BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Bank Mandiri Syariah 1.1.1 Bentuk Usaha Bank Syariah Mandiri PT. Bank Syariah Mandiri merupakan lembaga keuangan syariah, bank syariah adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat dengan menegakkan aturan-aturan ekonomi islami. Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing. Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan 1
2 menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB. Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system). Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior
3 Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. Visi Memimpin pengembangan peradaban ekonomi yang mulia. Misi 1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri yang berkesinambungan. 2. Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM. 3. Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat. 4. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan. 5. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal. 1.1.2 Bidang Usaha Bank Syariah Mandiri Sebagaimana telah di amanatkan dalam ketentuan Anggaran Dasar, maksud dan tujuan dari didirikannya Bank Syariah Mandiri adalah
4 untuk menyelenggarakan usaha perbankan berdasarkan prinsip Syariah Islam. Dalam melaksanakan maksud dan tujuannya dimaksud, maka Bank Syariah Mandiri sebagaimana diatur pada Pasal 3 Anggaran Dasar dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut : 1. Menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa Giro, Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad Wadi ah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 2. Menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa Deposito, Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 3. Menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah, Akad musyarakah, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 4. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan Akad mudharabah, Akad salam, Akad istishna atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 5. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan Akad qardh atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 6. Menyalurkan pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada nasabah berdasarkan Akad ijarah
5 dan/atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 7. Melakukan pengambil alihan hutang berdasarkan Akad hawalah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 8. Melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah; 9. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan Prinsip Syariah, antara lain, seperti Akad ijarah, musyarakah, mudharabah, murabahah, kafalah, atau hawalah; 10. Membeli surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah yang diterbitkan oleh Pemerintah dan/atau Bank Indonesia; 11. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan pihak ketiga atau antar pihak ketiga berdasarkan Prinsip Syariah; 12. Melakukan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu Akad yang berdasarkan Prinsip Syariah; 13. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah; 14. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah berdasarkan Prinsip Syariah;
6 15. Melakukan fungsi sebagai Wali Amanat berdasarkan Akad wakalah; 16. Memberikan fasilitas letter of credit atau Bank garansi berdasarkan Prinsip Syariah; 17. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan di bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan; 18. Melakukan kegiatan valuta asing berdasarkan Prinsip Syariah; 19. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada Bank Umum Syariah atau lembaga keuangan yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah; 20. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya; 21. Bertindak sebagai pendiri dan pengurus dana pensiun berdasarkan Prinsip Syariah; 22. Melakukan kegiatan dalam pasar modal sepanjang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal; 23. Menyelenggarakan kegiatan atau produk Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah dengan menggunakan sarana elektronik;
7 24. Menerbitkan, menawarkan, dan memperdagangkan surat berharga jangka pendek berdasarkan Prinsip Syariah, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui pasar uang; 25. Menerbitkan, menawarkan, dan memperdagangkan surat berharga jangka panjang berdasarkan Prinsip Syariah, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui pasar modal; 26. Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Umum Syariah lainnya yang berdasarkan Prinsip Syariah. 1.1.3 Perkembangan Usaha Bank Syariah Mandiri Bank syariah menjadi salah satu sektor industri yang berkembang pesat di Indonesia. Beberapa fakta pesatnya pertumbuhan perkembangan PT Bank Syariah Mandiri (BSM) mencatatkan pertumbuhan Aset sebesar Rp9,74 triliun atau 17,95%, semula sebesar Rp54,23 triliun di tahun 2012 menjadi Rp63,97 triliun di tahun 2013. Dana Pihak Ketiga, jumlah dana masyarakat yang ditempatkan di perbankan Total penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat sebesar Rp9,05 triliun atau 19,09%, semula Rp47,41 triliun di tahun 2012 menjadi 56,46 triliun di tahun 2013.
8 Penyaluran pembiayaan meningkat sebesar Rp5,71 triliun atau 12,75%, semula Rp44,76 triliun di tahun 2012 menjadi Rp50,46 triliun di tahun 2013. Ekuitas tumbuh sebesar Rp681 miliar atau 16,29%, semula Rp4,18 triliun di tahun 2012 menjadi Rp4,86 triliun di tahun 2013. Nilai komposit Good Corporate Governance (GCG) dalam pelaksanaan selft assessment GCG BSM ke Bank Indonesia mencapai sebesar 1,85 atau kategori Baik Penghargaan (Award) dalam berbagai bidang dari beragam institusi sebanyak 42 penghargaan dari dalam dan luar negeri. Prestasi ini mencerminkan tingkat kepercayaan dan apresiasi masyarakat yang sangat tinggi kepada BSM DPK, pembiayaan dan aset perbankan syariah tumbuh lebih pesat. Hal ini ditopang oleh outlet perbankan syariah yang tumbuh pesat Kantor Layanan 853 kantor layanan di seluruh Indonesia, Jaringan ATM Total ATM sebanyak 144.865 jaringan meliputi : 1. ATM Syariah Mandiri, 909 unit 2. ATM Mandiri, 11.454 unit 3. ATM Bersama, 53. 722 unit 4. ATM Prima, 66.770 unit dan 5. Malaysia Electronic Payment System (MEPS), 12.010 unit. Selain ekspansi perbankan syariah untuk meningkatkan jumlah outletnya, pertumbuhan outlet yang pesat juga karena
9 maraknya pembukaan bank syariah, baik Bank Umum Syariah (BUS) ataupun Unit Usaha Syariah (UUS). 1.2 Tujuan dan Ruang Lingkup Unit Kerja 1.2.1 Tujuan Unit Kerja Selama penulis melaksankan magang di PT.Bank Syariah Mandiri Thamrin, penulis ditempatkan di Divisi Perpajakan. Dimana dalam divisi tersebut pihak perusahaan sudah mempunyai tujuan dan ruang lingkup yang telah ditetapkan, agar dalam setiap divisi tersebut mempunyai tugas dan tanggung jawab yang di berikan perusahaan. Adapun tugas dari divisi perpajakan tesebut, yaitu : 1. Memeriksa aspek perpajakan dan melakukan perhitungan pajak. 2. Melakukan verifikasi hasil pemeriksaan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. 3. Memproses pelaporan dan pembayaran pajak sesuai ketentuan. 1.2.2 Ruang Lingkup Unit Kerja Ruang lingkup kerja yang dapat penulis jelaskan diantaranya sebagai berikut : 1. Divisi Akuntansi Operasional mempunyai tugas sebagai berikut:
10 a. Melakukan fungsi pembayaran atas transaksi operasional. b. Memutuskan pencairan pembiayaan sesuai dengan ketentuan. 2. Divisi Perpajakan mempunyai tugas sebagai berikut : a. Memeriksa aspek perpajakan dan melakukan perhitungan pajak. b. Melakukan verifikasi hasil pemeriksaan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. c. Memproses pelaporan dan pembayaran pajak sesuai ketentuan. 3. Divisi Kebijakan Akuntansi mempunyai tugas sebagai berikut : a. Mensosialisasikan pedoman-pedoman akuntansi yang berlaku. b. Mengupdate akun-akun yang berlaku. 4. Divisi Service Accounting mempunyai tugas sebagai berikut : a. Mengontrol transaksi pemasukan seluruh cabang. b. Mengontrol transaksi pengeluaran seluruh cabang. 5. Divisi Reporting mempunyai tugas sebagai berikut : a. Menyusun Laporan keuangan berupa laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan rekonsialisasi pendapatan dan bagi hasil, laporan sumber dan penyaluran
11 dana zakat, laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan. b. Mengupdate laporan keuangan bulanan, laporan triwulan, laporan tahunan, dan laporan keberlanjutan. 1.3 Hubungan Kerja dengan Unit Lain Hubungan unit kerja yang baik antara unit kerja akan dapat memaksimalkan produktifitas kantor maka dalam setiap organisasi diperlukan adanya kerja sama yang baik antara setiap unit kerja. Setiap unit kerja satu dengan yang lainnya akan selalu terdapat keterkaitan untuk menciptakan kerjasama dalam mencapai target yang telah ditetapkan oleh kantor. Divisi kerja tersebut adalah : a. Hubungan dengan Divisi Akuntansi Operasional Mempunyai hubungan kerja melakukan verifikasi data bukti pengeluaran pembayaran biaya operasional perusahaan sesuai dengan ketentuan wewenangnya. Tujuannya untuk mengetahui kebenaran transaksi terjadi. b. Hubungan dengan Divisi Perpajakan Merupakan hubungan kerja untuk meverifikasi hasil pemeriksaan pajak sesuai dengan ketentuan perpajakan. c. Hubungan dengan Divisi Service Accounting Merupakan hubungan kerja untuk mengontrol semua transaksi terjadi setiap unit.
12 d. Hubungan dengan Divisi Kebijakan Akuntansi Merupakan hubungan kerja untuk melakukan membuat akun-akun sesuai kebijakan akuntansi yang berlaku untuk keberlangsungan mengotorisasi posting. e. Hubungan dengan Divisi Reporting Merupakan hubungan kerja yang sangat erat. Divisi perpajakan membutuhkan laporan keuangan untuk menentukan besar pajak yang terhutang pada perusahaan tersebut. 1.4 Tujuan Magang dan Tujuan Penulisan Laporan 1.4.1 Tujuan Magang Tujuan umum kegiatan magang adalah menyiapkan kemampuan mahasiswa yang meliputi pengetahuan, sikap, perilaku, dan pengalaman lapangan dalam dunia kerja. Kegiatan magang yang dilakukan mahasiswa agar dapat merasakan dunia kerja setelah menghadapi perkuliahan, ada beberapa tujuan lainnya diantaranya : 1. Memberikan pengalaman dan pengetahuan kerja kepada mahasiswa agar dapat menyesuaikan diri dengan dunia kerja yang sesungguhnya. 2. Mempersiapkan diri mahasiswa yang nantinya akan memasuki lapangan kerja yang nyata.
13 3. Melatih diri untuk dapat bekerja tim dengan orang lain, serta melatih diri mahasiswa untuk bertanggung jawab dalam bekerja. 4. Melatih mahasiswa untuk dapat langsung mempraktekkan teori yang di dapat selama kuliah sesuai dengan kebutuhan kerja di lapangan. 1.4.2 Tujuan Penulisan Laporan Secara umum, dalam penulisan laporan memiliki tujuan yaitu menyiapkan kemampuan mahasiswa yang meliputi kemampuan pengetahuan, sikap, perilaku, dan pengalaman dalam berkarya pada umumnya dan penulisan ilmiah pada khususnya. Secara khusus, tujuan penulisan laporan yaitu sebagai berikut : 1. Penulisan laporan merupakan salah satu syarat untuk mengikuti sidang akhir guna menyelesaikan program D-III Akuntansi Keuangan pada Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana. 2. Memberikan pandangan bagi mahasiswa tentang dunia kerja yang nyata sehingga mahasiswa mudah menghadapi dengan lingkungan kerja setelah menyelesaikan pendidikannya. 3. Melatih mahasiswa dalam menyusun suatu laporan. 4. Melatih mahasiswa untuk menguraikan pengalamannya yang di dapat dari kegiatan magang dalam bentuk tulisan