BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Bank Mandiri Syariah Bentuk Usaha Bank Syariah Mandiri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Hadir dengan cita-cita membangun Negeri nilai-nilai perusahaan yang

BAB II GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) CABANG PEKANBARU. A. Sejarah Berdirinya Bank Mandiri Syariah (BSM)

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI DALAM PERSPEKTIF RASIO CAMELS

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA. Krisis multi-dimensi yang melanda Indonesia pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. melakukan transaksi berdasarkan prinsip jual beli, titipan, sewa dan prinsip

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM PT. BANK SYARIAH MANDIRI A. SEJARAH BERDIRI PT. BANK SYARIAH MANDIRI

BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU ULAK KARANG PADANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam usaha meningkatkan jumlah nasabah baru serta

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Bank yang mencerminkan pada Bank-bank Timur Tengah, bank yang ada di

BAB II PROFIL BANK SYARIAH MANDIRI MEDAN. membawa hikmah tersendiri bagi tonggak sejarah sistem perbankan syariah di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter Sebagaimana

BAB II GAMBARAN UMUM PT. BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU SUKAJADI DUMAI. A. Sejarah Singkat Bank Syariah Mandiri KCP Sukajadi Dumai

memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta diatur dalam Pasal 1 Undang-Undang No.20 Tahun 2008.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2004

Fungsi, Peran dan Perkembangan Daya saing BPR/BPRS

BAB II GAMBARAN UMUM PT. BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PEKANBARU. A. Sejarah dan Perkembangan PT. Bank Syariah Mandiri Cabang

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Bank Syariah Mandiri Cabang Dumai

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berdasarkan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

A. Gambaran Umum Nasabah Nasabah merupakan orang atau perusahaan/badan/lembaga yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

ISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH

Analisis Sumber Dan Penggunaan Dana Pada Bank Jabar Banten Syariah

BAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking

BAB I PENDAHULUAN. Rakyat Syariah (BPRS). Menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun dalam lalu lintas pembayaran.(salman, 2012:8).

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan bank syariah di Indonesia membawa angin segar bagi para

REGULASI ENTITAS SYARIAH

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, Dan Perkembangan Usaha Bentuk Usaha

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERBANKAN SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

PERBANKAN SYARIAH SISTEM DAN OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional. Esensi bank Islam tidak hanya dilihat dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 7 /PBI/2003 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Bank Syariah Mandiri (BSM) Hadir dengan cita-cita membangun negeri.

BAB 6 SISTEM OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH. AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Kontemporer

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana disebut dengan debitur. satu, yang sering disebut dengan pooling of fund yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pinjaman kepada orang-orang yang membutuhkan dana. Bank

BAB III GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya. Perbankan Syariah dalam menjalankan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dari sejak awal perkembangan perbankan syari ah di Indonesia memiliki

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terlalu dahulu profil objek penelitian yang penulis kutip langsung dari website

Analisis Akuntansi Pembiayaan Mudharabah Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah, Tbk KCI Citarum

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/26/PBI/2012 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN JARINGAN KANTOR BERDASARKAN MODAL INTI BANK

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perdagangan. Bila ditelusuri asal mula timbulnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.

BAB I PENDAHULUAN. satu syarat mutlak untuk membantu organisasi dalam mencapai tujuannya.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/24/PBI/2004 TENTANG BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. A. Profil Bank Syariah Mandiri cabang Batang

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 9 /PBI/2003 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB III DATA HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tersebut berupa laporan keuangan bulanan Bank Syariah Mandiri Indonesia dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh karena itu peranan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DASAR HUKUM. a. Kegiatan usaha dan produk-produk bank berdasarkan prinsip syariah. b. Pembentukan dan tugas Dewan Pengawas Syariah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi Gambaran Umum Bank BNI dan Unit Usaha Syariah

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/26/PBI/2012 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN JARINGAN KANTOR BERDASARKAN MODAL INTI BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARI AH MANDIRI CABANG KENDAL. A. Profil Bank Syari ah Mandiri 1. Gambaran Umum Bank Syari ah Mandiri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III GAMBARAN UMUM BANK UMUM SYARIAH DEVISA. Penelitian ini akan mengkaji mengenai jumlah Dana Pihak Ketiga, Non

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERBANKAN SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

Perbedaan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

No. 10/ 34 / DPbS Jakarta, 22 Oktober S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha. sejak tahun 1897 dengan nama Postspaarbank. Di era kemerdekaan,

BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PULAU PUNJUNG. sekaligus berkah pasca krisis moneter tahun Sebagaimana diketahui,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PT BANK SYARIAH MANDIRI

Administrasi Pajak Bisnis Lembaga Perbankan

Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB III GAMBARAN UMUM BANK UMUM SYARIAH DEVISA. Obyek penelitian ini adalah Bank Umum Syariah Devisa di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana (defisit unit). Bank syariah secara resmi

AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH TEORI DAN PRAKTIK KONTEMPORER BERDASARKAN PAPSI 2013 EDISI 2

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

ANALISIS KOMPARASI UKURAN BANK PEMBIAYAAN SYARIAH TERHADAP KINERJA BPRS DI INDONESIA Oleh : Ridwansyah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Bank Mandiri Syariah 1.1.1 Bentuk Usaha Bank Syariah Mandiri PT. Bank Syariah Mandiri merupakan lembaga keuangan syariah, bank syariah adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat dengan menegakkan aturan-aturan ekonomi islami. Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing. Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan 1

2 menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB. Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system). Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior

3 Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. Visi Memimpin pengembangan peradaban ekonomi yang mulia. Misi 1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri yang berkesinambungan. 2. Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM. 3. Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat. 4. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan. 5. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal. 1.1.2 Bidang Usaha Bank Syariah Mandiri Sebagaimana telah di amanatkan dalam ketentuan Anggaran Dasar, maksud dan tujuan dari didirikannya Bank Syariah Mandiri adalah

4 untuk menyelenggarakan usaha perbankan berdasarkan prinsip Syariah Islam. Dalam melaksanakan maksud dan tujuannya dimaksud, maka Bank Syariah Mandiri sebagaimana diatur pada Pasal 3 Anggaran Dasar dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut : 1. Menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa Giro, Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad Wadi ah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 2. Menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa Deposito, Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 3. Menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah, Akad musyarakah, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 4. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan Akad mudharabah, Akad salam, Akad istishna atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 5. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan Akad qardh atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 6. Menyalurkan pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada nasabah berdasarkan Akad ijarah

5 dan/atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 7. Melakukan pengambil alihan hutang berdasarkan Akad hawalah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 8. Melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah; 9. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan Prinsip Syariah, antara lain, seperti Akad ijarah, musyarakah, mudharabah, murabahah, kafalah, atau hawalah; 10. Membeli surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah yang diterbitkan oleh Pemerintah dan/atau Bank Indonesia; 11. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan pihak ketiga atau antar pihak ketiga berdasarkan Prinsip Syariah; 12. Melakukan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu Akad yang berdasarkan Prinsip Syariah; 13. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah; 14. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah berdasarkan Prinsip Syariah;

6 15. Melakukan fungsi sebagai Wali Amanat berdasarkan Akad wakalah; 16. Memberikan fasilitas letter of credit atau Bank garansi berdasarkan Prinsip Syariah; 17. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan di bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan; 18. Melakukan kegiatan valuta asing berdasarkan Prinsip Syariah; 19. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada Bank Umum Syariah atau lembaga keuangan yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah; 20. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya; 21. Bertindak sebagai pendiri dan pengurus dana pensiun berdasarkan Prinsip Syariah; 22. Melakukan kegiatan dalam pasar modal sepanjang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal; 23. Menyelenggarakan kegiatan atau produk Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah dengan menggunakan sarana elektronik;

7 24. Menerbitkan, menawarkan, dan memperdagangkan surat berharga jangka pendek berdasarkan Prinsip Syariah, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui pasar uang; 25. Menerbitkan, menawarkan, dan memperdagangkan surat berharga jangka panjang berdasarkan Prinsip Syariah, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui pasar modal; 26. Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Umum Syariah lainnya yang berdasarkan Prinsip Syariah. 1.1.3 Perkembangan Usaha Bank Syariah Mandiri Bank syariah menjadi salah satu sektor industri yang berkembang pesat di Indonesia. Beberapa fakta pesatnya pertumbuhan perkembangan PT Bank Syariah Mandiri (BSM) mencatatkan pertumbuhan Aset sebesar Rp9,74 triliun atau 17,95%, semula sebesar Rp54,23 triliun di tahun 2012 menjadi Rp63,97 triliun di tahun 2013. Dana Pihak Ketiga, jumlah dana masyarakat yang ditempatkan di perbankan Total penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat sebesar Rp9,05 triliun atau 19,09%, semula Rp47,41 triliun di tahun 2012 menjadi 56,46 triliun di tahun 2013.

8 Penyaluran pembiayaan meningkat sebesar Rp5,71 triliun atau 12,75%, semula Rp44,76 triliun di tahun 2012 menjadi Rp50,46 triliun di tahun 2013. Ekuitas tumbuh sebesar Rp681 miliar atau 16,29%, semula Rp4,18 triliun di tahun 2012 menjadi Rp4,86 triliun di tahun 2013. Nilai komposit Good Corporate Governance (GCG) dalam pelaksanaan selft assessment GCG BSM ke Bank Indonesia mencapai sebesar 1,85 atau kategori Baik Penghargaan (Award) dalam berbagai bidang dari beragam institusi sebanyak 42 penghargaan dari dalam dan luar negeri. Prestasi ini mencerminkan tingkat kepercayaan dan apresiasi masyarakat yang sangat tinggi kepada BSM DPK, pembiayaan dan aset perbankan syariah tumbuh lebih pesat. Hal ini ditopang oleh outlet perbankan syariah yang tumbuh pesat Kantor Layanan 853 kantor layanan di seluruh Indonesia, Jaringan ATM Total ATM sebanyak 144.865 jaringan meliputi : 1. ATM Syariah Mandiri, 909 unit 2. ATM Mandiri, 11.454 unit 3. ATM Bersama, 53. 722 unit 4. ATM Prima, 66.770 unit dan 5. Malaysia Electronic Payment System (MEPS), 12.010 unit. Selain ekspansi perbankan syariah untuk meningkatkan jumlah outletnya, pertumbuhan outlet yang pesat juga karena

9 maraknya pembukaan bank syariah, baik Bank Umum Syariah (BUS) ataupun Unit Usaha Syariah (UUS). 1.2 Tujuan dan Ruang Lingkup Unit Kerja 1.2.1 Tujuan Unit Kerja Selama penulis melaksankan magang di PT.Bank Syariah Mandiri Thamrin, penulis ditempatkan di Divisi Perpajakan. Dimana dalam divisi tersebut pihak perusahaan sudah mempunyai tujuan dan ruang lingkup yang telah ditetapkan, agar dalam setiap divisi tersebut mempunyai tugas dan tanggung jawab yang di berikan perusahaan. Adapun tugas dari divisi perpajakan tesebut, yaitu : 1. Memeriksa aspek perpajakan dan melakukan perhitungan pajak. 2. Melakukan verifikasi hasil pemeriksaan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. 3. Memproses pelaporan dan pembayaran pajak sesuai ketentuan. 1.2.2 Ruang Lingkup Unit Kerja Ruang lingkup kerja yang dapat penulis jelaskan diantaranya sebagai berikut : 1. Divisi Akuntansi Operasional mempunyai tugas sebagai berikut:

10 a. Melakukan fungsi pembayaran atas transaksi operasional. b. Memutuskan pencairan pembiayaan sesuai dengan ketentuan. 2. Divisi Perpajakan mempunyai tugas sebagai berikut : a. Memeriksa aspek perpajakan dan melakukan perhitungan pajak. b. Melakukan verifikasi hasil pemeriksaan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. c. Memproses pelaporan dan pembayaran pajak sesuai ketentuan. 3. Divisi Kebijakan Akuntansi mempunyai tugas sebagai berikut : a. Mensosialisasikan pedoman-pedoman akuntansi yang berlaku. b. Mengupdate akun-akun yang berlaku. 4. Divisi Service Accounting mempunyai tugas sebagai berikut : a. Mengontrol transaksi pemasukan seluruh cabang. b. Mengontrol transaksi pengeluaran seluruh cabang. 5. Divisi Reporting mempunyai tugas sebagai berikut : a. Menyusun Laporan keuangan berupa laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan rekonsialisasi pendapatan dan bagi hasil, laporan sumber dan penyaluran

11 dana zakat, laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan. b. Mengupdate laporan keuangan bulanan, laporan triwulan, laporan tahunan, dan laporan keberlanjutan. 1.3 Hubungan Kerja dengan Unit Lain Hubungan unit kerja yang baik antara unit kerja akan dapat memaksimalkan produktifitas kantor maka dalam setiap organisasi diperlukan adanya kerja sama yang baik antara setiap unit kerja. Setiap unit kerja satu dengan yang lainnya akan selalu terdapat keterkaitan untuk menciptakan kerjasama dalam mencapai target yang telah ditetapkan oleh kantor. Divisi kerja tersebut adalah : a. Hubungan dengan Divisi Akuntansi Operasional Mempunyai hubungan kerja melakukan verifikasi data bukti pengeluaran pembayaran biaya operasional perusahaan sesuai dengan ketentuan wewenangnya. Tujuannya untuk mengetahui kebenaran transaksi terjadi. b. Hubungan dengan Divisi Perpajakan Merupakan hubungan kerja untuk meverifikasi hasil pemeriksaan pajak sesuai dengan ketentuan perpajakan. c. Hubungan dengan Divisi Service Accounting Merupakan hubungan kerja untuk mengontrol semua transaksi terjadi setiap unit.

12 d. Hubungan dengan Divisi Kebijakan Akuntansi Merupakan hubungan kerja untuk melakukan membuat akun-akun sesuai kebijakan akuntansi yang berlaku untuk keberlangsungan mengotorisasi posting. e. Hubungan dengan Divisi Reporting Merupakan hubungan kerja yang sangat erat. Divisi perpajakan membutuhkan laporan keuangan untuk menentukan besar pajak yang terhutang pada perusahaan tersebut. 1.4 Tujuan Magang dan Tujuan Penulisan Laporan 1.4.1 Tujuan Magang Tujuan umum kegiatan magang adalah menyiapkan kemampuan mahasiswa yang meliputi pengetahuan, sikap, perilaku, dan pengalaman lapangan dalam dunia kerja. Kegiatan magang yang dilakukan mahasiswa agar dapat merasakan dunia kerja setelah menghadapi perkuliahan, ada beberapa tujuan lainnya diantaranya : 1. Memberikan pengalaman dan pengetahuan kerja kepada mahasiswa agar dapat menyesuaikan diri dengan dunia kerja yang sesungguhnya. 2. Mempersiapkan diri mahasiswa yang nantinya akan memasuki lapangan kerja yang nyata.

13 3. Melatih diri untuk dapat bekerja tim dengan orang lain, serta melatih diri mahasiswa untuk bertanggung jawab dalam bekerja. 4. Melatih mahasiswa untuk dapat langsung mempraktekkan teori yang di dapat selama kuliah sesuai dengan kebutuhan kerja di lapangan. 1.4.2 Tujuan Penulisan Laporan Secara umum, dalam penulisan laporan memiliki tujuan yaitu menyiapkan kemampuan mahasiswa yang meliputi kemampuan pengetahuan, sikap, perilaku, dan pengalaman dalam berkarya pada umumnya dan penulisan ilmiah pada khususnya. Secara khusus, tujuan penulisan laporan yaitu sebagai berikut : 1. Penulisan laporan merupakan salah satu syarat untuk mengikuti sidang akhir guna menyelesaikan program D-III Akuntansi Keuangan pada Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana. 2. Memberikan pandangan bagi mahasiswa tentang dunia kerja yang nyata sehingga mahasiswa mudah menghadapi dengan lingkungan kerja setelah menyelesaikan pendidikannya. 3. Melatih mahasiswa dalam menyusun suatu laporan. 4. Melatih mahasiswa untuk menguraikan pengalamannya yang di dapat dari kegiatan magang dalam bentuk tulisan