BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi merupakan tonggak utama pembangunan ekonomi Indonesia. Usaha pemerintah untuk membangun perekonomian masyarakat Indonesia selama ini, termasuk saat menghadapi masa krisis ekonomi yang telah beberapa kali melanda perekonomian Indonesia, melalui tiga pilar badan usaha yang menopang perekonomian Indonesia yang senantiasa melaksanakan aktivitasnya, yakni: (1) Badan Usaha Milik Negara (BUMN); (2) Badan Usaha Milik Swasta (BUMS); dan (3) Badan Usaha Koperasi (Razak 2012:1). Koperasi merupakan sebuah badan usaha yang berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan serta berorientasi untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran seluruh anggota pada khususnya maupun masyarakat pada umumnya. Definisi dari koperasi adalah suatu perkumpulan atau organisasi yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum yang bekerja sama dengan penuh kesadaran untuk meningkatkan kesejahteraan anggota atas dasar suka rela secara kekeluargaan (Suhendi Hendi, 2010:289). Peran koperasi sangat penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat serta dalam mewujudkan kehidupan demokrasi ekonomi dengan ciri-ciri: demokratis, kebersamaan, kekeluargaan, dan keterbukaan (Departemen Koperasi: 1992). Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 1 yang menyatakan bahwa perekonomian Indonesia 1
disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan. Melihat adanya kesenjangan kehidupan ekonomi masyarakat Indonesia dewasa ini, koperasi merupakan wadah yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Melalui koperasi, masyarakat lapisan bawah mampu untuk memenuhi kebutuhan dan memperbaiki kehidupan ekonominya. Koperasi dalam kegiatannya memiliki dua karakter yang khas yaitu bersifat ekonomi dan berwatak sosial, artinya meskipun dalam pokok usahanya berprinsip ekonomi, koperasi tetap mementingkan pendidikan pengkoperasian bagi anggota dan juga masyarakat (Anoraga dan Widiyanti, 2002:17). Terdapat beberapa jenis koperasi, salah satunya yaitu Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI). Menurut jenis usahanya, Koperasi Pegawai Republik Indonesia termasuk dalam koperasi konsumsi. Koperasi konsumsi merupakan koperasi yang bidang usahanya menyediakan kebutuhan sehari-hari anggota, seperti kebutuhan bahan makanan, pakaian, dan perabot rumah tangga. Koperasi Pegawai Republik Indonesia beranggotakan para pegawai negeri dan mempunyai tujuan utama meningkatkan kesejahteraan para anggota. Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi ekonomi yang tinggi. Oleh karena itu, saat ini pemerintah Indonesia sedang gencar membangun perekonomian Indonesia agar lebih baik, termasuk di dalamnya pembangunan usaha koperasi. Semakin berkembangnya kegiatan koperasi, maka semakin tinggi pula tuntutan untuk lebih profesional dan lebih baik dalam hal penanganan dan pengelolaan koperasi. Dibutuhkan pengurus yang mempunyai pengetahuan yang cukup tentang kinerja keuangan agar dapat 2
menghasilkan laporan keuangan yang baik dan benar. Laporan keuangan merupakan wujud pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik sehingga paling tidak harus memenuhi empat kualitas utama sebuah laporan keuangan. Empat kualitas utama yang dimaksud yaitu dapat dipahami, andal, relevan, dan dapat dibandingkan. Koperasi sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan para anggotanya. Keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuan merupakan prestasi manajemen. Keberhasilan tersebut ditentukan oleh kemampuan manajemen dalam mentransformasikan diri sesuai dengan tuntutan perubahan dan memperkuat budaya yang mendukungnya. Kemampuan manajemen dalam menyusun rencana kerja, rencana pendapatan dan belanja, serta adanya pengendalian operasional merupakan faktor yang perlu diperhatikan, dan dengan menganalisis kinerja keuangan, kita bisa mendapatkan gambaran tentang performa koperasi selama satu periode tanpa mengesampingkan faktor-faktor lain yang terkait. Kinerja koperasi merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan koperasi yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan koperasi yang mencerminkan prestasi kerja selama periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan. Kajian terhadap kinerja keuangan merupakan faktor yang patut dipertimbangkan untuk melihat sejauh mana hasil yang didapatkan dalam 3
menjalankan kegiatan usahanya, apakah kinerja koperasi mengalami kenaikan atau penurunan. Sebagaimana telah diulas di atas, KPRI Tulus diharapkan memiliki kinerja keuangan yang baik dan mendapatkan predikat yang baik pula atas penilaian kesehatan koperasi dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah Kabupaten Kebumen. Kita dapat mengetahui apakah kinerja perusahaan baik atau buruk dengan menganalisis laporan keuangan. Kinerja perusahaan perlu dianalisis untuk mengukur efisiensi usaha dan menjelaskan perubahan yang terjadi dalam kondisi keuangan (Murtini, 2009:13). Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam analisis laporan keuangan, misalnya sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan di masa mendatang. Salah satu metode yang biasa digunakan dalam melakukan suatu analisis laporan keuangan adalah analisis rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan teknik analisis dalam bidang manajemen keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu, ataupun hasil-hasil usaha dari suatu perusahaan pada satu periode tertentu dengan jalan membandingkan dua buah variabel yang diambil dari laporan keuangan perusahaan, baik daftar neraca maupun laba rugi (Irawati, 2005:22). Dengan mengetahui hasil analisis laporan keuangan, KPRI Tulus dapat mengetahui kinerja keuangannya berdasarkan indikator atau penyebab terjadinya masalah yang ada sehingga dapat membantu dalam merencanakan langkah atau kebijaksanaan di masa yang akan datang. Pada dasarnya penilaian kinerja koperasi memiliki standar tersendiri yang 4
dikeluarkan dan ditetapkan oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia yaitu Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 06/Per/Dep.6/IV/2016. Akan tetapi, selama ini KPRI Tulus hanya dianalisis kinerja keuangannya oleh auditor independen dengan menggunakan alat analisis rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas sehingga tidak sesuai dengan standar penilaian kinerja dan kesehatan koperasi. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dapat diketahui bahwa analisis kinerja keuangan menurut Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 06/Per/Dep.6/IV/2016 sangatlah penting untuk mengetahui kinerja manajemen dalam penggunaan sumber daya selama suatu periode dan tingkat kesehatan koperasi, maka dalam penulisan tugas akhir ini penulis mengambil judul ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) TULUS TAHUN 2013-2016. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kinerja keuangan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Tulus ditinjau dari analisis rasio keuangan? 5
2. Bagaimana penilaian tingkat kesehatan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Tulus berdasarkan analisis rasio keuangan? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kinerja keuangan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Tulus ditinjau dari analisis rasio keuangan. 2. Untuk mengetahui penilaian tingkat kesehatan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Tulus berdasarkan analisis rasio keuangan. 1.4. Batasan Masalah Agar penulisan tugas akhir ini tidak menyimpang dan mengambang dari tujuan penulisan di atas, maka penulis menetapkan batasan-batasan sebagai berikut: 1. Metode analisis laporan keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan adalah dan analisis rasio keuangan yang terdiri dari rasio modal sendiri terhadap total aset, rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto, rasio beban usaha terhadap SHU kotor, rasio kas, rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima, rasio rentabilitas aset, dan rasio kemandirian operasional pelayanan. 2. Data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah neraca dan laporan perhitungan hasil usaha perusahaan periode tahun buku 2013 sampai dengan 2016. 6
1.5. Manfaat Penulisan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan kontribusi bagi beberapa pihak, antara lain: 1. Bagi Mahasiswa a. Sebagai salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Akuntansi Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. b. Sebagai aplikasi dan pengembangan teori yang diperoleh selama masa perkuliahan yang diharapkan dapat menambah dan meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan di bidang akuntansi. c. Mengetahui kinerja dan perkembangan koperasi berdasarkan analisis rasio keuangan menurut Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 06/Per/Dep.6/IV/2016. 2. Bagi Pihak Manajemen KPRI Tulus a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi agar dapat digunakan pihak manajemen untuk proses evaluasi dan sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan manajerial terutama dalam bidang pengelolaan keuangan. 7
1.6. Sistematika Penulisan Penulisan ini ditulis dengan sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan laporan. BAB II GAMBARAN UMUM PENULISAN Pada bab ini membahas tentang kondisi umum perusahaan, tinjauan pustaka, metode yang digunakan dalam melakukan penelitian, jenis dan/atau sumber data, metode analisis data, dan penelitian terdahulu. BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini memaparkan tentang hasil analisis dan pembahasan kinerja keuangan serta penilaian tingkat kesehatan keuangan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Tulus berdasarkan analisis rasio keuangan. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini disajikan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dianalisis dan saran-saran yang dianggap perlu sebagai masukan bagi Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Tulus untuk meningkatkan kinerja keuangannya dengan mendasarkan pada hasil yang telah dicapai. 8