23 BAB II PENGATURAN TENTANG PERSEROAN TERBATAS DI INDONESIA A. Ketentuan-Ketentuan Perseroan Terbatas menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 dibanding Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007. Perseroan terbatas berasal dari bahasa Perancis yang disebut dengan sociate Anonyme yang secara harafiah berarti perseroan tanpa nama, kata perseroan secara umum adalah perusahaan, sedangkan perseroan terbatas adalah suatu bentuk organisasi 36, kata perseroan menunjukkan kepada modalnya yang terdiri atas sero (saham), sedangkan kata terbatas menunjukkan kepada tanggungjawab pemegang saham yang tidak melebihi nilai nominal saham yang diambil bagian dan dimilikinya. 37 Dalam Undang Undang Nomor 1 tahun 1995 pengertian Perseroan Terbatas dirumuskan dalam Pasal 1 butir 1 dinyatakan: badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang Undang ini, serta peraturan pelaksanaannya. Sementara dalam Pasal 1 butir 1 Undang Undang Nomor 40 tahun 2007 mendefenisikan Perseroan Terbatas sebagai berikut : badan usaha yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya 36 I.G.Rai Wijaya, Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas, (Khusus Pemahaman atas Undang Undang Nomor 1 Tahun 1995), Jakarta Megapoin, 2000, hal 1. 37 Ahmad Yani & Gunawan Wijaya, Seri Hukum Bisnis PERSEROAN TERBATAS, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada 2002), hal.1. 23
24 terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang Undang ini, serta peraturan pelaksanaannya. Dari rumusan diatas dapat disimpulkan bahwa perseroan terbatas itu mempunyai ciri khas tersendiri yaitu adanya kumpulan modal yang terdiri dari saham-saham yang menentukan batas pertanggungjawaban masing-masing berdasarkan besarnya saham yang disetorkan dan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Atau dengan kata lain ciri utama perseroan terbatas adalah merupakan kumpulan modal yang terdiri dari saham-saham dan pemegang saham hanya bertanggung jawab sebatas modal yang telah disetorkannya serta bertujuan untuk memperoleh keuntungan. 38 Pada hakikatnya suatu perseroan terbatas (PT) memiliki dua sisi, yaitu pertama sebagai suatu badan hukum dan kedua pada sisi yang lain adalah wadah atau tempat diwujudkannya kerjasama antara para pemegang saham atau pemilik modal 39. Didalam Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) tersebut diatas menunjukkan rumusan bahwa perseroan terbatas merupakan suatu artificial person, yaitu suatu badan hukum yang dengan sengaja diciptakan. Dengan demikian, PT adalah suatu subjek hukum yang mandiri, yang mempunyai hak dan kewajiban, yang pada dasarnya tidak berbeda dengan hak dan kewajiban subjek hukum manusia 40. Perbedaan antara manusia dan badan hukum 38 Irma Devita Purnamasari, Panduan Lengkap Hukum Praktis Populer Kiat-Kiat Cerdas, Mudah, dan Bijak Mendirikan Badan Usaha, (Bandung: Kaifa, 2010), hal.54. 39 Chatamarrasjid Ais, Menyingkap Tabir Perseroan (Piercing The Corporate Veil) Kapita Selekta Hukum Perusahaan, (Bandung : PT. Cipta Aditya Bakti, 2000), hal 23. 40 Chatamarrasjid Ais, op.cit. hal 25.
25 adalah bahwa manusia dapat melakukan apa saja yang tidak dilarang oleh hukum, sedangkan badan hukum hanya dapat melakukan apa yang secara eksplisit atau implisit diizinkan oleh hukum dan atau anggaran dasarnya. Dengan demikian maksud dan tujuan Perseroan Terbatas mempunyai dua segi, di satu pihak merupakan sumber kewenangan bertindak bagi perseroan, dan di lain pihak menjadi pembatasan dari ruang lingkup kewenangan bertindak perseroan terbatas yang bersangkutan. 41 B. Beberapa Ketentuan Perubahan Dalam Pengelolaan Perseroan Terbatas Terdapat pokok-pokok perbedaan yang layak untuk dicermati dari Undang- Undang Perseroan Terbatas Nomor 1 Tahun 1995 dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 tahun 2007, yaitu antara lain : 1. Pengesahan badan hukum perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) undang-undang Nomor 40 tahun 2007, dapat dilakukan pendiri bersama-sama dengan mengajukan permohonan melalui jasa teknologi informasi Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH) secara elektronik kepada Menteri. Dalam hal ini Undang-Undang memerintahkan agar kemajuan tehnologi dimanfaatkan sebagai upaya untuk memberikan kemudahan pelayanan kepada masyarakat luas dalam mengesahkan status badan hukum maupun perubahan anggaran dasar. Perubahan tata cara permohonan dan pemberian pengesahan status badan hukum pendirian maupun perubahan anggaran dasar perseroan terbatas secara sistem elektronik tersebut dimaksudkan agar dapat memberikan pelayanan yang cepat dan sederhana untuk menjamin kepastian hukum kepada masyarakat. Namun 41 Chatamarrasjid Ais, op.cit. hal 28.
26 untuk daerah-daerah tertentu yang belum mempunyai atau tidak menggunakan jaringan elektronik, tetap menggunakan sistem manual. 2. Untuk Modal dasar Perseroan diubah menjadi paling sedikit Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), sedangkan kewajiban penyetoran atas modal yang ditempatkan harus disetor penuh. 3. Selain penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995, menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, pemegang saham diberi berpartisipasi dalam RUPS, baik hadir secara fisik maupun tanpa kehadiran secara fisik, yaitu dengan mempergunakan sarana elektronik. Penyelenggaraan RUPS dapat juga dilakukan melalui media telekonferensi, video konferensi, atau sarana media elektronik lainnya yang memungkinkan semua peserta RUPS saling melihat dan mendengar secara langsung serta berpartisipasi dalam rapat. 42 4. Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 ditentukan bahwa perseroan yang kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Corporate Social Responsibility ( CSR) atau Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Dalam pasal 74 UUPT disebutkan bahwa setiap perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang yang berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan prinsip CSR. Akibat dari adanya ketentuan ini adalah adanya kewajiban bagi perusahaan terkait untuk melakukan konservasi lingkungan dan pengembangan di wilayah usahanya sebagai bentuk 42 Binoto Nadapdap, op.cit., hal.18.
27 tanggung jawab sosial dan lingkungannya. 43 Apabila tidak dilaksanakan oleh perseroan yang bersangkutan, maka akan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR) harus dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang dilaksanakan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. 5. Tugas serta tanggung jawab direksi dan komisaris perseroan dipertegas dalam undang-undang perseroan terbatas yang baru. Aturan yang lebih ketat tentang tanggung jawab direksi dan komisaris ini, ditujukan supaya jelas prosedur yang harus dilakukan keduanya apabila menimbulkan kerugian bagi perusahaan. C. Penyesuaian Anggaran Dasar sesuai Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007. Setelah berlakunya Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yakni berlaku sejak tanggal diundangkan 44, yang berarti undang-undang berlaku efektif semenjak tanggal 16 Agustus 2007 dan telah dimasukkan pada Lembaran Negara RI Tahun 2007 No. 106. Dengan lahirnya undang-undang ini, maka diperlukan adanya penyesuaian dengan undang-undang perseroan terbatas sebelumnya, oleh karena itu dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas Tahun 2007 terdapat ketentuan peralihan, yang diatur dalam Bab XIII, Pasal 157 sampai dengan Pasal 158. Ketentuan peralihan mana mengatur mengenai penyesuaian-penyesuaian 43 Bismar Nasution, Makalah disampaikan pada Semiloka Peran dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap Masyarakat Lokal Wilayah Operasional Perusahaan Perspektif Hak Asasi Manusia, diselenggarakan oleh Komisi Hak Asasi Manusia Riau Pekanbaru tanggal 23 Pebruari 2008. 44 Ibid, Pasal 16.
28 yang harus dilakukan oleh perseroan, terutama dalam anggaran dasarnya. Dimana penyesuaian tersebut pada dasarnya dilakukan untuk setiap perseroan, disesuaikan dengan peraturan yang baru lahir. Dalam ketentuan peralihan Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 mengatur beberapa hal, yaitu: 1. Anggaran dasar dan perubahan anggaran dasar Perseroan yang telah memperoleh status badan hukum sebelum UUPT mulai berlaku. Didalam pasal 157 ayat 1 Ketentuan Peralihan Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 dinyatakan bahwa setiap anggaran dasar yang telah memperoleh status badan hukum dan perubahan anggaran yang telah disetujui atau dilaporkan kepada Menteri dan didaftarkan sebelum UUPT nomor 40 Tahun 2007 berlaku, tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan UUPT Nomor 40 Tahun 2007, bila dibandingkan dengan Pasal 125 Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas (UUPT) Tahun 1995, dikatakan bahwa akta pendirian perseroan yang telah disahkan atau anggaran dasar yang perubahannya telah disetujui sebelum berlakunya UUPT 1995 tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan UUPT 1995. Dapat diartikan bahwa akta pendirian serta anggaran dasar dari perseroan sudah melalui proses yang benar dengan telah mendapatkan pengesahan dari menteri. 45 Demikian juga halnya dengan perubahan anggaran dasar pada perseroan yang telah memperoleh status badan hukum, perubahan anggaran dasar juga harus sudah disetujui oleh menteri untuk hal-hal yang membutuhkan persetujuan dan sudah dilaporkan kepada 45 Pasal 7 ayat (6) Jo. Pasal 9 UUPT Tahun 1995.
29 menteri untuk hal-hal yang membutuhkan laporan. 46 Dapat disimpulkan bahwa perseroan yang telah memperoleh status badan hukum sebelum berlakunya UUPT tetap berlaku jika anggaran dasar dan perubahannya sudah disetujui atau dilaporkan kepada Menteri kemudian didaftarkan dalam daftar perusahaan dan tidak bertentangan dengan undang-undang perseroan terbatas. 2. Perseroan yang belum memperoleh status badan hukum atau perubahan anggaran dasarnya belum disetujui atau belum dilaporkan kepada Menteri pada saat UUPT mulai berlaku. Jika perseroan belum memperoleh status badan hukum, karena belum memperoleh pengesahan anggaran dasar atau perubahan anggaran dasarnya belum mendapatkan persetujuan dari menteri, maupun belum melaporkan perubahan anggaran dasarnya sebagaimana diatur dalam UUPT tahun 1995, maka perseroan dimaksud wajib melakukan penyesuaian anggaran dasarnya dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007. Dalam hal ini penyesuaian bersifat imperative, artinya hal tersebut wajib dilakukan oleh perseroan dan jika tidak dilakukan maka perseroan tidak diakui sebagai suatu badan hukum. 3. Perseroan yang telah memperoleh status badan hukum wajib melakukan penyesuaian. 47 Perseroan yang telah memperoleh status badan hukum pada saat Undang Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 berlaku juga diwajibkan melakukan penyesuaian anggaran dasarnya dengan undang-undang perseroan terbatas yang baru tersebut. 46 Pasal 15 UUPT Tahun 1995. 47 Pasal 157ayat (3), UUPT Nomor 40 Tahun 2007
30 Perseroan yang memperoleh status badan hukum berdasarkan Kitab Undangundang Hukum Dagang atau berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 wajib menyesuaikan anggaran dasarnya dengan ketentuan UUPT. Pernyataan ketentuan peralihan tersebut bersifat imperatif oleh karena itu, perseroan wajib melakukan penyesuaian atau perseroan kehilangan eksistensi dan validitas status hukumnya 48. Perubahan anggaran dasar perseroan secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu perubahan yang harus mendapatkan persetujuan Menteri dan perubahan yang hanya diberitahukan kepada Menteri. Perubahan-perubahan anggaran dasar tertentu harus mendapatkan persetujuan dari Menteri, yakni perubahan-perubahan yang dilakukan atas: a. Nama perseroan dan/atau tempat kedudukan perseroan b. Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan c. Jangka waktu berdirinya perseroan d. Besarnya modal dasar e. Pengurangan modal ditempatkan dan disetor f. Status Perseroan yang tertutup menjadi Perseroan terbuka atau sebaliknya. Perubahan anggaran dasar selain dari perubahan-perubahan yang disebutkan diatas tidak harus mendapatkan persetujuan Menteri, tetapi perseroan hanya perlu memberitahukan perubahan anggaran dasar kepada Menteri. Perubahan anggaran dasar Perseroan harus dibuat dalam akta Notaris dalam bahasa Indonesia. Apabila perubahan anggaran dasar tidak dibuat dalam akta berita 48 M. Yahya Harahap, Hukum Perseroan Tebatas, (Jakarta : Sinar Grafika, 2009), hal. 591.
31 acara rapat yang dibuat oleh Notaris, maka haruslah dinyatakan dalam bentuk Akta Pernyataan Keputusan Rapat atau akta Perubahan Anggaran Dasar, yang dibuat paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Permohonan persetujuan perubahan anggaran dasar perseroan diajukan kepada Menteri paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal akta notaris yang memuat perubahan anggaran dasar perseroan dimaksud. Ketentuan ini juga berlaku bagi pemberitahuan anggaran dasar perseroan kepada Menteri. Permohonan persetujuan perubahan anggaran dasar Perseroan mengenai perpanjangan jangka waktu berdirinya perseroan harus diajukan kepada Menteri paling lambat 60 (enam puluh) hari sebelum jangka waktu berdirinya perseroan berakhir. Permohonan persetujuan atas perubahan anggaran dasar perseroan dapat ditolak apabila : 1) Bertentangan dengan ketentuan mengenai tata cara perubahan anggaran dasar. 2) Isi perubahan bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, ketertiban umum, dan/atau kesusilaan. 3) Terdapat keberatan dari kreditur atas keputusan Rapat Umum Pemegang Saham mengenai pengurangan modal. Perubahan anggaran dasar perseroan yang harus mendapatkan persetujuan Menteri mulai berlaku sejak tanggal diterbitkannya keputusan Menteri mengenai persetujuan perubahan anggaran dasar perseroan dimaksud. Sedangkan perubahan anggaran dasar perseroan yang diberitahukan kepeda Menteri mulai berlaku sejak
32 tanggal diterbitkannya surat penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar perseroan oleh Menteri. Penyesuaian anggaran dasar perseroan dilakukan dengan cara mengubah seluruh isi anggaran dasar perseroan pasal demi pasal, 49 dibuat dalam akta notaris yang ditulis dalam bahasa Indonesia. Akta notaris dalam rangka penyesuaian tersebut diajukan oleh notaris kepada Menteri atau pejabat yang ditunjuk untuk memperoleh persetujuan dengan pendaftaran melalui jasa teknologi informasi pada Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH) 50 kepada Menteri, dengan mengisi format isian yang sekurang-kurangnya memuat : a) Nama dan tempat kedudukan perseroan terbatas b) Jangka waktu berdirinya perseroan terbatas c) Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan terbatas d) Jumlah modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor e) Alamat lengkap perseroan. 51 Dalam rangka penyesuaian anggaran dasar dibutuhkan juga dokumen pendukung, antara lain salinan akta perubahan anggaran dasar perseroan, kelengkapan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang dilegalisir oleh notaris, bukti pembayaran penyesuaian anggaran dasar, bukti setor modal perseroan dari bank atas nama perseroan atau neraca perseroan jika perseroan juga melakukan peningkatan modal, pengumuman dalam surat kabar jika perseroan juga melakukan pengurangan 49 Permen, Op.Cit, Pasal 18 ayat (2). 50 Permen, Op.Cit, Pasal 18 ayat (3). 51 Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang No.40 Tahun 2007.
33 modal, surat keterangan alamat lengkap perseroan dari pengelola gedung atau surat pernyataaan tentang alamat lengkap perseroan dari direksi perseroan dan dokumen pendukung lainnya dari instansi yang terkait apabila diperlukan. 52 Menteri dalam hal ini dilakukan oleh Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum dalam kewenangannya melakukan pengumuman dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia. 53 Sehingga perubahan anggaran dasar beserta keputusan menteri mengenai persetujuan perubahan anggaran dasar perseroan terbatas juga diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia. 54 Dengan dipenuhinya persyaratan yang dibutuhkan, maka perseroan telah dapat memenuhi kewajibannya untuk melakukan penyesuaian anggaran dasar. D. Kedudukan Anggaran Dasar Dalam Perseroan Terbatas Pendirian perseroan terbatas dilakukan dengan membuat akte pendirian yang memuat anggaran dasar perseroan dan keterangan lain yang berkaitan dengan pendirian perseroan. Anggaran dasar adalah bagian dari akta pendirian sebuah perseroan yang didalamnya memuat tentang perihal hak dan kewajiban baik pemegang saham, komisaris dan direksi, anggaran dasar dalam hal ini bersifat internal dalam tubuh perseroan tersebut. Tetapi dengan diumumkannya anggaran dasar dalam Berita Negara, maka kemudian akan bersifat mengikat dan menjadi Undang-undang bagi setiap pihak yang terlibat didalamnya. 52 Ibid, Pasal 19. 53 Ibid, Pasal 2. 54 Ibid, Pasal 3
34 Anggaran dasar harus dibuat dalam bentuk tertentu, merupakan dasar dari peraturan suatu perseroan dan merupakan persyaratan wajib yang harus dimiliki oleh suatu perseroan. 55 Perseroan Terbatas Pasal 15 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang mengatur bahwa anggaran dasar Perseroan harus sekurangkurangnya memuat: 1. Nama dan tempat kedudukan Perseroan. 2. Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan. 3. Jangka waktu berdirinya Perseroan. 4. Besarnya jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor. 5. Jumlah saham, klasifikasi saham apabila ada berikut jumlah saham untuk tiap klasifikasi, hak-hak yang melekat pada setiap saham, dan nilai nominal setiap saham. 6. Nama jabatan dan jumlah anggota direksi dan dewan komisaris. 7. Penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham. 8. Tata cara pengangkatan, penggatian, pemberhentian anggota direksi dan dewan komisaris. 9. Tata cara penggunaan laba dan pembagian deviden. Didalam anggaran dasar perseroan, juga diatur ketentuan mengenai tata cara pengunduran diri anggota direksi, tata cara pengisian jabatan angota direksi yang 55 Pasal 8 ayat (1) UUPT Nomor 40 Tahun 2007
35 lowong, dan pihak yang berwenang menjalankan pengurusan dan mewakili perseroan dalam hal seluruh anggota direksi berhalangan atau diberhentikan untuk sementara. Anggaran dasar dari suatu perseroan adalah merupakan hukum yang mengikat organ-organ perseroan dalam menjalankan perusahaannya. Oleh karena itu menjadi penting bagi pihak ketiga untuk mengetahui isi dari anggaran dasar dari perseroan terbatas yang akan menjalin hubungan hukum dengan pihak ketiga tersebut. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan diadakannya lembaga Daftar Perseroan dan Pengumuman melalui Tambahan Berita Negara dalam sistem hukum. Daftar perseroan adalah suatu perlengkapan dalam sistem administrasi umum badan hukum yang ada dan dipelihara oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Maksudnya agar ada suatu mekanisme dimana publik dapat mengetahui data yang diperlukan suatu perseroan terbatas sebagaimana diatur oleh Pasal 29 ayat 2 UUPT. Sedangkan Pengumuman melalui Tambahan Berita Negara diamanatkan Pasal 30 UUPT Nomor 40 Tahun 2007 kepada menteri untuk mengumumkan: a. Akta pendirian perseroan beserta Keputusan Menteri; b. Akta perubahan anggaran dasar perseroan beserta Keputusan Menteri; c. Akta perubahan anggaran dasar yang telah diterima pemberitahuannya oleh Menteri. Pengumuman tersebut adalah bentuk dari keterbukaan publik, maksudnya agar masyarakat khususnya dalam hal ini adalah pihak ketiga dapat mengetahui ketentuan-ketentuan anggaran dasar dari sebuah perseroan terbatas yang akan menjalin hubungan hukum dengannya.