BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sebagaian besar bekerja sebagai petani, Oleh karena itu, banyak usaha kecil menengah yang bergerak

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 15 Nomor ISSN INOVASI MESIN PENGERING PAKAIAN YANG PRAKTIS, AMAN DAN RAMAH LINGKUNGAN

BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu masalah yang banyak dihadapi oleh negara-negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik yang tersedia di Indonesia saat ini belumlah mencukupi

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

BAB I PENDAHULUAN. mendirikan beberapa pembangkit listrik, terutama pembangkit listrik dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

MESIN PENGERING HANDUK DENGAN ENERGI LISTRIK

MESIN PENGERING PAKAIAN ENERGI LISTRIK DENGAN MEMPERGUNAKAN SIKLUS KOMPRESI UAP

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingkat kehidupan dan perkembangan teknologi, kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. listrik adalah salah stu kebutuhan pokok yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. PLTU 3 Jawa Timur Tanjung Awar-Awar Tuban menggunakan heat. exchanger tipe Plate Heat Exchanger (PHE).

I. PENDAHULUAN. dunia yang melibatkan beberapa negara konsumen dan banyak negara produsen

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Air Conditioning (AC) adalah suatu mesin pendingin sebagai sistem pengkondisi

BAB I PENDAHULUAN. Perpindahan panas adalah ilmu untuk memprediksi perpindahan energi

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya jumlah dan kualitas dari udara yang dikondisikan tersebut dikontrol.

Program Studi Teknik Mesin BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk melepaskan kalor. Kondensor banyak digunakan dalam

ANALISIS THERMAL KOLEKTOR SURYA PEMANAS AIR JENIS PLAT DATAR DENGAN PIPA SEJAJAR

Peningkatan Waktu Pengeringan dan Laju Pengeringan Pada Mesin Pengering Pakaian Energi Listrik

BAB I PENDAHULUAN. Perpindahan kalor atau heat transfer adalah ilmu untuk meramalkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan kebutuhan pokok bagi kegiatan sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

JENIS-JENIS PENGERINGAN

1. PENDAHULUAN. kemajuan teknologi. Tahun 1885, Karl Benz membangun Motorwagen,

ANALISA PERFORMANSI HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN MAIN ENGINE FIREBOAT WISNU I (Studi Kasus untuk Putaran Main Engine rpm)

Karakteristik Pengering Surya (Solar Dryer) Menggunakan Rak Bertingkat Jenis Pemanasan Langsung dengan Penyimpan Panas dan Tanpa Penyimpan Panas

ANALISA TERMODINAMIKA LAJU PERPINDAHAN PANAS DAN PENGERINGAN PADA MESIN PENGERING BERBAHAN BAKAR GAS DENGAN VARIABEL TEMPERATUR LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Kerupuk adalah salah satu jenis makanan yang sudah lama dikenal dan

ANALISIS PERFORMANSI MODEL PENGERING GABAH POMPA KALOR

RANCANG BANGUN MODEL KONDENSOR TIPE CONCENTRIC TUBE COUNTER CURRENT TUNGGAL DIPASANG SECARA HORISONTAL

BAB I PENDAHULUAN. sirkulasi udara oleh exhaust dan blower serta sistem pengadukan yang benar

Gambar 5. Skematik Resindential Air Conditioning Hibrida dengan Thermal Energy Storage

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

ANALISIS BEBAN PENDINGINAN DAN KALOR UNIT PENGKONDISIAN UDARA DAIHATSU XENIA

I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi

METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu hasil dari berbagai tanaman perkebunan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (K. Chunnanond S. Aphornratana, 2003)

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE BES

DESAIN SISTEM PENGATURAN UDARA ALAT PENGERING IKAN TERI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI IKAN TERI NELAYAN HERYONO HENDHI SAPUTRO

BAB I PENDAHULUAN. Pendinginan dapat didefinisikan sebagai proses menghilangkan panas dari sebuah

BAB I PENDAHULUAN I.1

PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditas sektor perkebunan yang cukup strategis di. Indonesia. Komoditas kopi memberikan kontribusi untuk menopang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Instalasi tenaga listrik adalah pemasangan komponen-komponen peralatan

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Rangkaian Alat Uji Dan Cara Kerja Sistem Refrigerasi Tanpa CES (Full Sistem) Heri Kiswanto / Page 39

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Permasalahan bila padi tidak segera dikeringkan ialah : 1. Secara teknis apabila gabah tidak segera dikeringkan akan terjadi kerusakan pada butir

DAFTAR ISI. i ii iii iv v vi

BAB IV METODE PENELITIAN

perubahan baik fisik maupun kimiawi yang dikehendaki ataupun yang tidak dikehendaki. Di samping itu, setelah melalui proses pengolahan, makanan tadi

A. HUKUM I THERMODINAMIKA

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkan oleh proses reaksi dalam pabrik asam sulfat tersebut digunakan Heat Exchanger

Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mengubah fasa fluida dengan cara mempertukarkan kalornya dengan fluida lain. Kalor yang

1. Siklus, Hukum Termodinamika II dan Mesin Kalor. Pada gambar di atas siklus terdiri dari 3 proses

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pengeringan hingga kadar airnya menurun dan tahan terhadap. mikroba dan jamur, sehingga bisa disimpan dalam waktu cukup

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Air Panglima Besar Soedirman. mempunyai tiga unit turbin air tipe Francis poros vertikal, yang

UJI KINERJA ALAT PENGERING LORONG BERBANTUAN POMPA KALOR UNTUK MENGERINGKAN BIJI KAKAO

KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK TERMODINAMIKA DARI PEMANASAN REFRIGERANT 12 TERHADAP PENGARUH PENDINGINAN

BAB I PENDAHULUAN. l.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE AES

BAB I PENDAHULUAN. dan hasil pertanian merupakan bentuk dari proses pengeringan. Melalui proses

BAB III METODE PENELITIAN

TUGAS THERMODINAMIKA PENERAPAN THERMODINAMIKA PADA ALAT PENGERING PAKAIAN. Oleh : Wisnu Dimas Sasongko NIM : K

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya ikan laut Indonesia pada tahun 2006 sebesar 4,8 juta ton dan

RANCANG BANGUN MESIN PENGERING PAKAIAN SISTEM POMPA KALOR DENGAN PENAMBAHAN ALAT PENUKAR KALOR TIPE PLAT DATAR

ANALISA PERFORMANCE HEAT EXCHANGER

PENGARUH PENAMBAHAN SALURAN UDARA PEMANAS DENGAN PIPA SPIRAL PADA TUNGKU BATUBARA TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGERING KOPRA DENGAN TIPE CABINET DRYER UNTUK KAPASITAS 6 kg PER-SIKLUS

Merupakan cabang ilmu fisika yang membahas hubungan panas/kalor dan usaha yang dilakukan oleh panas/kalor tersebut

Qs Kalor sensibel zat [J] Q L Kalor laten Zat [J] ΔT Beda temperatur [ C] Δ Pads-evap. laju peningkatan rata-rata temperatur.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kedua terbesar setelah padi, sehingga singkong mempunyai potensi. bebagai bahan baku maupun makanan ringan. Salah satunya dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE CES

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. yang akan di ubah menjadi energi listrik, dengan menggunakan sel surya. Sel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. listrik. Adapun pembangkit listrik yang umumnya digunakan di Indonesia yaitu

BAB 1 PENDAHULAN I.1. LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Jakarta adalah Ibukota dari Indonesia merupakan kota yang padat akan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber energi pengganti yang sangat berpontensi. Kebutuhan energi di

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengeringan pakaian dengan menjemur secara langsung di luar ruangan dengan menggunakan panas sinar matahari dan tambahan bantuan angin sudah terjadi selama beratus-ratus tahun. Apalagi jika melihat dari letak geografis Indonesia maka pengeringan secara konvensional sangatlah cocok. Tetapi seiring dengan kemajuan zaman, pengeringan pakaian tidak lagi hanya dilakukan dengan cara konvensional tersebut melainkan dengan membuat alat yang mampu menghasilkan panas sebagai pengganti panas dari sinar matahari. Pemakaian alat ini mempunyai keuntungan, yaitu tidak bergantung kepada cuaca (dapat dilakukan pada malam hari dan pada saat terjadi hujan). Salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk pengeringan adalah mesin pengering sistem pompa kalor. Dimana mesin pengering sistem pompa kalor merupakan alat yang memindahkan panas dari satu lokasi (sumber) ke lokasi lainnya menggunakan kerja mekanis. Sebagian besar teknologi pompa kalor memindahkan panas dari sumber panas yang bertemperatur rendah ke lokasi bertemperatur lebih tinggi. Contoh yang paling umum adalah lemari es, freezer, pendingin ruangan, dan sebagainya. Pompa kalor bisa disamakan dengan alat kalor yang beroperasi dengan cara terbalik. Mesin pengering sistem pompa kalor sangat dibutuhkan untuk pengeringan pakaian, terutama memberikan waktu yang cepat, yang tidak tergantung kepada cuaca dan juga hemat energi. Pada penelitian sebelumnya telah digunakan pompa kalor sistem tertutup tetapi udara panas dari ruang pengering terbuang percuma. Sehingga efisiensi pompa kalor rendah. Untuk menanggulangi hal tersebut, maka digunakan metode dengan penambahan alat penukar kalor berupa flat plate heat exchanger. 1

Dalam penelitian ini akan dilakukan rancang bangun sebuah mesin pengering pakaian dengan memanfaatkan energi panas buang dari sistem pengkondisian udara yang dikenal dengan pompa kalor(heat Pump). Komponen yang dimanfaatkan dari sistem pompa kalor tersebut adalah unit kondensor dan unit evaporator. Unit Kondensor bertugas untuk menghasilkan udara panas untuk mengeringkan pakaian dan unit evaporator bertugas untuk mengambil kadar air (moisture) dari udara panas yang telah dipakai mengeringkan pakaian.. Selain itu juga ditambahkan sebuah alat penukar kalor tipe plat datar(flat plate) yang bertujuan untuk mengoptimalkan produksi udara panas untuk pengeringan pakaian. Setelah dilakukan rancang bangun selanjutnya akan dilakukan pengujian pengeringan pakaian oleh tim peneliti untuk mendapatkan performansinya. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas terlihat bahwa pemanfaatan mesin pengering sistem perlu terus dikembangkan, hal ini disebabkan bahwa mesin pengering sistem ini dapat digunakan setiap saat dan cepat. Beberapa permasalahan yang akan diselesaikan dalam rancang bangun ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana model fisik unit mesin pengering pakaian sistem pompa kalor dengan APK; 2. Bagaimana perhitungan performansi mesin pengering pakaian sistem ; 3. Bagaimana proses pembuatan mesin pengering pakaian sistem pompa kalor dengan APK; 2

1.3 Tujuan Perancangan 1.3.1. Tujuan Umum Tujuan umum dilakukannya perancangan ini adalah melakukan rancang bangun mesin pengering pakaian sistem pompa kalor dengan menambahkan sebuah alat penukar kalor. 1.3.2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dilakukan rancang bangun ini adalah: 1. Mendapatkan model fisik unit mesin pengering pakaian sistem 2. Mendapatkan data performansi mesin pengering pakaian sistem 3. Mengetahui proses pembuatan mesin pengering pakaian sistem 1.4 Batasan Masalah Batasan Masalah dari penelitian ini adalah : 1. Tidak menghitung kekuatan material mesin pengering pakaian sistem pompak kalor dengan APK 2. Perhitungan rancang bangun berdasarkan teori termodinamika dan perpindahan panas. 3. Udara pengering bersirkulasi secara siklus tertutup 4. Dalam menghitung rancang bangun udara pengeringan dalam kondisi stabil. 1.5 Manfaat Perancangan Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Menghasilkan prototipe mesin pengering pakaian sistem pompa kalor dengan APK 3

2. Menghasilkan rekomendasi mesin pengering pakaian 3. Sebagai referensi tambahan dalam bidang pengeringan menggunakan pompa kalor. 1.6 Sistematika Penulisan Agar penulisan skripsi ini tersusun secara sistematis dan mudah untuk dipahami, maka skripsi ini disusun kedalam beberapa bagian, yaitu : BAB I Pendahuluan Membahas mengenai latar belakang dari judul skripsi, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian BAB II Tinjauan Pustaka Membahas mengenai dasar teori-teori yang berhubungan dengan penulisan skripsi dan digunakan sebagai landasan dalam memecahkan masalah. Dasar teori diperoleh sebagai sumber dan literatur, diantaranya: buku-buku literatur, jurnal, e- book dan website. BAB III Metode Rancang Bangun Membahas mengenai metode yang akan digunakan untuk menyelesaikan penulisan skripsi. Pada Bab ini dibahas mengenai langkah-langkah perancangan dan analisa data yang akan digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dari topik yang diangkat, dan beberapa aspek yang menunjang metode penelitian. BAB IV Hasil dan Pembahasan Pada Bab ini akan dianalisa dan dibahas mengenai data-data yang telah diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan. 4

BAB V Kesimpulan dan Saran Di dalam Bab ini berisi kesimpulan dari penulisan skripsi dan saran-saran yang digunakan sebagai tindak lanjut dari penelitian yang telah dilakukan Daftar Pustaka Di dalam daftar pustaka berisi semua sumber bacaan yangn digunakan sebagai bahan acuan dalam penulisan laporan tugas sarjana ini. Lampiran Di dalam lampiran berisikan semua dokumen yang digunakan dalam perancangan dan dalam penulisan hasil-hasil analisis data yang tidak dicantumkan dalam naskah laporan skripsi. Setiap lampiran diberi nomor urut. 5