BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB V PENUTUP. 1. Penerapan model pembelajaran Think Pair-Share (TPS) pada mata

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. kurang memperhatikan sektor pendidikannya. Pendidikan memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

BAB I PENDAHULUAN. pada bidang pengajaran, dikenal dengan istilah interaksi belajar-mengajar. pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan.

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan. Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan memainkan peranan. emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. pengganti dan penerus yang mendahuluinya, dan sebagai pewaris-pewaris di muka

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. professional dalam meningkatkan mutu kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN. mencapai itu, pendidikan harus adaptif terhadap perubahan zaman. yang berkaitan dengan pelaksanaan pengajaran kelas.

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia, terutama dalam proses pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR

PERAN GURU DALAM MEMBENTUK ARIF BUDAYA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam era globalisasi, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Berdasarkan Undang-undang No. 20 pasal ke-3 (2003)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2010), hlm Muhammad Thobroni & Arif Mustofa, Belajar & Pembelajaran :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen utama kebutuhan manusia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses belajar yang membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

mengembangkan potensi diri mereka melalui proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. membantu penyelesaian masalah pembangunan yang ada. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. dan karakter manusia. Hal itu sejalan dengan Undang-Undang tentang. dan negara. Menurut pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. ini sesuai pendapat Didi Supriadie yang menyatakan bahwa pendidikan. dapat menjalankan hidup dan kehidupannya sesuai dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UN PGRI KEDIRI 2016

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

I. PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

meningkatkan hasil belajar. Pengertian belajar itu sendiri menurut Morgan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia, sehingga dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia yang utuh. Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia di masa yang akan datang. Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan formal di sekolah yang didalamnya terjadi interaksi antara berbagai komponen pengajaran. Komponenkomponen itu dapat di kelompokan ke dalam tiga kategori utama yaitu: guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1 Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri-nya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. 2 Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan cara memperbaiki proses belajar mengajar. Belajar mengajar pada dasarnya adalah interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam situasi pendidikan. Rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa tidak 1 Muhammad Ali, Guru Dalam Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2002, h. 4. 2 Dr. Wina Sanjaya, M. Pd, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2006, h. 2. 1

2 semata-mata disebabkan oleh kemampuan siswa, tetapi juga bisa disebabkan kurang berhasilnya guru dalam mengajar. Karena salah satu tugas guru adalah sebagai pengajar; yang lebih menekankan kepada tugas dalam merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Dalam hal ini guru dituntut memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknis mengajar, disamping menguasai ilmu atau bahan yang akan diajarkan. 3 Oleh karena itu, guru dalam mengajar dituntut kesabaran, keuletan dan sikap terbuka disamping kemampuan dalam situasi belajar mengajar yang lebih aktif. Guru dapat memilih dan menggunakan model yang tepat guna dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. Model juga merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang memungkinkan materi pelajaran yang tersusun dalam suatu kurikulum pendidikan. Model pembelajaran yang tidak tepat guna akan menjadi penghalang kelancaran jalannya proses belajar mengajar. Oleh karena itu, model yang diterapkan seorang guru, baru mendapat suatu hasil yang optimal jika mampu dipergunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya dan 3 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2005, h. 15.

3 menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya, ketika anak didik kita lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis tetapi mereka miskin aplikasi. Kesempatan untuk mendapatkan ilmu sudah terbuka luas. Salah satu caranya yaitu dengan menempuh pendidikan di lembaga formal. Di dalam Undang-Undang ditegaskan fungsi dan tujuan pendidikan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 yang berbunyi: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 4 Fungsi dan tujuan pendidikan nasional di atas, dapat kita pahami bahwa pendidikan di Indonesia bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas tinggi sehingga kelak siap menerima tanggung jawab untuk memajukan dan mensejahterakan bangsa Indonesia. Belajar dan pembelajaran adalah berbicara tentang sesuatu yang tidak pernah berakhir sejak manusia ada dan berkembang di muka bumi sampai akhir zaman nanti. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi 4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 ayat (1), h. 8-9

4 dengan lingkungannya. 5 Guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atau dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. 6 Guru dituntut lebih kreatif untuk mempersiapkan pembelajaran yang akan dikembangkan. Selain itu, guru harus pandai memilih jenis model pembelajaran yang relevan dengan materi yang akan disampaikan. Hal ini tentunya akan mempengaruhi motivasi siswa untuk belajar lebih rajin sehingga memperoleh hasil belajar yang tinggi. Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau secara kelompok. Agar tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, seorang guru harus dapat memilih dan menggunakan berbagai metode maupun model pembelajaran yang dapat membuat siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar sehingga tercipta suasana pembelajaran yang baik bagi siswa dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih dan menggunakan metode maupun model pembelajaran yang sesuai dengan potensi siswa. 7 Oleh sebab itu, guru tidak boleh lengah dalam memilih dan menggunakan model yang dipakai ketika 5 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003, h.1-2. 6 Drs. H. Ahmad Sabri, M.Pd, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Oktober: Quantum Teaching, 2005, h. 68. 7 Ahmad Sagala, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, Jakarta: Quantum Teaching, 2005, h. 52.

5 kegiatan belajar mengajar karena ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode. Perhatian diarahkan pada pemahaman bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penggunaan suatu model, yaitu tujuan yang berbagai jenis dan fungsinya, anak didik dengan berbagai tingkat kematangan, situasi dengan berbagai kualitas dan kuantitasnya, serta pribadi guru dengan kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda. 8 Dilihat dari kenyataan yang terjadi di sekolah guru masih menggunakan paradigma lama mengenai proses belajar mengajar, yaitu: guru mendominasi pembelajaran dan siswa dikondisikan pasif menerima pengetahuan. Guru memposisikan diri sebagai sumber pengetahuan dan siswa sebagai penyerap pengetahuan melalui proses transfer dari gurunya. Siswa hanya menunggu proses tranformasi dari guru dan kemudian memberikan respon berupa menyelesaikan soal-soal yang diberikan guru, siswa hanya dibiarkan duduk, dengar, catat, hafal, dan tidak dibiasakan belajar aktif. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik. 9 Untuk menciptakan proses belajar mengajar yang terarah dan efektif diperlukan model pembelajaran yang 8 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, h. 19. 9 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Penerbit Alfabeta, 2010, h. 143.

6 menyenangkan, yang dapat membangkitkan minat siswa dalam belajar. Salah satunya adalah model pembelajaran Think Pair-Share (TPS). Model Think Pair-Share (TPS) adalah model pembelajaran yang diawali dengan Thinking yaitu guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh siswa. Guru memberi kesempatan kepada mereka memikirkan jawabannya. Selanjutnya, Pairing, dimana pada tahap ini guru meminta kepada siswa untuk berpasang-pasangan dan berdiskusi. Hasil diskusi antar anggota ditiap-tiap pasangan akan dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas. Tahap ini dikenal dengan sharing. Pada kegiatan ini terjadi tanya jawab yang mendorong pada pengonstruksian pengetahuan secara integrative. Siswa pada akhirnya dapat menemukan struktur dari pengetahuan yang dipelajarinya. 10 Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran fiqih di MTs An Nur Palangka Raya khususnya untuk kelas VII materi macammacam najis, diperoleh beberapa permasalahan yaitu dalam proses pembelajaran guru masih dominan menggunakan metode konvesional, yaitu ceramah, dan tanya jawab. Ketika hanya menggunakan metode ceramah keaktifan siswa menurun dan cenderung pasif, bosan dan tidak bersemangat dalam mengikuti proses belajar mengajar, sehingga berpengaruh kepada hasil belajar siswa. 11 Hal ini terbukti ketika guru selesai menjelaskan materi 10 Agus Suprijono, Cooperative Learning, Yogyakart: Pustaka Pelajar, 2012, h. 91. 11 Hasil Wawancara dengan guru mata perajaran fiqih di MTs An Nur Palangka Raya, 18 April 2015.

7 khususnya macam-macam najis, guru memberikan soal atau tugas kepada siswa, namun hasil soal atau tugas yang diberikan kepada siswa itu masih banyak yang belum mencapai standar ketuntasan, sedangkan standar ketuntasan yang diterapkan oleh sekolah MTs An Nur Palangka Raya, yaitu untuk ketuntasan kelas dengan rata-rata 75. Dengan rincian 40 siswa kelas VII-A memperoleh nilai rata-rata hasil belajar kelas 59,43 dengan rincian 23 siswa tuntas dan 17 siswa tidak tuntas. Sehingga nilai yang diperoleh belum mencapai kriteria ketuntasan minimal. Kemudian alasan peneliti untuk memilih MTs An Nur Palangka Raya karena melihat dari hasil rata-rata siswa khususnya pada mata pelajaran fiqih materi macam-macam najis masih belum mencapai standar ketuntasan yang ditetapkan oleh sekolah dan guru mata pelajaran fiqih tersebut masih belum pernah menggunakan model pembelajaran Think Pair-Share (TPS). Sehingga peneliti ingin mencoba untuk menerapkan model pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair-Share (TPS) pada siswa kelas VII MTs An Nur Palangka Raya. Materi yang dipilih oleh peneliti adalah macam-macam najis karena materi ini sangat penting untuk dipahami oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi ini juga berdampak pada hasil belajar dan tingkah laku mereka dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan model Think Pair-Share (TPS) diharapkan dapat mengatasi kesulitan siswa dalam memahami materi macam-macam najis dan mampu mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Suasana yang ada di kelas akan menjadi menarik sehingga

8 pembelajaran tidak monoton hanya dari guru dan siswa tidak mengalami kebosanan. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka akan dilakukan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Think Pair-Share (TPS) Pada Mata Pelajaran Fiqih Materi Macam- Macam Najis Siswa Kelas VII MTs An Nur Palangka Raya. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana penerapan model pembelajaran Think Pair-Share (TPS) pada mata pelajaran fiqih materi macam-macam najis siswa kelas VII MTs An Nur Palangka Raya? 2. Bagaimana ketuntasan hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran Think Pair-Share (TPS) pada mata pelajaran fiqih materi macam-macam najis siswa kelas VII MTs An Nur Palangka Raya? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah diatas adalah : 1. Mengetahui penerapan model pembelajaran Think Pair-Share (TPS) pada mata pelajaran fiqih materi macam-macam najis siswa kelas VII MTs An Nur Palangka Raya.

9 2. Mengetahui ketuntasan hasil belajar dengan menerapan model pembelajaran Think Pair-Share (TPS) pada mata pelajaran fiqih materi macam-macam najis siswa kelas VII MTs An Nur Palangka Raya. D. Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi kegunaan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Dapat memberikan masukan dalam pengembangan dunia pendidikan mengenai penerapan model pembelajaran Think Pair-Share (TPS) materi macam-macam najis. 2. Dapat menambah wawasan dan pemahaman bagi guru fiqih tentang model pembelajaran Think Pair-Share (TPS) materi macam-macam najis untuk menyelenggarakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif. 3. Dapat digunakan sebagai acuan menerapkan model pembelajaran Think Pair-Share (TPS) demi tercapainya ketuntasan belajar siswa. 4. Dapat digunakan sebagai acuan dalam pemilihan model pembelajaran yang baik agar proses pembelajaran akan menjadi menarik dan tidak monoton. 5. Meningkatkan kompetensi setiap siswa dan kelompok. E. Definisi Oprasional Untuk meminimalisasi kesalahan dalam memakai berbagai istilah pada penelitian ini, maka perlu dijelaskan berbagai istilah yang terkait dengan penelitian yaitu:

10 1. Penerapan adalah penggunaan suatu model dalam proses pembelajaran pada materi macam-macam najis. 2. Think Pair-Share (TPS) adalah model yang digunakan pada saat pembelajaran fiqih dengan materi macam-macam najis. 3. Ketuntasan hasil belajar pada penelitian ini yaitu pengetahuan yang diperoleh siswa kelas VII di MTs An Nur Palangka Raya setelah pembelajaran fiqih pada materi macam-macam najis dengan menggunakan model Think Pair-Share (TPS). 4. Macam-macam najis merupakan salah satu materi yang diajarkan oleh guru di kelas VII MTs An Nur Palangka Raya. F. Sistematika Penulisan Sistematika pembahasan diperlukan dalam rangka mengarahkan pembahasan yang runtun, sistematis, dan mengacu pada pokok pembahasan, sehingga dapat mempermudah dalam memahami kandungan dari penelitian ini. Sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I memuat pendahuluan, isinya mencakup latar belakang yang menguraikan hal-hal yang melatar belakangi penulis untuk memilih yang berkaitan dengan masalah ini, kemudian rumusan masalah yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang ingin dicari jawabannya, selanjutnya tujuan penelitian yaitu sebagai sasaran yang ingin di capai penelitian yang mengacu pada rumusan masalah penelitian, kemudian manfaat penelitian menunjukkan alasan kelayakan atas masalah yang diteliti dan pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan

11 pembangunan dalam arti luas dan selanjutnya definisi operasional digunakan apabila diperkirakan akan timbul perbedaan pengertian atau kekurang jelasan makna seandainya penegasan masalah tidak diberikan. Bab II meliputi penelitian sebelumnya yakni penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yang berkaitan dengan objek yang penulis teliti. Kemudian teoritik mengenai pengertian penerapan, model pembelajaran Think Pair-Share (TPS), dan beberapa hal yang terkait tentang model pembelajaran Think Pair-Share (TPS), pengertian hasil belajar, ketuntasan belajar dan materi macam-macam najis. Bab III metode penelitian yang memuat beberapa langkah dalam melakukan penelitian, seperti waktu dan tempat penelitian, pendekatan yang digunakan oleh peneliti, kemudian populasi dan sampel penelitian yang diteliti, selanjutnya teknik pengumpulan data yang menguraikan langkahlangkah yang ditempuh dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data, serta pengabsahan data dilengkapi dengan analisis data dan jadwal penelitian. Bab IV berisi hasil penelitian dari data-data dalam penelitian dan Pembahasan dari data-data yang diperoleh. Bab V penutup memuat kesimpulan yang menjawab rumusan masalah, kemudian di akhiri dengan saran-saran dari peneliti dalam pelaksanaan penelitian selanjutnya dan terdapat daftar pustaka sebagai bahan rujukan penelitian ini.