I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengajaran dan pendidikan agama dari guru Pendidikan Agama Islam.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Karakter guru mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi

BAB I PENDAHULUAN. mengalami goncangan jiwa (tingkat menengah). 2

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. Ciputat Press, 2005), h Syafaruddin, dkk, Manajemen Pembelajaran, Cet.1 (Jakarta: Quantum Teaching, PT.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

2015 PEMBELAJARAN PAI PADA PROGRAM AKSELERASI DI SD AR-RAFI BALEENDAH

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak sebagai alat ampuh untuk melakukan perubahan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dibutuhkan. pendidikan, karena pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

(Tahun ajaran )

Empat Kompetensi Dasar Guru 1. PENGERTIAN Pasal 28 ayat 3 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan secara tegas

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kompetensi yang baik maka seorang guru terutama guru TK dapat memenuhi dan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas, baik itu kualitas intelektual maupun kualitas mental. Suatu

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. proses pembangunan nasional. Senada dengan isi undang-undang RI No. 20

BAB I PENDAHULUAN. (SISDIKNAS), UU RI No.20 Tahun 2003 beserta penjelasannya,(bandung: Nuansa Aulia, 2008), h.114

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB l PENDAHULUAN. kinerja guru. Dengan adanya setifikasi guru, kinerja guru menjadi lebih baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai tujuan untuk mengubah siswa agar dapat memiliki kemampuan,

BAB I PENDAHULUAN. konsep kependidikan yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pada kehidupan sekarang ini, semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru sebagai teladan bagi peserta didik harus memiliki sikap dan

kurikulum. Bahkan, ada yang mengatakan No teacher no education. Maksudnya, tanpa guru, tidak terjadi proses pendidikan. 3

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, begitu pentingnya nilai dalam menjaga keharmonisan

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Press, 2005), h Syafaruddin, dkk, Manajemen Pembelajaran, Cet.1 (Jakarta: Quantum Teaching, PT. Ciputat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berperan sebagai pendengar saja, ketika guru menerangkan mereka justru

NUR ENDAH APRILIYANI,

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya

GUMELAR ABDULLAH RIZAL,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm

BAB I PENDAHULUAN. bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan. demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERAN GURU DALAM MENDIDIK SISWA BERDASARKAN PSIKOLOGI. Juwanda Jurdiksatrasia Unswagati Cirebon. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji dari penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana karakteristik dari negara tersebut. Pendidikan merupakan kunci untuk

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

PEMAHAMAN DAN KESIAPAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan dibidang pendidikan merupakan keniscayaan agar suatu bangsa dapat

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM PAI DI SMPN 1 DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam suatu pekerjaan atau usaha. melibatkan beberapa unsur atau komponen pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

I. PENDAHULUAN. makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga siswa dapat hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan tuntutan dunia kerja yang tidak hanya

SOSOK GURU IMPARTIALITY DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ai Mintarsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.word-to-pdf-converter.netbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam sebagai mata pelajaran pada jalur pendidikan sekolah adalah merupakan kenyataan sejarah yang penting dalam perkembangan pendidikan di Indonesia. Keberadaannya sebagai bagian dari program pendidikan nasional memiliki fungsi strategis dalam proses sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai agama Islam, juga berfungsi sebagai pengembangan intelektual. Dalam klasifikasi ranah tujuan pendidikan, pendidikan agama Islam berfungsi mencerdaskan intelektual, emosional, dan spiritual siswa secara simultan dan terpadu. Pendidikan agama Islam mencakup pembinaan dan pengembangan seluruh aspek kepribadian, sehingga dalam konteks kehidupan, ia merupakan benteng moral dan pembimbing kepribadian menuju akhlak mulia. Untuk mencapai sasaran tersebut, pendidikan agama Islam tidak sekedar sebagai proses pengalihan pengetahuan tentang agama Islam kepada peserta didik, melainkan juga sebagai internalisasi nilai-nilai agama, karakter dan kepribadian peserta didik. Dalam keseluruhan proses pendidikan, khususnya proses pembelajaran di sekolah, guru memegang peran utama dan amat penting. Perilaku guru dalam proses pendidikan dan belajar, akan memberikan pengaruh dan corak yang kuat bagi pembinaan perilaku dan kepribadian anak didiknya. Oleh karena itu, perilaku guru hendaknya dapat dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan pengaruh baik kepada anak didiknya. Peranan guru artinya keseluruhan tingkah laku yang harus dilakukan guru dalam

melaksanakan tugasnya sebagai guru. Peran ini mempunyai cakupan yang amat luas, baik di sekolah, keluarga, dan di tengah masyarakat. Di sekolah guru berperan sebagai perancang atau perencana, pengelola pengajaran dan pengelola hasil pembelajaran siswa. Peranan guru di sekolah ditentukan oleh kedudukannya sebagai orang dewasa yang mengajar. Yang paling utama adalah kedudukannya sebagai pengajar dan pendidik, dia harus menunjukkan perilaku yang layak (bisa dijadikan teladan oleh siswanya). Guru yang berperilaku tidak baik akan merusak citranya sebagai guru yang pada gilirannya akan dapat merusak anak didiknya yang dipercayakan kepadanya. Oleh karena itu, apabila ada siswa yang berperilaku menyimpang, mungkin saja hal itu disebabkan oleh perilaku gurunya yang tidak memberi teladan baik. Faktor terpenting bagi seorang guru adalah kepribadiannya. Kepribadian itulah yang akan menentukkan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak didiknya, terutama bagi anak didik yang masih kecil (Tingkat Sekolah Dasar) dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa atau anak didik remaja (Sekolah Tingkat Menengah). Dalam Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dikemukakan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Urgensi kepribadian seorang guru di sekolah adalah sesuatu yang sangat prinsipil dalam menciptakan kompleksitas ranah tujuan pendidikan (kognitif, afektif, dan psikomotor) agar berpengaruh besar bagi pembentukan karakter positif siswa, sebagai wujud pencerminan karakter guru yang menjadi muara keteladanannya dapat teraktual dalam bentuk perilaku belajar yang merangsang motivasi belajar siswa pada bidang studi pendidikan agama Islam. Dalam hal ini, guru hendaknya mampu mewujudkan perilaku mengajar secara tepat

agar menghasilkan perilaku belajar siswa melalui interaksi pembelajaran yang efektif yang merupakan cerminan kepribadiannya dalam menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif. Pembelajaran guru memegang peran kunci, artinya keberhasilan proses pembelajaran banyak bergantung dari pihak guru itu sendiri. Salah satu hal yang paling strategis adalah mengenal dan menerapkan aspek psikologis sebagai sebuah strategi dan metode dalam keseluruhan kegiatan pendidikan, khususnya proses pembelajaran. Berbicara menyangkut aspek psikologis dalam strategi dan metode pembelajaran, pada dasarnya adalah membicarakan aspek kemampuan guru dalam melakukan perencanaan pembelajaran yang menjadikan sisi kepribadian dirinya sebagai wahana cipta dan proses dengan memperhatikan aspek individu yang terkait dengan proses pembelajaran. Hal itu didasarkan atas konsep psikologi pembelajaran pendidikan agama Islam. Peran dan tanggung jawab guru dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam di sekolah umum terkait aspek perilaku, tentunya tidak terlepas pada eksistensi guru yang hadir dalam lingkungan sekolah yang menampilkan karakter dan kepribadian yang mampu memotivasi siswanya. Kepribadian guru sangat penting artinya karena guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, memiliki karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan sumber daya manusia. Kemampuan guru dalam menentukan desain perencanaan, dan strategi pembelajaran sangat terkait terhadap faktor integritas guru dalam wawasan keilmuannya yang tentunya akan berbanding lurus pada kepribadiannya selaku tokoh sentral dalam pembelajaran. Olehnya itu kepribadian terpadu yang aktual dari sosok seorang guru merupakan sikap profesional yang berhubungan dengan motivasi dirinya yang akan memberikan pengaruh positif bagi perkembangan emosional dan teladan bagi peserta didik, sehingga guru akan tampil

sebagai sosok yang patut digugu (ditaati nasehat/ucapan/perintahnya) dan ditiru (dicontoh sikap dan perilakunya). Maraknya penyimpangan perilaku siswa yang menimbulkan keresahan masyarakat dalam berbagai aspek, merupakan akibat dari gangguan perkembangan emosional siswa yang bermuara pada kesenjangan komunikasi baik verbal maupun non verbal yang dirasakannya. Senyum, tegur sapa, dan perhatian guru dalam mengajar sangat berpengaruh bagi perkembangan jiwa dan emosional siswa. Rendahnya minat belajar siswa pada bidang studi pendidikan agama Islam di sekolah umum, khususnya SMP 5 Pitumpanua yang hanya memiliki 2(Dua) orang guru pendidikan agama Islam yang menanggung beban seluruh siswa sehingga mengakibatkan fokus guru hanya terbatas dalam belajar untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan saja. Olehnya itu kepribadian terpadu seluruh guru mata pelajaran yang terlibat dalam proses pembelajaran merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan belajar, karena keterpaduan komponen pembelajaran khususnya komponen guru adalah faktor yang sangat urgen dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMP 5 Pitumpanua. Dalam Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dikemukakan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Surya menyebutnya kompetensi kepribadian ini sebagai kompetensi personal, yaitu kemampuan pribadi seorang guru yang diperlukan agar dapat menjadi guru yang baik. Kompetensi personal ini mencakup kemampuan pribadi yang berkenaan dengan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri, dan perwujudan diri. Berdasarkan uraian tersebut, kepribadian guru yang tercermin dari indikator sikap dan keteladanan, merupakan faktor yang sangat menentukan bagi keberhasilan pembelajaran. Dalam rangka mengembangkan

tugas atau perannya, Zakiah Daradjat yang dikutip Ahmad Rohani disarankan agar guru memiliki persyaratan kepribadian sebagai guru yaitu: Suka bekerja keras, demokratis, penyayang, menghargai kepribadian peserta didik, sabar, memiliki pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman yang bermacam-macam, perawakan menyenangkan dan berkelakuan baik, adil dan tidak memihak, toleransi, mantap dan stabil, ada perhatian terhadap persoalan peserta didik, lincah, mampu memuji, perbuatan baik dan menghargai peserta didik, cukup dalam pengajaran, mampu memimpin secara baik. Untuk tercapainya tujuan tersebut, maka guru memegang peranan penting. Oleh sebab itu guru di sekolah tidak hanya sekedar mentransferkan sejumlah ilmu pengetahuan kepada peserta didiknya, tetapi lebih dari itu terutama dalam membina sikap dan ketrampilan mereka. Untuk membina sikap peserta didik murid di sekolah, dari sekian banyak guru mata pelajaran, guru mata pelajaran agamalah yang sangat menentukan, sebab pendidikan agama sangat menentukan dalam hal pembinaan sikap siswa mata pelajaran agama agama banyak membahas tentang pembinaan sikap, yaitu mengenai aqidah dan akhlakul mulia. Akan tetapi kurangnya jumlah guru agama yang berada di setiap sekolah menengah umum bukan berarti tugas dan tanggung jawab itu hanya dimiliki oleh guru agama saja, melainkan secara umum merupakan tugas dan peran yang wajib dimiliki oleh setiap guru. Peningkatan nilai dan karakteristik guru mutlak dikembangkan. Tugas guru tidak hanya sekedar mengupayakan para siswanya untuk memperoleh berbagai pengetahuan produk dan keterampilan. Lebih dari itu, guru harus dapat mendorong siswa untuk dapat bekerja secara kelompok dalam rangka menumbuhkan daya nalar dan etika sosial, cara berpikir logis dan positif, kreatif, cerdas, terbuka, dan ingin tahu. Olehnya itu dalam kegiatan pembelajaran, peran guru sebagai publik figur melalui pendekatan dan inovasi dari model-model pembelajaran mampu membangun dan mentransformasi karakteristik

dirinya untuk menjadi sumber inspirasi dan motivasi belajar para peserta didiknya. Berdasarkan pemikiran tersebut di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pentingnya kompetensi kepribadian guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMPN 5 Pitumpanua Kabupaten Wajo, dalam penelitian ini tidak saja menyoroti kompetensi kepribadian guru agama saja, melainkan seluruh komponen pendidikan dalam hal ini guru sebagai staf edukatif dan merupakan agen yang sangat berperan dalam hal proses pembelajaran guna mendidik siswanya menjadi manusia yang berakhlak mulia. Adapun SMPN 5 Pitumpanua yang menjadi fokus penelitian ini dengan pemilihan masalah dan latar penelitian yang didasari atas pemikiran bahwa lokasi tersebut adalah daerah asal peneliti yang tentunya memudahkan peneliti untuk mengakses informasi dan data yang dibutuhkan dalam penyusunan laporannya nanti, terlebih lagi pengkajian dan penelitian menyangkut kompetensi kepribadian guru adalah masalah yang sangat aktual, karena tema inilah yang menjadi indikator ketertarikan masyarakat dalam menyekolahkan anaknya disuatu tempat/sekolah. Selain itu, juga memilki beberapa karakteristik seperti: (1) dari segi kualitas SMPN 5 Pitumpanua merupakan sekolah paforit yang berada di Pitumpanua kabupaten Wajo, oleh karenanya sekolah ini mendapatkan perhatian yang lebih dari pihak Dinas pendidikan dan masyarakat setempat, (2) SMPN 5 Pitumpanua adalah sekolah yang perkembangan siswa dan lulusannya cukup siknifikan dilihat dari tingkat antusias masyarakat memasukkan anaknya ke sekolah tersebut sehingga melahirkan image masyarakat yang cukup baik terhadap sekolah ini. B. Rumusan Masalah Mencermati latar belakang permasalahan sebelumnya, pokok masalah yang akan

dibahas dalam penelitian ini adalah Bagaimana Penerapan Kompetensi Kepribadian Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada mata pelajaran PAIS di SMPN 5 Pitumpanua Kabupaten Wajo?. Agar pembahasan ini lebih tajam dan terarah, maka pokok masalah tersebut dirinci menjadi beberapa submasalah sebagai berikut: 1. Bagaimana proses penerapan kepribadian guru di SMPN 5 Pitumpanua Kabupaten Wajo? 2. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat proses penerapan kepribadian guru dalam meningkatkan moivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAIS di SMPN 5 Pitumpanua Kabupaten Wajo? 3. Bagaimana urgensi kepribadian guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAIS di SMPN 5 Pitumpanua Kabupaten Wajo? C. Fokus Penelitian Yang menjadi fokus penelitian ini adalah Penerapan dan pelaksanaan kompetensi kepribadian guru yang meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAIS di SMPN 5 Pitumpanua kabupaten Wajo dengan sub fokus; pandangan tentang pentingnya kompetensi kepribadian guru, Faktor penghambat dan pendukung dalam penerapan kompetensi kepribadian guru, dan kemandirian siswa dalam memotivasi dirinya untuk lebih menyenangi mata pelajaran PAIS. D. Kajian Pustaka Penelitian tentang kepribadian guru terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAIS di sekolah menengah dan hal-hal yang berkaitan dengannya telah banyak

dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Nuryamin dari IAIN Alauddin Makassar tahun 2000 dengan judul tesis Pembinaan Kepribadian anak dalam persfektif Pendidikan Islam menemukan bahwa studi tersebut memiliki implikasi psikologis yang cukup besar dalam rangka menanamkan nilai-nilai Islam dalam diri pribadi anak, konsep kepribadian yang intinya hakikat kepribadian bahwa kepribadian adalah sebuah fenomena yang psikis yang muncul dari diri seseorang untuk menggambarkan karakteristik, sikap dan perilaku kesehariannya. Muhammad Harta dari Pascasarjana Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, tahun 2003 dengan judul tesis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Motivasi Belajar PAI bagi peserta didik SMU Negeri 3 Sengkang. Dalam penelitian ini ditemukan kondisi motivasi belajar peserta didik dalam bidang studi PAI pada umumnya cukup tinggi, hal ini terlihat dengan adanya indikator aktifitas dan prestasi belajar PAI yang semakin meningkat. Dan faktor yang berpengaruh terhadap motivasi belajar peserta didik adalah guru yang profesional, KBK, Metode mengajar yang tepat, sarana dan prasarana yang memadai, serta manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah. Penelitian lain tentang PAI dan motivasi belajar di sekolah adalah Jamilah dari Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin Makassar tahun 2003 dengan judul Skripsi adalah Strategi Pemberian Motivasi Guru Agama dalam meningkatkan prestasi belajar PAI di SLTP Negeri 1 Batu-Batu Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa keberhasilan sistem belajar yang dilakukan oleh guru sehingga peserta didik dapat termotivasi untuk belajar yang lebih baik, di antaranya dengan memberikan angka kepada peserta didik sesuai hasil pekerjaannya, memberikan ulangan dan mengumumkan hasil pekerjaanya, memberikan pujian bagi peserta didik yang berhasil, membentuk kelompok belajar, serta menetapkan rangking kelas dan sebagainya.

Rais dari UIN Alauddin Makassar tahun 2009 dengan judul Tesis Motivasi Belajar pada Bidang Studi PAI di SMA Negeri 1 Polewali Kabupaten Polman. Tesis ini menyoroti tentang Upaya guru pada SMA Negeri 1 Polewali Kabupaten Polman dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Dari berbagai penelitian yang dikemukakan di atas terdapat perbedaan dari aspek substansi dan objek penelitian, menurut penulis masih bersifat spesifik pada kajian ilmu masing-masing. Oleh karena itu, penulis memposisikan penelitian ini secara khusus pada aspek kompetensi kepribadian guru yakni penelitian yang mengarah pada serangkaian perilaku guru yang segenap kriterianya termuat pada kompetensi kepribadian seorang guru yang dapat meningkatkan motivasi siswa belajar pendidikan agama Islam di sekolah menengah umum tingkap pertama. E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mendeskripsikan penerapan kompetensi kepribadian guru di SMPN 5 Pitumpanua Kabupaten Wajo. b. Untuk mengungkapkan faktor penghambat dan pendukung proses penerapan kompetensi kepribadian guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAIS di SMPN 5 Pitumpanua kabupaten Wajo. c. Untuk menemukan, menganalisis, dan merumuskan makna pentingnya kompetensi kepribadian guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAIS di SMPN 5 Pitumpanua kabupaten Wajo.

2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Ilmiah 1) Sebagai suatu karya ilmiah, tulisan ini diharapkan dapat Memberikan kontribusi pemikiran di kalangan intelektual sehingga menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya bagi guru pendidikan agama Islam dalam mendesain pembelajaran yang bertumpu pada aspek kepribadian guru sebagai substansi transformasi nilai (akhlak dan motivasi belajar) pembelajaran. 2) Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi peneliti berikutnya. b. Kegunaan praktis 1) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi sekolah-sekolah untuk dapat mempermudah dan memperlancar proses pembelajaran. 2) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman dalam pengembangan kompetensi guru pada sisi kompetensi pribadi guna peningkatan mutu pendidikan. 3) Penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas sekolah khususnya SMPN 5 Pitumpanua Kabupaten Wajo. F. Garsi-garis Besar Isi Tesis Penelitian ini, adalah karya ilmiah berupa tesis yang terdiri atas lima bab pembahasan, dan masing-masing bab memiliki sub bab pembahasan. Untuk mendapatkan gambaran awal tentang garis besar isi penelitiannya, perlu dike-mukakan pokok-pokok

pikiran dan intisari pembahasan dalam masing-masing bab sebagai berikut: Bab I merupakan bab pendahuluan yang secara umum pembahasannya memberikan gambaran awal tentang orientasi dari obyek yang akan dibahas selanjutnya pada bab-bab berikutnya. Karena itu, bab ini terdiri atas enam sub bab, dan telah diuraikan muatannya masing-masing sebagaimana terdahulu. Bab II memaparkan kajian teoritis menyangkut hubungan penelitian dengan beberapa landasan yuridis yang berkaitan dengan kompetensi kepribadian guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAIS. Bab III menjelaskan dan menganalisis metode penelitian yang digunakan, yang mencakup jenis dan pendekatan penelitian, ruang lingkup dan subyek penelitian, instrument penelitian, sumber data, serta teknik analisis dan pengolahan data. Bab IV menguraikan pembahasan hasil penelitian yang diawali dengan sejarah berdirinya SMPN 5 Pitumpanua yang meliputi profil sekolah, keadaan guru, keadaan siswa dan rencana strategis. Selanjutnya diuraikan hasil penelitian sebagai jawaban terhadap permasalahan yang telah dirumuskannya itu penerapan kompetensi kepribadian guru di SMPN 5 Pitumpanua, faktor penghambat dan pendukung proses penerapan kompetensi kepribadian guru yang meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAIS, dan Urgensi kompentensi kepribadian guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAIS di SMPN 5 Pitumpanua. Bab V merupakan bab penutup atau pembahasan terakhir dari penelitian yang terdiri atas dua sub bab bahasan, yakni kesimpulan dan saran. Bab ini berfungsi menjawab pokok permasalahan dan sub masalahnya, serta merumuskan beberapa saran atau rekomendasi sebagai implikasi akhir dari penelitian yang telah penulis lakukan.