaksanaan kontrol tekanan darah 7. Hal ini karena petugas kesehatan selalu mengingatkan untuk rutin kontrol dan mengingatkan bahayanya jika tidak melakukan kontrol rutin dan minum obat secara teratur serta diberikan penjelasan obat. Dukungan dari petugas kesehatan yang baik inilah yang menjadi acuan atau referensi untuk mempengaruhi perilaku kepatuhan responden dalam menjalani kontrol tekanan darah 7. 4. Hubungan Motivasi Kontrol dengan Penatalaksanaan Kontrol Tekanan Darah Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan antara motivasi kontrol dengan penatalaksanaan kontrol tekanan darah. Penelitian ini diperkuat oleh penelitian lain yang menunjukkan ada hubungan antara motivasi dengan tingkat kepatuhan pasien hipertensi 9. Tingginya motivasi dalam penelitian ini dipengaruhi oleh dorongan dari orang lain dalam hal ini
10 adalah keluarga. Motivasi yang tinggi terbentuk karena adanya hubungan antara dorongan, tujuan dan kebutuhan untuk sembuh. Dengan adanya kebutuhan untuk sembuh, maka pasien hipertensi akan terdorong untuk patuh dalam menjalani kontrol tekanan darah 9. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Karakteristik responden didominasi oleh usia 60 tahun, jenis kelamin perempuan 31 responden, tingkat pendidikan tinggi 32 responden, bekerja 24 responden 2. Responden didominasi oleh tingkat pengetahuan tinggi, dukungan keluarga tinggi, peran petugas kesehatan tinggi, motivasi kontrol tinggi dan penatalaksanaan kontrol tekanan darah dikatakan patuh. 3. Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang hipertensi dengan penatalaksanaan kontrol tekanan darah. 4. Terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan penatalaksanaan kontrol tekanan darah 5. Terdapat hubungan yang bermakna antara peran petugas kesehatan dengan penatalaksanaan kontrol tekanan darah. 6. Terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi kontrol dengan penatalaksanaan kontrol tekanan darah SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka disarankan beberapa hal berikut: 1. Bagi Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta Hendaknya lebih meningkatkan dan mempertahankan program promosi kesehatan mengenai pentingnya kontrol tekanan darah secara rutin bagi penderita hipertensi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengadakan kegiatan rutin setiap bulan bagi penderita hipertensi serta diberikan penyuluhan tentang penyakit hipertensi, maupun kegiatan-kegiatan lain di masyarakat sehingga informasi mengenai penatalaksanaan hipertensi dapat diterima secara menyeluruh serta diberikan motivasi untuk rutin melakukan kontrol tekanan darah. 2. Bagi Penderita Hipertensi Hendaknya dapat patuh dalam menjalani kontrol tekanan darah di puskesmas Gondokusuman II sesuai dengan anjuran yang diberikan oleh petugas kesehatan yang ada di puskesmas.
11 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Hendaknya dapat melakukan penelitian faktor-faktor lain yang mempengaruhi penatalaksanaan kontrol tekanan darah. Sehingga diharapkan dapat diketahui faktor yang secara signifikan berpengaruh terhadap penatalaksanaan kontrol tekanan darah. DAFTAR PUSTAKA 1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia/Kemenkes RI. (2013). Panduan Peringatan Hari Kesehatan Sedunia: Waspadai Hipertensi Kendalikan Tekanan Darah. 2. Riset kesehatan dasar (Riskesdas). (2013). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta. (2013). http://www.depkes.go.id/resour ces/download/general/hasil%2 0Riskesdas%202013.pdf 3. Nuraini, B., (2015). Risk Factors Of Hypertension Volume 4 Nomer 5. Fakultas Kedokteran. Universitas Lampung 4. Prasetyorini, H, T., Prawesti, D., (2012). Stress Pada Penyakit Terhadap Kejadian Komplikasi Hipertensi Pada Pasien Hipertensi. Jurnal Stikes. STIKES RS. Baptis Kediri 5. Chayanee, S., Sutrisna., Suharsono. (2014). Tingkat Kepatuhan Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Hipertensi Di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit X pada Tahun 2014. Dari http://eprints.ums.ac.id/32110/ 9/NASKAH%20PUBLIKASI.pd f 6. Sari, R, A, P., (2015). Gambaran Kontrol Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Puskesmas Kasihan Bantul Yogyakarta. Skripsi S-1. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 7. Annisa, A. F.N., Wahiduddin, Ansar, J. (2014). Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Berobat Hipertensi pada Lansia di Puskesmas Pattingalloang Kota Makassar. Dari http://repository.unhas.ac.id/bit stream/handle/123456789/9370 /A.%20Fitria%20Nur%20Anni sa_k11110020.pdf?sequence= 1 8. Pratama, G, W., Ariastuti, N, I, P., (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Pengobatan Hipertensi Pada Lansia Binaan Puskesmas Klungkung I. Dari http://ojs.unud.ac.id/index.php/ eum/article/viewfile/12937/87 01
12 9. Ekarini, Diyah, (2011). Faktorfaktor yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan klien hipertensi dalam menjalani pengobatan di puskesmas gondangrejo karanganyar, diakses tanggal 20 Januari 2016, (http:/jurnal.stikeskusumahusa da.ac.id) 10. Susriyanti. (2014). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Perawatan Hipertensi Pada Lansia Di Gamping Sleman Yogyakarta. S-1. Program Studi Ilmu Keperawatan. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta.