I. PENDAHULUAN. dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Semua hasil kegiatan dari perusahaan diringkas. didalamnya. Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan

METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu kegiatan yang menggunakan metode yang. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

I. PENDAHULUAN. dari semakin tumbuh dan berkembangnya pembangunan industri properti seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai untuk mendapatkan modal yaitu dengan melalui pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. lokal dan sisanya merupakan perusahaan penanaman modal asing.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang didirikan harus memiliki tujuan yang jelas. Harjito dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis.

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pasar modal merupakan suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga

Daftar Populasi Sampel Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di BEI selama Periode Populasi Kode Nama Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi suatu negara. Hal ini dikarenakan pasar modal mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan industri manufaktur terutama pada sektor

I. PENDAHULUAN. Pengambilan keputusan untuk melakukan investasi diawali dengan penentuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

I. PENDAHULUAN. Situasi perekonomian yang tidak menentu dan sulit diramalkan dewasa ini

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen di era modern sekarang ini telah mendorong tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. tambahan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan rencana strategis

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan, sedikit perusahaan yang mengalami hambatan untuk

II. TIN JAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi

Reni Susanti Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. para pemegang saham dalam bentuk dividen. Laba ditahan (retained earning)

METODE PENELITIAN. Secara umum, jenis penelitan terbagi menjadi dua jenis, yaitu penelitian dasar

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada sektor riil di tingkat lokal, karena kekuatan akumulasi modal

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB I PENDAHULUAN. bertambah ketat. Perusahaan yang tidak mampu bersaing maka tidak akan

ANALISIS STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PHARMACEUTICALS YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI. Diajukan Oleh : ZAINUL ARIFIN / FE / EM

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin bertahan dan lebih maju perlu mengembangkan strategi

BAB I PENDAHULUAN. merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. akan obat obatan yang berkualitas dengan mutu yang baik dan harga yang terjangkau

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan di pasar modal Indonesia. Saham dapat didefinisikan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. Ditengah laju pertumbuhan ekonomi global yang semakin cepat, maka

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, karena yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengelola keuangan perusahaan dengan sebaik-baiknya.

Adapun kriteria perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel antara lain :

I. PENDAHULUAN. Perusahaan farmasi atau perusahaan obat-obatan adalah perusahaan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Pendanaan dapat berasal dari internal yaitu dari modal sendiri dan eksternal yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan dalam persaingan di era globalisasi. Karena itu, perusahaan harus

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jatuhnya perekonomian di Indonesia akibat krisis moneter yang sempat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya, perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang gencar dalam. melakukan pembangunan disemua sektor, salah satunya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah gedung, perkantoran, mall, hotel,

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

Bab I. Pendahuluan. perekonomian di Indonesia. Keberadaan pasar modal di suatu negara bisa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan dengan menguji pengaruh Penilaian Kinerja

BAB I PENDAHULUAN. yang melakukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, maka perusahaan. merger, atau menerbitkan saham di pasar modal.

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Brigham dan Houston (2001) struktur modal adalah bauran dari hutang,

BAB 1 perusahaan sehingga menjadi faktor penentu dalam berinvestasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini para pemilik modal dapat memilih berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pasar modal merupakan suatu sarana

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) adalah pasar berbagai instrumen. keuangan jangka panjang seperti saham, obligasi, waran yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perusahaan dihadapkan pada suatu kondisi persaingan

BAB I PENDAHULUAN. initial return dari hasil kegiatan tersebut (Handayani, 2008).

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara

BAB I PENDAHULAN. Krisis global yang sedang melanda dunia sekarang ini khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dividen merupakan bagian dari keuntungan yang diperoleh suatu. perusahaan yang didistibusikan kepada para pemegang sahamnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan investasi atas aktiva keuangan dewasa ini telah

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

I PENDAHULUAN. pendapatan atau tingkat pengembalian investasi, baik berupa dividen maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis semakin meningkat disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan memerlukan modal untuk menjalankan kegiatan usahanya,

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. Di era sekarang ini investasi dan pasar modal sudah tidak asing lagi bagi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya perekonomian dan daya beli masyarakat yang masih cukup

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah sarana yang mempertemukan penjual dan pembeli

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen melalui jangka panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya. Kegiatan perdagangan di bursa efek semakin berkembang sejalan dengan pengaruh ekonomi Indonesia. Dari pihak perusahaan sebagai penerbit efek, pasar modal berfungsi sebagai sumber pembiayaan kegiatan usaha yang relatif mempunyai biaya rendah. Dari pihak investor, pasar modal berfungsi sebagai salah satu instrumen untuk melakukan investasi. Banyaknya perusahaan-perusahaan go public yang terdaftar di bursa efek mendorong para pemegang saham untuk menanamkan modal. Penanaman modal yang efektif akan menimbulkan keuntungan yang besar bagi para pemegang saham. Pembagian deviden yang tinggi akan mengakibatkan naiknya nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang baik akan mendorong para investor untuk menanamkan modalnya.

2 Terdapat berbagai macam perusahaan yang terdaftar di bursa efek salah satunya adalah perusahaan industri manufaktur yang mengolah bahan baku mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Perusahaan industri manufaktur, sektor industri barang konsumsi mempunyai 5 subsektor yaitu makanan dan minuman, rokok, kosmetik & keperluan rumah tangga, dan farmasi. Industri farmasi merupakan salah satu industri yang paling dinamis, seiring dengan pengaruh perubahan ekonomi. Berbagai macam produk farmasi telah bermunculan sehingga perusahaan bersaing ketat untuk kinerja yang optimal. Tabel 1.1. Daftar Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi Sub Sektor Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia No Kode Saham Nama Emiten Tanggal IPO 1 DVLA PT Darya-Varia Laboratoria Tbk 11 Nov 1994 2 INAF PT Indofarma (Persero) Tbk 17 Apr 2001 3 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk 4 Jul 2001 4 KLBF PT Kalbe Farma Tbk 30 Jul 1991 5 MERK PT Merck Tbk 23 Jul 1981 6 PYFA PT Pyidam Farma Tbk 16 Okt 2001 7 SCPI PT Schering Plough Indonesia Tbk 7 Okt 2010 8 SIDO PT Industri jamu dan Farmasi Sido 18 Des 2013 Muncul Tbk 9 SQBB PT Taisho Pharmaceutical Indonesia 29 Mart 1983 Tbk 10 TSPC PT Tempo scan Pacific Tbk 17 Jan 1994 Sumber : www.sahamok.com Pengelolaan keuangan merupakan hal yang penting dalam kemajuan perusahaan dan pengaruh suatu perusahaan, oleh karena itu perusahaan memerlukan perencanaan yang baik agar perusahaan dapat berkembang dan bertahan. Pengelolaan keuangan yang dihasilkan dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan dapat meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas.

3 Sumber dana yang ada di perusahaan berasal dari eksternal dan internal perusahaan. Sumber dana internal yaitu berasal dari modal sendiri dan laba yang ditahan sedangkan sumber dana yang ekstern berasal dari luar perusahaan, pinjaman modal, hutang, dan yang berasal dari pihak ketiga. Laporan keuangan perusahaan dijadikan alat untuk menilai posisi keuangan selama periode tertentu sehingga malalui analisis laporan keuangan dapat diperkirakan apakah kondisi keuangan perusahaan baik atau buruk. Analisis menilai posisi laporan keuangan, dan potensi atau kemajuan perusahaan, salah satu faktor yang mendapat perhatian adalah leverage perusahaan, yang menunjuk pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Leverage perusahaan dibagi menjadi dua yaitu leverage keuangan dan leverage operasi. Leverage operasi adalah pengaruh biaya tetap operasional terhadap kemampuan perusahaan untuk menutupi biaya. Leverage operasi merupakan leverage yang timbul pada saat perusahaan menggunakan aktiva yang memiliki biaya-biaya operasi tetap. Beban-beban tetap operasional tersebut misalnya biaya depresi / penyusutan atas aktiva tetap yang dimilikinya. Sedangkan leverage keuangan (financial leverage) adalah suatu ukuran yang menunjuk sampai sejauh mana sekuritas berpenghasilan tetap (hutang dan saham preferen) digunakan dalam struktur modal perusahaan (J.Fred Weston dan Eugene F.Brigham, 1997 ).

4 Penggunaan hutang dilakukan untuk menambah dana perusahaan yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan. Hutang mempunyai pengaruh penting bagi perusahaan karena selain sebagai sumber pendanaan ekspansi, hutang juga dapat digunakan untuk mengurangi konflik keagenan, hutang juga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Kelemahan menggunakan hutang semakin tinggi dapat meningkatkan risiko, dan suku bunganya akan lebih tinggi. Jika laba perusahaan tidak mampu menutupi beban bunga menyebabkan nilai dari perusahaan turun dan mendorong perusahaan untuk mengalami kebangkrutan.

5 Tabel 1.2. Pertumbuhan Hutang Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2013 (dalam jutaan rupiah) No Kode Saham Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Rata-rata perusahaan 1 DVLA 98.701 129.812 228.692 213.508 200.374 233.145 1.279.829 340.580,143 2 INAF 717.874 667.548 429.313 422.690 505.708 538.517 703.717 569.338,143 3 KAEF 478.712 497.905 567.310 543.257 541.737 643.493 847.585 588.571,286 4 KLBF 1.121.539 1.359.297 1.691.775 1.260.580 1.758.619 2.046.314 438.572 1.382.385,140 5 MERK 50.830 47.741 79.787 71.752 90.207 152.689 184.728 96.819,142 6 PYFA 28.213 29.402 26.911 23.362 35.636 48.144 81.217 38.983,571 7 TSPC 558.369 655.932 819.647 944.863 1.204.439 1.279.829 1.545.006 1.001.155 Rata-rata tahun 436.319,714 483.948,143 549.062,143 497.144,571 619.531,429 706018,714 725807,714 Pertumbuhan - 10,27% 13,45% -9,45% 39,10% 13,96% 2,80% Sumber : www.idx.co.id

6 Tabel 1.2 dapat dilihat jumlah hutang dari masing-masing perusahaan mengalami perkembangan yang fluktuatif. Salah satu perusahaan yang mengalami rata-rata hutang perusahaan yang paling tinggi adalah KLBF (PT Kalbe Farma Tbk) sebesar 1.382.385,140 Sedangkan rata-rata hutang perusahaan yang mengalami penurunan adalah PYFA (PT Pyidam Farma Tbk) sebesar 38.983,571. Pertumbuhan hutang industri farmasi tahun 2010 terjadi penurunan pertumbuhan hutang sebesar -9,45% namun pada tahun 2011 terjadi peningkatan yang cukup drastis pada tahun 2011 menjadi 39,10%. Kebangkrutan perusahaan dapat dihindari jika aktiva yang dibiayai dengan hutang dapat memberi penghasilan yang lebih besar dibandingkan biaya hutangnya sehingga leverage keuangan mampu menambah laba dan nilai perusahaan. Laba per saham (Earnings Per Share) juga akan mengalami pertumbuhan yang baik. EPS atau laba per lembar saham adalah tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Laba per lembar saham atau EPS diperoleh dari laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah rata rata saham biasa yang beredar.

7 Tabel 1.3. Earnings Per Share Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2013 (dalam Rupiah) No Kode Saham Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Rata-rata 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 perusahaan 1 DVLA 89 126 129 134 143 175 149 135 2 INAF 4 2 1 4 11 13 17 7,428 3 KAEF 9 10 11 24 30 36 38 22,571 4 KLBF 69 70 91 137 158 37 32 84,857 5 MERK 3995 4403 6549 5.303 10.320 4.813 7.832 6173,571 6 PYFA 3 4 7 7 9 9 4 6,142 7 TSPC 62 71 80 109 126 141 127 102,285 Rata-rata 604,428 669,428 981,142 816,857 1542,428 746,285 1171,285 Tahun Pertumbuhan 10,75% 46,56% -16,74 88,82% -51,61% 56,94% Sumber : www.idx.co.id

8 Tabel 1.3 dapat dilihat, rata-rata EPS yang tertinggi adalah perusahaan PT Merck Tbk (MERK). Perusahaan ini mempunyai EPS tertinggi di bandingkan dengan rata-rata EPS perusahaan farmasi lainnya. Sedangkan rata-rata EPS perusahaan yang terendah adalah PYFA (PT Pyidam Farma Tbk). Rata-rata tahun EPS industri farmasi mengalami kenaikan setiap tahunnya, namun dilihat dari pertumbuhannya industri ini mengalami pertumbuhan yang negatif pada tahun 2010 dan 2012. Peningkatan hutang diharapkan mampu untuk meningkatkan laba perusahaan yang akan berdampak pada laba per saham yang di dapat oleh investor. Jika dilihat dari Tabel 1.2 dan Tabel 1.3, pertumbuhan rata-rata dari keduanya mengalami pertumbuhan yang cukup seimbang, yakni pada tahun 2007-2009 hutang dan earning per share mengalami peningkatan, namun pada tahun 2010 hutang dan EPS mengalami pertumbuhan yang negatif. Hutang memiliki pertumbuhan yang meningkat pada tahun 2011 dan pertumbuhan hutang terus menurun sampai tahun 2013. Sedangkan pertumbuhan EPS mengalami penurunan pada tahun2012 dan peningkatan di tahun 2013.

9 Tabel 1.4. Penutupan Harga Saham Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2013 (dalam Rupiah per 31 Desember) No Kode Saham Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 1 DVLA 1600 960 1530 1170 1150 1690 2200 2 INAF 205 50 83 80 163 330 153 3 KAEF 305 76 127 159 340 740 590 4 KLBF 1260 400 1300 650 680 1.060 1.250 5 MERK 52500 35500 8000 96500 132500 152000 189000 6 PYFA 81 95 110 127 176 177 147 7 TSPC 750 400 730 1.710 2.550 3.725 3.250 Rata-rata tahun 8100,14286 5354,42857 1697,14286 14342,2857 19651,2857 22817,4286 28084,2857 Pertumbuhan -33,89% -68,30% 745% 37,01% 16,11% 23,08% Sumber : www.idx.co.id

10 Tabel 1.4, perusahaan-perusahaan dalam industri farmasi cenderung mengalami penutupan harga saham yang fluktuatif dari tahun ke tahunnya. Peningkatan penutupan harga saham yang meningkat terjadi pada perusahaan MERK. Dilihat dari penutupan harga saham per tahunnya, penutupan harga saham industri farmasi mengalami pertumbuhan yang negatif dari tahun 2007 sampai 2009, tahun 2010 penutupan harga saham mengalami pertumbuhan hutang yang drastis dan pertumbuhan penutupan harga saham terus menurun pada tahun 2010-2012, kemudian kembali meningkat pada tahun 2013. Perubahan struktur modal perusahaan, juga akan mempengaruhi risiko yang terkandung pada saham biasa perusahaan. Pada struktur modal perusahaan terdapat rasio hutang yang jika rasio hutang sudah melampaui target, maka akan ada kemungkinan saham perlu dijual. Harga saham yang tinggi akan mempengaruhi para investor untuk membeli saham atau menanamkan modalnya di perusahaan. Sedangkan kenaikan harga saham harus diimbangi dengan meningkatnya tingkat pengembalian (return). Peningkatan penggunaan hutang meningkatkan pengembalian yang diharapkan pada umumnya, tetapi lebih banyak hutang berarti juga lebih banyak risiko yang ditanggung oleh pemegang saham, yang akan berpengaruh terhadap harga saham (Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston, 2007). Gibson (1996) Earnings Per Share (EPS) adalah rasio yang menunjukan pendapatan yang diperoleh setiap lembar saham. Penggunaan hutang diharapkan dapat membantu perusahaan untuk memperoleh laba yang maksimum, yang akan berdampak pada earning per share (EPS). Jika terjadi penurunan terhadap laba

11 berarti perusahaan tidak mampu menggunakan hutang untuk membantu perusahaan. Earnings per share menilai pendapatan bersih yang diperoleh setiap lembar saham biasa. Salah satu alasan investor membeli saham adalah untuk mendapatkan deviden, jika nilai laba per saham kecil maka kecil pula kemungkinan perusahaan untuk membagikan deviden. Maka dapat dikatakan investor akan lebih berminat kepada saham yang memiliki earnings per share tinggi dibandingkan saham yang memiliki earnings per share rendah. Earning per share yang rendah cenderung membuat harga saham turun. Penelitian mengenai pengaruh hutang dan ekuitas telah banyak dilakukan di Indonesia. Salah satunya penelitian tentang rasio hutang dan laba terhadap harga saham. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Amanda (2012), penelitian ini meneliti pengaruh debt to equity ratio, return on equity, earning per share, dan price earning ratio terhadap harga saham. secara parsial, variabel DER, ROE, dan EPS signifikan pengaruhnya terhadap harga saham. Perusahaan menggunakan operating leverage yang timbul akibat adanya bebanbeban tetap yang ditanggung dalam operasional perusahaan dan financial leverage dimiliki perusahaan karena adanya penggunaan modal atau dana yang memiliki beban tetap dalam pembiayaan perusahaan. Leverage keuangan bertujuan untuk memaksimalkan laba dan menaikan nilai perusahaan sehingga dengan demikian akan meningkatkan keuangan pemegang saham. Sebaliknya leverage juga meningkatkan variabilitas (risiko) keuntungan, karena jika perusahaan ternyata mendapatkan keuntungan yang lebih rendah dari biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan keuntungan pemegang saham.

12 Perusahaan dalam menggunakan sumber dana dengan beban tetap harus merencanakan dengan efisien dan optimal agar penggunaan sumber dana dengan harapan dapat menaikan keuntungan perusahaan. Penggunaan hutang ternyata menjadi bermanfaat karena dapat mengurangi besarnya beban bunga yang harus dibayarkan oleh perusahaan dan penggunaan hutang tidak selamanya merugikan perusahaan maupun pemegang saham selama proporsinya tidak melebihi batas tertentu. Penggunaan hutang diharapkan mampu untuk meningkatkan laba yang berpengaruh terhadap perubahan laba per lembar saham (EPS). Kenaikan laba per lembar saham meningkat akan menyebabkan semakin besar laba yang akan mengakibatkan harga pasar saham naik karena permintaan dan penawaran meningkat. Latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, penulis mengangkat judul penelitian yaitu Pengaruh Hutang dan Earnings Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2007-2013. 1.2 Rumusan Masalah Latar belakang yang telah diuraikan, penulis merumuskan masalah yaitu : Apakah hutang dan earning per share (EPS) berpengaruh signifikan secara simultan dan parsial terhadap harga saham pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007-2013?

13 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui pengaruh hutang dan earning per share (EPS) terhadap harga saham pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007-2013. 2. Untuk mengetahui pengaruh hutang terhadap harga saham pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007-2013. 3. Untuk mengetahui pengaruh earning per share (EPS) terhadap harga saham pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007-2013. 1.4 Manfaat Penelitian Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat baik bagi perusahaan, investor maupun bagi akademisi: 1. Memberikan informasi yang berguna bagi investor sebagai referensi dalam pengambilan keputusan investasi. 2. Memberikan informasi yang dapat membantu perusahaan objek penulisan dalam mengambil keputusan menajemen yang strategis dalam masalah ini. 3. Sebagai referensi bagi akademisi dalam penelitian terkait dengan pengaruh hutang dan earning per share terhadap harga saham.

14 1.5 Kerangka Pemikiran Perusahaan menjalankan usaha bertujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan dan mempertahankan aktivitas operasionalnya. Kemampuan para manajer mengelola berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan adalah cara agar perusahaan dapat mencapai tujuannya. Salah satu bidang yang harus dikuasai oleh seorang manajer dalam suatu perusahaan adalah bidang keuangan. Bidang keuangan merupakan unsur yang paling penting untuk menilai berhasil atau tidak suatu perusahaan menjalankan operasionalnya untuk mencapai tujuan. Modal adalah salah satu kekayaan yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan operasinya. Modal adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam perusahaan dan merupakan salah satu yang utama di dalam perusahaan. Perencanaan jumlah modal yang tepat, pemilihan sumber daya serta pengawasan alokasi dana akan sangat mempengaruhi berhasil atau tidaknya sebuah perusahaan dalam menjaga kelangsungan usahanya. Sumber modal perusahaan berasal dari dalam maupun luar perusahaan. Modal yang berasal dari luar perusahaan disebut hutang. Modal ini berupa hutang, pinjaman yang berasal dari luar, maupun lembaga keuangan non bank dan pihak ketiga lainnya. Sumber ini bila digunakan dengan tepat dapat meningkatkan pendapatan, tetapi di samping itu juga dapat meningkatkan risiko perusahaan. Semua perusahaan cenderung membutuhkan hutang dalam aktivitasnya. Salah satu perusahaan yang membutuhkan hutang dalam struktur modalnya adalah perusahaan-perusahaan pada perusahaan farmasi. Perusahaan farmasi berkembang seiring dengan pengaruh perubahan ekonomi, berbagai macam produk farmasi

15 telah bermunculan sehingga perusahaan bersaing ketat untuk kinerja yang optimal. Suatu perusahaan dapat menjaga kestabilan usahanya demi kelangsungan aktivitas perusahaan dan tercapai tujuan perusahaan yaitu memaksimumkan nilai perusahaan. Untuk dapat mendapatkan tujuan tersebut, perusahaan perlu menjaga kestabilan dan meningkatkan pendapatan operasionalnya. Modal yang diperlukan dalam perusahaan dapat berupa hutang dan modal sendiri. Penggunaan hutang yang tepat diharapkan dapat menambah pendapatan perusahaan, yang akan berdampak pada earnings per share (EPS). Jika terjadi penurunan terhadap laba maka penggunaan hutang tidak mampu membantu perusahaan, sehingga perusahaan harus menjual sahamnya untuk menutupi biaya beban dan pinjaman dari hutang yang akan berpengaruh terhadap harga saham. Nilai perusahaan sangat dipengaruhi oleh besarnya laba yang diperoleh perusahaan dan pendapatannya. Semakin tinggi laba perusahaan maka nilai perusahaan akan semakin tinggi juga. Naiknya nilai perusahaan mendorong minat para investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Dengan besarnya modal yang ada, perusahaan dapat menjalankan modalnya dengan baik sehingga pendapatan operasional perusahaan akan meningkat dan tujuan perusahaan untuk menaikan nilai perusahaan dapat tercapai. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan laporan keuangan pada sektor industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek indonesia (BEI) tahun 2007-2013. Hasil dari analisis akan menunjukan seberapa besar pengaruh hutang (Debt Equity Rasio) dan earning per share (EPS) terhadap harga saham.

16 Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Hutang (DER) (X1) () Earning Per Share (X2) Harga Saham (Y) Gambar 1 Kerangka Pikir 1.6 HIPOTESIS PENELITIAN Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis dalam penelitian ini : H1 : Hutang dan earning per share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007-2013. H2 : Hutang berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007-2013. H3 : Earning per share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007-2013.