PERTUMBUHAN IKAN KERALI (Labocheilos falchifer) DI PERAIRAN SUNGAI LEMATANG, SUMATERA SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
Upaya, Laju Tangkap, dan Analisis... Sungai Banyuasin, Sumatera Selatan (Rupawan dan Emmy Dharyati)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai. Secara ekologis sungai

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

KEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai. (Sosrodarsono et al., 1994 ; Dhahiyat, 2013).

PERTUMBUHAN IKAN SEMAH (Tor tambra, Valenciennes, 1842) DI PERAIRAN SUNGAI MUSI, SUMATERA SELATAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sungai Tabir terletak di Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin. Sungai Tabir

TINJAUAN PUSTAKA. Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai

BAB 2 BAHAN DAN METODE

TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Oleh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pulau Pramuka I II III

2.2. Morfologi Ikan Tambakan ( H. temminckii 2.3. Habitat dan Distribusi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :

bentos (Anwar, dkk., 1980).

Estimasi Populasi Gastropoda di Sungai Tambak Bayan Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai potensi besar dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu wilayah yang berada di Pantai Barat Sumatera. Wilayahnya berada 0

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

stasiun 2 dengan stasiun 3 dengan stasiun 3 Stasiun 1 dengan Stasiun 1 Morishita Horn

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB I PENDAHULUAN. Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi

KARAKTERISTIK HABITAT IKAN BELIDA (Notoptera chitala)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Estuari oleh sejumlah peneliti disebut-kan sebagai area paling produktif,

TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan sekitar 25% aneka spesies di dunia berada di Indonesia. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

SWAMP EELS (Synbranchus sp.) JENIS YANG BARU TERCATAT (NEW RECORD SPECIES) DI DANAU MATANO SULAWESI SELATAN *)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kehidupan bergantung kepada air dalam berbagai bentuk. Air merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Spesies yang diperoleh pada saat penelitian

TEKNIK PENATAAN KOLEKSI IKAN SEBAGAI MEDIA INFORMASI ILMIAH PLASMA NUTFAH IKAN PERAIRAN UMUM

PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. Air merupakan komponen lingkungan hidup yang kondisinya

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB I PENDAHULUAN. komponen penting bagi semua bentuk kehidupan di bumi. Pengaturan air yang

PERCOBAAN I INTERAKSI ANTAR KOMPONEN EKOSISTEM

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Makanan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan

BAB 2 BAHAN DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN

IKAN DUI DUI (Dermogenys megarrhamphus) IKAN ENDEMIK DI DANAU TOWUTI SULAWESI SELATAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Pantai Sei Nypah adalah salah satu pantai yang berada di wilayah Desa

PENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRODUKTIVITAS PRIMER PERIFITON DI SUNGAI NABORSAHAN SUMATERA UTARA

bio.unsoed.ac.id TELAAH PUSTAKA A. Morfologi dan Klasifikasi Ikan Brek

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SIKLUS REPRODUKSI TAHUNAN IKAN RINGAN, TIGER FISH (Datnioides quadrifasciatus) DI LINGKUNGAN BUDIDAYA AKUARIUM DAN BAK

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) VII (1): ISSN:

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton. Ima Yudha Perwira, SPi, Mp

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Komunitas Makrozoobenthos

Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Potensi budidaya ikan di Waduk Embung Klamalu Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat: Kajian kualitas fisika kimia air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan karena lingkungan air tawar memiliki beberapa kondisi, antara lain:

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BIOLOGI REPRODUKSI IKAN JUARO (Pangasius polyuranodon) DI DAERAH ALIRAN SUNGAI MUSI, SUMATERA SELATAN ABDUL MA SUF

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hutan mangrove yang berada di perairan pesisir Jawa Barat terletak

MONITORING KUALITAS AIR DI WADUK Ir. H. DJUANDA

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB I PENDAHULUAN. Sungai Tabir merupakan sungai yang berada di Kecamatan Tabir Kabupaten

TINJAUAN PUSTAKA. tahapan dalam stadia hidupnya (larva, juwana, dewasa). Estuari merupakan

V ASPEK EKOLOGIS EKOSISTEM LAMUN

: Baku mutu air kelas I menurut Peraturan Pemerintah RI no. 82 tahun 2001 (hanya untuk Stasiun 1)

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3 Data perubahan parameter kualitas air

Stasiun 1 ke stasiun 2 yaitu + 11,8 km. Stasiun '4.03"LU '6.72" BT. Stasiun 2 ke stasiun 3 yaitu + 2 km.

BAB III METODE PENELITIAN. data sampel yaitu dengan pengamatan atau pengambilan sampel secara langsung,

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

3. METODE PENELITIAN

ANALISIS PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN MUARA SUNGAI SALO TELLUE UNTUK KEPENTINGAN BUDIDAYA PERIKANAN ABSTRAK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

HIDROSFER III. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. sumber irigasi, sumber air minum, sarana rekreasi, dsb. Telaga Jongge ini

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dimulai dari April hingga September

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Patin Siam

STUDI KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN KARAMBA DI SUNGAI KAHAYAN (Water Quality Research For Fish Farming Keramba In The Kahayan River)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Padat Tebar (ekor/liter)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan suatu perairan dalam menerima suatu beban bahan tertentu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Lampiran 1 Ringkasan Skripsi. Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya Alamat pos elektronik:

515 Keragaan pertumbuhan benih Cherax... (Irin Iriana Kusmini)

Aquatic Plant and Fish Assosiation in the Parit Belanda River, Meranti Pandak Village, Rumbai Pesisir District, Pekanbaru Regency, Riau Province By:

I. PENDAHULUAN. memiliki keanekaragaman spesies tertinggi di dunia, jumlahnya lebih dari

Kelayakan kualitas air kolam di lokasi pariwisata Embung Klamalu Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat

METODE PENELITIAN. 07 o 20 0,6576 LS 19 o 13 48,4356 BT Kober, Kec. Purwokerto Barat Bantarsoka, Kec. Purwokerto Barat

Transkripsi:

ABSTRAK PERTUMBUHAN IKAN KERALI (Labocheilos falchifer) DI PERAIRAN SUNGAI LEMATANG, SUMATERA SELATAN Marson 1) dan Mas Tri Djoko Sunarno 2) 1) Peneliti pada Balai Riset Perikanan Perairan Umum, Mariana-Palembang 2) Peneliti pada Pusat Riset Perikanan Tangkap-Jakarta Teregristrasi I tanggal: 11 Juli 2008; Diterima setelah perbaikan tanggal: 21 Juli 2008; Disetujui terbit tanggal: 28 Juli 2008 Ikan kerali (Labocheilos falchifer) merupakan salah jenis ikan endemik di perairan Sungai Lematang, Sumatera Selatan. Untuk pengeloaan suatu jenis ikan, salah satunya dibutuhkan pengamatan pertumbuhan ikan tersebut. Oleh karena itu, suatu penelitian telah dilakukan untuk mengamati pertumbuhan ikan kerali di Sungai Lematang pada bulan Maret 2008. Stasiun pengamatan ditetapkan secara sengaja di Sungai Lematang dan anak-anak sungainya, yaitu Sungai Mulak, Selangis, dan Ndikat. Ikan contoh ditangkap dengan alat jala (cast net) dan jaring (gill net). Ikan contoh diukur panjang dan bobot. Analisis hubungan bobot tubuh dengan panjang total ikan kerali di semua perairan Sungai Lematang (sungai utama dan anak sungainya) menunjukkan pertumbuhan alometrik positif. KATAKUNCI: pertumbuhan, ikan kerali, Labocheilos falchifer, Sungai Lematang PENDAHULUAN Sungai Lematang merupakan salah satu anak sungai terbesar dari Sungai Musi, terletak di bagian hulu, mengalir di Kabupaten Lahat Propinsi Sumatera Selatan. Sungai ini memiliki arus deras, dasar perairan berpasir dan berbatu terutama di bagian hulu. Sungai Lematang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber mata air, transportasi, irigasi, mineral, dan perikanan. Berdasarkan pada catatan Weber & Beaufort (1916) dan; Utomo et al. (2007), ikan semah (Labeobarbus spp.) merupakan ikan endemik di perairan Musi bagian hulu, termasuk Sungai Lematang. Selain itu, ikan endemik lainnya yang ditemui di perairan tersebut dan mempunyai nilai ekonomis penting di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan adalah ikan kerali (Labocheilos falchifer) (Gambar 1). Vegetasi di sepanjang perairan Lematang merupakan produsen primer yang menyediakan bahan organik bagi ikan (Gaffar & Fatah, 2006). Di samping itu, batu-batuan yang ditumbuhi lumut yang berada pada perairan tersebut merupakan tempat bagi ikanikan untuk mencari makan. Tumbuhan air juga berfungsi sebagai pelindung (shelter) dan tempat menempelkan telur pada saat ikan memijah. Oleh karena itu, Utomo et al. (1993) mengatakan bahwa di daerah hutan rawa air tawar mempunyai potensi sumber daya ikan lebih tinggi dibandingkan perairan tipe lainnya. Sungai Lematang mempunyai banyak cabang sungai yang bermuara di sungai tersebut. Karakteristik habitat bagian hulu yang diutarakan oleh Utomo et al. (1993) terlihat di perairan Lematang. Ciri-ciri antara lain berarus deras, berbatu, berpasir pada dasar sungai, mempunyai kecerahan yang tinggi, nilai ph berkisar -7,5, suhu air relatif rendah, dan kandungan oksigen terlarut tinggi. Salah satu anakanak sungai tersebut adalah Sungai Mulak, Selangis, Lematang, dan Ndikat. Pola pertumbuhan suatu jenis ikan bergantung pada kondisi lingkungan dan sediaan makanan. Pada kondisi lingkungan cocok dan sumber makanan melimpah, ikan akan tumbuh tidak terbatas dan dapat berkembang biak dengan baik. Pertumbuhan akan Gambar 1. Ikan kerali (Labocheilos falchifer). 51

BAWAL: Vol.2 No.2-Agustus 2008: 51-55 terganggu pada saat sediaan makanan terbatas dan atau peningkatan intensitas tekanan terhadap populasi ikan tersebut misalnya penangkapan ikan dewasa yang sedang melakukan ruaya pemijahan. Jika kedua faktor tersebut berjalan secara pararel, pertumbuhan akan terganggu. Salah satu indikatornya adalah dengan mengetahui sebaran panjang dan bobot serta hubungan keduanya (Royce, 1984). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pertumbuhan ikan kerali yang hidup di perairan Sungai Lematang, Sumatera Selatan dengan cara menganalisis hubungan panjang total dengan bobot tubuh ikan tersebut. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2008. Stasiun pengamatan ditetapkan secara sengaja di empat tempat, yaitu sungai utama (Sungai Lematang) dan anak-anak sungai yang bermuara di Sungai Lematang, yaitu Sungai Mulak, Selangis, dan Ndikat (Gambar 2). Penelitian ini dilakukan dengan metode pengamatan langsung. Contoh ikan kerali diperoleh dari hasil tangkapan nelayan dengan menggunakan beberapa alat tangkap seperti jala (cast net) dan jaring (gill net). Ikan kerali yang tertangkap diidentifikasi dengan menggunakan Weber & Beaufort (1916). Pengamatan parameter kualitas perairan juga dilakukan di empat stasiun tersebut. Parameter yang diamati adalah suhu udara, suhu air, kandungan oksigen terlarut (DO), kandungan CO 2 bebas, kecepatan arus, ph, kedalaman, kecerahan, alkalinitas, kondustivitas, biochemical oxygen demand (BOD) 5 hari, dan total dissolved solid (TDS). Contoh ikan diukur panjang total dengan penggaris baja (ketelitian 0,01) dan ditimbang bobot dengan timbangan manual (ketelitian 0,1). Hubungan bobot tubuh dengan panjang total ikan kerali ditentukan berdasarkan pada rumus Royce (1984) yaitu: W=aL b... (1 di mana: W = bobot ikan (g) L = panjang total ikan (mm) a dan b = konstanta regresi eksponensial Analisis data secara deskriptif dalam bentuk tabulasi dan grafik. HASIL DAN BAHASAN Sungai Lematang merupakan anak sungai terbesar dari Sungai Musi yang terletak di bagian hulu. Sungai ini memiliki arus deras dan di berbagai tempat terdapat batu-batu besar terutama di bagian hulu. Selain sumber daya perikanan, Sungai Lematang digunakan juga sebagai sumber mata air, transportasi, irigasi, dan penambangan mineral. Vegetasi akuatik menyediakan lahan reproduksi dan makanan bagi Gambar 2. Lokasi penelitian ikan kerali (Labocheilos falchifer) di Sungai Lematang Sumatera Selatan. Sumber: www.googlemap.com 52

ikan, dalam hal ini menyediakan substrat sebagai tempat meletakkan telur dan makanan dari berbagai jenis substansi baik insekta (carnivora) maupun buah dan rumputan (herbivora) (Scalet et al., 1996). Sungai Lematang ini mempunyai beberapa anak sungai yang bermuara di sungai tersebut, antara lain Sungai Mulak, Selangis, dan Ndikat. Vegetasi di Sungai Lematang dan anak-anak sungai tersebut relatif sama. Hasil pengamatan kualitas air di stasiun pengamatan masing-masing di Sungai Mulak, Selangis, Lematang, dan Ndikat dapat dilihat pada Tabel 1. Pada saat pengamatan, cuaca dalam kondisi cerah. Kedalaman air berkisar -200 cm. Kecepatan arus di Sungai Lematang (1,01 m per detik) lebih rendah dibandingkan dengan anak sungai tersebut, berkisar 0,19-0,50 m per detik. Tingkat kecerahan air terendah diamati di Sungai Selangis ( cm) dan tertinggi di Sungai Ndikat (1 cm). Suhu air di ketiga anak sungai adalah relatif sama ( C), kecuali di sungai utama (Sungai Lematang), suhunya lebih rendah (24 C). Rendahnya suhu di Sungai Lematang diikuti oleh nilai oksigen terlarut (DO) yang lebih rendah (4 mg/l) dibandingkan dengan anak sungai. Kandungan CO 2 bebas tidak berbeda antara Sungai Lematang dan Selangis (4,4 mg/l) dan lebih rendah dibandingkan dengan Sungai Mulak dan Ndikat (6,6 mg/l). Nilai ph perairan di semua stasiun pengamatan berkisar - 7,5. Secara keseluruhan, kondisi kualitas air dan lingkungan di semua stasiun pengamatan dapat menunjang hidup dan kehidupan jasad akuatik, termasuk ikan kerali. Hasil pengamatan terhadap mutu air pada masingmasing stasiun pengamatan secara umum menunjukkan kisaran netral sampai agak alkalis, namun dalam batas toleransi kehidupan ikan kerali. Nilai ph pada stasiun pengamatan Sungai Lematang cenderung bersifat basa, bila dibandingkan dengan ph pada stasiun pengamatan Sungai Mulak, Selangis, dan Ndikat. Hal ini m engindikasikan bahwa ketersediaan oksigen yang tinggi mencapai 4 ppm di mana air sungai mengalir dengan kecepatan mencapai 1,01 m per detik. Kapasitas perairan Sungai Lematang menetralkan tambahan asam tanpa menurunkan ph air mencapai 21 mg/l hal ini lebih baik dibandingkan dengan alkalinitas pada stasiun Sungai Mulak, Selangis dan Sungai Ndikat. Hal ini mengindikasikan adanya C0 2 yang rendah (4,4 mg/l). Keadaan ini lebih baik dibanding CO 2 yang terdapat pada stasiun Sungai Mulak dan Ndikat. Kecerahan dan total dissolved solid (TDS) pada stasiun Sungai Lematang cenderung lebih baik bila dibandingkan dengan stasiun Sungai Mulak, Selangis, dan Ndikat. Berdasarkan pada karakteristik mutu perairan di atas dapat dikatakan bahwa perairan yang demikian dapat mendukung sifat pertumbuhan yang berimbang bagi kehidupan ikan kerali. Hubungan panjang dan bobot ikan kerali di setiap stasiun pengamatan dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 3. Persamaan regresi hubungan panjang total dan bobot tubuh pada masing-masing stasiun diperoleh nilai b terbesar (3,306) pada stasiun Sungai Tabel 1. Hasil pengukuran beberapa parameter kualitas air di stasiun penelitian Parameter Stasiun pengamatan Sungai Mulak Sungai Selangis Sungai Lematang Suhu Udara ( C) 28 28 31 Suhu Air ( C) 24 Oksigen terlarut (mg/l) 7,36 7,23 4 CO 2 (mg/l) 6,6 4,4 4,4 ph 7,5 Kecepatan Arus (m/det) 0,38 0,19 1,01 Kedalaman air (cm) 200 100 Kecerahan (cm) Alkalinitas (mg/l) 11,5 11,0 21,0 Conductivity (umhos) 60 80 100 BOD (mg/l) 1,09 0,19 0,32 TDS (mg/l) 30 40 50 Cuaca Posisi Selatan 03 59 03.3 04 02 34.6 04 04 21.0 Timur 103 31 34.2 103 16 29.3 103 19 19.3 Sungai Ndikat 27 7,55 6,6 0,50 150 1 11,5 140 0,58 70 03 59 06.1 103 24 50.7 53

BAWAL: Vol.2 No.2-Agustus 2008: 51-55 Lematang, sedangkan nilai b terkecil (2,887) pada stasiun Sungai Mulak. Hasil pengujian nilai b diperolah nilai lebih kecil dari 3. Artinya, pertumbuhan ikan kerali tergolong allometrik negatif di mana pertumbuhan panjang lebih cepat dibandingkan pertumbuhan bobot. Dari empat stasiun yang dianalisis statistik hubungan panjang total dengan bobot tubuh ternyata stasiun Sungai Lematang, Selangis, dan Ndikat mempunyai nilai b lebih besar dari 3, maka ketiga stasiun tersebut merupakan habitat terbaik bagi ikan kerali di perairan Lematang. Hubungan panjang bobot ikan kerali di daerah aliran Sungai Lematang bersifat allometrik positif. Dari hasil penelitian sifat pertumbuhan ikan kerali di Sungai Lematang, Selangis, dan Ndikat didapatkan perbedaan BOD dan kedalaman air yang nyata dibandingkan dengan stasiun Sungai Mulak (Tabel 1). BOD dan kedalaman akan mempengaruhi proses fotosentesis. Proses fotosintesis akan terganggu dengan kondisi perairan yang dalam. Tabel 2. Persamaan regresi hubungan panjang dan bobot ikan kerali di masing-masing stasiun Stasiun pengamatan Hubungan panjang (L) dan bobot (W) Jumlah contoh (ekor) Koefisien korelasi (r) Sungai Lematang W=0,003L 3.306 34 0,957 Sungai Mulak W=0,013L 2.887 30 0,745 Sungai Ndikat W=0,007L 3.073 50 0,922 Sungai Selangis W=0,004L 3.211 37 0,954 Stasiun Sungai Lematang Stasiun Sungai Mulak Stasiun Sungai Ndikat Stasiun Sungai Selangis Gambar 3. Sifat pertumbuhan ikan kerali (L. falchifer) di setiap stasiun pengamatan. KESIMPULAN Hubungan panjang bobot ikan kerali di Sungai Lematang, Selangis, dan Ndikat bersifat allometrik positif, sedangkan di Sungai Mulak bersifat alometrik negatif. Di Sungai Mulak didapatkan perbedaan BOD dan kedalaman yang nyata. Perbedaan biochemical oksigen deman dan kedalaman air akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan populasi ikan yang hidup di stasiun Sungai Mulak, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak sehat (allometrik negatif). PERSANTUNAN Kegiatan dari hasil riset karakteristik habitat dan keanekaragaman plasma nutfah ikan semah (Labeobarbus spp.), T. A. 2008, di Balai Riset 54

Perikanan Perairan Umum. Saya ucapkan terima kasih pada Adarmansya, mewakili para nelayan serta semua rekan-rekan yang membantu dalam pencatatan dan pengukuran data. DAFTAR PUSTAKA Gaffar, A. K. & K. Fatah. 2006. Hubungan panjang bobot dan faktor kondisi beberapa jenis ikan di perairan rawa banjiran Sungai Musi. Prosiding Seminar Nasional Forum Perairan Umum Indonesia III. p. 29-33. Royce, W. F. 1984. Introduktion Fisheries to the Practice of Fishery Science. Academic Press. California. USA. Scalet, C. G., L. D. Flake, & D. W. Wilis. 1996. Introduction to Wildlife and Fisheries, an Integrated Approach, Freeman, and Company. USA. 512 pp. Utomo, A. D., Z. Nasution, & S. Adjie. 1993. Kondisi ekologi dan potensi sumber daya perikanan sungai dan rawa di Sumatera Selatan. Prosiding Temu Karya Ilmiah Perikanan Perairan Umum. Pengkajian Potensi dan Prospek Pengembangan Perairan Umum Sumatera Selatan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Jakarta. p. 46-61. Utomo, A. D., N. Muflikhah, S. Nurdawati, M. F. Raharjo, & S. Makmur. 2007. Icthiofauna Sungai Musi Sumatera Selatan. Balai Riset Perikanan Perairan Umum. 73 pp. Weber, M. & L. F. D. Beaufort. 1916. The Fishes of the Indo Australian Archipelago. Book III. Leiden. E. J. Brill Ltd. Jilid III. www.googlemap.com. Tanggal 28 Maret 2008. 55