BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa. Hasil belajar siswa dapat ditingkatkan apabila pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti menjelaskan di dalam bab ini tentang: latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Pendidikan membuat manusia

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama. Proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab 1. Adapun tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan negara. (Depdiknas:2003:5) Pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak. negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. penuh perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni (IPTEKS).

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

Studi tentang pelaksanaan pengajaran geografi di sekolah standar nasional. Oleh : Siti Zahratul Hajar NIM K BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam membina kehidupan

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I 1.1 Latar Belakang UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, Bab II Pasal 3 dikemukakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berkualitas yang mana menjadi subjek pencipta,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baru agar pendidikan di Indonesia bisa berkembang dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. PKn SD tidak saja menanamkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945, namun juga

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. situasi pergaulan (pendidikan), pengajaran, latihan, serta bimbingan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan bagian yang sangat penting diera globalisasi

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan nasional di era globalisasi seperti saat ini menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. yang demokratis serta bertanggung jawab. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang telah dituangkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting guna membangun manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Yoppi Andrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. 1. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. mencapai itu, pendidikan harus adaptif terhadap perubahan zaman. yang berkaitan dengan pelaksanaan pengajaran kelas.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

I. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan. mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN. aktif yaitu ditandai adanya rangkaian kegiatan terencana yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Syamsuddin Abin (2007, h. 22) mengatakan bahwa pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Salah satu indikator keberhasilan pendidikan adapat dilihat dari perolehan nilai hasil belajar siswa.nilai hasil belajar siswa dapat lebih ditingkatkan apabila pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien dengan ditunjang oleh tersedianya sarana dan prasarana pendukung serta kecakapan guru dalam pengelolaan kelas serta penguasaan materi yang memadai.namun realita di lapangan justru menunjukkan kondisi yang sebaliknya. Guru cenderung merasa nyaman dengan menggunakan model pembelajaran konvensional, sehingga suasana belajar cenderung kering dan membosankan. Dalam proses pembelajaran guru lebih suka menempatkan diri sebagai aktor utama (the main actor) sebagai sumber informasi (ceramah) sehingga siswa lebih cenderung sebagai obyek pembelajaran belum dianggap sebagai subyek pembelajaran. Bahkan kesan yang nampak bahwa guru cenderung membatasi partisipasi dan kreatifitas siswa selama proses pembelajaran. Berdasarkan visi dan misi pendidikan nasional yang tertera dalam Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswaagar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab (Dirjen Dikdasmen, 2003: 3). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 bahwa Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPS di SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh siswadan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan siswauntuk menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri. 1

2 Pendidikan IPS diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswauntuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPS diarahkan untuk berbuat sehingga dapat membantu siswauntuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Berdasarkan hasil penelitian Depdiknas (2007:59), menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan pelaksanaan standar isi mata pelajaran IPS, Guru dalam menerapkan pembelajaran lebih menekankan pada metode yang mengaktifkan guru, pembelajaran yang dilakukan guru kurang kreatif, lebih banyak menggunakan metode ceramah dan kurang mengoptimalkan media pembelajaran. Sehingga siswa kurang kreatif dalam pembelajaran. Mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang mempunyai cakupan yang luas, yaitu menyangkut ekonomi, sosiologi, sejarah, dan geografi. Luasnya cakupan jika tidak disiasati dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat akan membuat prestasi belajar IPS menjadi rendah seperti yang terjadi di SD tempat peneliti bertugas. Hal ini dibuktikan dengan nilai hasil belajar siswa dari 17 siswa hanya 7 siswa nilainya di atas KKM dan sisanya yaitu 10 siswa nilainya di bawah KKM. KKM untuk mata pelajaran IPS adalah 70. Jika dilihat dari segi persentase, siswa yang belum memenuhi KKM sebanyak 58,8 %, sedang yang memenuhi KKM hanya 41,2 % dari 17 siswa yang ada. Bertumpu pada kenyataan tersebut untuk merangsang dan meningkatkan peran aktif siswa baik secara individual dan kelompok terhadap proses pembelajaran IPS maka masalah ini harus ditangani dengan mencari model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Guru sebagai pengajar dan fasilitator harus mampu melakukan pembelajaran yang menyenangkan, menggairahkan sehingga akan diperoleh hasil yang maksimal. Kenyataan selama ini kegiatan belajar mengajar masih didominasi guru yaitu kegiatan satu arah dimana penuangan informasi dari guru ke siswa dan hanya dilaksanakan dan berlangsung di sekolah,

3 sehingga hasil yang dicapai siswa hanya mampu menghafal fakta, konsep, prinsip, hukum-hukum, teori hanya pada tingkat ingatan.. Upaya harus dilakukan untuk memulai tuntutan lulusan yang kompetitif di era pembangunan yang berbasis ekonomi dan globalisasi adalah menyelaraskan kegiatan pembelajaran dengan nuansa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diindikasikan dengan keterlibatan siswa secara aktif dalam membangun gagasan/pengetahuan oleh masing-masing individu baik di dalam maupun diluar lingkungan sekolah dengan metode mengajar yang dapat membuat siswa kreatif dalam proses pembelajaran. Salah satu diantaranya adalah pembelajaran Cooperative Learning model Team Games Tournament. Dengan pembelajaran Cooperative Learning model Teams Games Tournamentdiharapkan siswa dapat menggali dan menemukan pokok materi secara bersama-sama dalam kelompok atau secara indivuidu. Penerapan Pembelajaran Cooperatif learning model Team Games Tournament, merupakan tindakan pemecahan masalah yang ditetapkan dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPS khususnya kompetensi dasar keragamansuku bangsa dan budaya Indonesia, bagi siswa Kelas V SD 2 Purworejo Kecamatan Bae Kabupaten Kudus tahun Pelajaran 2012/2013. sehingga diharapkan dapat membantu para guru untuk mengembangkan gagasan tentang strategi kegiatan pembelajaran yang efektif dan inovatif serta mengacu pada pencapaian kompetensi individual masing-masing peserta didik. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah-masalah yang muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Hasil belajar IPS siswa Kelas V SD 2 Purworejo Kecamatan Bae Kabupaten Kudus Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 masih rendah. 2. Minat dan kesadaran guru SD 2 Purworejo Kecamatan Bae Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2012/2013 dalam menerapkan Cooperative Learning masih rendah.

4 3. Hasil belajar IPS tentang keragaman suku Bangsa serta Budaya Indonesia bagi siswa Kelas V SD 2 Purworejo Kecamatan Bae Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2012/2013masih rendah. 4. Tidak ada upaya guru SD 2 Purworejo Kecamatan Bae Kabupaten Kudus dalam meningkatkan hasil belajar IPS Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013. 5. Model pembelajaran Cooperative Learning yang manakah yang dapat meningkatkan hasil belajar IPS tentang keragaman suku Bangsa serta Budaya Indonesia bagi siswa Kelas V SD 2 Purworejo Kecamatan Bae Kabupaten Kudus Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013. 1.3. Pembatasan Masalah Terbatasnya kemampuan dan waktu yang dipergunakan untuk penelitian, menyebabkan penelitian ini dibatasi permasalahannya. Dalam penelitian ini, tidak mengupas dan menguraikan segudang permasalahan yang dihadapi di lapangan. Dalam penelitian ini hanya akan memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang berhubungan dengan rancangan penelitian yang telah dibuat, yaitu: Mengapa hasil belajar IPS tentang keragaman suku Bangsa serta Budaya Indonesia siswa Kelas V SD 2 Purworejo Kecamatan Bae Kabupaten Kudus Semester 1 Tahun Pelajaran 2012/2013 masih rendah. Adapun yang dimaksud belajar dalam penelitian ini adalah: penambahan pengetahuan. Belajar senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Ada beberapa teori yang berpendapat bahwa proses belajar pada prinsipnya bertumpu pada struktur kognitif yakni penataan fakta, konsep serta prinsip, sehingga membentuk satu kesatuan yang memiliki makna bagi subjek didik. Standar pengukuran sebuah proses pembelajaran dikatakan sukses, tergantung dari hasilnya. Tetapi harus diingat bahwa dalam menilai atau menerjemahkan hasil itu pun harus secara cermat dan tepat, yaitu dengan memerhatikan bagaimana prosesnya. Dalam proses inilah siswa akan beraktivitas. Dengan proses yang tidak baik, hasil yang dicapainya pun juga tidak akan baik.

5 Demikian juga sebaliknya jika prosesnya baik, prosedural, ada unsur partisipatif baik dari guru maupun siswa, dimungkinkan hasilnya juga baik. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang diraih siswa SD 2 Purworejo Kecamatan Bae Kabupaten Kudus Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013. Bentuk dari hasil belajar ini divisualisasikan melalui angkaangka dengan indikator-indikator tertentu yang merupakan alat ukur dari hasil ulangan, baik Ulangan Harian, Ulangan Formatif, Ulangan Tengah Semester (UTS), Ulangan Akhir Semester (UAS), Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) maupun dari hasil Ujian Sekolah (US). Dari hasil belajar ini diharapkan ada peningkatan pemahaman dan kompetensi siswa yang pada giliranya akan mampu meningkatkan nilai-nilai ulangan yang diikutinya. Adapun model pembelajaran yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas. Dan model pembelajaran yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan sebagaimana dikemukakan di atas adalalah model Team Games Tournament. Model Teams Games Tournament merupakan sebuah model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) yang dipopulerkan oleh Aronson, dan kawan-kawan. Tujuan awal dari model pembelajaran ini adalah untuk memberikan dasar pengetahuan serta untuk menemukan alternatif jawaban dari permasalahan yang dihadapi siswadalam menemukan masalah yang dihadapinya. 1.4. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang ditetapkan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah : Apakah peningkatan hasil belajar IPS tentang keragaman suku bbangsa serta budaya dapat diupayakan melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)siswa Kelas V SD 2 Purworejo Kecamatan Bae Kabupaten Kudus Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013.

6 1.5. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian. Tujuan Penelitian. Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar IPS tentang keragaman suku bangsa serta budaya dapat diupayakan melalui model pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams Games Tournament (TGT) siswa Kelas V SD 2 Purworejo Kecamatan Bae Kabupaten Kudus Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013. Manfaat Penelitian. Penelitian tindakan kelas ini diharapakan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat dan bagi yang berkepentingan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran di Sekolah Dasar. Adapun manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis a. Untuk mendapatkan pengetahuan serta teori baru tentang upaya meningkatkan hasil belajar IPS tentang keragaman suku bangsa serta budaya Indonesia bagi siswa Kelas V SD 2 Purworejo semester 1 tahun pelajaran 2012/2013. b. Meningkatkan minat dan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar siswa Kelas V SD 2 Purworejo semester 1 tahun pelajaran 2012/2013. c. Memperkaya wawasan bagi para praktisi pendidikan serta memberi sumbangan bagi pengembangan ilmu pendidikan d. Sebagai dasar untuk melaksanakan penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah : a. Bagi Peserta Didik 1. Meningkatkan kemampuan siswa sesuai kompetensi yang telah ditetapkan.

7 2. Meningkatkan hasil belajar IPS tentang keragaman suku bangsa serta budaya Indonesia siswa Kelas V SD 2 Purworejo semester I tahun pelajaran 2012/2013. 3. Meningkatkan prestasi siswa SD 2 Purworejo Kecamatan Bae Kabupaten Kudus. b. Bagi Guru : 1. Guru akan dapat meningkatkan kompetensinya dengan belajar menggunakan model pembelajaran yang tepat pada setiap materi pembelajaran. 2. Meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan prestasi siswadisd 2 Purworejo Kecamatan Bae Kabupaten Kudus. 3. Membantu guru dalam menyelesaikan permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran. 4. Sebagai sarana pembelajaran sekaligus menambah motivasi bagi guru untuk selalu meningkatkan kompetensi akademis menuju terciptanya guru yang kreatif dan responsif terhadap segala perubahan yang terjadi sebagai tuntutan profesi. 5. Membangkitkan minat guru untuk memecahkan setiap permasalahan di kelas melalui PTK. c. Bagi Sekolah : 1. Untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam pembelajaran, sehingga nilai ketuntasan belajar pada siswa akan sermakin meningkat. 2. Dapat meningkatkan citra sekolah di masyarakat sehingga masyarakat mempunyai kepercayaan penuh kepada guru-guru dalam mendidik peserta didik.

8 d. Bagi Perpustakaan sekolah : 1. Untuk menambah khasanah (koleksi) buku yang ada di perpustakaan sekolah. 2. Untuk menambah bahan referensi bagi guru dan kepala sekolah jika menghadapi permasalahan serupa di masa yang akan datang. 3. Sebagai pedoman dalam meningkatkan pelayanan pendidikan yang berkualitas di SD 2 Purworejo Kecamatan Bae Kabupaten Kudus di masa masa yang akan datang.

9