75 BAB IV ANALISIS OPTIMALISASI MANAJEMEN PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI SATU ATAP TLOGOPAKIS KECAMATAN PETUNGKRIYONO KABUPATEN PEKALONGAN A. Analisis Pelaksanaan Manajemen Pembelajaran dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMP NegeriSatu Atap Tlogopakis Kecamatan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan Sekolah SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis telah mengupayakan perencanaan terhadap pembelajaran yang meliputi pengembangan kurikulum mata pelajaran yang ada di SMP Negeri Satu Atap serta penyiapan sumber daya pendukung lainnya (perangkat pembelajaran serta sarana dan prasarana pembelajaran). Seperti diuraikan pada bagian sebelumnya bahwa kurikulum yang digunakan di SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis merupakan yang berlaku/standar secara nasional. Terkait dengan pelaksanaan pembelajaran di SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis pada prinsipnya sama dengan sekolahsekolah lainnya dimana proses pelaksanaan terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti pembelajaran serta kegiatan penutup pembelajaran. Dalam fungsi pelaksanaan ini memuat kegiatan pengelolaan dan kepemimpinan pembelajaran yang dilakukan guru di kelas dan pengelolaan peserta didik. Selain itu, juga memuat kegiatan pengorganisasian yang dilakukan oleh kepala sekolah seperti pembagian pekerjaan ke dalam 75
76 berbagai tugas khusus yang harus dilakukan guru, juga menyangkut fungsifungsi manajemen lainnya. Oleh karena itu, dalam hal pelaksanaan pembelajaran mencakup dua hal yaitu, pengelolaan kelas dan peserta didik serta pengelolaan guru. Dua jenis pengelolaan tersebut secara rinci akan diuraikan sebagai berikut: 1. Pengelolaan kelas dan peserta didik Pengelolaan kelas adalah satu upaya memperdayakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung proses interaksi edukatif mencapai tujuan pembelajaran.berkenaan dengan pengelolaan kelas sedikitnya terdapat tujuh hal yang harus diperhatikan, yaitu ruang belajar, pengaturan sarana belajar, susunan tempat duduk, yaitu ruang belajar, pengaturan sarana belajar, susunan tempat duduk, penerangan, suhu, pemanasan sebelum masuk ke materi yang akan dipelajari (pembentukan dan pengembangan kompetensi) dan bina suasana dalam pembelajaran. 1 Guru di SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis dapat mengatur dan merekayasa segala sesuatunya, situasi yang ada ketika propses belajar mengajar berlangsung didalam kelas. Pelaksanaan pembelajaran SMP Negeri Satu Atap pada prinsipnya sama dengan sekolah sekolah lainya dimana proses pelaksanaan terdiri dari kegiatan pendahuluan (tahap pra instruksional), kegiatan inti pembelajaran (tahap instruksional), serta kegiatan penutup pembelajaran (tahap evaluasi dan tindak lanjut). 1 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 121.
77 2. Pengelolaan guru Pelaksanaan sebagai fungsi manajemen diterapkan oleh kepala sekolah bersama guru dalam pembelajaran agar siswa melakukan aktivitas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Sehubungan dengan itu, peran kepala sekolah memegang peranan penting untuk menggerakkan para guru dalam mengoptimalkan fungsinya sebagai manajer di dalam kelas Guru adalah orang yang bertugas membantu murid untuk mendapatkan pengetahuan sehingga ia dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Guru sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), memiliki posisi sangat menentukan keberhasilan pembelajaran, karena fungsi utama guru ialah merancang, mengelola, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Guru harus dapat menempatkan diri dan menciptakan suasana kondusif, yang bertanggung jawab atas pertumbuhan dan perkembangan jiwa anak. 2 \Guru SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis sudah melaksanakan standar kompetensi pendidik yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi pribadi, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Adapun dari kompetensi profesional tersebut, Guru SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis Kecamatan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan mengembangkan empat kompetensi menjadi sepuluh kompetensi profesional yang harus dipraktikan dalam pembelajaran setiap harinya, antara lain: a. Menguasai bahan materi pelajaran 2 Ibid., hlm. 123.
78 b. Mengelola program belajar mengajar, meliputi: 1) Merumuskan rencana program pengajaran (RPP) 2) Mengenal dan dapat menggunakan RPP dengan tepat. 3) Melaksanakan RPP dalam proses pembelajaran. c. Mengelola kelas, meliputi: 1) Mengatur tata ruang kelas untuk pelajaran 2) Menciptakan iklim belajar yang serasi. d. Menggunakan media atau sumber, meliputi: 1) Mengenal, memilih dan menggunakan media. 2) Membuat alat bantu pelajaran yang sederhana. 3) Menggunakan berbagai sumber dalam proses belajar mengajar. e. Menguasai landasan-landasan pemikiran. f. Mengelola interaksi-interaksi belajar mengajar. g. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pelajaran. h. Mengenal fungsi layanan dan program bimbingan dan penyuluhan. i. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah. j. Memahami prinsip-prinsipdan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran. Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya, kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dari perbuatan secara profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai guru.
79 Secara operasional, proses pelaksanaan juga menyangkut beberapa fungsi manajemen lainnya diantaranya yaitu: a. Fungsi Pengorganisasian (organizing) pembelajaran, fungsi pengorganisasian dalam kegiatan pembelajaran yang dimaksudkan untuk menentukan pelaksana tugas dengan jelas kepada setiap personil sekolah sesuai bidang, wewenang, mata pelajaran, dan tanggungjawabnya. 3 Berdasarkan analisa penulis guru SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis sudah melaksanakan fungsi pengorganisasian dengan baik,dimana kedudukan kepala sekolah adalah memberikan fasilitas dan kelengkapan pembelajaran, dan kedudukan guru menentukan dan mendesain pembelajaran dengan mengorganisasikan alokasi waktu, desain kurikulum, media dan kelengkapan pembelajaran, dan lainnya yang berkaitan dengan suksesnya penyelenggaraan kegiatan belajar. b. Fungsi Pemotivasian (motivating) Pembelajaran Motivating atau pemotivasian adalah proses menumbuhkan semangat (motivation) pada karyawan agar dapat bekerja keras dan giat serta membimbing mereka dalam melaksanakan rencana untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien. 4 Dalam konteks pembelajaran di SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis tugas pemotivasiannya dilakukan kepala sekolah bersama pendidik dalam pembelajaran agar siswa melakukan aktivitas belajar 3 Syaiful Sagala. Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: alfabeta. 2010), hlm. 143 4 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen; Dasar, Pengertian, dan Masalah, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 216.
80 untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Sehubungan dengan itu, peran kepala sekolah memegang peranan penting untuk menggerakkan para guru dalam mengoptimalkan fungsinya sebagai manajer di dalam kelas. Selain itu, pemotivasian dalam proses pembelajaran dilakukan oleh pendidik dengan suasana edukatif agar siswa dapat melaksanakan tugas belajar dengan penuh antusias dan mengoptimalkan kemampuan belajarnya dengan baik. c. Fungsi Facilitating Pembelajaran Fungsi Facilitating meliputi pemberian fasilitas dalam arti luas yakni memberikan kesempatan kepada anak buah agar dapat berkembang ide-ide dari bawahan diakomodir dan kalau memungkinkan dikembangkan dan diberi ruang untuk dapat dilaksanakan. 5 Dalam pembelajaran di SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis pemberian fasilitas meliputi perlengkapan, sarana prasarana dan alat peraga yang menunjang dalam membantu proses pembelajaran masih minim. Padahal fasilitas yang memadai akan membantu proses hafalan para siswa, terutama media yang cocok bagi anak-anak. 5 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011) hlm. 53.
81 d. Fungsi Pengawasan (controling) Pembelajaran. Pengawasan adalah suatu konsep yang luas yang dapat diterapkan pada manusia, benda dan organisasi. Pengawasan dalam konteks pembelajaran di SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis dilakukan oleh kepala sekolah terhadap kegiatan pembelajaran pada seluruh kelas, termasuk mengawasi pihak-pihak terkait sehubungan dengan pemberian pelayanan kebutuhan pembelajaran secara sungguhsungguh. Untuk keperluan pengawasan ini, guru mengumpulkan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi kegiatan belajar, serta memanfaatkannya untuk mengendalikan pembelajaran sehingga tercapai tujuan belajar yang telah direncanakan. Pengawasan dalam konteks pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah terhadap kegiatan pembelajaran pada seluruh kelas, termasuk mengawasi pihak-pihak terkait sehubungan dengan pemberian pelayanan kebutuhan pembelajaran secara sungguh- sungguh. Untuk keperluan pengawasan ini, guru mengumpulkan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi kegiatan belajar, serta memanfaatkannya untuk mengendalikan pembelajaran sehingga tercapai tujuan belajar yang telah direncanakan. Penerapan fungsi pengawasan dalam kegiatan pembelajaran, diimplikasikan dengan sejumlah indikator, yaitu (1) mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dibanding dengan rencana pembelajaran, (2) melaporkan penyimpangan untuk tindakan koreksi dan merumuskan tindakan koreksi, menyusun standar-standar
82 pembelajaran dan sasaran-sasaran, (3) menilai pekerjaan dan melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan-penyimpangan, baik institusional satuan pendidikan maupun proses pembelajaran. 6 Adapun penerapan fungsi pengawasan dalam kegiatan pembelajaran di SMPN Satu Atap Tlogopakis, didasarkan pada tanggung jawab yang di dalamnya terkandung norma-norma etika, sosial, dan scientific sebagai suatu kesanggupan untuk menjalankan tugas dan kewajiban yang dipikulkan kepadanya dengan sebaikbaiknya. Dengan demikian, maka kegiatan pembelajaran yang dipertanggungjawabkan itu dapat diterima orang lain dan mengandung kebenaran yang bersifat umum. Manajemen yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran, dapat diterima dengan baik oleh siswa, dengan demikian akan berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pelaksanaan manajemen pembelajaran dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis Kecamatan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan dari waktu ke waktu semakin bertambah juga masalah-masalah yang ditemui di sekolah. Berdasarkan analisa peneliti, pada awal tahun pelajaran 2014/2015 permasalahn tersebut disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya: 1. Jumlahsiswa SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis yang sangat minim. 6 Syaiful Sagala. Op.Cit., hlm. 145.
83 2. Belum tersedianya fasilitas serta tenaga kependidikan untuk pelaksanaan tata usaha sekolah menyebabkan pengetikan, pengadaan maupun penggandaan administrasi sekolah harus dilaksanakan oleh kepala sekolah dengan dibantu oleh guru yang berkompeten dan dilakukan di luar jam mengajar mengingat di sekolah tenaga pembangkit listrik yang tersedia relatif minim, praktis computer belum bias dioperasikan di sekolah. Hal ini pun sering mengganggu jam mengajar guru bidang studi yang merangkap pekerjaan tata usaha sekolah, apalagi saat ada hal-hal mendesak (urgent matters) mengenai administrasi sekolah yang harus segera diselesaikan sehingga dengan terpaksa tidak bias melakukan aktivitas tatap muka di sekolah melainkan dengan alternatif pemberian tugas maupun catatan kepada siswa. 3. Pendapatankeuangansekolah (financial income schools) yang minim daridana BOS, karena besarnya dana BOS yang diterima dihitung berdasarkan jumlah siswa di SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis Petungkriyono yang masih sedikit dengan alokasi dana untuk honor guru hanya 20% per triwulannya, meskipun masih ada alokasi dana untuk honor Guru Tidak Tetap (GTT) dari Pemerintah Daerah khusus untuk guru tidak tetap SMP Satu Atap. Akan tetapi secara umum penerimaan honor guru tidak tetap ini masih relative kecil. Hal ini kemungkinan besar pada masa-masa mendatang baik langsung maupun tidak langsung dapat berpengaruh pada kinerja GTT karena adanya kenaikan harga kebutuhan sehari-hari yang tidak bias diimbangi dengan pendapatan
84 mereka dari sekolah. Namun pihak keuangan sekolah akan terus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan guru tidak tetap ini dengan berbagai strategi baik dari segi optimalisasi dalam pengelolaan pendapatan keuangan sekolah maupun dalam bentuk pengajuan proposal ke stakeholder pendidikan dalam usaha peningkatkan kesejahteraan GTT di SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis Petungkriyono yang signifikan. 4. Belum tersedianya sarana dan prasarana penunjang pendidikan di SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis Petungkriyono khususnya belum adanya fasilitas belajar komputer siswa, fasilitas kesenian/musik, fasilitas bahasa, fasilitas olah raga standar, tempat ibadah/musholla, pembangkit listrik, toilet siswa maupun sarana dan prasarana penunjang lainnya yang menyebabkan kegiatan belajar siswa mayoritas bersifat teoritis saja (theoretical only), padahal untuk beberapa mata pelajaran mutlak memerlukan sarana dan prasarana penunjang pendidikan ini dalam pencapaian pembelajaran yang berhasil guna, diantaranya: bidang studi Teknologi Informasi dan Komunikasi perlu laboratorium komputer, unit komputer belajar siswa beserta pembangkit listrik/dieselnya karena di daerah ini sumber listrik dari PLN relatif kecil, bidang studi IPA perlu laboratorium IPA, bidang studi Seni Budaya dan Keterampilan perlu sarana kesenian atau pun peralatan musik, bidang studi Pendidikan Jasmani dan Olah Raga Kesehatan perlu sarana dan prasarana (infrastructure) untuk praktek olah raga siswa.
85 5. Kurangnya tenaga pendidik/guru bidang studi yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Guru tetap guru PNS di SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis Petungkriyono hany aada 2 orang guru masing-masing ditetapkan berdasarkan SK CPNS Daerah. Mengingat mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional terdiri dari Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan IPA, dan Agama (masih dalam batas wacana) maka selayaknya kelima matapelajaran ini diajarkan oleh guru PNS/Guru tetap bidang studi yang tentunya latar belakang pendidikannya sesuai dengan kompetensi pendidik untuk mengajar di tingkat SMP. Padahal di SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis Petungkriyono baru ada 1 (satu) guru yang mengajar bidang studi yang diujikan dalam Ujian Nasional, yaitu guru Bahasa Inggris. Hal tersebut berimplikasi pada efektifitas dan kualitas pembelajaran yang belum sepenuhnya dapat dipertanggungjawabkan nantinya, mengingat latar belakang pendidikan guru yang tidak sesuai dengan bidang studi yang diajarkan. Namun upaya yang maksimal akan terus diupayakan untuk penyempurnaan pengajaran secara terus-menerus dan periodik oleh seluruh guru yang mengajar di SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis Petungkriyono, namun tidak sesuai dengan tingkat pendidikan atau pun yang berbeda jurusan terhadap latar belakang pendidikannya. Oleh karena banyaknya keterbatasan, kekurangan dan hambatan yang ada dalam penyelenggaraan pendidikan di SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis Petungkriyono yang sedemikian kompleks, diharapkan kepada seluruh tenaga
86 pendidik dan tenaga kependidikan bekerja lebih keras, belajar lebih keras serta berpikir lebih keras untuk memunculkan ide-ide kreatif serta inovatif dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah ini karena saya yakin segala keterbatasan yang ada akan dapat diatasi dengan perpaduan antara kreativitas, inovasi, kerja keras dan kerja cerdas. B. Analisis Optimalisasi Manajemen Pembelajaran dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di SMP Satu Atap Tlogopakis Kecamatan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan. Optimalisasi peran guru sebagai perencana, organisator, pengarah, dan pengendali proses pembelajaran memposisikan guru sebagai manajer pembelajaran (learning manager) dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui penerapan manajemen pembelajaran yang baik, guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar bagi seluruh siswa. Pencapaian tujuan merupakan kunci dalam segenap kegiatan manajerial dengan melakukan tindakan-tindakan yang terukur dalam menetapkan dan memelihara, serta mengendalikan kondisi lingkungan yang responsif sehingga dapat memberi sumbangan secara ekonomis, psikologis, sosial, politis, dan teknis. Substansi yang menjadi garapan manajemen pendidikan sebagai proses atau disebut juga fungsi manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. Aplikasi konsep
87 manajemen dalam kegiatan pembelajaran tersebut mengisyaratkan bahwa manajemen pembelajaran merupakan usaha dan tindakan kepala sekolah sebagai manajer instruksional di sekolah, serta usaha dan tindakan guru sebagai manajer pembelajaran di kelas yang dilakukan sedemikian rupa untuk memperoleh hasil dalam rangka mencapai tujuan program sekolah dan program pembelajaran. Efektivitas penerapan fungsi perencanaan dalam kegiatan pembelajaran diindikasikan dengan aplikasi prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran tentang (1) menetapkan apa yang hendak dilakukan oleh guru, kapan dan bagaimana melakukannya dalam implementasi pembelajaran, (2) membatasi sasaran atas dasar tujuan instruksional khusus dan menetapkan pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil yang maksimal melalui proses penentuan target pembelajaran, (3) mengembangkan alternatif-alternatif yang sesuai dengan strategi pembelajaran, (4) mengumpulkan dan menganalisis informasi yang penting untuk mendukung kegiatan pembelajaran, (5) mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan keputusankeputusan yang berkaitan dengan pembelajaran kepada pihak-pihak yang berkepentingan. 7 Dalam meningkatkan prestasi belajar siswa guru SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis berusahamengimplementasikan fungsi perencanaan sebaik mungkin dalam kegiatan pembelajaran, guru mengembangkan sejumlah hlm. 143. 7 Syaiful Sagala. Konsep dan Makna Pembelajaran, cet. 8, ( Bandung: Alfabeta, 2010),
88 indikator penelitian tentang perencanaan pembelajaran yang mencakup penyusunan kegiatan pembelajaran, penetapan dan pembatasan tujuan pembelajaran, pengembangan strategi pembelajaran, pengumpulan data dan informasi pendukung pembelajaran, dan pengkomunikasian rencana-rencana pembelajaran tersebut kepada pihak terkait. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilkakukan di SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis, optimalisasi manajemen pembelajaran di SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis Petungkriyono untuk meningkatkan prestasi belajar siswa sangatlah kompleks. Optimalisasi tersebut tidak hanya dilakukan oleh para pendidik di sekolah, mengingat SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran masih banyak kekurangan. Sehingga untuk dapat melakukan optimalisasi manajemen pembelajarn di sekolah tersebut, maka diperlukan adanya peran pemerintah daerah. 1. Pemerintah daerah bersama institusi yang membawahi program SMP Satu Atap mengadakan pelatihan bagaimana cara mengarsipkan suratmenyurat yang ada di sekolah dan jika diperlukan penambahan tenaga administrasi atau TU (Tata Usaha), segera memperbaiki jalan yang rusak menuju sekolah dan pihak pengelola sekolah mengupayakan pengembangan fasilitas sarana bagi guru yang tinggal jauh dari sekolah dengan mengajukan proposal pengembangan fasillitas sekolah. 2. Pada saat sosialisasi, panitia pengembang SMP Satu Atap harus melengkapi jadwal pelaksanaan penerimaan siswa baru dan sosialisasi bisa dikembangkan melalui penyebaran famplet-famplet selebaran
89 pengumuman penerimaan siswa baru melalui perantara siswa dan guru. Pihak pengelola sekolah harus segera melengkapi sarana dan prasarana di kelas seperti alat bantu pembelajaran Matematika, IPA, serta rak atau lemari untuk memajang karya siswa yang berprestasi. 3. Pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan segera mungkin melakukan pelatihan-pelatihan penyusunan kurikulum, silabus dan RPP serta mengaktifkan kembali Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Kelompok Kerja Guru (KKG) di tingkat gugus, kecamatan dan kabupaten. 4. Pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pihak pengembang SMP Satu Atap segera mengadakan pelatihan bagi tenaga administrasi supaya TU yang ada tersebut benar-benar mempunyai keahlian administrasi serta jika diperlukan pemerintah pusat, daerah dan pihak pengembang SMP Satu Atap dapat menambah tenaga TU yang mempunyai keahlian administrasi. 5. Khusus untuk tenaga pendidik, pemerintah daerah dan pihak pengembang dapat mendata kembali guru-guru yang mengajar di SMP Satu Atap dan penempatan guru-guru tersebut sesuai keahlian yang diampunya, jika kurang juga dapat mengangkat tenaga pendidik yang diperlukan.