BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, banyak masyarakat yang mengabaikan banyak hal yang membahayakan tetapi hal tersebut merupakan hal yang cukup sepele. Contoh konkretnya ialah : ketika kita mengganti gas, seringkali kita kurang memperhatikan dalam pemasangan regulator. Kemudian hubungan arus pendek listrik, peletakan kabel listrik secara sembarangan dan sebagainya. Beberapa hal tersebut di atas merupakan suatu hal yang sepele, tetapi sangat kurang diperhatikan. Hal tersebut jika dibiarkan terus menerus, maka dapat menimbulkan suatu bencana yang biasa disebut sebagai kebakaran. Kebakaran merupakan suatu hal yang berbahaya bagi kita sebagai manusia. Selain itu, kebakaran merupakan suatu hal yang sulit dihindarkan dan dicegah. Terutama di lingkungan yang padat penduduk, yang memiliki risiko terkena kebakaran lebih besar. Akibatnya banyaknya kerugian baik itu secara materi (bangunan, barang-barang), psikologis bahkan korban jiwa. Selain karena suhunya yang tinggi, kebakaran juga mudah membesar jika terkena angin. Sebab angin di sini membawa gas oksigen ( ), semakin besar kadar oksigen maka api akan menyala makin hebat, sedangkan pada kadar oksigen kurang dari 12 % tidak akan terjadi pembakaran api. Dalam keadaan normal kadar oksigen di udara bebas berkisar 21 %, maka udara memiliki keaktifan pembakaran yang cukup. Di jaman modern seperti saat ini, sudah saatnya dibuat suatu alat yang berguna dalam pencegahan maupun peringatan dini terhadap suatu keadaan, 1
2 terutama bencana yang dapat menimbulkan banyak korban jiwa seperti bencana kebakaran. Semakin berkembangnya teknologi elektronika saat ini, memudahkan kita untuk membuat suatu sistem pencegahan maupun peringatan dini menggunakan suatu komponen yang dinamakan sensor. Menurut Jacob Fraden (2010), sebuah sensor sering didefinisikan sebagai perangkat yang menerima stimulus dan merespon dengan sinyal listrik. Tujuan dari sensor adalah untuk menanggapi beberapa jenis properti fisik input (stimulus) dan mengubahnya menjadi sinyal listrik yang kompatibel dengan sirkuit elektronik. Stimulus di sini berupa suatu keadaan tertentu pada suatu lingkungan yang nantinya akan di sensing maupun di tangkap oleh sensor, sedangkan sinyal listrik sebagai keluaran atau output maupun hasil dari pembacaan sensor. Oleh karena itu, penulis menggunakan sensor yang sesuai dengan masalah kebakaran, yaitu sensor gas MQ-135 dan sensor suhu LM35. Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa elemen dasar dari munculnya api ialah adanya konsentrasi gas CO, sehingga penulis menggunakan sensor gas MQ- 135. Menurut Samuel (2011), gas CO dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna pada zat berkandungan karbon dan karenanya setiap peralatan yang menggunakkan prinsip pembakaran tersebut menjadi sumber CO potensial. Gejala awal dari keracunan CO di level sekitar 70 ppm adalah : sakit kepala, kelelahan. Keracunan CO dalam konsentrasi tinggi antara 150 200 ppm, dapat menyebabkan kehilangan kesadaran hingga yang terburuk ialah kematian. Berikut adalah Tabel kandungan gas di udara, ditunjukkan pada Tabel 1.1 Ima (2011) :
3 Tabel 1.1 Kandungan Gas di Udara Karbon monoksida yang bersumber dari dalam ruang (indoor) terutama berasal dari alat pemanas ruang yang menggunakan bahan bakar fosil dan tungku masak, kadar nya akan lebih tinggi bila ruangan tempat alat tersebut bekerja, tidak memadai ventilasinya. Namun umunnya pemajanan yang berasal dari dalam ruangan kadarnya lebih kecil dibandingkan dari kadar CO hasil pemajanan asap rokok. Beberapa Individu juga dapat terpajan oleh CO karena lingkungan kerjanya. Kelompok masyarakat yang paling terpajan oleh CO termasuk polisi lalu lintas atau tukang pakir, pekerja bengkel mobil, petugas industri logam, industri bahan bakar bensin, industri gas kimia dan pemadam kebakaran. UNSUR VOLUME KANDUNGAN (%) (ppm) Nitrogen 78,09 780900 Oksigen 20,94 209400 Karbon dioksida 0,0318 318 Neon 0,0018 18 Helium 0,00052 5,2 Nitrogen oksida 0,000025 0,25 Metana 0,00015 1,5 Karbon monoksida 0,00001 0,1 Amonia 0,000001 0,001 1.2 Batasan Masalah Pembahasan masalah dibatasi sebagai berikut : 1. Sensor suhu menggunakan LM35 dan sensor gas menggunakan MQ-135. 2. Indikator penunjuk tentang adanya potensi kebakaran menggunakan tampilan web. 3. Tampilan di web merupakan peringatan berupa munculnya kata-kata BAHAYA yang dimungkinkan adanya kebakaran.
4 4. Alat ini akan berkerja baik jika digunakan di dalam ruangan (indoor). 5. Sumber gas karbonmonoksida dari alat yang dibuat berasal dari hasil membakar kertas. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan pembuatan laporan tugas akhir ini ialah : 1. Merancang alat pemantau kebakaran sehingga dapat dimanfaatkan secara luas terutama dalam mencegah munculnya korban akibat kebakaran. 2. Merancang prototipe alat peringatan kebakaran dengan sistem peringatan dalam web. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat dari penelitian ini adalah dengan alat yang penulis ciptakan ini dapat berguna dalam pencegahan pasca kebakaran. Sehingga pencegahan pasca kebakaran dapat dilakukan dengan cepat dan efektif. Oleh karena itu dapat meminimalisir kemungkinan adanya kerugian materil bahkan korban jiwa. Selain itu juga dapat meminimalisir penyalahgunaan informasi oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. 1.5 Metodologi Penelitian 1. Metode Inspirasi Metode ini merupakan awal dari semua metode selanjutnya. Sebab konsep awal dimulai dari metode ini. Dengan menelusuri dan mempelajari permasalahan yang ada di masyarakat, maka penulis dapat menemukan konsep alat berdasarkan permasalahan di masyarakat. 2. Metode Pemilihan Judul Pemilihan ini meliputi pemilihan judul yang akan digunakan sebagai proyek tugas akhir. Pemilihan judul ini juga meliputi unsur tepat guna yang
5 merupakan konsep awal yang sudah didapatkan pada metode inspirasi, sehingga alat ini nantinya dapat berguna dilingkup masyarakat. 3. Metode Perancangan dan Penyusunan Alat Perancangan ini meliputi komponen penyusun tugas akhir yang diawali dari input, kontrol dan diakhiri dengan output. Kemudian untuk penyusunan alat meliputi tata letak seluruh komponen di atas pada suatu paket / package. Sehingga terlihat rapi dan hasil pengukurannya dapat maksimal. 1.6 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan dari laporan tugas akhir ini. Sehingga pembaca dapat mengerti konsep alat yang penulis realisasi. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan tentang tinjauan pustaka dan teori mengenai seluruh alat serta sistem yang digunakan. Sehingga dalam teori tersebut, dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Di mulai dari input atau masukan yang digunakan, mikrokontrol atau controller hingga terakhir output atau keluaran yang digunakan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini memaparkan macam-macam metode penelitian yang digunakan penulis selama penelitian dan memaparkan alat, bahan yang digunakan selama penelitian. Di samping itu, bab ini juga menjelaskan mengenai blok diagram sistem, skematik tiap rangkaian
6 yang digunakan, cara kerja sistem serta flowchart sebagai penunjang pembuatan software / perangkat lunak. BAB IV HASIL PERANCANGAN, HASIL PENELITIAN, ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan serta memaparkan segala bentuk penelitian yang di mulai dari grafik, tabel perbandingan, analisa data hingga pembahasan secara detail mengenai keseluruhan sistem. Banyak hal yang dibandingan dalam bab ini. Baik itu perbandingan dengan alat yang serupa maupun dengan alat yang sudah ada. Hasil perbandingan tersebut, juga akan dijelaskan dalam pembahasan. Di samping itu, dalam bab ini juga penulis sertakan hasil perancangan alat dari bab tiga. BAB V PENUTUP Bab ini berisi tentang berbagai macam kesimpulan yang didapat penulis selama melakukan penelitian dan kritik serta saran yang membangun dari teman-teman, dosen maupun penulis.