BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru menjadi komponen yang sangat penting untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, beberapa di. ini dapat dilihat dari rendahnya hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini banyak terjadi perubahan dan pembaharuan ke arah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUHAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru memegang peranan penting terhadap keberhasilan belajar siswa,

BAB I PENDAHULUAN. materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Dari hasil belajar, guru dapat

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahkluk belajar (learning human). Sejak lahir manusia. mengenal lingkungannya, memahami dirinya sendiri, dan

BAB I PENDAHULUAN. Kong, dan Indonesia berada diperingkat 69 dari 76 negara.

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan yang berada di Salatiga. Sekolah ini memiliki 33 orang guru dan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana dan wahana yang memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan cara yang inovatif dan kreatif dalam mengelola kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. bermutu adalah pelaksanaan proses pembelajaran oleh guru yang prosesional yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha untuk membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. (RPP), pengelolaan kelas maupun hasil belajar siswa di kelas. Hal ini lah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dalam arti luas merupakan segala kegiatan pembelajaran yang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya sehingga harapan dan cita-cita pendidikan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dan sejalan dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik. dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan banyak cara untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu usaha yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu siswa supaya bisa belajar secara baik. yang baik dan merupakan unsur yang penting di dalam keseluruhan sistem

BAB I PENDAHULUAN. aktif dan interaktif, karena guru berinteraksi langsung dengan siswa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. terutama yang berkaitan dengan masalah pendidikan. Oleh karena itu dibutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, oleh sebab itu maka kegiatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor dalam meningkatkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan salah satu unsur dalam proses belajar mengajar yang bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat melahirkan sumber daya manusia yang terdidik. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) tahun 2006 lalu, pendidik tidak bisa lagi menggunakan paradigma lama

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal yang sangat penting bagi kemajuan dan. kemajuan zaman saat ini. Dengan majunya pendidikkan maka akan bisa

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, mempunyai daya saing dan berprilaku baik.

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia (SDM) kita mempunyai keunggulan dan mampu bersaing di bidang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal maupun pendidikan informal. jawab seperti pendidikan keluarga dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. umum dikenal masyarakat adalah sekolah yang menyelenggarakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. alam dan kegiatan ekonomi, menuntut guru agar dapat menciptakan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. diharuskan memiliki profesionalisme yang tinggi dalam proses belajar- mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan Merupakan suatu kebutuhan dalam proses kehidupan. Majunya

BAB I PENDAHULUAN. proses interaksi antara guru dan siswa atau pembelajar beserta unsur-unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. upaya dalam pencerdasan peserta didik. Peningkatan kualitas pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. setiap proses pengajaran. Apabila ingin meningkatkan hasil belajar, tentunya tidak

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Guru berperan penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswanya.

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat menghasilkan generasi generasi bangsa yang cerdas, kreatif, inovatif

BAB I PENDAHULUAN. No. 20 tahun 2003: 33). Hal ini disesuaikan dengan dunia pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang terencana diarahkan untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masyarakat. Dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia, maka kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Pendidikan yang berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. baik agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan proses yang dapat ditandai dengan perubahan perilaku

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Maju atau mundurnya suatu bangsa dilihat dari tinggi atau rendahnya mutu

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. dari seluruh rakyat Indonesia, baik dari pemerhati pendidikan, birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. di lapangan sistem pengelolaan siswa masih menggunakan cara konvensional yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. Swasta Eria Medan peneliti mengamati bahwa proses pembelajaran di dalam kelas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. paradigma yang lama atau cara-cara berpikir tradisional. Dalam dunia pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga formal untuk mencapai semua standar proses

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. tugas serta tanggung jawab yang besar dalam pengelolaan proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah mengantar para siswa menuju

BAB I PENDAHULUAN. tetapi siswa harus berperan aktif mencari sumber-sumber lain supaya tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam berusaha melestarikan dan mewariskan nilai-nilai hidup. Kurikulum,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa, siswa dengan siswa, dan antara siswa dengan sumber belajar lainya dalam suatu kesatuan waktu yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian suatu proses belajar mengajar dikatakan baik apabila proses tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kepribadian, kecerdasan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pembelajaran disekolah merupakan suatu kegiatan yang disenangi, menantang dan bermakna bagi siswa. Kegagalan seorang guru dalam menyampaikan suatu pokok bahasan disebabkan oleh proses belajar mengajar yang kurang membangkitkan perhatian dan aktivitas peserta didik dalam mengikuti pelajaran. Oleh sebab itu guru bukan hanya mengajar, melainkan mempunyai makna sadar dan kritis terhadap mengajar dan menggunakan kesadaran dirinya untuk mengadakan perubahan-perubahan dan perbaikan pada proses pembelajaran. Seorang guru idealnya akan mampu bertindak dan berpikir kritis dalam menjalankan tugasnya secara profesional dan dapat mengemukakan alternatif yang harus diambil dalam proses belajar mengajar guna tercapainya tujuan pembelajaran itu sendiri. 1

2 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah sekolah yang menekankan keahlian dibidangnya. Setiap lulusan diharapkan siap memasuki dunia kerja. Akuntansi merupakan mata pelajaran pokok yang diajarkan di Sekolah Menengah Kejuruan khususnya program studi akuntansi. Didalam mempelajarinya dituntut kesungguhan seperti mencatat, pengikhtisaran, juga penyusunan. Berdasarkan observasi penulis di SMK Swasta Budisatrya Medan kelas XI Akuntansi bahwa dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru cenderung menerapkan metode pembelajaran terpusat (konvensioanal), siswa hanya bersifat menerima dengan pasif apa yang diajarkan oleh guru sehingga siswa sukar menerima materi pelajaran. Siswa juga tampak malas mengerjakan soal-soal yang diberikan guru, dikarenakan guru tidak memberikan bimbingan pada latihan yang diberikan sehingga mereka menjadi kesulitan mengerjakan soal tersebut. Kesulitan- kesulitan tersebut membuat mereka menjadi malas untuk aktif didalam kelas. Selain itu, salah satu penyebab sukarnya memahami materi pelajaran adalah rendahnya aktivitas siswa dalam belajar sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang menjadi rendah pula. Hasil belajar ini menyangkut pada nilai yang diperoleh siswa dalam ulangan harian, yakni masih banyak yang belum tuntas atau memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 80. Nilai tersebut terdiri dari tiga kali ulangan harian dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang. Pada ulangan pertama, persentase siswa yang tuntas yakni 40% dan yang tidak tuntas yaitu 60 %. Kemudian di ulangan harian yang kedua, persentase siswa yang tuntas yakni 33.3 % dan siswa yang tidak tuntas yaitu 66.7 %. Selanjutnya di ulangan harian yang ketiga, persentase yang tuntas yakni 46.7%

3 dan siswa yang tidak tuntas yaitu 53.3%. Nilai tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian 1, 2 dan 3 Kelas XI AK SMK Swasta Budisatrya Medan T.P 2016/2017 Siswa Memenuhi nilai Siswa Memperoleh Test KKM No. KKM Nilai dibawah KKM Jumlah % Jumlah % 1 UH 1 80 12 40 18 60 2 UH 2 80 10 33.3 20 66.7 3 UH 3 80 14 46.7 16 53.3 Jumlah 36 120 54 180 Rata-Rata 12 40 18 60 Sumber:Daftar Nilai Semester Ganjil Kelas XI Ak-2 SMK Budisatrya Medan Hasil belajar siswa pada tabel diatas dipengaruhi oleh beberapa faktor, agar mencapai hasil yang optimal, maka perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Menurut Slameto (2012:54), Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor intern dan ekstern. Salah satu faktor ekstern adalah metode mengajar. Dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional. Dimana kegiatan belajar mengajar masih berpusat sepenuhnya pada guru. Selama kegiatan pembelajaran guru kurang memperhatikan kebutuhan dan keinginan siswa. Materi pelajaran disajikan dengan metode ceramah secara monoton, dan kurang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa menjadi pasif dan cenderung lebih banyak menunggu informasi-informasi yang disajikan oleh guru. Apabila fenomena diatas dibiarkan terus menerus maka kualitas belajar siswa akan memperihatinkan dan hasil belajar pun akan rendah, dan siswa akan tetap menganggap pelajaran akuntansi merupakan pelajaran yang sulit. Untuk itu guru

4 harus mampu merancang kegiatan belajar mengajar yang dapat merangsang siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran akuntansi, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Berdasarkan masalah diatas, penulis mencoba untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi. Penelitian dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran CTL dan Strategi Quiz Team. Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar. Model pembelajaran CTL merupakan salah satu konsep belajar yang dapat membantu guru dalam mengaitkan antara materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari ataupun dengan situasi dunia nyata siswa sehingga mendorong siswa untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Dalam model pembelajaran ini proses pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa agar bekerja dan mengalami sendiri apa yang dipelajarinya, bukan sekedar mengetahuinya tetapi mampu menerapkan pengetahuannya. Sehingga proses pembelajaran tidak hanya sekedar mentransfer pengetahuan dari guru kepada siswa, tetapi bagaimana siswa dituntut agar mampu memaknai apa yang telah dipelajarinya dan diharapkan dapat menerapkan didalam kehidupannya kelak. Dengan demikian siswa dapat dengan lebih mudah menguasai materi pelajaran yang diajarkan oleh guru kepada siswa. Tidak sekedar model pembelajaran, strategi dalam mencapai hasil yang maksimal dalam proses belajar juga tidak kalah pentingnya. Dengan strategi

5 tujuan yang ingin kita capai dapat dengan lebih efektif dan efisien. Dengan kata lain, strategi yang tepat dan terencana dengan baik akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Untuk itu guru semestinya mampu menerapkan strategi yang tepat guna meningkatkan kreatifitas dan aktivitas siswa sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa yaitu Quiz Team. Quiz Team merupakan strategi dalam meningkatkan kembali sejauh mana materi pelajaran dengan cara bermain kuis dengan setiap tim yaitu dengan saling melempar pertanyaan dan saling memberi jawaban antara tim yang satu dengan yang lainnya. Selain itu strategi Quiz Team juga merupakan salah satu strategi yang meningkatkan tanggung jawab belajar peserta didik dalam suasana yang menyenangkan, sehingga tidak membuat bosan siswa dalam proses belajar. Dengan strategi ini diharapkan mampu menjadi siswa lebih aktif dalam belajar sehingga siswa dapat lebih mengingat kembali materi pelajaran yang telah diajarkan sebelumnya. Dari hasil penelitian yang dilakukan Samriani (2009) dalam penelitiannya bahwa dengan menggunakan model pembelajaran CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kemudian penelitian yang dilakukan Joko (2013) dalam penelitiannya bahwa dengan menggunakan Strategi Quiz Team dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.

6 Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan Strategi Pembelajaran Quiz Team untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Swasta Budisatrya Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana cara meningkatkan aktivitas belajar akuntansi siswa kelas XI SMK Swasta Budisatrya Medan? 2. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI SMK Swasta Budisatrya Medan? 3. Apakah penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan Strategi Pembelajaran Quiz Team dapat meningkatkan aktivitas belajar akuntansi siswa kelas XI SMK Swasta Budisatrya Medan? 4. Apakah penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan Strategi Pembelajaran Quiz Team dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI SMK Swasta Budisatrya Medan? 5. Apakah ada perbedaan hasil belajar antar siklus di kelas XI SMK Swasta Budisatrya Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017?

7 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan Strategi Pembelajaran Quiz Team dapat meningkatkan aktivitas belajar akuntansi siswa kelas XI SMK Swasta Budisatrya Medan? 2. Apakah penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan Strategi Pembelajaran Quiz Team dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI SMK Swasta Budisatrya Medan? 3. Apakah ada perbedaan hasil belajar antar siklus di kelas XI SMK Swasta Budisatrya Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017? 1.4 Pemecahan Masalah Pemecahan masalah yang dilakukan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar adalah melalui penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan Strategi Pembelajaran Quiz Team. Langkah pertama yang dilakukan setelah berdiskusi dengan guru yang bersangkutan maka peneliti mengadakan pre test yang bertujuan sejauh mana kemampuan awal dari siswa mengenai bahan yang akan dipelajari. Setelah mengadakan pre test maka langkah kedua guru membagi siswa kedalam kelompok kecil. Langkah ketiga guru menyampaikan materi yang akan diajarkan dan menjelaskan tujuan dan sasaran apa yang akan dicapai dalam materi tersebut. Setelah selesai menyampaikan materi apa dan sasaran apa yang akan dicapai dari

8 materi tersebut maka guru melaksanakan pembelajaran dengan model Contextual Teaching and Learning (CTL). Penerapan model pembelajaran CTL ini, siswa dituntut untuk lebih banyak membaca, mengeluarkan pendapat, berpikir kritis, logis, dinamis, memecahkan soal dan mengaitkan meteri yang diajarkan dengan konteks sehari-hari. Dengan model CTL siswa juga diajak untuk berdiskusi yang dibagi dalam beberapa kelompok sehingga menjadi lebih aktif dalam proses belajar, saling bertanya satu dengan yang lainnya dan pada akhirnya membuat kesimpulan dari diskusinya. Diharapkan model CTL dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa kelas XI. Penerapan strategi Quiz Team merupakan meningkatkan kemampuan tanggung jawab peserta didik terhadap apa yang mereka pelajari melalui cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan. Penerapan strategi Quiz Team dimulai dari teknik yaitu siswa dibagi menjadi tiga tim. Tim A, B, dan C, Tim A menyiapkan kuis yang berjawaban singkat, tim A menguji tim B jika tim B tidak bisa menjawab maka tim C diberi kesempatan untuk menjawabnya kemudian dilanjutkan tim A menguji tim C dan ulangi prosesnya. Dalam strategi ini, siswa diarahkan lebih aktif, berpikir kreatif dan kritis terhadap masalah yang ada. Model pembelajaran ini mengandung unsur permainan yang menyenangkan sehingga diharapkan siswa tidak takut dan bosan dalam mengikuti pembelajaran akuntansi. Penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan strategi pembelajaran Quiz Team ini diharapkan mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Sehingga pada proses belajar mengajar siswa

9 dapat lebih aktif, mampu mengeluarkan pendapat dalam diskusi, mampu berpikir mengenai materi yang dipelajari dan tidak bosan dalam belajar karena adanya permainan yang menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar yaitu bermain kuis antar kelompok. Berdasarkan uraian tersebut maka penting diterapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan strategi pembelajaran Quiz Team sebagai upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa di kelas XI SMK Swasta Budisatrya Medan. 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan Strategi Pembelajaran Quiz Team dapat meningkatkan aktivitas belajar akuntansi siswa kelas XI SMK Swasta Budisatrya Medan. 2. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan Strategi Pembelajaran Quiz Team dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI SMK Swasta Budisatrya Medan. 3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antar siklus pada penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan Strategi Pembelajaran Quiz Team di kelas XI SMK Swasta Budisatrya Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017.

10 1.6 Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi menfaat dari hasil penelitian ini adalah: 1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan strategi pembelajaran Quiz Team untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI akuntansi SMK Swasta Budisatrya Medan. 2. Memberi masukan bagi pihak sekolah pada umumnya dan bagi guru akuntansi pada khususnya dengan menerapkan model pembelajaran dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI akuntansi SMK Swasta Budisatrya Medan. 3. Sebagai referensi dan masukan bagi civitas akademik fakultas ekonomi UNIMED dan pihak lain yang melakukan penelitian yang sama.