KEDUDUKAN ANAK DAN HARTA DALAM PERKAWINAN SIRI DITINJAU DARI UU NOMOR 1 TAHUN 1974

dokumen-dokumen yang mirip
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) (Studi Tentang Perlindungan Hukum Bagi Karyawan)

BAB I PENDAHULUAN. Terlebih-lebih di saat sekarang ini, di mana kondisi perekonomian yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan masalah kepengurusan dan kelanjutan hak-hak serta

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki, ada daya saling menarik satu sama lain untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang tidak ternilai

PELAKSANAAN PERKAWINAN BAGI ORANG YANG BERBEDA AGAMA

SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERCERAIAN KARENA FAKTOR KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDY KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan dialam dunia berkembang biak. Perkawinan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Perkawinan Tahun 1974, melakukan perkawinan adalah untuk menjalankan kehidupannya dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. tangga dan keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami istri memikul

BAB 1 PENDAHULUAN. menyangkut urusan keluarga dan urusan masyarakat. 1. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ke-tuhanan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. istri, tetapi juga menyangkut urusan keluarga dan masyarakat. Perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang

BAB I PENDAHULUAN. istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga ( Rumah Tangga ) yang bahagia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1974, TLN No.3019, Pasal.1.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, suami istri memikul suatu tanggung jawab dan kewajiban.

BAB I. Tuhan telah menciptakan manusia yang terdiri dari dua jenis yang berbedabeda

BAB I PENDAHULUAN. Demikian menurut pasal 1 Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang. manusia dalam kehidupannya di dunia ini. 1

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PROSES JUAL BELI PERUMAHAN SECARA KREDIT

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WARISAN MENURUT HUKUM ADAT UNTUK SUAMI ATAU ISTRI YANG HIDUP TERLAMA

KEKUATAN MENGIKATNYA SURAT PENETAPAN PENGANGKATAN ANAK DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Apabila ada peristiwa meninggalnya seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. Aristoteles, seorang filsuf yunani yang terkemuka pernah berkata bahwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. 1960), hal Sayuti Thalib, Hukum Keluarga Indonesia, Cet. 5, (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 1986), hal. 48.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap keluarga yang hidup di dunia ini selalu mendambakan agar keluarga itu

BAB I PENDAHULUAN. Hidup bersama di dalam bentuknya yang terkecil itu dimulai dengan adanya

TINJAUAN YURIDIS ANAK DILUAR NIKAH DALAM MENDAPATKAN WARISAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

PELAKSANAAN PERKAWINAN DENGAN WALI HAKIM DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Apabila mereka melangsungkan perkawinan maka timbullah hak dan

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk dibicarakan, karena persoalan ini bukan hanya menyangkut tabiat

EKSEKUSI TERHADAP KEPUTUSAN HAKIM YANG MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM TETAP DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Barat, sistem Hukum Adat dan sistem Hukum Islam. 1 Sebagai sistem hukum,

HAK DAN KEDUDUKAN ANAK LUAR KAWIN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI 1 Oleh : Dirga Insanu Lamaluta 2

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan yang ada di negara kita menganut asas monogami. Seorang pria

TINJAUAN HUKUM TENTANG HADLANAH (HAK ASUH ANAK) AKIBAT PERCERAIAN. (Studi Kasus di Pengadilan Agama Surakarta )

TINJAUAN YURIDIS DAMPAK PERKAWINAN BAWAH TANGAN BAGI PEREMPUAN OLEH RIKA LESTARI, SH., M.HUM 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. (hidup berkelompok) yang biasa kita kenal dengan istilah zoon politicon. 1

BAB I PENDAHULUAN. sayang keluarga, tukar pikiran dan tempat untuk memiliki harta kekayaan. 3 apa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. wanita telah sepakat untuk melangsungkan perkawinan, itu berarti mereka

BAB I PENDAHULUAN. hidup rumah tangga setelah masing-masing pasangan siap untuk melakukan

AKIBAT PERKAWINAN DIBAWAH UMUR DALAM KELANGSUNGAN HIDUP. ( Studi Kasus Pengadilan Agama Blora)

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama

BAB I PENDAHULUAN. yaitu saat di lahirkan dan meninggal dunia, dimana peristiwa tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya salah satu kebutuhan manusia adalah perkawinan. Berdasarkan Pasal 28B ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang

BAB I PENDAHULUAN. etnis,suku, agama dan golongan. Sebagai salah satu negara terbesar di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya setiap manusia ingin melangsungkan pernikahan

PERKAWINAN USIA MUDA DAN PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT PERCERAIAN DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN AGAMA SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, perkawinan tidak hanya mengandung unsur hubungan manusia. harus memenuhi syarat maupun rukun perkawinan, bahwa perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena buruh merupakan permasalahan yang menarik dari dahulu.

BAB I. Persada, 1993), hal Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, cet.17, (Jakarta:Raja Grafindo

BAB 1 PENDAHULUAN. meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan. Diantara ciptaan-nya, manusia

BAB I PENDAHULUAN. dasar, antara lain bersifat mengatur dan tidak ada unsur paksaan. Namun untuk

TINJAUAN HUKUM PENYELESAIAN PERKARA PEMBATALAN AKTA HIBAH. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan yang erat sekali dengan agama/kerohanian sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dalam ajarannya, bahwa manusia adalah zoon politicon artinya bahwa manusia

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan yang lainnya untuk dapat hidup bersama, atau secara logis

BAB I PENDAHULUAN. yang ditakdirkan untuk saling berpasangan dan saling membutuhkan 1. Hal

BAB I PENDAHULUAN. perzinaan dengan orang lain diluar perkawinan mereka. Pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. pemeliharaan dan pendidikan menjadi hak dan kewajiban orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan usia muda merupakan perkawinan yang terjadi oleh pihak-pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. menegakkan rumah tangga (keluarga) yang bahagia dan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa hidup bersama dengan orang lain. Naluri untuk hidup bersama

TINJAUAN MENGENAI ASPEK HUKUM PEMBAGIAN HARTA WARISAN MENURUT KUHPERDATA (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Jepara)

BAB I PENDAHULUAN. bersama-sama dengan orang lain serta sering membutuhkan antara yang satu

BAB I PENDAHULUAN. harta warisan, kekayaan, tanah, negara, 2) Perebutan tahta, termasuk di

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARISAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup seluruh umat manusia, sejak zaman dahulu hingga kini. Perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pengadilan. Karena dalam hal ini nilai kebersamaan dan kekeluargaan

BAB I PENDAHULUAN. warga negara merupakan badan yang berdiri sendiri (independen) dan. ini dikarenakan seorang hakim mempunyai peran yang besar dalam

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. agar hubungan laki-laki dan perempuan mampu menyuburkan ketentraman,

ASPEK YURIDIS HARTA BERSAMA DALAM PERKAWINAN POLIGAMI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN NURFIANTI / D

PERKAWINAN ADAT. (Peminangan Di Dusun Waton, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan. Provinsi Jawa Timur) Disusun Oleh :

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bagian hidup yang sakral, karena harus

Nikah Sirri Menurut UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Wahyu Widodo*

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan di alam dunia berkembang biak. Perkawinan merupakan salah. budaya dan lingkungan dimana masyarakat itu berada.

STATUS HUKUM ANAK HASIL PERNIKAHAN SIRRI DAN AKIBAT HUKUMNYA

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dibuktikan dengan adanya peraturan khusus terkait dengan perkawinan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 1 Sedangkan menurut

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagai umatnya. Serta ayat-ayat Al-qur an yang Allah SWT. khaliknya dan mengatur juga hubungan dengan sesamanya.

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini banyak dijumpai pasangan yang lebih memilih untuk melakukan nikah siri

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum. 1 Oleh karena

BAB 1 PENDAHULUAN. kebijakan dan saling menyantuni, keadaan seperti ini lazim disebut sakinah.

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENENTUKAN PUTUSAN TERHADAP PERKARA WARISAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA

BAB I PENDAHULUAN. lain. Dengan demikian setiap orang tidak mungkin hidup sendiri tanpa

BAB I PENDAHULUAN. di atas selanjutnya akan diatur dalam Peraturan Pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. berproduksi. Tapi dalam kenyataannya daya beli masyarakat belum bisa sesuai

Transkripsi:

KEDUDUKAN ANAK DAN HARTA DALAM PERKAWINAN SIRI DITINJAU DARI UU NOMOR 1 TAHUN 1974 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum dalam Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh : AGUNG SURYANTO C.100.040.015 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008 i

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum ada di dalam masyarakat untuk mengatur tata kehidupan masyarakat. Ada 3 hukum yang dipergunakan untuk mengaturnya, ketiga hukum tersebut adalah Hukum Perdata, Hukum Islam dan Hukum Adat. Hukum Perdata diperuntukkan bagi orang-orang Tionghoa dan Eropa yang sudah menjadi warga negara Indonesia. Hukum Islam diperuntukan bagi orang-orang Indonesia asli yang beragama Islam. Hukum adat diperuntukkan bagi orang Indonesia asli untuk semua lapisan agama yang memiliki tiga macam sifat kekeluargaan, yaitu sifat kebapakan, sifat keibuan dan sifat kebapak-ibuan 1. Hukum Perdata dipergunakan untuk orang-orang Tionghoa dan Eropa secara umum. Hukum Islam adalah hukum yang dipergunakan bagi orangorang yang beragama Islam. Sedangkan hukum adat adalah hukum yang dipergunakan bagi masyarakat atau daerah tertentu yang dikuatkan dengan yurisprudensi dari Mahkamah Agung. 2 Masyarakat Indonesia dikenal dengan masyarakat yang pluralistik atau majemuk, dilihat dari segi etnik, agama, adat istiadat maupun golongan. Karakteristik seperti ini mengakibatkan terjadinya interaksi sosial budaya yang pada gilirannya memunculkan fenomena perkawinan silang antar agama 1 Sajuti Thalib, Lima Serangkai Tentang Hukum, Bina Aksara, Jakarta, 1992, hal.11 2 R. Wirjono Prodjodikoro, Hukum Warisan di Indonesia, Sumur, Bandung, 1989, hal. 4. 1

2 dan budaya, serta etnis maupun golongan yang berbeda. Masalah perkawinan merupakan masalah yang komplek, hal ini tidak hanya terjadi antar agama yang berbeda, tetapi juga pada agama yang sama kalau dikaitkan pada hukum yang berlaku baik hukum agama maupun hukum formal di negara kita. Permasalahan perkawinan ada dua, yaitu pertama masalah perkawinan beda agama, dan yang kedua adalah perkawinan yang terjadi siri atau sering disebut kawin siri atau nikah siri. Ramulyo (1999) menjelaskan bahwa nikah siri adalah suatu pernikahan yang dilakukan oleh orang-orang Islam Indonesia dengan memenuhi rukun nikah dan syaratnya, tetapi tidak di daftarkan oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan. 3 Hakikat perkawinan adalah merupakan hubungan hukum antara subjeksubjek yang mengikatkan diri dalam perkawinan (dalam hal ini yang dimaksud ialah antar seorang pria dengan seorang wanita). Perkawinan menurut Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 dianggap sebagai suatu perjanjian (persetujuan) asalkan kata perjanjian diambil dalam arti yang luas. Sebab untuk melangsungkan perkawinan diperlukan adanya kehendak yang bersesuaian antara seorang pria dengan seorang wanita serta keterangan tentang adanya kehendak tersebut. 4 Dari definisi tersebut jelaslah bahwa dalam perkawinan terjadi ikatan lahir dan batin antara dua orang (pria dan wanita), sehingga sejak saat 3 M. Idris Ramulyo, Suatu Perbandingan antara Ajaran Sjafi I Hazairin dan Wasiat Wajib di Mesir Tentang Pembagian Harta Warisan untuk Cucu Menurut Islam. Majalah Hukum dan Pembangunan. Nomor 2 Tahun XII (Maret). 2000. 4 Wantjik Saleh. Hukum Perkawinan Indonesia. Ghalia Indonesia. Jakarta. 1992. hal. 80.

3 perkawinan tersebut identitas pasangan tersebut tidak lagi sebagai individu, tetapi sebagai bagian dari satu unit yang disebut keluarga. Dari pengertian tersebut nikah siri mempunyai kekurangan apabila dilihat dari segi hukum. Sehingga pernikahan tersebut menimbulkan masalah bagi perempuan yang menjalaninya. Berbagai masalah yang timbul akibat nikah siri antara lain, suami dengan mudah melakukan poligami, tidak memberi nafkah bulanan pada istri, laki-laki dapat mudah menyangkal dari anak yang telah dilahirkan dengan perempuan yang dinikah secara siri, jika terjadi perceraian penyelesaian harta bersama menjadi tidak jelas. Data dari hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh harian Jawa Pos, menunjukkan 90,9 persen dari 430 responden menyatakan bahwa perempuan dan anak berada pada posisi yang lemah dan tidak berdaya untuk menuntut haknya. Sebanyak 2,87 persen responden lainya mengemukakan perempuan dan anak dirugikan karena statusnya tidak jelas dan anak yang dilahirkan sulit mendapatkan pengakuan dari ayahnya, karena tidak ada bukti hitam diatas putih dari pernikahan tersebut. Sisanya, 25,3 persen responden menganggap bahwa anak dari orang tua yang melakukan nikah siri rawan untuk ditinggal begitu saja atau di telantarkan dan perempuan kesulitan untuk menuntut hakhaknya 5. Dari segi hukum negara telah jelas tentang pembagian hak waris dan hak asuh anak. Tanpa adanya surat atau bukti yang sah dalam pernikahan, maka jika terjadi perceraian akan sulit untuk membuktikan hubungan darah 5 Edi J. Jawa Pos, 22 September 2000, hal. 26.

4 atau keturunan, masalah harta antara suami dan istri, hak waris antara harta anak dan orang tua serta menimbulkan beban psikologis dan sosial. Dengan uraian tersebut di atas mendorong penulis untuk menyusun skripsi dengan judul: KEDUDUKAN ANAK DAN HARTA DALAM PERKAWINAN SIRI DITINJAU DARI UU NOMOR 1 TAHUN 1974 B. Perumusan masalah Seperti telah diuraikan dalam latar belakang masalah, maka dapat disusun identifikasi perumusan sebagai berikut : 1. Apakah perkawinan siri dinyatakan sah menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan? 2. Apakah kedudukan anak siri dianggap sah menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan? 3. Bagaimanakah hak anak dalam harta pada perkawinan siri ditinjau dari Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan? 4. Permasalahan-permasalahan apa yang ditemui dan bagaimana cara menyelesaikan masalah pembagian harta kepada anak dalam perkawinan siri dengan anak dari perkawinan menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974? C. Tujuan penelitian Suatu penelitian supaya terdapat sasaran yang jelas dan sesuai dengan apa yang dikehendaki, maka perlu ditetapkan tujuan penelitian. Adapun tujuan dalam penelitian ini, yaitu:

5 1. Untuk mengetahui sah tidaknya perkawinan siri menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan? 2. Untuk mengetahui sah tidaknya kedudukan anak siri menurut Undangundang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan 3. Untuk mengetahui hak anak dalam harta pada perkawinan siri ditinjau dari Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan 4. Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang ditemui dan cara menyelesaikan masalah pembagian harta kepada anak dalam perkawinan siri dengan anak dari perkawinan menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian adalah: 1. Bagi anak dan orang tua dari perkawinan siri Penelitian ini diharapkan memberikan pemahaman dan pemikiran tentang kedudukan anak dan harta dalam perkawinan siri ditinjau dari Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. 2. Bagi masyarakat Memberi sumbangan pengetahuan kepada masyarakat tentang kedudukan anak dan harta dalam perkawinan siri ditinjau dari Undangundang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

6 3. Bagi ilmu pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya bagi hukum perdata dan hukum Islam. E. Metode penelitian Metode adalah cara yang berfungsi untuk mencapai tujuan. Metode merupakan suatu cara tertentu yang di dalamnya mengandung suatu teknik yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 6 Penelitian adalah penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu; penelitian tidak lain dari suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut. 7 Berdasarkan pendapat tersebut di atas mengenai metode dan penelitian, dapat diambil kesimpulannya bahwa metode penelitian adalah suatu cara yang mengandung teknik, yang berfungsi sebagai alat dalam suatu penyelidikan dengan hati-hati untuk mendapatkan fakta sehingga diperoleh pemecahan masalah yang tepat terhadap masalah yang telah ditentukan. Untuk itu dalam suatu penelitian, peneliti harus membuat atau menentukan metode secara tepat untuk mendapatkan hasil yang baik. Suatu metode penelitian di harapkan mampu untuk menemukan, merumuskan, menganalisis, mampu memecahkan masalah-masalah dalam 6 Arief Furchan, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif, Usaha Nasional, Surabaya, 1997, hal. 11. 7 Ibid

7 suatu penelitian dan agar data-data di peroleh lengkap, relevan, akurat, dan reliable, diperlukan metode yang tepat yang dapat di andalkan (dependable). Maka penulis gunakan metode penelitian: 1. Metode pendekatan. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian menggunakan pendekatan normatif. Pendekatan normatif adalah Dalam menganalisis data didasarkan pada asas-asas hukum dan perbandinganperbandingan hukum yang ada dalam masyarakat. 8 Aspek-aspek hukum, baik Undang-undang sebagai hukum yang tertulis maupun hukum yang ada dalam masyarakat yaitu nilai-nilai atau norma yang ada dalam masyarakat, dalam kelayakan, kepatutan, itikat yang ada dalam masyarakat sehingga dapat diketahui legalitas atau kedudukan hukum 2. Jenis penelitian Dalam penelitian ini penulis mengunakan jenis penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. 9 Dengan menggunakan jenis penelitian ini, penulis ingin memberi gambaran seteliti mungkin secara sistematis dan menyeluruh tentang. 8 Soerdjono Soekanto, 2001, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 6. 9 Ibid.

8 3. Lokasi Penelitian Untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas, maka penulis memilih kota Surakarta, dengan alasan di kota Surakarta pernah terjadi pernikahan siri dan dari pernikahan siri lahir anak yang perlu memperoleh kedudukan dan harta dari orang tuanya. 4. Sumber Data Dalam penelitian ini diperlukan jenis sumber data yang berasal dari literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian, sebab penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan normatif yang bersumber pada data sekunder. Data yang dipergunakan dalam penulisan ini adalah sekunder yang terdiri dari: a. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang mempunyai kekuatan mengikat yang terdiri dari peraturan perundang-undangan, bahan hukum yang tidak dikodifikasi, yurisprudensi. Data dari pemerintah yang berupa dokumen-dokumen tertulis yang bersumber pada Perundang-undangan, di antaranya: 1) KUH Perdata 2) HIR 3) UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan 4) Yurisprudensi

9 b. Bahan hukum sekunder, bahan hukum yang tidak mempunyai kekuatan dan hanya berfungsi sebagai penjelas dari hukum primer, yaitu hasil karya ilmiah para sarjana. c. Bahan hukum tersier, bahan yang memberikan informasi tentang bahan hukum primer dan sekunder. 5. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi Kepustakaan. Studi kepustakaan yakni studi tentang sumbersumber yang digunakan dalam penelitian sejenis dokumen yang digunakan untuk mencari data-data mengenai hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, majalah, dan hal-hal lain yang menunjang penelitian. 10 (Arikunto, 1998: 188). Data yang didapat berupa tulisan, selanjutnya disimak, dicatat, kemudian dijadikan landasan teori dan acuan dalam hubungannya dengan obyek yang akan diteliti, yaitu tentang kedudukan anak dan harta dalam perkawinan siri ditinjau dari Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. 6. Analisa Data Tehnik analisis data dalam suatu penelitian penting agar data yang telah terkumpul dapat dianalisis sehingga dapat menghasilkan jawaban guna memecahkan masalah yang diteliti. 10 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rhineka Cipta, 1998, Hal. 19.

10 Data yang diperoleh setelah melewati mekanisme pengolahan data, kemudian ditentukan jenis analisisnya agar nantinya data yang terkumpul dapat dipertanggung jawabkan. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis berdasarkan peraturan literatur, yang ada hubungannya dengan 7. Prosedur penelitian Prosedur penelitian ini, sebagai berikut : a. Mendefinisikan secara jelas dan spesifik tujuan yang hendak dicapai. b. Perlu menemukan fakta-fakta dan sifat-sifat dari variabel penelitian. c. Membuat rancangan tentang: pendekatan, cara mengumpulkan data, cara menentukan sampel, alat yang digunakan dan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data. d. Proses pengumpulan data. e. Menganalisis data f. Menyusun laporan. F. Sistematika Skripsi Untuk lebih mengetahui dan mempermudah dalam memperoleh gambaran dalam hasil skripsi ini, maka secara umum penulis mengemukakan urutan (sistematika) skripsi seperti di bawah ini: BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan masalah C. Tujuan Penelitian

11 D. Manfaat Penelitian E. Metode Penelitian F. Sistematika skripsi BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Anak dalam Perkawinan Siri 1. Pengertian Perkawinan Siri 2. Anak Hasil Perkawinan Siri Menurut yurisprudensi 3. Kedudukan Anak dan Harta dalam Perkawinan Siri Menurut yurisprudensi. B. Tinjauan Kedudukan Anak dan Harta Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1974 1. Pengertian Perkawinan Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1974 2. Syarat-syarat Perkawinan Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1974 3. Pengertian Anak 4. Kedudukan Anak dan Harta Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1974 BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian 1. Sah tidaknya perkawinan siri menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

12 2. Sah tidaknya kedudukan anak siri menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. 3. Hak anak dalam harta pada perkawinan siri ditinjau dari Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan 4. Masalah-masalah yang ditemui dan cara menyelesaikan masalah pembagian harta kepada anak dalam perkawinan siri dengan anak dari perkawinan menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974. B. Pembahasan 1. Sah tidaknya perkawinan siri menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. 2. Sah tidaknya kedudukan anak siri menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. 3. Hak anak dalam harta pada perkawinan siri ditinjau dari Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan 4. Masalah-masalah yang ditemui dan cara menyelesaikan masalah pembagian harta kepada anak dalam perkawinan siri dengan anak dari perkawinan menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974. BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan. B. Saran-saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN