BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memahami pelajaran yang diberikan oleh guru. Pembelajaran yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. makna kata-kata secara individul akan dapat diketahui. diharapkan dapat melatih kreatifitas dan keterampilan siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. siswa turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. tulisan. Keterampilan dan kemampuan berbahasa sangat berhubungan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang paling penting dalam berkomunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. gerak-gerik badaniah yang nyata (Keraf, 1993: 2). Dengan bahasa, setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. pembelajaran merupakan tercapainya perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. Inti dari pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis. penggunaan keempat keterampilan berbahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan

Mengingat pentingnya bahasa tersebut, maka dalam dunia pendidikan perlu. mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Selain itu, bahasa Indonesia pun

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tugas utama seorang pendidik adalah menyelenggarakan kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, memproduksi yaitu menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Namun pada kenyataannya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ruang yang tidak hanya mengantarkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis ini tidak semua orang menyukai, apalagi menguasai

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. akhlak mulia, serta keterampilan. Salah satu aspek yang dibutuhkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk membentuk kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Saat ini sempat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. selalu memperhatikan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkembang. Kemudian proses pembelajaran dapat dilakukan karena adanya

garis awal atau start sampai dengan finish atau rencana dan pengaturan tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah perubahan yang bersifat evolutif, antisipatif, dan terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. periode jenjang pendidikan. Kurikulum tercatat sebagai perubahan ketiga selama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses ketercapaian ilmu dari berbagai aspek

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang dalam mengaktuslisasikan dirinya sepenuhnya dan selengkapnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

tetapi tidak akan menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. dan ada juga yang saling menjatuhkan. Namun sebenarnya mereka saling belajar,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. edu-katif tergambarkan dengan adanya interaksi yang terjadi antar guru dengan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kegiatan pembelajaran yang terjadi. Seperti halnya seorang tenaga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang paling penting dalam berkomunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh pembaca dan hendak disampaikan melalui media kata-kata/bahasa tulis.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih ketrampilan berpikir Tarigan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalam dan luar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. beratkan pada keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi peserta didik. Guru harus mampu menjadi wadah dalam

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

E. Distribusi Mata Kuliah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkomunikasi dengan baik. Salah satu cara untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat aspek keterampilan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Memproduksi Teks Eksposisi Berdasarkan

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengandung pikiran atau perasaan. Di dalam kegiatan komunikasi ini, manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. baik dengan adanya pendidikan siswa akan mengembangkan bakat juga mendukung. pikir tidak ter-lepas dari pengembangan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Puisi merupakan ungkapan perasaan penulis yang diterjemahkan dalam susunan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pembelajaran Memproduksi Teks Ulasan Berdasarkan Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat komunikasi. Alat

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas X SMK Medikacom Kota Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipungkiri, karena pembelajaran tidak akan berhasil tanpa adanya bahasa

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar mereupakan salah satu kunci suksesnya siswa dalam memahami pelajaran yang diberikan oleh guru. Pembelajaran yang ditawarkan pada kurikulum 2013 khususnya mata pela-jaran Bahasa Indonesia menyuguhkan beberapa teks yang harus dikuasai, salah satu teks yang harus dipelajari pada kurikulum 2013 adalah teks drama. Teks ini dirasa asing pada pembelajaran kurikulum 2013 karena merupakan teks yang jarang digunakan pada proses pembelajaran. Dalam pembelajaran bahasa indoneisa siswa memiliki minat yang berbeda, ada empat aspek kebahasaan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Keterampilan berbahasa atau (language arts, language skill) menurut Tarigan (2008: 1) dalam kurikulum di sekolah biasanya mencakup empat segi, yaitu keterampilan menyimak/-mendengarkan (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), kete-rampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills). Dari keempat keterampilan berbahasa tersebut menulis merupakan hal yang dianggap sulit bagi siswa. Menurut Tarigan ( 2013: 3) menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. 1

2 Sedangkan Semi (2007: 2-3) mengatakan, kalau dikatakan menulis itu mudah, masih banyak yang merasa tidak mampu menghasilkan tulisan yang hanya terdiri dari empat atau lima halaman. Bahkan, murid sekolah merasa kewalahan dalam membuat laporan singkat sekalipun. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan kegiatan keterampilan berbahasa untuk berkomunikasi secara tidak langsung, menulis juga merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif. Tetapi menulis bukan perkara mudah karena masih banyak yang kesulitan dalam menulis. Bahkan murid sekolah merasa kewalahan dalam membuat laporan singkat sekalipun. Menurut Gintings (2011: 86) seringkali seorang guru mengeluh karena siswa kurang berminat mengikuti pelajaran yang dibawakannya. Mengacu pada pendapat Gintings siswa kurang meminati proses pembelajaran yang seringkali membuat siswa bosan. Jadi sebagai seorang guru, harus membangkitkan motivasi dan mendorong siswa untuk dapat menyenangi belajar dan akhirnya akan mencapai keberhasilan secara maksimal dalam belajar. Menurut Badar (2014: 11) mengatakan bahwa, seorang guru harus bijaksana dalam menentukan suatu model yang sesuai sehingga dapat menciptakan situasi dan kondisi kelas yang kondusif agar proses belajar mengajar dapat berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dalam penelitian ini penulis bermaksud untuk mengetahui kemempuan siswa dalam mengabstraksi teks drama dengan mengoptimalkan kata kunci. Oleh karena itu model yang digunakan dalam mengabstraksi teks drama dengan mengoptimalkan kata kunci adalah model inkuiri.

3 Menurut Shoimin (2014:85) model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model yang dapat mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Kusnandar dalam Shoimin (2014:85) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri adalah kegiatan pembelajaran di mana siswa didorong untuk belajar melaui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan siswa menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri. Dengan demikian, penulis tertarik mengambil judul: Penerapan Model Inkuiri dalam Pembelajaran Mengabstraksi Teks Drama dengan Mengoptimalkan Penggunaan Kata Kunci pada Siswa Kelas XI SMKN 4 Bandung Tahun Pelajaran 2015/2016 1.2 Idenifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1) keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan yang sulit dikuasai dan memerlukan latihan; 2) kurangnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran, terutama dalam mengabstraksi; 3) pemilihan model pembelajaran yang menarik sehingga dapat memudahkan siswa dalam memahami pembelajran.

4 Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang harus penulis perhatikan ketika pembelajaran ini dilaksanakan. Untuk itu, penulis harus mencari solusi bagaimana menyajikan pembelajaran yang efektif dan inovatif. 1.3 Batasan dan Rumusan Masalah 1.3.1 Batasan Masalah Mengingat begitu luasnya ruang lingkup pada penelitian ini, maka peneliti membatasi permasalahan tersebut pada: 1) Kemampuan penulis dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran mengabstraksi teks drama dengan mengoptimalkan kata kunci menggunakan model Inkuiri pada siswa kelas XI RPL 2 SMK Negeri 4 Bandung. 2) Kemempuan siswa dalam mengabstraksi teks drama dengan mengoptimalkan kata kunci mengguanakan model Inkuiri. 3) Ketercapaian model pembelajaran inkuiri diukur dalam prates ke pascates dalam mengabstraksi teks drama dengan mengoptimalkan kata kunci. 1.3.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis merumuskan masalah sebagai berikut. 1) Mampukah penulis merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran mengabstraksi teks drama dengan mengoptimalkan kata kunci

5 menggunakan model Inkuiri pada siswa kelas XI RPL 2 SMK Negeri 4 Bandung? 2) Apakah siswa kelas XI RPL 2 SMK Negeri 4 Bandung mampu mengabstraksi teks drama dengan mengoptimalkan kata kunci mengguanakan model Inkuiri? 3) Apakah model Inkuiri efektif digunakan dalam pembelajaran mengabstraksi teks drama menggunakan kata kunci? 1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Dalam penelitian, penulis mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan penelitian ini dalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui kemempuan penulis dalam melaksanakan pembelajaran mengabstraksi teks drama dengan mengoptimalkan kata kunci. 2) Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas XI SMK Negeri 4 dalam mengabstraksi teks drama dengan mengoptimalkan kata kunci. 3) Untuk mengetahui ketepatan model inkuiri dalam mengabstraksi teks drama dengan mengoptimalkan kata kunci pada siswa kelas XI SMK Negeri 4 Bandung. 1.4.2 Manfaat Penelitian Penelitian yang lakukan ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi penulis, maupun bagi para pembaca atau pihak-pihak lain yang berkepentingan. 1) Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia

6 Hasil penelitian ini kiranya dapat dijadikan sebagai alternatif dalam memilih model pembelajaran yang menarik. Hasil penelitian juga dapat menambah kreativitas dalam melaksanakan pembelajaran bahasa dan sastra indonesia khususnya pembelajaran mengabstraksi teks drama dengan mengoptimalkan kata kunci. 2) Bagi Siswa Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman, pengetahuan, dan solusi untuk menggali dan meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis, khususnya mengabstraksi teks drama dengan mengoptimalkan kata kunci 3) Bagi Penulis Kegiatan penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengalaman yang berharga untuk menambah wawasan dan pengetahuan, khususnya dalam penerapan model Ikuiri dalam pembelajaran mengabstraksi teks drama dengan mengoptimalkan kata kunci. 1.5 Kerangka pemikiran Sugiyono (2013:91) mengatakan, bahwa kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel yang akan diteliti. Kerangka pemikiran dibuat berdasarkan pertanyaan penelitian (research question), dan merepresentasikan suatu himpunan dari beberapa konsep serta hubungan diantara konsep-konsep tersebut. Kerangka pemikiran yang penulis rumuskan dalam penelitian ini sebagai berikut.

7 Diagram 1.1 Kerangka Pemikiran Penggunaan model Inkuiri diharapkan dapat menarik minat siswa SMK Negeri 4 Bandung kelas IX. Model Inkuiri sebagai alat peraga dalam pembelajaran mengabstraksi teks drama dengan mengoptimalkan kata kunci dengan mengem-bangkan proses kreatif pada siswa. Pembelajaran mengabstraksi teks drama dengan mengoptimalkan kata kunci menggunakan model Inkuiri pada siswa SMK Negeri 4 Bandung Penelitian one-group pretest-posttes design Penggunaan model Inkuiri Hasil penelitian meningkat

8 Dalam penelitian ini penulis beranggapan bahwa dalam melakukan penelitian, khususnya dalam aspek kebahasaan (munulis) pada siswa kelas XI, dapat berjalan dan terencana sesuai dengan rancangan pembelajaran yang akan dibuat sebelum penulis melakukan tindakan pembelajaran. Dalam hal ini peneliti menggunakan penelitian satu kelas, karena dianggap mudal oleh penulis dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelarajan mengabstraski teks drama dengan mengoptimalkan kata kunci. Untuk itu penulis menggukan model penelitian sebagai cara yang digunakan dalam menyelesaikan masalah suatu penelitian yang tentunya dibuat secara terencana. 1.6 Asumsi dan Hipotesis 1.6.1 Asumsi Penulis menyimpulkan asumsi adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang harus dirumuskan secara jelas. Dalam penelitian ini, penulis memiliki asumsi sebagai berikut. 1) Kemampuan penulis dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi telah diuji dengan lulusnya perkuliahan MPK (Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian) diantaranya: Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama Islam, PengLingSosBudTek, Intermediate English For Education, Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Kewarganegaraan; MPB (Mata Kuliah Prilaku Berkarya) diantaranya: Pengantar Pendidikan, Profesi Pendidikan, Belajar dan Pembelajaran, serta Psikologi Pendidikan; MKK (Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan) diantaranya: Teori Sastra Indonesia, Teori dan Praktik Menyimak, Teori dan Praktik Komunikasi

9 Lisan; MKB (Mata Kuliah Keahlian Berkarya) diantaranya: Analisis Kesulitan Membaca, SBM Bahasa dan Sastra Indonesia, Penelitian Pendidikan; MBB (Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat) diantaranta: KPB, PPL 1 (Micro Teaching) sebanyak 148 SKS. 2) Abstrak didefinisikan sebagai rangkuman informasi yang terdapat dalam sebuah dokumen. Selanjutnya, ia juga mengemukakan bahwa abstrak adalah ringkasan singkat dan lengkap dari isi artikel yang memungkinkan pembaca untuk melihat isi artikel dengan cepat, dan seperti juga judul, dimanfaatkan dalam pembuatan indeks dan pemanggilan kembali artikel (Wardani dalam Dalma, 2015:195). 3) Drama berasal dari bahasa Yunani, tegasnya berasal dari kata kerja dran yang berarti berbuat, to act, atau to do. Demikian juga dari segi etimiloginya drama mengutamakan perbuatan, gerak, yang merupakan inti hakikat setiap karangan yang bersifat drama. Drama merupakan manifestasi imajinasi yang diwujudkan kedalam sebuah karya lakuan hidup,, baik dari segi verbal ataupun gerak yang mengacu pada realitas kehidupan manusia (Morris dalam Tarigan, 2011:69) 4) Kata kunci dalam tulisan beerkaitan dengan peletakan ide-ide tentang gagasan pokok penulis dalam naskah sebuah format yang terorganisasi (Widyamartaya dan Sudiati, 1997:56). 5) Model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model yang dapat mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran (Shoimin, 2014:85).

10 1.7.2 Hipotesis Arikunto (2014:110) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Sejalan dengan pendapat tersebut, Sugiyono (2013:64) juga menyatakan bahwa hipootesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dengan demikian penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut. 1) Penulis mampu merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran mengabstraksi teks drama dengan mengoptimalkan kata kunci menggunakan model Inkuiri pada siswa kelas XI RPL 2 SMK Negeri 4 Bandung. 2) Siswa kelas XI RPL 2 SMK Negeri 4 Bandung mampu mengabstraksi teks drama dengan mengoptimalkan kata kunci mengguanakan model Inkuiri. 3) Model Inkuiri efektif digunakan dalam pembelajaran mengabstraksi teks drama menggunakan kata kunci. 1.7 Definisi Operasional Definisi operasional perlu dijabarkan untuk menghindarkan kekeliruan dalam menafsirkan judul dan masalah penelitian. Definisi operasional merupakan ciri-ciri suatu konsep yang menjadi pokok pembicaraan atau studi yang sesuai dan tidak menyimpang dari suatu norma atau kaidah. Dalam penelitian ini, norma atau kaidah yang terdapat dalam judul ini dapat didefinisikan sebagai berikut. 1) Penerapan adalah perbuatan menerapkan sesuatu.

11 2) Model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model yang dapat mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran. 3) Pembelajaran merupakan proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 4) Abstrak merupakan ringkasan singkat dan lengkap dari isi artikel yang memungkinkan pembaca untuk melihat isi artikel dengan cepat. 5) Drama merupakan manifestasi imajinasi yang diwujudkan kedalam sebuah karya lakuan hidup,, baik dari segi verbal ataupun gerak yang mengacu pada realitas kehidupan manusia. 6) Kata kunci dalam tulisan berkaitan dengan peletakan ide-ide tentang gagasan pokok penulis dalam naskah sebuah format yang terorganisasi. Berdasarkan definisi oprasional, penulis menyimpulkan bahwa penerapan model Inkuiri dalam pembelajaran mengabstraksi teks drama merupakan pembelajaran memecahkan suatu malasah dalam menemukan suatu kata kunci. 1.8 Struktur Organisasi Skripsi Gambaran mengenai keseluruhan skripsi dan pembahasan mengenai penerapan model creative problem solving dalam pembelajaran menganalisis struktur teks eksplanasi kompleks dapat dijelaskan dalam sistematika penelitian sebagai berikut:

12 1) Bab I Pendahuluan Bagian pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang permasalahan untuk melakukan penelitian, identifikasi masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, asumsi dan hipotesis, definisi oprasional dan struktur organisasi skripsi. Dalam bab ini diharapkan dapat tergambarkan mengenai penelitian yang akan dilaksanakan oleh penulis. Dengan tersusunnya bab ini akan menjadi awalan dari langkah berikutnya yang akan dilaksanakan penulis dalam melaksanakan penelitian, karena penulis menyampaikan secara terperinci alasan dan sebab dilakukannya penelitian yang berjudul penerapan model creative problem solving dalam pembelajaran menganalisis struktur teks eksplanasi kompleks. Dalam bab ini penulis hanya memperkenalkan masalah yang muncul dalam penelitian. 2) Bab II Kajian Teori Bagian ini membahas tentang kajian teori dari berbagai sumber yang meyakinkan serta analisis pengembangan materi pelajaran yang diteliti. Di dalam bab ini penulis mengemukakan pendapat serta memberikan kutipan dari berbagai sumber terpercaya untuk menguatkan teorinya. Penulis menyusun dan merancang penyampaian teori dengan efektif agar tersampaikan dengan baik kepada pembaca. Dalam bab ini penulis melakukan studi pustaka terhadap setiap variabel yang disajikan. 3) Bab III Metode Penelitian Bagian ini membahas mengenai metode penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, dan rancangan analisis data. Penulis

13 menggambarkan rencana dan persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan penelitian di lapangan, sehingga data dapat diperoleh dan diolah pada bab selanjutnya. Dalam bab ini instrumen penelitian menjadi hal yang paling penting dalam pengumpulan data (data collectioni). Selain untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam instrumen penelitian terdapat penilaian terhadap pelaksanaan penelitian oleh penulis yang dilakukan oleh guru mata pelajaran di tempat penelitian. 4) Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bagian ini membahas mengenai pencapaian hasil dan pembahasannya terdiri dari dua hal utama yaitu: (1) pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pernyataan penelitian, hipotesis tujuan penelitian; (2) pembahasan atau analisis temuan. Dalam pengolahan atau analisis data penulis melakukan perhitungan secara statistika. Penulis mengolah data agar mendapatkan hasil yang kongkrit dari hasil penelitian yang dilakukan. Setelah hasil didapatkan, maka penulis dapat menyimpulkan keberhasilan penelitian yang dilakukan. 5) Bab V Simpulan dan Saran Bagian ini membahas mengenai penafsiran dan pemaknaan penelitian terhadap hasil analisis temuan penelitian. Dalam bab ini penulis berharap pembaca dapat memaknai serta memanfaatkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan penulis. Selain itu penulis memberikan saran terkait penelitian yang telah dilaksanakan. Saran yang diberikan diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca, peserta didik, maupun kemajuan dunia pendidikan di Indonesia