BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP

TENTANG PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2008 NOMOR 14 PERATURAN BUPATI KERINCI

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 07/PMK.05/2008 TENTANG

DEPARTEMAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-34/PB/2007 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PACITAN RANCANGAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR :01 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 45/PMK.05/2007 TENTANG

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR 7 TAHUN 2016

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 27 TAHUN 2013

BERITA DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2007 NOMOR: 28 PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR: 28 TAHUN 2007 TENTANG

UANG HARIAN PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG

B U P A T I B U N G O

BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 34 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 9 SERI E

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 47 TAHUN 2005 TENTANG PERJALANAN DINAS BUPATI BADUNG,

BUPATI SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI MUSI BANYUASIN NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

TENTANG PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA SALINAN

TENTANG : PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

BUPATI POLEWALI MANDAR

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA UANG HARIAN PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI NO PROVINSI UANG HARIAN 1. NANGGROE ACEH DARUSSALAM 300.

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 72 TAHUN 2005 TENTANG PERJALANAN DINAS

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

- 1 - PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 99 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 17 TAHUN 2013 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA KEPUTUSAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 6 TAHUN 2012

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG PERJALANAN DINAS PEMERINTAH KOTA BENGKULU

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 1 TAHUN 2015

5. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 41 TAHUN 2015

BUPATI SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO,

BUPATI SUMBAWA PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 2 TAHUN 2013

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG

KEPALA DESA NITA KABUPATEN SIKKA PERATURAN KEPALA DESA NITA NOMOR 5 TAHUN 2015

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA

Nomor 5, TambahanLembaran Negara Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang PemeriksaanPengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan

BUPATI BLITAR PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 45 TAHUN

BUPATI MAROS PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR : 06 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

W A L I K O T A K E D I R I

BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 07 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 16/MEN/2007 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANDUNG BARAT

GUBERNUR MALUKU. PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 10.a TAHUN 2015

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA,

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 2 TAHUN 2015

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI NATUNA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 64 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG :

PERATURAN WALIKOTA BANDA CEH NOMOR 3 TAHUN 2008

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TENTANG ADMINISTRASI PERJALANAN DINAS

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/PMK.05/2012 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Written by Admin Wednesday, 24 February :25 - Last Updated Thursday, 27 May :56

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

PERJALANAN DINAS. A. Pendahuluan

Walikota / Wakil Walikota, Ketua / Wakil Ketua DPRD. Pejabat Eselon III dan dibawahnya. Pejabat Eselon II

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KOP NASKAH DINAS PERANGKAT DAERAH SURAT PERINTAH TUGAS NOMOR : Dasar :... MEMERINTAHKAN :

PERATU WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RAN WAOGYAKARTA 016 PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 35 TAHUN 2011

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

Transkripsi:

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI BAGI BUPATI DAN WAKIL BUPATI, PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRD, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka tertib dan disiplin pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Belitung dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 45/PMK. 05/2007 tentang Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 62/PMK. 05/2006, ketentuan biaya perjalanan dinas dalam negeri bagi Bupati dan Wakil Bupati, Pimpinan dan Anggota DPRD, Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Belitung sebagaimana diatur dalam Peraturan Bupati Belitung Nomor 6 Tahun 2006, perlu dirubah dan dilakukan penyesuaian dengan peraturan dimaksud; b. bahwa untuk melaksanakan maksud sebagaimana tersebut pada huruf a di atas, perlu menetapkan Peraturan Bupati Belitung tentang Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri Bagi Bupati dan Wakil Bupati, Pimpinan dan Anggota DPRD, Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Belitung; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kotapraja Di Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indones ia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor D: PERJALANAN DINAS JABATAN 1

3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 3. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4033); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 7. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952); C:\Users\User\AppData\Local\Temp\18-PERJALANAN DINAS JABATAN_385985.doc2 2

11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 12. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4214) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4418); 13. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 120, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4330) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 85 Tahun 2006; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 45/PMK. 05/2007 tentang Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 62/PMK. 05/2007; 16. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 18 Tahun 2000 Tentang Kewenangan Kabupaten Belitung (Lembaran Negara Kabupaten Belitung Tahun 2000 Nomor 19); 17. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pokok-Pokok Pengelelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2003 Nomor 15); 18. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 3 Tahun 2005 tentang Kedudukan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Belitung (Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2005 Nomor 1 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Nomor 1) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 11 Tahun 2007 (Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2007 Nomor 11); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI BELITUNG TENTANG PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI BAGI BUPATI DAN WAKIL BUPATI, PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRD, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN C:\Users\User\AppData\Local\Temp\18-PERJALANAN DINAS JABATAN_385985.doc3 3

PEGAWAI TIDAK TETAP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KEBUPATEN BELITUNG. B A B I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Bupati adalah Bupati Belitung. 2. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Belitung. 3. Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut Pimpinan dan Anggota DPRD adalah Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Belitung. 4. Pejabat adalah Bupati dan Wakil Bupati Belitung, serta Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Belitung 5. Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap yang selanjutnya disebut sebagai Pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian. 6. Pegawai adalah Pengawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap di Lingkungan Pemerintahan Kabupaten Belitung. 7. Pejabat Yang Berwenang adalah Bupati/ Wakil Bupati, Pimpinan DPRD, Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran atau Pejabat yang diberi wewenang oleh Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran pada Satuan Kerja Perangkat Daerah. 8. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disebut dengan kepala BPKD yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai bendahara umum daerah. 9. Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BUD adalah PPKD yang bertindak dalam kapasitas sebagai bendahara umum daerah. 10. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Belitung selaku pengguna anggaran yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Badan, Dinas, Rumah Sakit Umum, Kantor, Kecamatan, dan Kelurahan. 11. Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnya. C:\Users\User\AppData\Local\Temp\18-PERJALANAN DINAS JABATAN_385985.doc4 4

12. Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian kewenangan pengguna anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi SKPD. 13. Bendahara Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunjuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD. 14. Perjalanan dinas jabatan dalam negeri yang selanjutnya disebut perjalanan dinas adalah perjalanan ke luar tempat kedudukan baik perseorangan maupun secara bersama yang jaraknya sekurangkurangnya 5 (lima) kilometer dari batas kota, yang dilakukan dalam wilayah Republik Indonesia untuk kepentingan Negara/ Daerah atas perintah Pejabat yang Berwenang, termasuk perjalanan dari tempat kedudukan ke tempat meninggalkan Indonesia untuk bertolak ke luar negeri dan dari tempat tiba di Indonesia dari luar negeri ke tempat yang dituju di dalam negeri. 15. Lumsum adalah uang yang dibayarkan sekaligus untuk semua biaya perjalanan dinas. 16. Biaya Riil adalah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan bukti pengeluaran yang sah. 17. Perhitungan Rampung adalah perhitungan biaya perjalanan yang dihitung sesuai kebutuhan riil berdasarkan ketentuan yang berlaku. 18. Surat Tugas adalah Surat persetujuan/ perintah dari atasan yang ditujukan kepada pejabat/ pegawai/ staf bawahan berisi perintah untuk melaksanakan tugas tertentu. 19. Surat Perintah Perjalan Dinas yang selanjutnya disingkat SPPD adalah surat perintah yang ditujukan kepada pejabat/ pegawai untuk melaksanakan perjalanan dinas serta pemberian fasilitas perjalanan dan pembiayaan. 20. Wilayah Jabatan adalah wilayah kerja dalam perjalanan tugas. 21. Tempat kedudukan adalah tempat/ kota dimana satuan kerja/ kegiatan berada. 22. Tempat Bertolak adalah tempat/kota melanjutnya perjalanan dinas ke tempat tujuan. 23. Tempat Tujuan adalah tempat/kota yang menjadi tujuan perjalanan dinas. 24. Datasering adalah penugasan sementara waktu. 25. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat DPA-SKPD adalah dokumen yang memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran. 26. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah dokumen yang diterbitkan oleh pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan/bendahara pengeluaran untuk mengajukan pembayaran. C:\Users\User\AppData\Local\Temp\18-PERJALANAN DINAS JABATAN_385985.doc5 5

27. SPP Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP-UP adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan uang muka kerja yang bersifat pengisian kembali (revolving) yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung. 28. SPP Ganti Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP-GU adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan pengganti uang persediaan yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung. 29. SPP Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP- TUP adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan tambahan uang persediaan guna melaksanakan kegiatan SKPD yang bersifat mendesak dan tidak dapat digunakan untuk pembayaran langsung. 30. SPP Langsung yang selanjutnya disingkat SPP-LS adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan pembayaran langsung kepada pihak ketiga atas dasar perjanjian kontrak kerja atau surat perintah kerja lainnya dengan jumlah, penerima, peruntukan, dan waktu pembayaran tertentu yang dokumennya disiapkan oleh PPTK. 31. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumen yang digunakan/diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD. 32. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disingkat SP2D adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan oleh BUD berdasarkan SPM. 33. Surat Perintah Membayar Ganti Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPM-GU adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD yang dananya dipergunakan untuk mengganti uang persediaan yang telah dibelanjakan. 34. Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak yang selanjutnya disingkat SKTJM, adalah surat keterangan yang menyatakan bahwa segala akibat dari tindakan pejabat/seseorang yang dapat mengakibatkan kerugian daerah menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari pejabat/seseorang yang mengambil tindakan dimaksud. Pasal 2 Bupati dan Wakil Bupati, Pimpinan dan Anggota DPRD, Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap yang akan melaksanakan perjalanan dinas harus terlebih dahulu mendapat persetujuan/ perintah atasannya dalam bentuk Surat Tugas. Pasal 3 (1) Dalam Penerbitan SPPD harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: C:\Users\User\AppData\Local\Temp\18-PERJALANAN DINAS JABATAN_385985.doc6 6

a. Pejabat yang Berwenang hanya dapat memberikan perintah perjalanan dinas untuk perjalanan dinas dalam Wilayah Jabatannnya; b. dalam hal perjalanan dinas ke luar Wilayah Jabatannnya, Pejabat yang Berwenang harus memperoleh persetujuan/ perintah atasannya. (2) Dalam hal Pejabat yang Berwenang akan melakukan perjalanan dinas, SPPD ditandatangani oleh : a. atasan langsungnya sepanjang Pejabat yang Berwenang satu Tempat Kedudukan dengan atasan langsungnya; b. dirinya atas nama atasan langsungnya dalam hal pejabat tersebut merupakan pejabat tertinggi pada Tempat Kedudukan pejabat yang bersangkutan setelah memperoleh persetujuan/ perintah atasannya. BAB II PERJALANAN DINAS JABATAN Pasal 4 (1) Perjalanan dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, adalah merupakan perjalanan dinas dari Tempat Kedudukan ke tempat yang dituju dan kembali ke Tempat Kedudukan semula. (2) Dalam perjalanan dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk pula perjalanan yang dilakukan dalam hal : a. datasering di luar Tempat Kedudukan; b. ditugaskan untuk menempuh ujian dinas/ ujian jabatan yang diadakan di luar Tempat Kedudukan; c. diharuskan menghadap Majelis Penguji Kesehatan Pegawai Negeri atau menghadap seorang dokter penguji kesehatan yang ditunjuk yang berada di luar Tempat Kedudukan, untuk mendapatkan surat keterangan dokter tentang kesehtannnya guna kepentingan jabatan; d. untuk mendapatkan pengobatan di luar Tempat Kedudukan berdasarkan keputusan Majelis Penguji Kesehatan Pegawai Negeri; e. harus memperoleh pengobatan di luar Tempat Kedudukan berdasarkan surat keterangan dokter karena mendapat cedera pada waktu/ karena melakukan tugas; f. ditugaskan mengikuti pendidikan dinas di luar Tempat Kedudukan; g. menjemput/ mengantarkan ke tempat pemakaman jenazah pejabat/ pegawai yang meninggal dunia dalam melakukan perjalanan dinas; C:\Users\User\AppData\Local\Temp\18-PERJALANAN DINAS JABATAN_385985.doc7 7

h. menjemput/ mengantarkan ke tempat pemakaman jenazah pejabat/ pegawai yang meninggal dunia dari Tempat Kedudukan yang terakhir ke kota tempat pemakaman. BAB III BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN Pasal 5 (1) Biaya perjalanan dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), terdiri dari : a. Uang harian yang meliputi uang makan, uang saku, dan transport lokal; b. Biaya transport pegawai; c. Biaya penginapan. (2) Biaya transport pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, merupakan biaya yang diperlukan untuk : a. perjalanan dari Tempat kedudukan ke terminal bis/ stasiun/ bandara/ pelabuhan keberangkatan sampai tempat tujuan pergi pulang; b. retribusi yang dipungut di terminal bis/ stasiun/ bandara/ pelabuhan sesuai peraturan daerah setempat; (3) Biaya penginapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, merupakan biaya yang diperlukan untuk : a. di hotel; b. di tempat menginap lainnya, dalam hal tidak terdapat hotel. (4) Khusus untuk keperluan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (2) huruf g dan h, selain biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga diberikan baiya menjemput/ mengantar jenazah, terdiri : a. biaya pemetian; b. biaya angkutan jenazah. (5) Biaya perjalanan dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), digolongkan dalam 5 (lima) tingkat, yaitu : a. Tingkat B untuk Bupati dan Wakil Bupati, Pimpinan dan Anggota DPRD; b. Tingkat C untuk Pejabat Eselon II; c. Tingkat D untuk Pejabat Eselon III/ Gol. IV; d. Tingkat E untuk Pejabat Eselon IV/ Gol. III; dan e. Tingkat F untuk PNS Gol. II dan Gol. I. C:\Users\User\AppData\Local\Temp\18-PERJALANAN DINAS JABATAN_385985.doc8 8

(6) Biaya perjalanan dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1 ) dan (2) diberikan berdasarkan tingkat perjalanan dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dengan pengaturan sebagai berikut : a. Uang Harian, sebagimana tercantum pada Lampiran I; b. Fasilitas Transport, sebagaimana tercantum pada Lampiran II; c. Fasilitas dan Kelas Penginapan, sebagaimana tercantum pada Lampiran III; d. Biaya Pemetian dan Angkutran Jenazah, termasuk yang berhubungan dengan pengruktian/ pengurusan jenazah, sebagaimana tercantum pada Lampiran IV; e. Perkiraan Biaya Penginapan Berdasarkan Tarif Rata-rata Hotel, sebagaimana tercantum pada Lampiran V. Pasal 6 (1) Biaya perjalanan dinas dibebankan pada anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah yang mengeluarkan SPPD bersangkutan. (2) Pejabat yang Berwenang memberi perintah perjalanan dinas agar memperhatikan ketersedian dana yang diperlukan untuk melaksanakan perjalanan tersebut dalam anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah yang berkenaan. Pasal 7 Bupati dan Wakil Bupati, Pimpinan dan Anggota DPRD serta Pegawai Negeri dan Pegawai Tidak tetap dilarang menerima biaya perjalanan dinas rangkap (dua kali atau lebih) untuk perjalanan dinas yang dilakukan dalam waktu yang sama. Pasal 8 Perjalanan dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) diberikan biaya-biaya sebagai berikut : a. uang harian, biaya transport pegawai dan biaya penginapan untuk perjalanan dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a, b, c, dan e; b. biaya transport pegawai, untuk perjalanan dinas sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 ayat (2) huruf d dan f, dengan uang harian yang dapat diberikan setinggi-tingginya 30% (tiga puluh persen) dari Uang Harian bagi yang ditugaskan mengikuti pendidikan dinas di luar Tempat Kedudukan; c. uang harian, biaya transport pegawai/ keluarga, dan biaya penginapan sebanyak-banyaknya 4 (empat) orang, serta biaya pemetian d an angkutan jenazah untuk perjalanan dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf g dan h. C:\Users\User\AppData\Local\Temp\18-PERJALANAN DINAS JABATAN_385985.doc9 9

Pasal 9 Uang harian dalam rangka perjalanan dinas jabatan dan biaya pemetian jenazah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2) dibayarkan secara lumsum dan merupakan batas tertinggi. Pasal 10 Biaya transport pegawai dan biaya penginapan dalam rangka perjalanan dinas jabatan serta biaya angkutan jenazah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2) dibayarkan sesuai dengan Biaya Riil. Pasal 11 (1) Uang harian dan biaya penginapan perjalanan dinas jabatan yang diberikan : a. untuk perjalanan dinas yang memerlukan waktu sekurangkurangnya 6 (enam) jam; b. menurut banyak hari yang digunakan untuk melaksanakan perjalanan dinas; c. selama 2 (dua) hari untuk transit menunggu pengangkutan lanjutan dalam hal harus berpindah ke alat angkutan lain; d. selama-lamanya 3 (tiga) hari di Tempat Bertolak ke/ datang dari luar negeri; e. selama-lamanya 10 (sepuluh) hari di tempat yang bersangkutan jatuh sakit/ berobat dalam hal pegawai yang sedang melakukan perjalanan dinas jatuh sakit; f. selama-lamanya 90 (sembilan puluh) hari dalam hal pegawai melakukan tugas detasering; g. selama-lamanya 7 (tujuh) hari setelah diterima keputusan tentang perubahan detasering menjadi penugaspindahan; h. selama-lamanya 3 (tiga) hari di tempat penjemputan jenazah dan selama-lamanya 3 (tiga) hari di tempat pemakaman jenazah dalam hal jenazah tersebut tidak dimakamkan di tempat kedudukan almarhum/almarhumah yang bersangkutan untuk pejabat negara/ pegawai yang meninggal saat melaksanakan perjalanan dinas; i. selama-lamanya 3 (tiga) hari di tempat pemakaman jenazah pejabat negara/pegawai yang meninggal dan dimakamkan tidak di tempat kedudukan almarhum/ almarhumah yang bersangkutan. (2) Dalam hal perjalanan dinas jabatan dilakukan secara bersama-sama untuk melaksanakan suatu kegiatan tertentu, penginapan/ hotel untuk seluruh pejabat/ pegawai dapat menginap pada hotel/ penginapan yang sama, sesuai dengan kelas kamar penginapan/ hotel yang telah ditetapkan untuk masing-masing pejabat/ pegawai. C:\Users\User\AppData\Local\Temp\18-PERJALANAN DINAS JABATAN_385985.doc10 10

(3) Perjalanan dinas jabatan pulang dan pergi yang memakan waktu kurang dari 6 (enam) jam, diberikan biaya perjalanan dinas setinggi - tingginya sebesar 60% (enam puluh persen) dari uang harian sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Bupati ini. Pasal 12 Dalam hal perjalanan dinas jabatan menggunakan kapal laut/ sungai untuk waktu sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam, maka selama waktu transportasi tersebut kepada pejabat/ pegawai hanya diberikan uang harian. Pasal 13 (1) Selain Pejabat dan Pegawai dapat melakukan perjalanan dinas atas perintah Pejabat yang Berwenang, dan biaya perjalanan dinasnya digolongkan dalam tingkat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) menurut tingkat pendidikan/ kepatutan/ tugas yang bersangkutan. (2) Pegawai Negeri Golongan I dapat melakukan perjalanan dinas dalam hal mendesak/ khusus, seperti dalam hal tenaga teknis tidak diperoleh di tempat yang bersangkutan. (3) Pegawai Tidak Tetap yang melakukan perjalanan dinas untuk kepentingan negara/ daerah, digolongkan dalam tingkat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) di atas oleh Pejabat yang Berwenang sesuai dengan tingkat pendidikan/ tugas yang bersangkutan. Pasal 14 (1) Biaya perjalanan dinas dibayarkan sebelum perjalanan dinas jabatan dilaksanakan. (2) Dalam hal perjalanan dinas jabatan harus segera dilaksanakan, sementara biaya perjalanan dinas belum dapat dibayarkan, maka biaya perjalanan dinas dapat dibayarkan setelah perjalanan dinas selesai. Pasal 15 (1) Dalam hal jumlah hari perjalanan dinas jabatan ternyata melebihi jumlah hari yang ditetapkan dalam SPPD, Pejabat Yang Berwenang dapat mempertimbangkan tambahan uang harian dan biaya penginapan sepanjangan kelebihan tersebut bukan disebabkan kesalahan/ kelalaian pejabat/ pegawai bersangkutan. (2) Tambahan uang harian dan biaya penginapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak dapat dipertimbangkan untuk hal-hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf d, e, f, g, h dan i. C:\Users\User\AppData\Local\Temp\18-PERJALANAN DINAS JABATAN_385985.doc11 11

(3) Dalam hal jumlah hari menunggu sambungan dengan alat angkutan lain ternyata lebih dari 2 (dua) hari sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf c, maka Pejabat yang Berwenang dapat mempertimbangkan pemberian tambahan uang harian dan biaya penginapan sepanjang kelebihan tersebut bukan disebabkan kesalahan/ kelalaian pejabat/ pagawai bersangkutan. (4) Dalam hal jumlah hari perjalanan dinas ternyata kurang dari jumlah hari yang ditetapkan dalam SPPD, maka pejabat/ pegawai yang bersangkutan wajib menyetorkan kembali kelebihan uang harian dan biaya penginapan yang telah diterimanya. (5) Ketentuan penyetoran kembali kelebihan uang harian dan biaya penginapan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) di atas tidak berlaku untuk hal-hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf g. BAB IV TATA CARA PENERBITAN SURAT TUGAS DAN SURAT PERINTAH PERJALANAN DINAS Bagian Pertama Surat Tugas Pasal 16 (1) Penerbitan Surat Tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, untuk Bupati dan Wakil Bupati ditandatangani oleh Bupati. (2) Apabila Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berhalangan atau tidak berada ditempat kedudukan maka penandatanganan Surat Tugas dilakukan oleh Wakil Bupati. Pasal 17 (1) Penerbitan Surat Tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, untuk Pimpinan dan Anggota DPRD ditandatangani oleh Ketua DPRD. (2) Apabila Ketua DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berhalangan atau tidak berada ditempat kedudukan maka penandatanganan Surat Tugas dilakukan oleh salah seorang Wakil Ketua. Pasal 18 (1) Penerbitan Surat Tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, bagi Pegawai diatur sebagai berikut : a. Pejabat eselon II dan III ditandatangani oleh Bupati. C:\Users\User\AppData\Local\Temp\18-PERJALANAN DINAS JABATAN_385985.doc12 12

b. Pejabat eselon IV, V, pejabat fungsional dan staf di lingkungan Satuan Kerja Perangkat Daerah ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah atas nama Bupati. (2) Apabila Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berhalangan atau tidak berada di tempat kedudukan maka penandatanganan surat tugas dilakukan oleh Wakil Bupati. (3) Apabila Bupati dan Wakil Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berhalangan atau tidak berada di tempat kedudukan maka penandatanganan surat tugas dilakukan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten atas nama Bupati. (4) Apabila Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berhalangan atau tidak berada di tempat kedudukan maka penandatanganan surat tugas dilakukan oleh pejabat yang mewakili Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah. Pasal 19 (1) Bentuk formulir surat tugas yang ditandangani oleh Bupati/ Wakil Bupati menggunakan lambang Negara. (2) Bentuk formulir surat tugas yang ditandangani oleh Ketua/ Wakil Ketua DPRD menggunakan Kop Naskah Dinas DPRD. (3) Bentuk formulir surat tugas yang ditandatangani oleh kepala Satuan Kerja menggunakan kop naskah dinas Satuan Kerja Perangkat Daerah. (4) Bentuk formulir surat tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) sebagaimana contoh tercantum pada Lampiran VI Peraturan Bupati ini. Bagian Kedua Surat Perintah Perjalanan Dinas Pasal 20 (1) Penerbitan SPPD dalam Wilayah Jabatan maupun ke luar Wilayah Jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), untuk Bupati dan Wakil Bupati ditandatangani oleh Bupati. (2) Apabila Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berhalangan atau tidak berada di tempat kedudukan maka penandatanganan SPPD dilakukan oleh Wakil Bupati. Pasal 21 (1) Penerbitan SPPD dalam Wilayah Jabatan maupun ke luar Wilayah Jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), untuk Pimpinan dan Anggota DPRD ditandatangani oleh Ketua DPRD. C:\Users\User\AppData\Local\Temp\18-PERJALANAN DINAS JABATAN_385985.doc13 13

(2) Apabila Ketua DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berhalangan atau tidak berada di tempat maka penandatanganan SPPD dilakukan oleh salah seorang Wakil Ketua. Pasal 22 (1) Penerbitan SPPD dalam Wilayah Jabatan maupun ke luar Wilayah Jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), bagi Pegawai ditandatangani oleh Pejabat Yang Berwenang pada Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bersangkutan. (2) Apabila Pejabat Yang Berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berhalangan atau tidak berada di tempat kedudukan maka penandatanganan SPPD dilakukan oleh Pejabat yang ditunjuk/ yang mewakili kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah. Pasal 23 (1) Bentuk formulir SPPD yang ditandangani oleh Bupati/ Wakil Bupati menggunakan lambang Negara. (2) Bentuk formulir SPPD yang ditandatangani oleh Ketua/ Wakil Ketua DPRD menggunakan Kop Naskah Dinas DPRD. (3) Bentuk formulir SPPD yang ditandatangani oleh Pejabat Yang Berwenang pada Satuan Kerja Perangkat Daerah menggunakan kop naskah dinas satuan kerja. (4) Bentuk formulir SPPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) sebagaimana contoh tercantum pada Lampiran VII Peraturan Bupati ini. Pasal 24 (1) Dalam menerbitkan SPPD Pejabat Yang Berwenang harus mencantumkan pembebanan anggaran pada kode rekening yang berkenaan secara jelas. (2) Pejabat yang Berwenang hanya dapat menerbitkan SPPD untuk perjalanan dinas yang biayanya dibebankan pada anggaran yang tersedia pada Satuan Kerja Perangkat Daerah berkenaan. (3) Dalam hal SPPD ditandatangani oleh atasan langsung pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf b, maka pembiayaan perjalanan dinas dapat dibebankan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Pejabat yang Berwenang tersebut. (4) Pajabat yang Berwenang dalam menerbitkan SPPD sekaligus menetapkan tingkat golongan perjalanan dinas dan alat transport yang digunakan untuk melaksanakan perjalanan yang bersangkutan dengan memperhatikan kepentingan serta tujuan perjalanan dinas tersebut. C:\Users\User\AppData\Local\Temp\18-PERJALANAN DINAS JABATAN_385985.doc14 14

Pasal 25 (1) Perkiraan besarnya jumlah biaya perjalanan dinas dituangkan dalam rincian biaya perjalanan dinas sebagaimana tercantum pada Lampiran VIII Peraturan Bupati ini. (2) Penyusunan rincian biaya perjalanan dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dengan mempedomani ketentuan sebagaimana dalam Pasal 5 ayat (4). (3) Pembayaran biaya perjalanan dinas dilengkapi dengan kuitansi sebagaimana tercantum pada Lampiran IX Peraturan Bupati ini. BAB V PROSEDUR PEMBAYARAN BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN Pasal 26 Pembayaran biaya perjalanan dinas jabatan dapat diberikan dalam batas pagu anggaran yang tersedia dalam DPA-SKPD yang berkenaan. Pasal 27 Pembayaran biaya perjalanan dinas dapat dilakukan dengan mekanisme Uang Persediaan (UP) dan/atau mekanisme Pembayaran Langsung (LS). Pasal 28 Pembayaran biaya perjalanan dinas dengan mekanisme Uang Persediaan (UP) dengan memberikan uang muka kepada Pejabat/ Pegawai yang melaksanakan perjalanan dinas oleh Bendahara Pengeluaran dari UP/ TUP yang dikelolanya. Pasal 29 Pemberian uang muka sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, didasarkan pada permintaan dari Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran kepada Bendahara Pengeluaran dengan dilampiri : a. surat tugas untuk melakukan perjalanan dinas yang ditandatangani oleh Pejabat Yang Berwenang; b. SPPD; c. Kuitansi perjalanan dinas; dan d. Rincian biaya perjalanan dinas. Pasal 30 Berdasarkan permintaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, Bendahara Pengeluaran membayar uang muka kepada Pejabat/ Pegawai yang melaksanakan perjalanan dinas. C:\Users\User\AppData\Local\Temp\18-PERJALANAN DINAS JABATAN_385985.doc15 15

Pasal 31 Pembayaran biaya perjalanan dinas dengan mekanisme Pembayaran Langsung (LS) kepada Pihak Ketiga ditetapkan sebagai berikut : a. biaya perjalanan dinas untuk pembelian/ pengadaan tiket dan/atau biaya penginapan dapat dilakukan melalui Pihak Ketiga; b. Pihak Ketiga sebagaimana dimaksud pada huruf a, dapat berupa event organizer, biro jasa perjalanan, maskapai penerbangan, dan perusahaan jasa perhotelan/ penginapan; dan c. penetapan Pihak Ketiga sebagaimana dimaksud pada huruf b, dilakukan melalui pelaksanaan pengadaan barang/ jasa sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 32 (1) Kontrak/ perjanjian dengan Pihak Ketiga untuk pembelian/ pengadaan tiket dan/atau biaya penginapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1), dapat dilakukan untuk 1 (satu) paket kegiatan atau untuk kebutuhan periode tertentu. (2) Nilai kontrak/ perjanjian tidak diperkenankan melebihi ketentuan tarif tiket dan penginapan yang telah ditetapkan. Pasal 33 (1) Pembayaran biaya perjalanan dinas kepada Pihak Ketiga didasarkan atas prestasi kerja yang telah diselesaikan sebagaimana diatur dalam kontrak/ perjanjian. (2) Atas dasar prestasi kerja yang telah diselesaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pihak Ketiga mengajukan tagihan kepada Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran. (3) Berdasarkan tagihan Pihak Ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran mengajukan SPP kepada Pejabat Penandatangan SPM dengan melampirkan : a. Kontrak/ perjanjian yang mencantumkan nomor rekening; b. Surat pernyataan Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran mengenai penetapan rekanan; c. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan; d. Berita Acara Pembayaran; e. Kuitansi; f. SKTJM; g. Resume Kontrak/ perjanjian; h. Faktur Pajak dan/atau Surat Setoran Pajak (SSP), sesuai ketentuan; C:\Users\User\AppData\Local\Temp\18-PERJALANAN DINAS JABATAN_385985.doc16 16

i. Daftar pelaksanaan/ prestasi kerja yang memuat antara lain informasi data Pejabat/ Pegawai (nama, pangkat/ golongan), tujuan, tanggal keberangkatan, tempat menginap, lama menginap, dan jumlah biaya masing-masing Pejabat/ Pegawai. Pasal 34 Atas dasar SPP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (3), Pejabat Penandatangan SPM menerbitkan dan mengajukan SPM kepada Bendahara Umum Daerah dengan melampirkan SKTJM, Resume kontrak/ perjanjian, dan Faktur Pajak dan/atau Surat Setoran Pajak (SSP), sesuai ketentuan. Pasal 35 Dalam hal perjalanan dinas telah dilakukan sebelum biaya perjalanan dinas dibayarkan, pembayaran biaya perjalanan dinas dapat dilakukan dengan mekanisme Pembayaran Langsung (LS) melalui rekening Bendahara Pengeluaran atau kepada rekening Pejabat/ Pegawai yang melaksanakan perjalanan dinas. Pasal 36 Pengajuan SPM kepada Bendahara Umum Daerah atas pembayaran biaya perjalanan dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35, dilampiri SKTJM dan daftar yang ditandatangani Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran yang memuat nama Pejabat/ Pegawai, NIP, jumlah uang, dan rekening Bendahara Pengeluaran atau kepada rekening Pejabat/ Pegawai yang melaksanakan perjalanan dinas. BAB V PERTANGGUNGJAWABAN PERJALANAN DINAS JABATAN Pasal 37 (1) SPPD merupakan bukti dan pertanggungjawaban pelaksanaan perjalanan dinas jabatan. (2) Dalam SPPD tidak boleh ada penghapusan-penghapusan atau cacatcacat dalam tulisan. Perubahan-perubahan dilakukan dengan coretan/ digaris dan dibubuhi paraf dari Pejabat Yang Berwenang. Pasal 38 (1) Pejabat/ Pegawai yang melakukan perjalanan dinas wajib menyampaikan dokumen pertanggungjawaban biaya. (2) Penyampaian dokumen pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lambat 5 (lama) hari kerja setelah perjalanan dinas dilaksanakan. C:\Users\User\AppData\Local\Temp\18-PERJALANAN DINAS JABATAN_385985.doc17 17

Pasal 39 Dokumen pertanggungjawaban biaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38, terdiri dari SPPD beserta bukti pengeluaran untuk biaya transport dan biaya penginapan. Pasal 40 (1) Uang harian dipertanggungjawabkan sesuai banyak hari yang digunakan untuk melaksanakan perjalanan dinas. (2) Biaya transport pegawai dan biaya penginapan perjalanan dinas dipertanggungjawabkan sesuai biaya riil yang dikeluarkan berdasarkan bukti pengeluaran yang sah. Pasal 41 (1) Bukti pengeluaran yang sah untuk biaya transport pegawai, terdiri dari: a. tiket tranportasi dari Tempat Kedudukan ke terminal bis/ stasiun/ bandara/ pelabuhan pergi pulang; b. tiket tranportasi dari terminal bis/ stasiun/ bandara/ pelabuhan ke tempat tujuan pergi pulang; c. tiket pesawat dilampiri boarding pass dan airport tax, tiket kereta api, tiket kapal laut, dan tiket bis; d. bukti pembayaran moda tranportasi lainnya. (2) Dalam hal bukti pengeluaran yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf d, tidak diperoleh, Pejabat/ Pegawai yang melakukan perjalanan dinas membuat Daftar Pengeluaran Riil yang dibutuhkan untuk biaya tranportasi tersebut yang disetujui/ diketahui oleh Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran, dengan menyatakan tanggung jawab sepenuhnya atas pengeluaran sebagai bukti pengeluaran dimaksud dengan format sebagaimana tercantum pada Lampiran X Peraturan Bupati ini. Pasal 42 (1) Bukti pengeluaran yang sah untuk biaya penginapan dapat berupa kuitansi atau bukti pembayaran lainnya yang dikeluarkan oleh hotel atau tempat penginapan lainnya. (2) Dalam hal tempat menginap lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf b, tidak dapat mengeluarkan kuitansi, Pejabat/ Pegawai yang melakukan perjalanan dinas membuat Daftar Pengeluaran Riil yang dibutuhkan untuk biaya penginapan tersebut yang disetujui/ diketahui oleh Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran, dengan menyatakan tanggung jawab sepenuhnya atas pengeluaran sebagai bukti pengeluaran dimaksud dengan format sebagaimana tercantum pada Lampiran X Peraturan Bupati ini. C:\Users\User\AppData\Local\Temp\18-PERJALANAN DINAS JABATAN_385985.doc18 18

Pasal 43 Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran menilai kesesuaian dan kewajaran atas biaya-biaya yang tercantum dalam Daftar Pengeluaran Riil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (2) dan Pasal 42 ayat (2). Pasal 44 (1) Pejabat/ Pegawai yang telah melakukan perjalanan dinas menyampaikan seluruh bukti pengeluaran asli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 dan Pasal 42 kepada Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran. (2) Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran melakukan perhitungan rampung dengan mengeluarkan Perhitungan SPPD Rampung terhadap seluruh bukti pengeluaran biaya perjalanan dinas Pejabat/ Pegawai yang bersangkuan dan disampaikan kepada Bendahara Pengeluaran. (3) Apabila terdapat kelebihan pembayaran, Pejabat/ Pegawai yang melakukan perjalanan dinas mengembalikan kelebihan biaya perjalanan dinas tersebut kepada Bendahara Pengeluaran. (4) Apabila terdapat kekurangan pembayaran, atas persetujuan Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Pengeluaran membayar kekurangan biaya perjalanan dinas tersebut kepada Pejabat/ Pegawai yang melakukan perjalanan dinas. (5) Format Perhitungan SPPD Rampung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum pada Lampiran VIII Peraturan Bupati ini. Pasal 45 (1) Berdasarkan pertanggungjawaban perjalanan dinas yang telah dilakukan perhitungan rampung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44, Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran mengajukan SPP-GUP dilampiri SKTJM dan bukti-bukti pengeluaran kepada Pejabat Penandatangan SPM. (2) SPM-GUP diajukan ke Bendahara Umum Daerah yang dilampiri SKTJM untuk diterbitkan SP2D atas pengeluaran tersebut. Pasal 46 (1) Pejabat Yang Berwenang bertanggungjawab atas ketertiban pelaksanaan Peraturan Bupati ini dalam lingkungan Satuan Kerja Perangkat Daerah masing-masing. C:\Users\User\AppData\Local\Temp\18-PERJALANAN DINAS JABATAN_385985.doc19 19

(2) Pejabat Yang Berwenang wajib membatasi pelaksanaan perjalanan dinas untuk hal-hal yang mempunyai prioritas tinggi dan penting serta mengadakan penghematan dengan mengurangi frekuensi, jumlah orang dan lamanya perjalanan. (3) Pejabat Yang Berwenang menerbitkan SPPD, Pejabat/ Pegawai yang melakukan perjalanan dinas bertanggungjawab sepenuhnya atas kerugian yang diderita oleh negara/ daerah sebagai akibat dari kesalahan, kelalaian atau kealpaan yang bersangkutan dalam hubungannya dengan perjalanan dinas berkenaan. (4) Terhadap kesalahan, kelalaian dan kealpaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dikenakan tindakan berupa : a. tuntutan ganti rugi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku; b. hukuman administratif dan tindakan-tindakan lainnya menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 47 Ketentuan-ketentuan bagi Pegawai negeri yang karena jabatannya harus melakukan perjalanan dinas tetap dalam Wilayah Jabatan diberikan tunjangan perjalanan dinas tetap, yang diatur dengan Peraturan Bupati tersendiri sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 48 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Bupati ini sepanjang mengenai pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Bupati sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 49 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Belitung Nomor 6 Tahun 2006 tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi Bupati C:\Users\User\AppData\Local\Temp\18-PERJALANAN DINAS JABATAN_385985.doc20 20

dan Wakil Bupati, Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Belitung, dinyatakan tidak berlaku. Pasal 50 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal 1 Agustus 2007. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Belitung. Ditetapkan di Tanjungpandan pada tanggal 31 Juli 2007 BUPATI BELITUNG, ttd. DARMANSYAH HUSEIN Diumumkan di Tanjungpandan pada tanggal 31 Juli 2007 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BELITUNG, ttd. M U L G A N I BERITA DAERAH KABUPATEN BELITUNG TAHUN 2007 NOMOR 18 00 C:\Users\User\AppData\Local\Temp\18-PERJALANAN DINAS JABATAN_385985.doc21 21

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR : 18 TAHUN 2007 TANGGAL : 31 JULI 2007 UANG HARIAN PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI BAGI BUPATI DAN WAKIL BUPATI, PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRD, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG NO PROVINSI TUJUAN UANG HARIAN (RUPIAH) 1 2 3 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. NANGGROE ACEH DARUSSALAM SUMATERA UTARA RIAU KEPULAUAN RIAU JAMBI SUMATERA BARAT SUMATERA SELATAN LAMPUNG BENGKULU BANGKA BELITUNG BANTEN JAWA BARAT D.K.I. JAKARTA JAWA TENGAH D.I. YOGYAKARTA JAWA TIMUR BALI NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TIMUR SULAWESI UTARA GORONTALO SULAWESI BARAT SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGAH SULAWESI TENGGARA MALUKU MALUKU UTARA PAPUA IRIAN JAYA BARAT 450.000 400.000 450.000 400.000 BUPATI BELITUNG, ttd. DARMANSYAH HUSEIN C:\Users\User\AppData\Local\Temp\18-PERJALANAN DINAS JABATAN_385985.doc22 22

LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR : 18 TAHUN 2007 TANGGAL : 31 JULI 2007 FASILITAS TRANSPORT BAGI BUPATI DAN WAKIL BUPATI, PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRD DAN KELUARGA *) NO. 1. PEJABAT Bupati/ Wakil Bupati TINGKAT PERJALANAN DINAS PESAWAT UDARA MODA TRANSPORTASI KAPAL KERETA LAUT API/ BUS B Bisnis Kelas I B Eksekutif LAINNYA Sesuai Kenyataan 2. Pimpinan/ Anggota DPRD B Ekonomi Kelas I B Eksekutif Sesuai Kenyataan FASILITAS TRANSPORT BAGI PEGAWAI DAN KELUARGA *) NO. ESELON, PANGKAT/ GOL. TINGKAT PERJALANAN DINAS PESAWAT UDARA MODA TRANSPORTASI KAPAL KERETA LAUT API/ BUS 1. Eselon II C Ekonomi Kelas I B Eksekutif 2. Eselon III/ Gol. IV D Ekonomi Kelas II A Eksekutif 3. Eselon IV/ Gol. III E Ekonomi Kelas II A Eksekutif 4. PNS Gol. I dan II F Ekonomi Kelas II A Eksekutif LAINNYA Sesuai Kenyataan Sesuai Kenyataan Sesuai Kenyataan Sesuai Kenyataan *) Keluarga untuk keperluan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf g dan huruf h. BUPATI BELITUNG, ttd. DARMANSYAH HUSEIN C:\Users\User\AppData\Local\Temp\18-PERJALANAN DINAS JABATAN_385985.doc23 23

LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR : 18 TAHUN 2007 TANGGAL : 31 JULI 2007 FASILITAS DAN KELAS PENGINAPAN BAGI BUPATI DAN WAKIL BUPATI, PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRD DAN KELUARGA *) NO. 1. PEJABAT Bupati/ Wakil Bupati TINGKAT PERJALANAN DINAS FASILITAS HOTEL KELAS B Bintang Empat Delux 2. Pimpinan/ Anggota DPRD B Bintang Empat Delux NO. ESELON, PANGKAT/ GOL. FASILITAS DAN KELAS PENGINAPAN BAGI PEGAWAI DAN KELUARGA *) TINGKAT PERJALANAN DINAS FASILITAS HOTEL KELAS 1. Eselon II C Bintang Empat Delux 2. Eselon III/ Gol. IV D Bintang Tiga Standar 3. Eselon IV/ Gol. III E Bintang Dua Standar 4. PNS Gol. I dan II F Bintang Satu *) Keluarga untuk keperluan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf g dan huruf h. BUPATI BELITUNG, Standar ttd. DARMANSYAH HUSEIN C:\Users\User\AppData\Local\Temp\18-PERJALANAN DINAS JABATAN_385985.doc24 24

LAMPIRAN IV PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR : 18 TAHUN 2007 TANGGAL : 31 JULI 2007 BIAYA PEMETIAN DAN ANGKUTAN JENAZAH NO. 1. 2. URAIAN Biaya Pemetian Pengangkutan TINGKAT PERJALANAN DINAS Tingkat B Tingkat C Tingkat D Tingkat E Tingkat F 4.000.000,- 3.000.000,- 2.500.000,- 2.500.000,- 2.500.000,- Menurut tarif yang berlaku dan alat angkut yang digunakan BUPATI BELITUNG, ttd. DARMANSYAH HUSEIN C:\Users\User\AppData\Local\Temp\18-PERJALANAN DINAS JABATAN_385985.doc25 25

LAMPIRAN V PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR : 18 TAHUN 2007 TANGGAL : 31 JULI 2007 PERKIRAAN BIAYA PENGINAPAN BERDASARKAN TARIF RATA-RATA HOTEL NO PROVINSI TARIF RATA-RATA HOTEL KELAS STANDAR/ DELUXE NON SUITE BINTANG BINTANG BINTANG BINTANG EMPAT TIGA DUA SATU 1 2 3 4 5 6 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. NANGGROE ACEH DARUSSALAM SUMATERA UTARA RIAU KEPULAUAN RIAU JAMBI SUMATERA BARAT SUMATERA SELATAN LAMPUNG BENGKULU BANGKA BELITUNG BANTEN JAWA BARAT D.K.I. JAKARTA JAWA TENGAH D.I. YOGYAKARTA JAWA TIMUR BALI NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TIMUR SULAWESI UTARA GORONTALO SULAWESI BARAT SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGAH SULAWESI TENGGARA MALUKU MALUKU UTARA PAPUA IRIAN JAYA BARAT 500.000 550.000 550.000 450.000 500.000 600.000 500.000 400.000 400.000 400.000 500.000 600.000 700.000 600.000 550.000 600.000 1.100.000 600.000 500.000 500.000 500.000 500.000 650.000 600.000 500.000 500.000 650.000 500.000 500.000 450.000 450.000 600.000 500.000 400.000 400.000 400.000 400.000 450.000 550.000 450.000 400.000 450.000 850.000 450.000 400.000 500.000 500.000 450.000 400.000 500.000 400.000 400.000 450.000 400.000 250.000 250.000 250.000 400.000 700.000 250.000 250.000 250.000 250.000 150.000 150.000 250.000 150.000 250.000 250.000 250.000 450.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 250.000 BUPATI BELITUNG, ttd. DARMANSYAH HUSEIN C:\Users\User\AppData\Local\Temp\18-PERJALANAN DINAS JABATAN_385985.doc26 26

LAMPIRAN VI PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR : 18 TAHUN 2007 TANGGAL : 31 JULI 2007 KOP NASKAH DINAS SURAT TUGAS Nomor :.../ST/.../20... Bupati Belitung/ Ketua DPRD Kabupaten Belitung/ Sekretaris Daerah Kabupaten Belitung/ Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (pilih sesuai dengan SKPD) memberikan tugas kepada: 1. N A M A :... 2. NIP/PANGKAT/JABATAN :... 3. DITUGASKAN UNTUK :... 4. TUJUAN :... Demikian Surat Tugas ini dibuat dan diberikan kepada yang bersangkutan untuk dilaksanakan sebagaimana dengan penuh tanggungjawab. Dikeluarkan di... pada tanggal... 20... Bupati Belitung/ Ketua DPRD/ Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (pilih sesuai dengan SKPD) (Nama Terang) BUPATI BELITUNG, ttd. DARMANSYAH HUSEIN C:\Users\User\AppData\Local\Temp\18-PERJALANAN DINAS JABATAN_385985.doc27 27

LAMPIRAN VII PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR : 18 TAHUN 2007 TANGGAL : 31 JULI 2007 KOP NASKAH DINAS 1. Pejabat berwenang yang memberi perintah 2. Nama/NIP Pejabat/ Pegawai yang diperintahkan 3. a. Pangkat dan Golongan ruang gaji b. Jabatan / Instansi c. Tingkat biaya perjalanan dinas 4. Maksud perjalanan dinas 5. Alat angkutan yang dipergunakan 6. a. Tempat Berangkat b. Tempat tujuan 7. a. Lamanya perjalanan dinas b. Tanggal berangkat c. Tanggal harus kembali/ tiba ditempat baru *) SURAT PERINTAH PERJALANAN DINAS ( S P P D ) a. b. c. a. b. Lembar ke : 1 Kode No. :... Nomor :... 8. Pengikut: Nama Tgl lahir Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. 9. Pembebanan Anggaran. a. Instansi b. Mata anggaran 10. Keterangan a. b. c. *) coret yang tidak perlu Dikeluarkan di... pada tanggal... (Pejabat Yang Berwenang/ Pejabat yang lainnya ditunjuk) (... ) NIP.... C:\Users\User\AppData\Local\Temp\18-PERJALANAN DINAS JABATAN_385985.doc28 28

Lembar ke : 2 I. Berangkat dari : (Tempat Kedudukan) Ke : Pada tanggal : Kepala II. Tiba di : Pada tanggal : Kepala : (...) NIP.... III. Tiba di : Pada tanggal : Kepala : (...) NIP.... IV. Tiba di : Pada tanggal : Kepala : (...) NIP.... V. Tiba di : Pada tanggal : Kepala : (...) NIP.... VI. Tiba di : (tempat kedudukan) pada tanggal : Pejabat Yang Berwenang/ Pejabat yang lainya ditunjuk (...) NIP.... VII. Catatan Lain-lain (...) NIP.... Berangkat dari : Ke : Pada tanggal : Kepala (...) NIP.... Berangkat dari : Ke : Pada tanggal : Kepala (...) NIP.... Berangkat dari : Ke : Pada tanggal : Kepala (...) NIP.... Berangkat dari : Ke : Pada tanggal : Kepala (...) NIP.... Telah diperiksa dengan keterangn bahwa perjalanan tersebut atas perintahnya dan semata-mata untuk kepentingan jabatan dalam waktu yang sesingkatsingkatnya. Pejabat Yang Berwenang/ Pejabat yang lainnya ditunjuk. (...) NIP.... VIII. PERHATIAN : Pejabat Yang Berwenang menerbitkan SPPD, pegawai yang melakukan perjalanan dinas, para pejabat yang mengesahkan tanggal berangkat/ tiba, serta bendaharawan bertanggungjawab berdasarkan peraturanperaturan keuangan negara apabila negara menderita rugi akibat kesalahan, kelalaian dan kealpaannya. BUPATI BELITUNG, ttd. DARMANSYAH HUSEIN C:\Users\User\AppData\Local\Temp\18-PERJALANAN DINAS JABATAN_385985.doc29 29

LAMPIRAN VIII PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR : 18 TAHUN 2007 TANGGAL : 31 JULI 2007 Lampiran SPPD Nomor : Tanggal : RINCIAN BIAYA PERJALANAN DINAS No. PERINCIAN BIAYA JUMLAH KETERANGAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. JUMLAH : Terbilang Rp.... Telah dibayar sejumlah Rp.... Bendahara, Telah menerima jumlah uang sebesar Rp.... Yang Menerima, (...) NIP.... (...) NIP.... PERHITUNGAN SPPD RAMPUNG Ditetapkan sejumlah : Rp.... Yang telah dibayar semula : Rp.... Sisa kurang/lebih : Rp.... Pejabat Yang Berwenang/ Pejabat lain yang ditunjuk (... ) NIP.... BUPATI BELITUNG, ttd. DARMANSYAH HUSEIN C:\Users\User\AppData\Local\Temp\18-PERJALANAN DINAS JABATAN_385985.doc30 30

LAMPIRAN IX PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR : 18 TAHUN 2007 TANGGAL : 31 JULI 2007 (SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH)... Beban Rekening :...... Buku Kas No. :... Tahun Anggaran :... KWITANSI Sudah diterima dari :... Uang sebesar :... Untuk pembayaran :... Berdasarkan SPPD :... Nomor :... Tanggal :... Untuk perjalanan dinas dari :... Ke... Terbilang Rp....,- Yang menerima, (... ) NIP.... BUPATI BELITUNG, ttd. DARMANSYAH HUSEIN C:\Users\User\AppData\Local\Temp\18-PERJALANAN DINAS JABATAN_385985.doc31 31

LAMPIRAN X PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR : 18 TAHUN 2007 TANGGAL : 31 JULI 2007 Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : NIP : Jabatan : DAFTAR PENGELUARAN RIIL berdasarkan Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) tanggal... Nomor..., dengan ini kami menyatakan dengan sesungguhnya bahwa : 1. Biaya transport pegawai dan/ atau biaya penginapan di bawah ini yang tidak dapat diperoleh bukti-bukti pengeluarannya, meliputi : No. Uraian Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Jumlah 2. Jumlah uang tersebut pada angka 1, di atas benar-benar dikeluarkan untuk pelaksanaan perjalanan dinas dimaksud dan apabila di kemudian hari terdapat kelebihan atas pembayaran, kami menyetorkan kelebihan tersebut ke Kas Daerah. Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya...., tanggal, bukan, tahun Mengetahui/ Menyetujui : Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran Pejabat/ Pegawai yang melakukan perjalanan dinas... NIP....... NIP.... BUPATI BELITUNG, ttd. DARMANSYAH HUSEIN C:\Users\User\AppData\Local\Temp\18-PERJALANAN DINAS JABATAN_385985.doc32 32