BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional Bab

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia baik sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianggap belum mampu bersaing dengan dunia luar. hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. tetap diatasi supaya tidak tertinggal oleh negara-negara lain. pemerintah telah merancang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB II. TINJAUAN FIKIH MTs, IMPLEMENTASI DAN PENGEMBANGANNYA. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup fikih MTs.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada hakikatnya merupakan kegiatan mendidik, mengajar,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II PADA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT DITINJAU DARI POLA BELAJAR SISWA KELAS VII SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan. kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tingkah laku

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. terencana dan secara sistematis ) diberikan kepada peserta didik oleh pendidik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah untuk dilaksanakan secara menyeluruh pada setiap sekolah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan akan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang dapat berkompetisi di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang demokratis serta bertanggung jawab. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara historis telah menjadi landasan moral dan etik dalam

K UNIVERSITAS SEBELAS MARET

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dipandang sebagai cara yang tepat untuk membentuk sumber

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa. Dalam konteks Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai kata kunci untuk menguak kemajuan bangsa. Tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang bersangkutan di mana anak didik belajar. Di sekolah inilah anak

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Dalam Undang-undang. tentang pengertian pendidikan sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dilakukan secara terencana dalam mewujudkan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) memasukkan keterampilan-keterampilan berpikir yang harus dikuasai

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung diluar kelas. Pendidikan tidak hanya bersifat formal, akan tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Shop Pembelajaran Guru bagi Guru SMAN Banjarangkan, 2007), hlm. 3

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. guru agar anak didik mudah memahami materi yang diberikan. Jika guru kurang

I. PENDAHULUAN. menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk. penting pada penentuan kemajuan suatu bangsa. Sesuai dengan tujuan

BAB.I. PENDAHULUAN. landasan moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mendukung kemajuan bangsa dan negara. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional Bab II Pasal 4 yaitu: Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Hal ini memberikan makna bahwa pelaksanaan pendidikan nasional memiliki tujuan yang kompleks, disamping bertaqwa kepada Tuhan-Nya, pendidikan juga diharapkan mampu membentuk peserta didik menjadi sosok yang cakap terhadap ilmunya dan mandiri, demokratis dan bertanggung jawab. Di dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar mengajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Berdasarkan rumusan tersebut ada enam fokus pendidikan yang mesti dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran. Orang yang paling bertanggung jawab atas berhasilnya enam fokus itu adalah guru. Guru dapat melaksanakannya melalui dua hal, yaitu suasana belajar dan proses pembelajaran. 1

2 Secara etimologi Fikih berasal dari perkataan Faqiha, Yafqahu, Fiqhan, yang berarti mengerti, faham. Secara Terminologi adalah memahami agama secara mendalam dengan beberapa aspeknya. Fikih menurut istilah syara adalah memahami sesuatu yang bias menjadikan sahnya ibadah dan mu amalah. Mata pelajaran Fikih dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah didefinisikan sebagai salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan (Depag RI, 2005: 46). Mata pelajaran fikih yang merupakan bagian dari pelajaran agama di madrasah mempunyai ciri khas dibandingkan dengan pelajaran yang lainnya, karena pada pelajaran tersebut memikul tanggung jawab untuk dapat memberi motivasi dan kompensasi sebagai manusia yang mampu memahami, melaksanakan dan mengamalkan hukum Islam yang berkaitan dengan ibadah mahdhoh dan muamalah serta dapat mempraktekannya dengan benar dalam kehidupan sehari-hari. Di samping mata pelajaran yang mempunyai ciri khusus juga materi yang diajarkannya mencakup ruang lingkup yang sangat luas yang tidak hanya dikembangkan di kelas. Penerapan hukum Islam yang ada di dalam mata pelajaran fikih pun harus sesuai dengan yang berlaku di dalam masyarakat, sehingga guru harus lebih bijak dalam memilih strategi apa yang tepat dalam pembelajaran fikih agar dalam kehidupan bermasyarakat siswa dapat melaksanakannya dengan baik.

3 Mata pelajaran fikih di Madrasah Tsanawiyah (MTs) adalah salah satu sub mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Mata pelajaran PAI di MTs. terdiri dari 4 (empat) sub mata pelajaran, yaitu: 1) Akidah Akhlak; 2) Al-Qur an Hadits; 3) Fiqih; dan 4) Sejarah Kebudayaan Islam. Mata pelajaran fikih Madrasah Tsanawiyah ini meliputi: Fikih Ibadah, Fikih Muamalah, Fikih Jinayah. Hal ini menggambarkan bahwa ruang lingkup fikih mencakup perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dan Allah SWT dengan diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya, maupun lingkungannya (hablu minallah wa hablun minannas). Tujuan pengajaran fikih di SMP/MTs adalah untuk membekali peserta didik agar dapat mengetahui dan memahami pokok-pokoh hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli. Pengetahuan dan pengalaman tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial. Pembelajaran fikih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat islam secara kaffah (sempurna). Dari beberapa tujuan mata pelajaran fikih di atas, maka guru sebagai tenaga profesional harus mampu mentrasferkan pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai kepada siswa serta mempersiapkan pembelajaran yang terencana, efektif dan terukur, yang dimulai dari perencanaan tujuan pembelajaran, pengorganisasian materi, pemilihan strategi pembelajaran, metode dan media, serta pelaksanaan evaluasi.

4 Profesionalisme seorang guru merupakan suatu keharusan dalam rangka mewujudkan peningkatan mutu pendidikan turut berperan dalam mentrasferkan berbagai pengetahuan yang harus memahami berbagai permasalahan antar lain: strategi pembelajaran, kurikulum, dan perkembangan psikologi anak termasuk kemampuan berpikir logis siswa. Ketika seorang guru berpikir tentang informasi dan kemampuan apa yang harus dimiliki siswa setelah mengalami proses pembelajaran, maka pada saat itu pula seorang guru harus memiliki strategi pembelajaran apa yang harus dipilih dan digunakan untuk menghasilkan tujuan pembelajaran yang direncanakan. Siswa yang memiliki kualitas pengetahuan dan kemampuan berpikir logis tinggi akan menunjukkan peranan penting dalam mencapai keberhasilan setiap pembelajaran yang diikutinya, sedangkan siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis rendah akan menemukan kesulitan. Pemilihan dan penggunaan strategi pembelajaran yang tepat sangat penting dalam upaya menghasilkan tujuan pembelajaran fikih. Dalam menerapkan strategi pembelajaran, guru harus memperhatikan apakah dengan strategi itu pengajaran menjadi efektif dan efesien. Pembelajaran tidak semata-mata berorientasi pada hasil (product) tetapi berorientasi juga pada proses (process) dengan harapan makin tinggi hasil yang dicapai. Pernyataan ini memberikan alternatif bahwa strategi pembelajaran yang sesuai dapat mengoptimalkan hasil belajar yang diperoleh. Untuk itu, dalam upaya meningkatkan hasil pembelajaran fikih yang optimal, para praktisi pendidikan fikih harus lebih banyak memperkenalkan dan menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran fikih.

5 Sanjaya (2010) mengemukakan 8 (delapan) strategi pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai alternatife untuk melaksanakan proses pembelajaran yang berkualitas dalam menghasilkan setiap belajar siswa yaitu: (1) strategi pembelajaran berorentasi aktifitas siswa, (2) strategi pembelajaran ekspositori, (3) strategi pembelajaran inkuiri, (4) strategi pembelajaran berbasis masalah, (5) strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir, (6) strategi pembelajaran kooperatif, (7) strategi pembelajaran kontekstual, dan (8) strategi pembelajaran afektif. Bila guru lebih kreatif dalam memilih dan menggunakan serta mengkolaborasikan berbagai strategi pembelajaran terhadap materi pelajaran yang diajarkan, sekaligus memperhatikan kemampuan berpikir logis siswa, tentu akan memudahkan siswa untuk mencerna materi pelajaran yang disajikan guru, sehingga hasil belajar dapat dicapai dengan baik yang berakibat pada pencapaian tujuan pendidikan. Sanjaya (2006) menjelaskan bahwa salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah lemahnya proses pembelajaran. Selanjutnya berkaitan dengan belum tuntasnya pembelajaran dijelaskan Sibuea dan Amin (2005) sebagai faktor penyebabnya adalah pelaksana pembelajaran yang dilakukan di sekolah masih bersifat konvensional. Pembelajaran masih berorientasi pada teacher centered, yaitu guru masih menerapkan pada peran sebagai materi pelajaran dimana strategi yang digunakan adalah strategi ekspositori yang merupakan salah satu strategi pembelajaran yang cukup populer dipakai oleh guru dan cukup efektif untuk menyampaikan materi pelajaran secara tuntas. Di samping pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, perolehan hasil belajar fikih, juga dipengaruhi oleh karakteristik siswa itu sendiri yaitu

6 kemampuan berpikir logis. Dalam hal ini, Santrock (2008) menjelaskan berpikir adalah memanipulasi atau mengelola dan mentrasformasi informasi dalam memori. Dengan demikian berpikir logis yakni kemampuan siswa dalam menerapkan metode berpikir logis untuk menemukan jawaban. Hasil survey awal yang dilakukan di sekolah MTs Negeri Kuta Binjai Kab. Aceh Timur dan MTs Negeri Simpang Ulim Kab. Aceh Timur pengajaran fikih yang sesuai dengan KTSP namun hasil yang diperoleh masih di bawah rata-rata kelulusan. Ini terlihat dari hasil ujian semester kelas VIII pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 di bawah ini: Tabel 1.1 Rata-rata Hasil Belajar Fikih MTs Negeri Kuta Binjai Kab. Aceh Timur. No. Tahun Ajar Rata-rata Hasil Belajar 1 2012 6,78 2 2013 6,87 3 2014 7,23 Sumber: Dokumen Sekolah MTsN Kuta Binjai Kab. Aceh Timur Tabel 1.2 Rata-rata Hasil Belajar Fikih MTs Negeri Simpang Ulim Kab. Aceh Timur. No. Tahun Ajar Rata-rata Hasil Belajar 1 2012 6,32 2 2013 6,72 3 2014 6,91 Sumber: Dokumen Sekolah MTsN Simpang Ulim Kab. Aceh Timur Dari Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 menunjukkan perolehan rata-rata hasil belajar fikih di MTsN Kuta Binjai Kab. Aceh Timur dan MTsN Simpang Ulim Kab. Aceh Timur selama 3 tahun terakhir, dengan skor rata-rata 6,79 di MTsN Kuta Binjai dan 6,65 di MTsN Simpang Ulim. Hasil ini menunjukkan nilai perolehan hasil belajar fikih masih berada di bawah rata-rata 7,50 (nilai dalam satuan) yang merupakan standar ketuntasan minimal mata pelajaran.

7 Berkaitan dengan rendahnya perolehan hasil belajar dijelaskan Syah (2004) menjelaskan faktor yang mempengaruhinya yaitu: (1) faktor internal siswa, (2) faktor eksternal siswa, dan (3) faktor pendekatan belajar. Faktor pendekatan belajar merupakan salah satu faktor yang akan membuat siswa merasa tertarik untuk belajar melalui penyampaian guru. Guru yang mampu menerapkan berbagai pendekatan belajar cenderung akan mampu mengelolah kelas dengan baik sehingga penyajian pembelajaran tidak membosankan. Namun selama ini guru hanya memakai strategi ekspositori untuk menjelaskan materi ke siswa, sehingga siswa menerima semua informasi yang diterima oleh guru namun kurang aktif dalam proses pembelajaran. Strategi pembelajaran peta konsep merupakan strategi pembelajaran yang dapat menguatkan siswa untuk menghadapi persoalan dengan langkah penyelesaian yang sistematis, yaitu: memahami masalah, menyusun rencana, melaksanakan rencana, dan memeriksa kembali, sehingga persoalan yang dihadapi dapat diatasi (Kurniawati, 2010). Slameto (2010) menyatakan bahwa banyak siswa mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi ajar yang diterimanya namun pada kenyataannya mereka tidak memahaminya. Siswa harus memiliki dasar yang cukup dan kemampuan berpikir logis tentang hubungan antara konsep yang berbeda. Belajar bermakna terjadi apabila informasi baru dikaitkan dengan konsep-konsep relevan yang ada pada struktur kognitif siswa (Dahar, 1989). Pengetahuan baru dikaitkan dengan konsep-konsep relevan yang telah ada di dalam struktur kognitif anak agar terjadi pembelajaran bermakna.

8 Untuk memiliki kemampuan berpikir logis yang baik, maka siswa harus memiliki sarana berpikir yang baik pula. Diantara sarana berpikir tersebut antara lain, siswa mampu berbahasa dengan baik, mampu berlogika dan memiliki kemampuan matematika dengan baik. Oleh karena itu dalam kegiatan pembelajaran guru hendaknya mampu mengetahui dam memahami kemampuan berpikir logis siswa, maka seseorang dimiliki siswa. Dengan mengetahui kemampuan berpikir logis siswa, maka seorang guru dapat menyesuaikan, menyusun dan membuat materi ajar yang relevan untuk membantu dan mengarahkan kesiapan siswa untuk menerima materi pelajaran. Penekanan pemahaman terhadap ajaran fikih tentu sangat penting dimiliki siswa agar dalam kehidupannya sehari-hari selalu menggunakan dan mempedomani hukum-hukum yang terkandung dalam fikih, maka pendidikan tidak hanya mementingkan aspek kognitif tetapi manfaat pendidikan, adalah siswa yang telah lulus di Madrasah Tsanawiyah tidak hanya pandai secara teoritis saja, tetapi mampu mengaplikasikan dalam kehidupan. Maka pemilihan strategi yang tepat, dibutuhkan dan harus disesuaikan dengan kemampuan berpikir logis siswa. Kemampuan berpikir logis siswa salah satu komponen yang harus diperhatikan dengan seksama karena seorang guru dalam mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki siswa akan membantu dalam menentukan materi, strategi, metode dan media yang tepat untuk digunakan. Hal ini perlu dilakukan agar pelajaran yang disampaikan dapat menarik perhatian siswa dan setiap detik yang berlangsung dalam kegiatan pembelajaran tidak membosankan.

9 Pemilihan strategi pembelajaran peta konsep dan strategi pembelajaran ekspositori pada penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih jauh apa yang telah dilakukan para guru dalam setiap pembelajaran fikih, bagaimana para guru memiliki dan menggunakan strategi pembelajaran yang dikaitkan dengan materi ajar dan bagaimana kemampuan berpikir logis siswa serta bagaimana hasil belajar yang dihasilkan dalam setiap pembelajaran fikih. Atas dasar permasalahan ini, peneliti ingin menerapkan strategi pembelajaran peta konsep dan ekspositori dalam pembelajaran fikih dengan memperhatikan aspek kemampuan berpikir logis siswa dan hasil belajar fikih terhadap strategi yang digunakan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah, banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar fikih siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Kab. Aceh Timur, diantaranya dapat di identifikasi sebagai berikut: (1) Apakah kemampuan berpikir logis berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar fikih siswa? (2) Apakah sarana dan fasilitas belajar berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar fikih siswa? (3) Apakah penerapan penggunaan peta konsep pada bidang studi fikih yang digunakan guru mempunyai pengaruh terhadap pencapaian prestasi siswa? (4) Apakah lingkungan atau suasana belajar di Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kab. Aceh Timur mempunyai pengaruh terhadap pencapaian prestasi siswa?

10 (5) Apakah penggunaan media ajar yang tepat dalam pembelajaran fikih mempunyai pengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar fikih siswa? (6) Apakah sistem evaluasi yang diterapkan dalam pembelajaran fikih mempunyai pengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar fikih siswa? (7) Apakah tingkat kemampuan berpikir berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar fikih siswa? (8) Apakah ada perbedaan yang berarti antara penggunaan strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir logis terhadap hasil belajar fikih siswa? (9) Kegiatan belajar bagaimanakah yang akan memberikan dampak kepada hasil belajar fikih siswa? (10) Apakah ada pengaruh kurikulum dan perangkat akomodasinya terhadap hasil belajar fikih siswa? C. Pembatasan Masalah Keberhasilan belajar seorang siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal. Dalam kajian penelitian ini faktor internal adalah kemampuan berpikir logis, sedangkan faktor eksternal adalah strategi pembelajaran. Dalam kajian penelitian ini, strategi pembelajaran dibatasi pada strategi pembelajaran peta konsep dan strategi pembelajaran ekspositori. Sedangkan kemampuan berpikir logis dibatasi pada kemampuan berpikir logis tinggi dan kemampuan berpikir logis rendah. Hasil belajar dibatasi pada hasil belajar fikih siswa pada materi haji dan umrah semester genap kelas VIII.

11 D. Perumusan Masalah Bertolak dari latar belakang, indentifikasi dan pembatasan masalah yang dikemukakan diatas maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar ilmu fikih siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran peta konsep dan siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran ekspositori? 2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar ilmu fikih siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis tinggi lebih tinggi dari siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis rendah? 3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran (peta konsep dan ekspositori) dan kemampuan berpikir logis terhadap hasil belajar ilmu fikih? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar fikih siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran peta konsep dibandingkan hasil belajar fikih siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran ekspositori. 2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar fikih siswa yang memilki kemampuan berpikir logis tinggi dibandingkan hasil belajar fikih siswa yang memilki kemampuan berpikir logis rendah. 3. Untuk mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran (peta konsep dan ekspositori) dengan kemampuan berpikir logis dalam mempengaruhi hasil belajar fikih siswa.

12 F. Manfaat penelitian Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat yang bersifat teoritis maupun praktis. Manfaat teortis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan strategi pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran fikih. 2. Sumbangan pemikiran bagi guru khususnya guru fikih dalam memahami dinamika dan karakteristik siswa. 3. Bahan masukan bagi lembaga pendidikan sebagai aplikasi teorestis dan teknologi pembelajaran. 4. Bahan perbandingan bagi peneliti lain yang membahas dan meneliti permasalahan yang sama atau yang hampir sama. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai bahan pertimbangan dan alternatif bagi guru tentang strategi pembelajaran pada pembelajaran fikih yang dapat diterapkan guru bagi kemajuan dan peningkatan keberhasilan belajar siswa. 2. Memberikan gambaran bagi guru tentang keefektifan dan efesiensi aplikasi strategi pembelajaran peta konsep berdasarkan kemampuan berpikir logis siswa pada pembelajaran fikih untuk memperoleh hasil belajar fikih yang lebih maksimal. 3. Sebagai bahan masukan bagi lembaga pendidikan dalam upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam hal-hal yang berhubungan dengan aplikasi teknologi pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran khususnya dalam pembelajaran fikih.