I. PENDAHULUAN. Upaya penangulangan kemiskinan di Indonesia merupakan amanah konstitusional

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Jumlah penduduk. akan menjadi faktor penyebab kemiskinan (Direktorat Jenderal

I. PENDAHULUAN. diarahkan untuk dapat sekaligus memecahkan masalah-masalah ekonomi

I PENDAHULUAN. pertanian tersebut antara lain menyediakan bahan pangan bagi seluruh penduduk,

I. PENDAHULUAN. baik. Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2000 sebesar

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk dapat mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap pembangunan di suatu daerah seyogyanya perlu dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kemiskinan menjadi salah satu alasan rendahnya Indeks Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berkaitan, diantaranya, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilaksanakan di daerah bertujuan untuk meningkatkan

Tabel Lampiran 39. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Bawang Merah Menurut Propinsi

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Dari lahir sampai mati, cenderung memerlukan bantuan dari orang lain

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk adalah salah satu input pembangunan ekonomi. Data

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

QS PENGENDALIAN PENCAIRAN DANA BLM PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT TA 2015 Update 21 Januari 2016

QS PENGENDALIAN PENCAIRAN DANA BLM PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT TA 2015 Update 25 Februari 2016

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemiskinan merupakan hal klasik yang belum tuntas terselesaikan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini di Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan nasional

2 menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Sistem Perbendahar

I. PENDAHULUAN. masalah kompleks yang telah membuat pemerintah memberikan perhatian khusus

QS PENGENDALIAN PENCAIRAN DANA BLM PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT TA 2015 Update 3 Maret 2016

b. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 132 ayat (2) Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto

PENCAIRAN DAN PEMANFAATAN DANA PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT DIPA TA. 2015

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

b. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 132 ayat (2) Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah;

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya seperti Indonesia. Kemiskinan seharusnya menjadi masalah

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawan sosial dalam kehidupan

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Sebagai Wadah Pemberdayaan Masyarakat

I. PENDAHULUAN. untuk tanaman pangan salah satunya yaitu ubi kayu (Manihot utilissima). Ubi

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di kawasan Asia Tenggara yang

Capaian Kegiatan Pencairan Dana BLM Pengembangan Kapasitas Masyarakat. Pembentuk an Panitia Pelaksana (Jml Desa/Kel) Berkas Pencairan (Jml Desa/Kel)

- 1 - KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/HUK/2018 TENTANG PENETAPAN PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN TAHUN 2018

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN

DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN REALISASI KEGIATAN DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

PENCAIRAN DAN PEMANFAATAN DANA PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT DIPA TA. 2015

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG

Oleh : Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013

EVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH

I. PENDAHULUAN. orang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka yaitu sandang, pangan, dan papan.

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis

U r a i a n. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pendidikan Nonformal dan Informal

2

KEPUTUSAN BADAN AKREDITASI NASIONAL ( BAN PAUD DAN PNF ) NOMOR: 024/BAN PAUD DAN PNF/AK/2017

I. PENDAHULUAN. Didalam kehidupan ekonomi pada umumnya, manusia senantiasa berusaha untuk

CATATAN ATAS PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM RKP Grafik 1. Tingkat Kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan tidak dapat ditakar hanya dengan kemampuan memenuhi kebutuhan

Historical cakupan lokasi sasaran PNPM Mandiri Perkotaan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahu

PANDUAN. Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

I. PENDAHULUAN. individu untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya dengan layak. Kemisikinan

4. Upaya yang telah dilakukan dalam mengendalikan serangan OPT dan menangani banjir serta kekeringan adalah sebagai berikut:

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN

I. PENDAHULUAN. merupakan permasalahan yang dihadapi oleh sebagian besar negara-negara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsetrasi. Perubahan.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Romy Novan Fauzi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Demikian juga halnya dengan kemiskinan, dimana kemiskinan

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SIMPADU PENANGGULANGAN KEMISKINAN EVALUSI DAN RENCANA TINDAK LANJUT. Direktorat Penanggulangan Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. sejarah ekonomi dan selalu menarik untuk dibicarakan. Pengangguran adalah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 220/MENKES/SK/VI/2013 TENTANG TIM BINAAN WILAYAH BIDANG KESEHATAN

Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha)

FORUM KOORDINASI DEWAN RISET DAERAH SE-SUMATERA Periode Tahun

PENDAMPING DESA. oleh: Ahmad Erani Yustika

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re

BAB I PENDAHULUAN. MPS Kabupaten Pesawaran Latar Belakang

NOTA DINAS banjir Jawa Tengah, Jawa Timur dan Lampung kekeringan OPT banjir kekeringan OPT banjir

I. PENDAHULUAN. kehidupan bangsa.kesejahteraan umum dapat dicapai jika masalah. kemiskinan dapat ditanggulangi, ketidakmampuan masyarakat dalam

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAING KOMODITAS PERTANIAN

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR HK.03.01/VI/432/2010 TENTANG

ALOKASI ANGGARAN. No Kode Satuan Kerja/Program/Kegiatan Anggaran (Ribuan Rp) (1) (2) (3) (4) 01 Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta

SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. sehingga harus disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Kemiskinan merupakan

Oleh : Kepala PMU P2KP. Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4IP Tahun 2013 Denpasar, Agustus 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian adalah sektor yang sangat potensial dan memiliki peran yang

Mengurangi Kemiskinan Melalui Keterbukaan dan Kerjasama Penyediaan Data

BAB I PENDAHULUAN. harus diminimalisir, bahkan di negara maju pun masih ada penduduknya yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha untuk menciptakan kemakmuran dan

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Upaya penangulangan kemiskinan di Indonesia merupakan amanah konstitusional bagi pencapaian tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan dan Batang Tubuh Undang-Undang 1945. Namun demikian, sampai saat ini isu kemiskinan di Indonesia masih merupakan salah satu permasalahan fundamental dalam pembangunan dan masih sangat aktual dari masa ke masa. Bahkan sejarah peradaban manusia mencatat bahwa kemiskinan merupakan salah satu tragedi kemanusiaan terbesar yang hingga sekarang belum bisa terpecahkan. Hal ini mengakibatkan pembangunan yang dilakukan belum mampu berfungsi secara optimal dalam meningkatkan kesejahteraan (Sumodiningrat, 2003). Program-program yang telah dilakukan pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan antara lain Program Usaha Peningkatan Gizi Keluarga (UPGK), Program Inpres Desa Tertinggal (IDT), Kredit Miskin yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI), Program Pendukung Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Daerah yang dilakukan oleh Bappenas (Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional), Program Keluarga Sejahtera oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), beras untuk keluarga miskin oleh Bulog. Saat ini pemerintah menangani program tersebut secara menyeluruh, terutama sejak krisis moneter dan ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997, melalui program-program Jaring

Pengaman Sosial (JPS). Melalui program JPS ini masyarakat sasaran ikut terlibat dalam berbagai kegiatan. Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) sendiri sebagai program penanggulangan kemiskinan di perkotaan lebih mengutamakan pada peningkatan pendapatan masyarakat dengan menempatkan masyarakat sebagai pelaku utamanya melalui partisipasi aktif. Meskipun programprogram telah banyak dilakukan untuk menanggulangi kemiskinan namun pada realitanya jumlah penduduk miskin di Indonesia masih cukup besar. Salah satu program pemerintah dalam upaya mengembangkan potensi desa dan memberdayakan masyarakat pedesaan yang saat ini sedang berjalan adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP). PNPM-MP merupakan program pemerintah yang dikelolah oleh Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Departemen Dalam Negeri. PNPM-MP merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mendorong akselerasi penurunan kemiskinan dan pengganguran untuk meningkatkan kesejahteraan masyrakat, yang difokuskan pada program penangulangan kemiskinan yang berbasis pada partisipasi dan pemberdayaan masyarakat serta merupakan integrasi dan perluasan programprogram penanggulangan kemiskinan yang berbasis masyarakat yang sudah ada berjalan, dengan adanya program PNPM-MP ini diharapkan dapat mengurangi angka kemiskinan di Indonesia melalui program pemberdayaan masyrakat dan menciptakan lapangan pekerjaan. Untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja, pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri mulai tahun 2007. Melalui program PNPM-MP dirumuskan kembali mekanisme upaya penanggulangan kemiskinan yang melibatkan

unsur masyarakat, mulai dari tahap perencanaan, sosialisasi, pelaksanaan, pengawasan, hingga pemantauan dan evaluasi. Melalui proses pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama masyarakat miskin, dapat tumbuh berkembang sehingga mereka bukan sebagai objek melainkan subyek upaya penanggulangan kemiskinan yang ikut terlibat dalam setiap tahapan program PNPM-MP. Upaya untuk menanggulanginya harus menggunakan pendekatan multi disiplin yang berdimensi pemberdayaan. Pemberdayaan yang benar harus memadukan aspekaspek penyadaran dan pendayaan. Oleh karena itu, pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan yang merupakan program untuk mempercepat penaggulangan kemiskinan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara terpadu dan berkelanjutan yang memberdayakan masyarakat perdesaan melalui pinjaman modal, pembinaan kelompok masyarakat dan ikut berpartisipasi baik itu proses perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi dalam program-program pembangunan sarana dan prasarana yang dapat membantu pembangunan di desa yang tergolong tertinggal (Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Propinsi Lampung, 2010). Jumlah penduduk miskin per propinsi di Indonesia tahun 2004-2007 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah penduduk miskin per propinsi di Indonesia tahun 2004-2007.

Propinsi 2004 (x 000 jiwa) ( ( 2005 (x 000 jiwa) 2006 (x 000 jiwa) 2007 (x 000 jiwa) NAD 1.157,2 1.166,4 1.149,7 1.083,7 Sumatera Utara 1.800,1 1.840,2 1.897,1 1.768,5 Sumatera Barat 472,4 482,0 578,7 529,2 Riau 744,4 600,4 564,9 574,5 Jambi 325,1 317,8 304,6 281,9 Sumatera Selatan 1.379,3 1.429,0 1.446,9 1.331,8 Bengkulu 345,1 361,2 360,0 370,6 Lampung 1.561,7 1.572,6 1.638,0 1.661,7 Bangka Belitung 91,8 95,3 117,4 95,1 DKI Jakarta 277,1 3162 407,1 405,7 Jawa Barat 4.654,2 5.137,6 5.712,5 5.457 Jawa Tengah 6.843,8 6.533,5 7.100,6 6.557,2 DKI Yogyakarta 616,2 625,8 648,7 633,5 Jawa Timur 7.312,5 7.139,9 7.678,1 7.155,3 Banten 779,2 830,5 904,3 888,6 Bali 231,9 228,4 243,5 229,1 Nusa Tenggara Barat 1.031,6 1.136,5 1.156,1 1.118,6 Nusa Tenggara Timur 1.152, 1 1.171,2 1273,9 1.163,6 Kalimantan Barat 558,2 629,8 626,7 584,3 Kalimantan Tengah 194,1 230,9 212,9 210,3 Kalimantan Selatan 231.1 235,1 278,5 233,5 Kalimantan Timur 318,2 299,1 335,5 324,8 Sulawesi Utara 192,2 201,4 249,4 250,1 Sulawesi Tengah 486,3 527,5 553,5 557,4 Sulawesi Selatan 1 2 4 1 1.280,6 1.112,0 1. 0 8 3 Sulawesi Tenggara 418,444 450,5 466,8 465,4 Gorontalo 259,1 255,0 273,8 241,9 Maluku 397,6 411,5 418,6 404,7 Maluku Utara 107,5 118,6 116,8 109,9 Papua 966,8 1.028,2 816,7 793,4 Indonesia 36.146,9 36654 38.645 37.168, Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Bandar Lampung, 2008. Tabel 1 menunjukkan jumlah penduduk miskin di Lampung pada tahun 2006 sebanyak 1.638.000 jiwa. Jika dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya 2004-2005 mengalami peningkatan meskipun tidak signifikan. Tahun 2007 menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di Lampung mencapai 1.661.700 jiwa. Pemerintah Propinsi Lampung dan pemerintah pusat sejauh ini telah melakukan berbagai upaya-upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya melalui peningkatan anggaran di berbagai bidang, pendidikan melalui program-programnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat dimasing-masing bidang.

Melalui peningkatan anggaran diharapkan dapat membantu masyarakat yang ada di pedesaan, karena di daerah tertinggal masih banyak pendidikan yang tidak merata dan pelayanan kesehatan yang tidak memadai, hal ini disebabkan oleh tidak adanya fasilitas yang menunjang dalam bidang kesehatan dan pendidikan. Dibidang kesehatan, pemerintah juga telah meluncurkan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan tujuan untuk mengurangi kemiskinan, program-program pemerintah tersebut adalah program Keluarga Miskin (Gakin) untuk membantu masyarakat-masyarakat yang kurang mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan didukung oleh program-program nasional untuk daerah yang bertujuan untuk mengatasi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, seperti Program Pengembangan Kecamatan, Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP), Program Pembangunan Prasarana Pendukung Desa Tertinggal, dan termasuk Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat melalui program-program PNPM- MP. Adapun jumlah penduduk miskin menurut Kabupaten/ Kota di Propinsi Lampung dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah penduduk miskin per Kabupaten di Propinsi Lampung tahun 2008

Kabupaten/ Kota Jumlah Penduduk (jiwa) Jumlah Penduduk Miskin (jiwa) Kabupaten Lampung Barat 390.392 86.100 21,74 Kabapetan Tanggamus 848.895 179.300 20,91 Kabupaten Lampung Selatan 1.380.104 351.200 24,72 Kabupaten Lampung Timur 962.513 228.400 23,35 Kabupaten Lampung Tengah 1.192.203 242.000 19,89 Kabupaten Lampung Utara 576.181 182.900 31,24 Kabupaten Way Kanan 372.881 84.100 22,34 Kabupaten Tulang Bawang 795.088 90.900 11,17 Kabupaten Pesawaran 420.220 64.923 15,44 Kota Bandar Lampung 834.745 130.100 15,41 Kota Metro 134.432 22.100 15,91 Jumlah 7.487.434 1.661.700 Sumber : Badan Pusat Statistik Lampung, 2010. Persentase Penduduk Miskin (%) Tabel 2 menunjukkan bahwa Kabupaten Pesawaran dengan jumlah penduduk miskin yaitu 64.923 jiwa. Angka tersebut didapatkan dari penjumlahan Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I. Penanggulangan kemiskinan dalam teori ekonomi dikatakan bahwa untuk memutus mata rantai lingkaran kemiskinan dapat dilakukan peningkatan ketrampilan sumber daya manusianya, penambahan modal investasi, dan mengembangkan teknologi. Melalui berbagai suntikan maka diharapkan produktifitas akan meningkat. Berbagai persoalan kemiskinan penduduk menarik untuk disimak dari berbagai aspek seperti aspek sosial, aspek ekonomi, aspek psikologi dan aspek politik. Aspek sosial terutama akibat terbatasnya interaksi sosial dan penguasaan informasi. Aspek ekonomi akan tampak pada terbatasnya pemilikan alat produksi, upah kecil, daya

tawar rendah. Aspek psikologi terutama akibat rasa rendah diri, malas, dan rasa terisolir, sedangkan dari aspek politik berkaitan dengan kecilnya akses terhadap berbagai fasilitas dan kesempatan dan diskriminatif. Masalah mendasar dalam upaya mengangkat sebagian sebesar penduduk yang masih terhimpit kemiskinan yaitu dengan cara mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat, peningkatan pelayanan sosial bgi masyarakat miskin untuk dapat menyelesaikan masalah dalam bidang pelayanan sosial agar manfaat dari pembangunan lebih dirasakan, perlindungan bagi masyarakat miskin. Kondisi ini dapat memperbaiki dengan menyediakan program perlindungan soisal yang lebih bermanfaat bagi penduduk miskin serta masyarakat yang rentan terhadap kemiskinan. Senada dengan indikator yang ditetapkan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 2007), Propinsi Lampung dalam menilai kesejahteraan penduduk di Propinsi Lampung Pengukuran tingkat kesejahteraan penduduk biasanya memakai istilah Pra Sejahtera, Sejahtera I, Sejahtera II, Sejahtera III, dan Sejahtera III-plus, sedangkan yang dikategorikan miskin yaitu Pra Sejahtera dan Sejahtera I. Secara rinci, rekapitulasi penduduk miskin per kecamatan di Kabupaten Pesawaran tahun 2008 tertera pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah penduduk miskin menurut Kecamatan di Kabupaten Pesawaran Tahun 2008 Kecamatan Pra Sejahtera Keluarga Jumlah KK (KK) Sejahtera I (KK) Padang Cermin 8.674 4.966 13.640

Punduh Pidada 3.942 1.221 5.163 Kedondong 7.143 3.637 10.780 Way Lima 4.497 1.620 6.117 Gedung Tataan 8.399 2.671 11.070 Negeri Katon 4.751 6.513 11.264 Tegineneng 5.610 2.333 7.943 Jumlah 45.220 19.703 64.923 Sumber : Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Pesawaran, 2010. Tabel 3 menunjukkan bahwa pada tahun 2008 Kecamatan Negeri Katon memiliki penduduk miskin yang masih relatif tinggi yaitu sebesar 11.264 Kepala Keluarga ( KK) di Kabupaten Pesawaran yang merupakan hasil penjumlahan dari Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I. Hal ini menandakan bahwa penduduk di Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran yang sebagian besar bermatapencarian sebagai petani padi sawah dan tanaman hortikultura ini masih miskin sehingga perlu diperhatikan kesejahteraan mereka agar lebih baik lagi kesejahteraan kehidupanya. Kemiskinan masyarakat pedesaan seringkali dipandang sebagai salah satu kelompok yang identik dengan kemiskinan. Sebagian besar masyarakat yang tergolong miskin merupakan masyarakat yang berada di pedesaan dan daerah tertinggal yang memiliki keterbatasan dari segi kempemilikan lahan, penguasaan teknologi, dan permodalan. Adapun jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) per desa di Kecamatan Negeri Katon dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) per desa di Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran tahun 2008 Desa Jumlah RTM Trisno Maju 470 Poncokresno 667 Sidomulyo 491 Lumbirejo 459

Bangunsari 357 Sinarbandung 289 Tri Rahayu 337 Tanjung Rejo 614 Halangan Ratu 398 Pejambon 406 Negeri Ulangan Jaya 267 Negarasaka 340 Kagungan Ratu 221 Karang Rejo 417 Pujo Rahayu 384 Purworejo 436 Kalirejo 441 Rowo Rejo 642 Negeri Katon 401 Jumlah 8037 Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pesawaran, 2010. Tabel 4 menunjukkan bahwa pada tahun 2008, desa-desa yang ada di Kecamatan Negeri Katon memiliki Rumah Tangga Miskin (RTM) yang masih relatif tinggi. Hal ini menandakan bahwa penduduk di Kecamatan Negeri Katon yang sebagian besar bermatapencarian sebagai petani padi sawah dan perkebunan ini masih miskin sehingga perlu diperhatikan kesejahteraan mereka agar lebih baik lagi. PNPM Mandiri secara Nasional terdapat di 33 Propinsi, 495 Kabupaten/ Kota dan 6321 Kecamatan. Untuk di Propinsi Lampung sendiri terdapat di 14 Kabupaten/ Kota, 71 Kecamatan. Program PNPM Mandiri terbagi menjadi lima yaitu : PNPM Pedesaan, PNPM Perkotaan, PNPM daerah tertingal & khusus, PNPM Infrastruktur Pedesaan dan PNPM Infrastruktur Sosial ekonomi wilayah. Program PNPM Mandiri tersebut tersebar di bebarapa daerah yang ada di Propinsi Lampung. Jumlah Kecamatan per Kabupaten yang menerima program PNPM-MP di Propinsi Lampung tahun 2010 dapat dlihat pada Tabel 5. Tabel 5. Jumlah Kecamatan per Kabupaten yang menerima program PNPM-MP di Propinsi Lampung Tahun 2008

Kabupaten/ Kota Jumlah Kecamatan Kabupaten Lampung Barat 6 Kabapetan Tanggamus 6 Kabupaten Lampung Selatan 6 Kabupaten Lampung Timur 6 Kabupaten Larnpung Tengah 6 Kabupaten Lampung Utara 6 Kabupaten Way Kanan 6 Kabupaten Tulang Bawang 6 Kabupaten Pesawaran 6 Kota Bandar Lampung - Kota Metro 5 Kabupaten Mesuji 3 Kabupaten Tulang Bawang Barat 4 Kabupaten Prengsewu 4 Jumlah 71 Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Propinsi Lampung, 2010. Keterangan - = tidak mendapatkan bantuan program PNPM-MP Tabel 5 menunjukkan bahwa terdapat 13 Kabupaten yang menerima bantuan Program Nasional Pemberdayaaan Masyarakat Mandiri Pedesaan di Propinsi Lampung. Salah satunya adalah Kabupaten Pesawaran yang menerima sebanyak 6 Program PNPM-MP yang tersebar di beberapa Kecamatan yang ada di Kabupaten Pesawaran. Data Lokasi Program PNPM Mandiri Kabupaten Pesawaran Tahun 2010 sebagaimana disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Data ALokasi BLM PNPM Mandiri di Kabupaten Pesawaran Tahun 2009

Kecamatan PNPM Pedesaan PNPM Perkotaan PNPM Daerah Tertinggal & khusus PNPM Infrastruktur Pedesaan PNPM Infrastruktur Sosek Wilayah Alokasi BLM ( x Milyar) Gedong Tataan - - - 4.5 - Kedondong 3 - - - - Negeri Katon 3 - - - - Padang Cermin 3 - - - - Punduh Pidada 3 - - - - Tegineneng 3 - - - - Way Lima 3 - - - - Jumlah BLM 18 4.5 Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Propinsi Lampung, 2010. Keterangan - = tidak mendapatkan bantuan program PNPM-MP. Tabel 6 menunjukkan bahwa lokasi PNPM Mandiri tersebar di enam Kecamatan yang ada di Kabupaten Pesawaran. Kecamatan Negeri Katon yang semula berada di wilayah kabupaten Pesawaran sejak Juli 2007 kini menjadi Kabupaten Pesawaran sebagai akibat dari pemekaran wilayah. Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran ditentukan menjadi salah satu wilayah yang menerima Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP). Jenis kegiatan PNPM-MP merupakan kegiatan pembangunan atau perbaikan prasarana sarana dasar yang dapat memberikan manfaat lansung secara ekonomi bagi Rumah Tangga Miskin (RTM), kegiatan peningkatan bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan, termasuk kegiatan pelatihan pengembangan ketrampilan masyarakat (pendidikan nonformal), kegiatan peningkatan kapasitas/ ketrampilan kelompok usaha ekonomi terutama bagi usaha yang berkaitan dengan produksi berbasis sumber daya lokal (tidak termasuk penambahan modal), penambahan permodalan simpan pinjam untuk kelompok perempuan (SPP).

Kelembagaan kelompok PNPM-MP di Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran sudah tergolong maju. Ini terbukti dari banyaknya kelompok PNPM Mandiri Pedesaan yang tersebar disetiap desa yang ada di Kecamatan Negeri Katon dengan program kegiatan masing-masing di setiap desa. Melalui kelembagaan tersebut diharapkan dapat menjalankan program-prgram kegiatan PNPM-MP dan diharapkan juga masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam program PNPM-MP, mulai dari perencanaan, sosialisasi, pelaksanaaan dan evaluasi kegiatan. Hal ini bertujuan agar tercapainya tujuan PNPM-MP itu sendiri yaitu menangulangi kemiskian dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat pedesaan dengan cara memberdayakan masyarakat yang berada di daerah pedesaan dan daerah tetinggal. Jumlah anggota kelompok PNPM Mandiri Pedesaan di Kecamatan Negeri Katon tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Jumlah Anggota Kelompok Program PNPM-MP di Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran Tahun 2009 No Desa Kelompok PNPM-MP Jumlah anggota 1 Kalirejo Karya Mandiri I 5 2 Purworejo Mekar Sari 5 3 Pejambon Bulan 5 4 Negeri Ulangan Anggrek I 10 jaya 5 Lumbirejo Warsinah 6

6 Lumbirejo Mekar Sari 5 7 Karang Rejo Anggrek 5 8 Trisnomaju Sumber Makmur 5 9 Keagungan Ratu Mekar Wangi 5 10 Kalirejo Indah Mulia 5 11 Negerikaton Viar 5 12 Karang Rejo Bougenvil I 5 13 Tanjungrejo Sedap Malam 5 14 Trisnomaju Sumber Jaya 5 15 Purworejo Matahari I 5 16 Trisnomaju Intan 5 17 Trisnomaju Mawar 5 18 Roworejo Barokah 5 19 Roworejo Putri Pertiwi 5 20 Keagungan Ratu Jaya Usaha 5 21 Roworejo Maju Lancar 5 22 Roworejo Merah Delima 5 Jumlah 116 Sumber : UPK PNPM-MP Kecamatan Negeri Katon, 2010. Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa terdapat 22 kelompok PNPM-MP yang tersebar di beberapa desa yang ada di Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran dengan jumlah anggota keseluruhan sebesar 116 anggota. Kelompok tersebut melaksanakan program-program yang telah direncanakan dan disepakati bersama antara kelompok PNPM-MP dan fasilitator program PNPM-MP. Efektivitas program PNPM-MP dapat dilihat dari tujuan PNPM-MP yaitu tercapainya kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin pedesaan. Kesejahteraan berarti terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu mengorganisir diri untuk memobilisasi sumber daya yang tersedia di lingkugannya, mampu mengakses sumber daya di luar ligkungannya, serta mengelola sumber daya tersebut untuk mengatasi masalah kemiskinan. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) bertujuan untuk meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat

miskin di pedesaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan. Misi PNPM-MP adalah peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya, pelembagaanya sistem pembangunan partisipatif, pengektifan fungsi dan peran pemerintahan lokal, peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana sosial dasar dan ekonomi masyarakat, pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan kemampuan programnya dalam memenuhi kebutuhan petani dan dapat memberikan perubahan perilaku petani berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Anggota kelompok petani yang menerima bantuan PNPM-MP di desa-desa Kecamatan Negeri Katon masih miskin, sehingga masih memerlukan program bantuan dan perhatian dari pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan. Salah satunya dengan memberikan bantuan program PNPM-MP. Hal ini membuat program PNPM-MP penting untuk dilaksanakan untuk mengatasi kemiskinan, memberdayakan masyarakat supaya mandiri serta dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat dan pada akhir nya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, kajian tentang permasalahan kemiskinan untuk mensejahterakan masyrakat dengan cara memberdayakan masyarakat pedesaan dengan program-program PNPM-MP seperti di bidang infrastruktur sarana dan prasarana di desa, Simpan Pinjam untuk kelompok perempuan (SPP), pelatihan dan ketrmapilan sangat penting untuk dilakukan penelitan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian diatas, dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah tingkat efektivitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) dalam memberdayakan masyarakat Pedesaan di Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran, Propinsi Lampung? 2. Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan tingkat efektivitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) dalam memberdayakan masyarakat Pedesaan di Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran, Propinsi Lampung? 3. Bagaimanakah tingkat pengetahuan anggota PNPM-MP, partisipasi anggota PNPM-MP, peranan TPK dan dana PNPM-MP di Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran, Propinsi Lampung? 4. Faktor apa yang paling berhubungan dengan tingkat efektivitas program PNPM- MP di Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran, Propinsi Lampung? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui tingkat efektivitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) dalam memberdayakan masyarakat Pedesaan di Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran Propinsi Lampung. 2. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan tingkat efektivitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) dalam memberdayakan masyarakat Pedesaan di Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran, Propinsi Lampung.

3. Mengetahui tingkat pengetahuan anggota PNPM-MP, partisipasi anggota PNPM- MP, peranan TPK dan dana PNPM-MP di Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran, Propinsi Lampung. 4. Mengetahui faktor yang paling berhubungan dengan tingkat efektivitas program PNPM-MP di Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran, Propinsi Lampung. D. Kegunaan Penelitian Peneliti berharap penelitian berguna untuk : 1. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pembuat kebijaksanaan dalam penanggulangan masalah kemiskinan dan kesejahteraan petani dan masyarakat. 2. Dinas atau instansi yang terkait, sebagai bahan informasi dalam pengambilan keputusan atau kebijakan di masa datang, khususnya dalam penanggulangan masalah kemiskinan dan kesejahteraan petani dan masyarakat. 3. Sebagai bahan pengembangan ilmu dan referensi bagi penelitian sejenis.